Oleh Kelompok 6:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-
Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas terstruktur berkelompok yang berjudul “Options
dan Futures Contracts” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu Prof. Dr.
Ni Luh Putu Wiagustini, S.E, M.Si. yang telah memberikan banyak bimbingan. Rasa terima kasih
juga hendak kami ucapkan kepada rekan kelompok satu yang telah memberikan kontribusinya
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tugas terstruktur berkelompok mata kuliah
ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan
tugas terstruktur berkelompok mata kuliah ini, tetapi kami menyadari bahwa di dalam tugas
terstruktur berkelompok yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunnya tugas terstruktur berkelompok lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap
agar tugas terstruktur berkelompok ini bisa memberikan banyak manfaat.
(Kelompok 6)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia investasi tidak saja ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah
uang yang diinvestasikan ataupun oleh semakin banyaknya jumlah investor yang berinvestasi,
tetapi juga ditunjukkan oleh semakin banyaknya alternatif-alternatif instrumen investasi yang bisa
dijadikan pilihan investor dalam berinvestasi. Selain berinvestasi dengan cara memiliki secara
langsung sekuritas yang diperdagangkan di pasar, investor juga dapat berinvestasi dengan cara
membeli derivasi/turunan dari sekuritas tersebut. Sekuritas yang secara keseluruhan maupun
sebagian nilainya merupakan turunan dari sekuritas lain, disebut dengan sekuritas derivatif. Salah
satu jenis sekuritas derivatif yang telah banyak dikenal dan diperdagangkan oleh masyarakat
adalah opsi.
Bentuk sekuritas derivatif lain selain opsi yang cukup dikenal investor adalah futures (atau
dalam istilah Indonesia lebih dikenal sebagai “kontrak berjangka”). Perbedaan mendasar antara
karakteristik kontrak futures dengan karakteristik yang dimiliki opsi adalah bahwa dalam kontrak
futures, pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kontrak
tersebut, apa pun kenyataan yang terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan).
Sedangkan dalam opsi, seperti telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, pembeli opsi hanya
mempunyai hak (bukan kewajiban) untuk melaksanakan kontrak opsi tersebut di kemudian hari.
Jika pada saat jatuh tempo, harapan investor yang membeli opsi tidak dapat terwujud (merugikan),
maka investor berhak untuk tidak melakukan transaksi beli atau jual seperti yang telah disepakati
dalam kontrak opsi, dan hanya menanggung kerugian sebesar harga premi opsi yang telah
dibayarkan pada awal kontrak opsi. Dengan demikian, karakteristik keuntungan dan kerugian
dalam kontrak futures akan berbeda dengan karaktersitik keuntungan dan kerugian dalam opsi.
Dalam kontrak futures, pembeli akan memperoleh keuntungan yang sama besar dengan jumlah
peningkatan harga futures, dan sebaliknya akan memperoleh kerugian yang sama besar pula
dengan adanya penurunan harga futures. Sedangkan dari sudut pandang penjual futures, hubungan
keuntungan (kerugian) dengan kenaikan (penurunan) harga futures, merupakan kebalikan dari
hubungan yang terjadi dalam sudut pandang pembeli futures, di mana keuntungan (kerugian) yang
diperoleh penjual futures akan sama besar dengan penurunan (kenaikan) harga futures.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian opsi?
2. Bagaimana mekanisme perdagangan opsi?
3. Bagaimana karakteristik keuntungan dan kerugian opsi?
4. Bagaimana strategi perdagangan opsi?
5. Bagaimana penilaian opsi?
6. Bagaimana perbedaan opsi dengan kontrak berjangka(futures)?
7. Bagaimana pengertian futures?
3
8. Bagaimana sejarah dan prinsip dalam futures?
9. Bagaimana bursa kontrak futures?
10. Apa manfaat kontrak futures?
11. Bagaimana aliran kas dalam futures?
12. Bagaimana penilaian futures?
13. Bagaimana kontrak berjangka Indeks?
1.3.TUJUAN
1. Memahami pengertian opsi?
2. Memahami mekanisme perdagangan opsi?
3. Memahami karakteristik keuntungan dan kerugian opsi?
4. Memahami strategi perdagangan opsi?
5. Mengetahui penilaian opsi?
6. Memahami perbedaan opsi dengan kontrak berjangka(futures)?
7. Memahami pengertian futures?
8. Mengetahui sejarah dan prinsip dalam futures?
9. Memahami bursa kontrak futures?
10. Mengetahui manfaat kontrak futures?
11. Memahami aliran kas dalam futures?
12. Memahami penilaian futures?
13. Memahami kontrak berjangka Indeks?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
c. Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi.
2. Mekanisme Perdagangan Opsi
Seperti halnya sekuritas lainnya, sekuritas opsi diperdagangkan pada bursa efek ataupun
pada bursa parallel (over-the-counter market). Pada perdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring
opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang
mewakili pembeli dengan pihak yang menjual opsi. Lembaga kliring opsi tersebut bertugas untuk
memastikan bahwa masingmasing pihak memenuhi kewajibannya.
Dalam mekanisme perdagangan opsi, pihak penjual call option melalui broker yang
ditunjuk menyerahkan sejumlah saham yang dijadikan patokan kepada OCC, dan pembeli opsi
yang akan melaksanakan call option membeli saham tersebut dari OCC, sehingga transaks
ipelaksanaan opsi dilakukan dengan menggunakan perantara OCC, di mana OCC menjadi pembeli
untuk semua penjual dan sekaligus menjadi penjual untuk setiap pembeli. Oleh karena itu OCC
dapat menjamin bahwa semua hak dapat terpenuhi sesuai dengan harga yang ditetapkan dalam
kontrak opsi.
Selanjutnya, investor yang akan melaksanakan opsi akan menghubungi broker mereka, dan
broker tersebut akan menghubungi OCC untuk melaksanakan opsi tersebut. Kemudian OC secara
random akan memilih broker yang menjual opsi tersebut dan menunjuk mereka untuk
melaksanakan kewajibannya. Dalam proses tersebut, penjual opsi tidak boleh melaksanakan
transaksi yang sebaliknya untuk menghindari kewajiban, sehingga penjual call option yang
menerima penugasan dari OCC harus menjual saham yang sudah disepakati, dan untuk penjual
put option harus membeli saham tersebut.
6
berdagang KOS dapat menghubungi anggota bursa dan mengikuti prosedur perdagangan yang
berlaku.
Untuk bertransaksi KOS, investor seharusnya memahami minimal beberapa istilah dasar
opsi. Exercise (strike) price adalah harga vang pemegang opsi akan membayar untuk membeli
(dalam kasus call option) atau akan menerima dari menjual (dalam kasus put option) per lembar
saham induk jika opsi dilaksanakan atau saham induk ditebus. Strike price ini telah disepakati
ketika terjadi perdagangan antara pembeli dan penjual kontrak opsi.
Agar mekanisme perdagangan KOS dapat terlaksana secara teratur dan efisicn, BEI
menetapkan tujuh strike price untuk masing-masing call option dan put option pada setiap saham
induk. Harga penutupan saham induk pada hari sebelumnya digunakan sebagai dasar penentuan
strike price dalam perdagangan KOS adalah sebagai berikut.
• Untuk harga penutupan kurang dari Rp1.000, perubahan strike price adalah dalam
kelipatan Rp50.
• Untuk harga penurupan Rp1.001 sampai dengan Rp5.000, perubahan strike price adalah
dalam kelipatan Rp100.
• Untuk harga penutupan Rp5.001 sampai dengan Rp10.000, perubahan strike price adalah
dalam kelipatan Rp200.
• Untuk harga penutupan lebih dari Rp10.000, perubahan strike price adalah dalam kelipatan
Rp500.
Sebagai contoh, dengan harga penutupan saham ASII adalah Rp5.100, strike price
ditentukan sebagai berikut: strike price 1 (Rp5.700), 2 (Rp5.500), 3 (Rp5.300), 4 (Rp5.100), 5
(Rp4.900),6 (Rp4.700), dan 7 (Rp4.500).
Expiration date adalah tanggal terakhir opsi dapat dilaksanakan. Setelah waktu jatuh tempo
lewat, opsi tidak dapat dilaksanakan. Seluruh put option dan call option di BEl dirancang dengan
bulan masa berlaku. Masa berlaku opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah I bulan, 2 bulan,
atau 3 bulan. Jatuh tempo atau hari berakhirnya setiap seri KOS pada setiap bulan adalah hari bursa
terakhir pada bulan bersangkutan.
Option premium adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi baik
call option maupun put option. Premium opsi diretapkan atas dasar per saham. Sedangkan
besarnya kontrak opsi saham di BEl adalah 10.000 lembar saham per kontrak opsi. Dengan
demikian, misalnya premium Rp150 menyatakan Rp l50 x 10.000 = Rp1.500.000 untuk membeli
1 kontrak opsi. Premium ini dihasilkan dari proses tawar menawar antara pembeli dan penjual opsi
dalam mesin perdagangan KOS yang diberi nama JOTS (Jakarta Option Trading System).
Baik pembeli opsi (taker) maupun penjual opsi (writer) adalah para investor. Call option
dan put option diciptakan oleh investor yang menjual (write) suatu KOS. Seperti jenis sekuritas
lainnya di bursa efek, call option dan put option diperjualbelikan di BEI dengan mempertemukan
order beli dan order jual antar para investor.
Pembeli (taker) dan penjual (writer) opsi saham mempunyai harapan yang berlawanan
mengenai kinerja saham induk dan karenanya juga saham kinerja opsi. Untuk put option, pembeli
memperkirakan harga saham akan turun, sebaliknya penjual memperkirakan harga saham akan
7
naik. Sedangkan untuk call option, pembeli memperkirakan harga saham akan naik, sebaliknya
penjual memperkirakan harga saham akan turun.
Sebagai contoh, Bapak Nanda merasa optimis bahwa Bank Central Asia (BCA)
mempunyai prospek bagus dalam waktu dekat ini. Dengan keyakinan harga saham BCA akan naik,
Bapak Nanda memerintahkan brokernya untuk membeli satu kontrak call option bulan Oktober
pada BCA dengan strike price Rp2.500 (kode di BEI adalah JBBCA2500) Anggap premium opsi
ini setelah proses tawar-menawar di bursa adalah Rp225. Maka Bapak Nanda wajib menyediakan
dana pembelian sebanyak Rp225 x 10.000 saham per kontrak = Rp2.250.000, ditambah komisi
broker
Untuk kasus ini, ada tiga aksi lanjutan yang mungkin dilakukan Bapak Nanda, sebagai
berikut.
1. Opsi berakhir begitu saja tidak bernilai
Harga saham BCA selanjutnya bisa berfluktuasi naik dan turun, dalam contoh ini misalkan
Rp2.200 pada expiration date yang jatuh pada hari terakhir bulan Oktober. Call option memberi
hak pada Bapak Nanda sebagai pemegangnya untuk membeli saham BCA pada harga Rp2.500.
Karena Bapak Nanda dapat membeli BCA di pasar saham pada harga Rp2.200, maka dia tentunya
tidak akan melaksanakan hak belinya. Oleh karena itu opsi berakhir begitu saja tanpa nilai.
2. Opsi mungkin dilaksanakan
Jika harga saham BCA naik, Bapak Nanda dapat melakukan exercise (melaksanakan hak
belinya) dengan membayar uang tebusan sebanyak Rp2.500 X 10.000 saham = Rp25.000.000 dan
menerima 10.000 saham BCA. Penyelesaian seperti ini merupakan penyelesaian secara fisik
(physical delivery) Sebagai contoh lanjutan, anggap harga BCA naik menjadi Rp2.800 sebelum
jatuh tempo. Bapak Nanda melaksanakan hak beli 10.000 saham BCA pada harga Rp2.500 dan
dapat segera menjualnya pada harga Rp2.800. Bapak Nanda akan memperoleh keuntungan sebesar
(Rp2.800 x 10.000 saham) – [(Rp2.500 x 10.000 saham) + Rp2.250.000 pembelian opsi)] =
Rp750.000 di luar komisi broker.
Akan tetapi BEI telah menetapkan untuk tidak menggunakan penyelesauan secara fisik
ketika pemegang call option (maupun put option melaksanakan haknya). Penyelesaian dilakukan
secara tunai dan Bapak Nanda sebagai pemegang call option akan memperoleh premium exercise
call per saham secara tunai sebesar: Premium exercise call = WMA - Strike price
WMA (weighted moving average) untuk harga saham induk adalah harga rata-rata dibobot
volume lembar yang ditransaksikan selama periode 30 menit. Di BEI, WMA ini akan muncul
setiap 15 menit setiap hari.
Sebagai contoh, anggap WMA atas saham BCA ini adalah Rp2.750. Ketika Bapak Nanda
melaksanakan haknya, dia akan memperoleh premium exercise call sebesar Rp2.750 - Rp2.500 =
Rp250 dikalikan 10.000 lembar saham = Rp2.500.000. Dengan demikian, infromasi WMA adalah
penting dalam perdagangan KOS. Investor yang telah berada dalam posisi dapat secepatnya
menghubungi anggota bursa KOS untuk melaksanakan haknya.
3. Opsi dapat dijual di pasar sekunder
8
Jika harga saham BCA naik, nilai (harga) call option juga akan naik. Bapak Nanda dapat
menjual call option yang dimilikinya kepada investor lain di pasar sekunder.
9
Gambar 17.1. dan Tabel 17.1. memperlihatkan perbedaan karakteristik tersebut.
Pada Gambar 17.1. dan Tabel 17.1. di atas tampak perbandingan keuntungan (kerugian)
investor yang membeli call option atas saham XYZ (underlying aset) dan investor yang membeli
saham XYZ. Besarnya keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh kedua investor tersebut
tergantung pada harga saham XYZ pada saat expiration date. Tabel dan gambar di atas
memperlihatkan bahwa investor yang membeli saham XYZ akan memperoleh keuntungan Rp1
untuk setiap kenaikan harga saham XYZ sebesar Rp1. Demikian pula halnya dengan kerugian
yang akan dialami oleh investor tersebut, setiap penuruanan harga saham sebesar Rp1 maka
investor juga akan mengalami kerugian sebesar Rp1. Dengan demikian, keuntungan (kerugian)
untuk investor yang membeli saham XYZ bersifat tidak terbatas, sesuai dengan harga saham XYZ
yang terbentuk di pasar. Karakteristik kerugian ini lain dengan posisi investor yang membeli call
option, yang hanya akan menderita kerugian maksimum tetap sebesar Rp50.
Dari perbandingan profil keuntungan (kerugian) antara pembeli call option dengan saham
XYZ seperti diatas, kemudian timbul satu pertanyaan, yaitu alternatif manakah yang lebih baik,
membeli call option ataukah membeli saham? Jawaban pertanyaan tersebut sangat tergantung dari
apa yang menjadi tujuan investasi investor. Jika tujuan investor adalah untuk memperoleh
keuntungan capital gain atas selisih harga dimasa depan, tanpa harus memiliki saham
bersangkutan, call option mungkin bisa menjadi pilihan yang cukup baik bagi investor.
Sedangkan, jika misalnya tujuan investor adalah untuk memperoleh capital gain dan sekaligus
dividen, memiliki saham secara langsung merupakan pilihan yang tepat.
Penjual call option. Profil keuntungan (kerugian) penjual call option adalah kebalikan dari
profil keuntungan (kerugian) pembeli call option. Oleh karena itu profil keuntungan penjual call
option pada saat expiration date besarnya akan sama dengan kerugian yang diderita oleh pembeli
call option. Profil keuntungan (kerugian) dari penjual call option ini dapat dilihat pada Gambar
17.2. berikut ini.
10
Pada Gambar 17.2. tampak keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual call option
adalah sebesar premi opsi, yaitu Rp50. Sedangkan kerugian maksimum yang bisa dialami penjual
call option tidak terbatas karena ditentukan oleh harga tertinggi yang bisa dicapai saham XYZ
sampai dengan expiration date. Apabila keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli dan
penjual call option dijumlahkan maka hasilnya akan nol, karena kerugian yang dialami penjual
call option merupakan keuntungan bagi pembeli. Oleh karena itu perdagangan opsi sering pula
disebut sebagai zero-sum game.
Pembeli put option. Untuk mengilustrasikan profil keuntungan (kerugian) dari pembeli
put option akan digunakan contoh sebuah put option terhadap saham XYZ dengan maturitas 1
bulan dan strike price ditetapkan sebesar Rp1.000. Put option tersebut dijual dengan harga Rp50
dan harga saham XYZ pada saat ini adalah Rp1.000. Keuntungan (kerugian) untuk pembeli put
option pada saat expiration date akan dipengaruhi oleh harga saham XYZ di pasar. Pembeli put
option akan mendapatkan keuntungan jika harga saham XYZ di pasar mengalami penurunan.
Untuk dapat lebih melihat profil risiko dan return pembeli put option maka dilakukan
perbandingan keuntungan (kerugian) antara pembeli put option dengan investor yang melakukan
short selling terhadap saham XYZ. Sama seperti pembeli put option, investor yang melakukan
short selling juga akan memperoleh keuntungan ketika harga saham mengalami penurunan, seperti
terlihat pada Gambar 17.3. dan Tabel 17.2. Dari gambar dan table tersebut, terlihat bahwa secara
teoritis, keuntungan maksimum yang bisa diperoleh pembeli put option bila harga saham turun
sampai dengan angka nol, sedangkan kerugian maksimalnya adalah sebesar premi put option.
Untuk investor yang melakuakn short selling akan mengalami keuntungan (kerugian) yang sama
besarnya dengan penurunan (kenaikan) harga saham yang terjadi.
11
Penjual put option. Keuntungan dan kerugian penjual put option, seperti halnya penjual
call option, juga merupakan sisi kebalikan dari keuntungan dan kerugian pembeli put option.
Keuntungan maksimum yang bisa diperoleh penjual put option adalah harga premi opsi,
sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada saat harga saham turun mencapai angka nol.
Kerugian maksimum penjual put option adalah sebesar strike price dikurangi dengan harga premi
opsi. Gambar 17.4. berikut ini menunjukkan keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh penjual
maupun pembeli put option.
Dari penjelasan tentang keempat posisi dasar dalam perdagangan opsi diatas, kita bisa
menyimpulkan bahwa pembeli call option atau penjualan put option akan memberikan keuntungan
bagi investor jika saham yang dijadikan patokan mengalami kenaikan. Pembelian call option akan
12
memberikan keuntungan potensial yang sifatnya tidak terbatas, tetapi dengan kerugian maksimum
hanya sebesar premi opsi. Sedangkan penjualan put option akan memberikan keuntungan terbatas
sebesar premi opsi dengan kerugian maksimum ketika harga saham turun menjadi nol.
Sebaliknya pembelian put dan penjualan call option akan memberikan keuntugan bagi
investor bila harga saham yang dijadikan patokan mengalami penurunan. Pembelian put option
akan memberikan keuntungan maksimum ketika harga saham turun menjadi nol dan kerugian yang
mungkin dialami terbatas sampai dengan premi opsi. Sedangkan penjualan call akan memberikan
keuntungan maksimum sebesar premi opsi tetapi kerugian yang mungkin dialami tidak terbatas
tergantung dari kenaikan harga saham yang terjadi di pasar.
Pengaruh Nilai Waktu Uang dan Dividen
Penjelasan karakteristik keuntungan dan kerugian opsi dari sudut pandang investor, belum
memperhitungkan adanya konsep nilai waktu uang. Bagaimanakah posisi keuntungan investor
maupun penjual opsi jika kita masukkan pengaruh nilai waktu uang? Seperti kita ketahui, pembeli
opsi harus membayar kepada penjual opsi sebesar harga premi opsi pada saat opsi tersebut dibeli.
Dalam situasi seperti ini dikatakan terjadi biaya kesempatan, karena pembeli opsi kehilangan
kesempatan untuk memperoleh pendapatan lainnya, seandainya uang untuk membayar premi opsi
tersebut diinvestasikan pada jenis investasi lainnya. Di sisi lainnya, pihak penjual opsi juga
sebenarnya menanggung biaya kesempatan, karena mempunyai kesempatan untuk memperoleh
pendapatan yang berasal dari penjualan opsi tersebut oleh investor lainnya. Oleh karena itu, jika
faktor time value of money diperhitungkan, keempat profil keuntungan (kerugian) diatas bisa
berubah. Harga saham yang merupakan titik impas untuk pembeli dan penjual opsi tidak akan
sama dengan yang terlihat pada gambar-gambar diatas. Demikian pula halnya dengan titik impas
bagi pembeli yang akan menjadi lebih tinggi dari penjual opsi.
Dari tabel tersebut di atas, terlihat adanya empat skenario kondisi pasar yang mungkin
diperkiraan oleh investor. Setiap skenario kondisi pasar tersebut bias dimanfaatkan untuk
memperoleh keuntungan dengan menerapkan strategi tertentu. Strategi membeli call option
13
menunjukkan bahwa investor mempunyai perkiraan bahwa kondisi pasar akan sangat baik, karena
dengan melakukan strategi membeli call option, investor akan mendapatkan keuntungan maksimal
jika harga saham mengalami kenaikan dan pada saat yang sama kerugian maksimal yang bias
diderita hanya sebesar premi opsi.
Sedangkan strategi membeli pull option merupakan strategi yang berusaha untuk
memperoleh keuntungan maksimal dari penurunan harga saham di masa yang akan datang, dan
membatasi kerugian jika ternyata harga saham di masa datang mengalami kenaikkan (tidak sesuai
dengan yang diharapkan). Strategi yang keempat, yaitu strategi menjual put option, dipilih oleh
invetor yang memperkirakan bahwa harga saham akan naik dengan tingkat yang cukup signifikan.
2) Hadge strategy
Hadge strategy berbeda dengan naked strategy karena pada hedge strategy investor selain
mengambil satu posisi dalam perdagangan opsi, ia juga mengambil posisi yang lain dalam
perdagangan saham yang dijadikan patokan dalam opsi tersebut. Tujuan strategi ini adalah untuk
mengurangi kerugian jika terjadi pergerakan harga tidak sesuai dengan yang diharapakan. Ada dua
jenis hedge strategy yang umum dikenal, yaitu (1) covered call writing strategy (2) protective put
buying strategy.
a. Covered call writing strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk melindungi portofolio yang dimiliki terhadap
penurunan harga saham melindungi portofolio yang dimiliki terhadap penurunan harga saham
dengan cara menjual call option terhadap saham yang telah dimiliki dalam portofolio (investor
menjual call option dan memiliki saham yang dijadikan patokan secara fisik). Jika harga
saham mengalami penurunan, maka investor akan mengalami kerugian (pada posisi pemilikan
saham), tetapi ia masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi
kembali pendapatan yang diperoleh dari penjualan call option.
Sebagai contoh: Seorang investor A mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar,
dan harga saham XYZ sekarang adalah Rp 1000. Nilai total yang dimiliki A adalah Rp
100.000. Misalnya, pada saat itu call option untuk 100 lembar saham XYZ pada strike price
sebesar Rp 100 dapat dijual pada harga Rp 5000. Jika kemudian si A memutuskan untuk tetap
memiliki 100 lembar saham XYZ dan menjual satu call option, maka keuntungan (kerugian)
dari strategi tersebut akan dipengaruhi oleh harga saham XYZ pada saat expiration date. Pada
saat expiration date, salah satu dari skenario beriku ini biisa terjadi, sebagai berikut:
a) Jika harga saham XYZ sama dengan strike price (Rp 1000), maka pembeli call option
tidak akan melaksanakan opsinya, maka total nilai portofolio yang dimiliki A adalah Rp
105.000, yatu 100 lembar saham XYZ senilai Rp 100.000 dan uang sebesar Rp 5000 yang
merupakan hasil penjualan opsi.
b) Jika saham kurang XYZ dari Rp 1000 tapi lebih besar dari Rp 950, dan pembeli opsi tidak
melaksanakan opsinya, maka A akan memperoleh keuntungan tapi jumlahnya kurang dari
Rp 5000. Misalnya harga saham XYZ per lembar pada saat expiration date adalah Rp 960,
maka 100 saham XYZ yang dimilik A nilainya turun menjadi Rp 96000. Sedangkan dari
14
penjualan opsi, A akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 5000. Dengan demikian, nilai
potofolio yang dimiliki A adalah Rp 101.000 atau profitnya sebesar Rp 1000
Ilustasi keuntungan (kerugian) yang bias dialami oleh strategi dari penjelaan dan
gambar di atas, tampak adanya dua hal penting. Pertama, covered call writing strategy bisa
digunakan untuk mengurangi risiko terhadap penurunan portofolio yang dimiliki. Pada contoh
tersebut, harga strike price sama dengan harga saham, sehingga resiko terjadinya penurunan
harga dapat dikurangi sebesar harga opsi. Hal yang kedua adalah profil keuntungan (kerugian)
pada strategi ini sama dengan profil keuntungan (kerugian) pada strategi menjual put option.
b. protective put buying strategy
Startegi ini dilakukan oleh investor yang ingin melindungi portofolio yang dimiliki
terhadap risiko penurunan nilai asar dengan cara membeli put option terhadap saham yang ada
dalam portofolio tersebut (investor membeli put option dan memiliki saham yang yang
dijadikan patokan).
Sebagai contoh: Seorang investor Z mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar dan
harga saham XYZ sekarang adalah Rp 1000. Nilai total portofolio yang dimiliki Z adalah Rp
100.000. seandainya pada saat itu put option untuk 100 lembar saham XYZ pada strike price
sebesar Rp 1000 dapat dijual pada harga Rp 5000 pada saat expiration date, maka keuntungan
(kerugian) yang bisa diperoleh Z adalah sebagai berikut
a) Z akan mengalami kerugian jika saham XYZ kurang dari Rp 1.050, tetapi lebih besar dari
Rp 1000. Sebagai contoh harga saham XYZ pada saat expiration date, adalah RP 1.020
maka Z akan mengalami kerugaian sebesar Rp 2000, lebih kecil dari biaya pembelian put
option (Rp 5000)
b) Jika harga saham XYZ di bawah Rp 1000, maka dapat dipastikan investor akan
melaksanakan opsinya, sehinggan tetap memperoleh Rp 100/ lembar untuk 100 lembar
saham atau nilainya tetap Rp100.000. kerugian yang diderita Z adalah sebesar biaya yang
telah dikeluarkan untuk membeli put option tersebut, yaitu sebesar Rp 5000
Dari gambar 17.6 di atas tampak bahwa dengan menggunakan strategi protective put
buying investor dapat memastikan bahwa ia minimal akan menerima uang sebesar Rp950
perlembar saham yang dimilikinya, sehingga strategi tersebut bisa membatasi kerugian yang
bisa dialami nvestor (yaitu sebesar harga opsi)
15
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi protective put buying adalah strike
price yang ditentukan dalam put option. Semakin tinggi strike price, maka semakin tinggi
harga minimum yang bisa didapatkan investor untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Tetapi
hal ini bukan tanpa biaya, karena semakin tinggi strike price akan semakin tinggi pula harga
opsi. Bagi investor institusional yang ingin menerapkan protective put buying tentu
memerlukan dana ya mahal, karena biasanya investor institusional memiliki saham yang
relative beragam. Untuk melindungi protofolionya terhadap penurunan harga, maka investor
intitusioanl dapat mengurangi biaya tersebut dengan cara hanya membeli put option terhadap
saham-saham yang mempunyai korelasi dengan pasar yang sangat kuat saja.
c. Straddle strategy
Straddle strategy dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call option
maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike price yang
sama. Penerapan strategi ini akan melibatkan dua opsi yang memiliki karakteristik yang sama,
tetapi di antara kedua opsi tersebuut, salah satunya adalah call option dan yang lainnya adalah
put option. strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu strategi long straddle atau
strategi short straddle.
a) Strategi Long straddle
Tidak seperti naked strategy (posisi sebagai pembeli opsi) yang memperoleh
keuntungan jika pergerakan harga saham yang dijadikan patokan sesuai dengan yang
diharapkan, strategi long straddle akan memberikan keuntungan jika terjadi pergerakkan
harga saham yang memadai, baik untuk kenaikkan harga maupun penurunan harga.
Sebagai contoh: Seorang investor X mengestimasikan bahwa saham XYZ akan
mengalami perubahan, tetapi X tidak begitu yakin apakah pergerakan harga itu akan naik
atau turun. Investor tersebut dapat menerapkan long strategy dengan cara mebeli call atau
put option terhdapa saham XYZ, dan kedua opsi tersebut mempunyai expiration date dan
strike price yang sama. Misalnya kedua opsi tersebut mempunyai strike price sebesar Rp
1000 dan expiration datenya satu bulan. Kedua opsi tersebut pada dibeli diasumsikan
sedang erada pada posisi at the money (harga saham sekarang sama dengan strike price).
Sedangkan harga call dan put option tersebut adalah Rp 50 dan Rp 25.
Dengan melakukan strategi long straddle, investor X dapat mengatisipasi
pergerakkan saham XYZ baik itu harga naik maupun turun. Jika harga saham XYZ naik,
put opsion yang akan memberikan keuntungan. Sebaliknya jika harga saham XYZ turun,
maka put option yang akan memberikan keuntungan. Tetapi perlu diingat bahwa X yang
akan memberikan keunttungan. Sebaliknya jika harga saham XYZ turun, maka put option
yang akan memberi keuntungan. Tetapi pelu diinget bahwa X harus mengeluarkan biaya
sebesar harga kedua opsi tersebut untuk memperoleh kedua opsi, yaitu sebesar Rp 75 (Rp
50+ Rp25). Oleh karena itu, X akan mengalami titik impas, jika pada saat expiration date
harga saham XYZ menjadi Rp 1.075 atau Rp 925.jika ternyata saham XYZ pada saat
expiration date adalah 1.075 maka X akan melaksanak call option, yaitu membeli saham
XYZ dengan harga Rp 1000 dan kemudian X dapat menjual saham tersebut pada harga
16
pasar (Rp 1.075). Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh akan sama dengan biaya
yang dikeluarkan untuk membeli kedua opsi.
Sebaliknya, jika harga saham XYZ pada saat expiration date ternyata menjadi Rp
925 makan X akan melaksanakan put option yang dimilikinya, yaitu X menjual kepada
penjual opsi saham XYZ pada harga Rp 1000. Keuntungan yang diperoleh X adalah Rp 75
(karena X bisa memperoleh saham XYZ dengan harga Rp 925 dan menjualnya pada harga
Rp 1000) atau sama dengan biaya pembelian kedua opsi tersebut.
17
variasi dari strategi straddle, tetapi investor mempunyai estimasi pergerakkan harga saham
di satu sisi lebih kuat dibandingkan dengan sisi yang lain.
d. Strategi Kombinasi
Strategi kombinasi sama seperti strategi straddle, yaitu mengkombinasikan call dan
put option dengan patokan saham yang sama, tetapi strike price dan atau expiration date
masing-masing opsi tersbut berbeda. Seperti halnya strategi straddle, strategi kombinasi juga
bisa dilakukan dengan cara membeli (long position) atau menjual (short position) kedua jenis
opsi (call dan put) secara bersama-sama.
a) Spread strategy
Pada strategi spread, investor membeli satu seri dalam suatu jenis option dan secara
silmultan menjual seri lain dalam kelas option yang sama. Dengan kata lain strategi sread
merupakan strategi dimana pembelian sebuah kelas opsi dibiayai secara keseluruhan oleh
hasil penjualan opsi. Opsi dikatakan dalam stu kelas jika sekelompok opsi (put atau call)
mempunyai patokan saham yang sama.
Strategi spread dapat digunakan oleh investor dengan berbagai variasi, antara lain
spread horizontal (spread waktu), spread vertical (spread harga), bull spread, dan bearish
spread. Spread horizontal adalah spread dengan menggunakan opsi-opsi yang mempunyai
strike price yang sama tetapi mempunyai expiration date yang berbeda. Spread vertical
adalah spread antar opsi-opsi yang mempunyai expiration date yang sama tetapi
mempunyai strike price yang berbeda. Sedangkan untuk bull spread adalah strategi spread
yang didasarkan pada harapan bahwa pasar akan mengalami kenaikan dan untuk bearish
adalah kebalikannya, yaitu pada saat pasar mengalami penurunan.
18
akan meningkatkan nilai opsi. Untuk itu pembeli opsi mau membayar lebih besar dari nilai intrinsic
dari opsi itu sendiri. Premi waktu itu dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Premi waktu = Harga Opsi – Nilai intrinsik
Sebagai contoh:
Sebuah call option dengan strike price sebesar Rp1000, dijual dengan harga opsi Rp125
pada saat harga saham sebesar Rp 1.100, sehingga premi waktu opsi tersebut adalah:
Premi waktu = Rp125-Rp100 = Rp25
Pada saat sebuah opsi berada dalam posisi at the money maupun out of the money maka
premi waktu opsi tersebut adalah sebesar harga opsi, karena nilai intrinsic dari opsi tersebut adalah
nol. Jika semua factor lain dianggap tetap, maka nilai premi waktu opsi akan semakin besar dengan
semakin meningkatnya lama waktu expiration date karena kesempatan untuk mendapatkan
perubahan harga saham yang menguntungkan semakin besar.
2. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Opsi
a. Harga Saham
Harga opsi akan berubah jika harga saham yang dijadikan patokan juga berubah. Untuk
call option, jika harga saham naik (factor lain dianggap tetap) maka harga opsi akan meningkat
karena nilai intrinsiknya bertambah. Sebaliknya pada put option, jika harga saham naik maka
harga opsi akan turun karena nilai intrinsiknya menurun.
b. Strike price
Strike price sebuah opsi besarnya akan tetap selama umur opsi tersebut. Jika semua
factor lain diasumsikan tetap, maka semakin renda strike price maka akan semakin tinggi call
option. Misalnya jika harga saham adalah Rp1000 maka nilai intrinsic untuk call option dengan
strike price sebesar Rp900 adalah Rp100 dan untuk call option dengan strike price 950, maka
nilai intrinsic opsi tersebut hanya Rp50. Sedangkan untuk put option semakin tinggi strike
price maka akan semakin tinggi harga opsi tersebut.
c. Expiration date
Setelah expiration date maka sebuah opsi tidak mempunyai nilai apa-apa, sehingga jika
semau factor lain tetap, maka semakin lama expiration date sebuah opsi maka akan semakin
tinggi harag opsi tersebut. Hal ini dikarenakan jika waktu expiration sebuah opsi relative
pendek, untuk berspekulasi terhadap kenaikan atau penurunan harga saham.
d. Volatilitas harga saham
Jika semua factor lain dianggap tetap, semakin besar volatilitas harga saham
(ditunjukkan oleh standar dviasi atau varians) yang diharapkan maka harga opsi juga semakin
19
tinggi. Hal ini dikarenakan semakin besar volatilitas maka akan semakin besar probabilitas
bahwa harga saham akan mengalami perubahan yang diinginkan.
e. Tingkat suku bunga bebas risiko jangka pendek
Pembelian opsi ini dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan
spekulasi terhadap pergerakkan harga saham tanpa harus mempunyai saham yang dijadikan
patokan. Di samping itu investasi pda opsi akan relative lebih murah jika dibandingkan dengan
investasi dengan membeli saham itu sendiri. Umumnya jika tingkat suku bunga bebas risiko
meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikkan, sehingga pada tingkat
suku bunga bebas risiko jangka pendek yang tinggi, investor akan semakin tertarik untuk
membeli call option dibandingkan membeli saham dan hal ini menyebabkan harga call option
naik.
f. Kemungkinan mendapatkan dividen
Kemungkinan sebuah saham memberikan dividen akan cenderung menurunkan harga
call option dari saham tersebut, karena investor lebh tertarik untuk membeli saham itu sendiri
daripada opsinya. Sebaliknya pada put option adanya dividen akan cenderung meningkatkan
harga opsi tersebut.
3. Model Black-Scholes
Model Black-Scholes merupakan model penilaian call option yang telah banyak diterima
oleh masyarakat keuangan. Model ini dikembangkan oleh Fisher Balck dan Myron Scholes.
Rumus yang digunakan tidak begitu kompleks bahkan sudah tersedia pada kalkulator dan
computer. Model Black dalam menilai call option yang tidak membayarkan dividen,
menggunakan lima variable, sebagai berikut.
• Harga saham
• Strike price
• Expiration date
• Tingkat bunga
• Volatilitas harga saham
Bagaimana pengaruh kelima variable tersebut terhadap harga opsi telah dijelaskan pada
subbab sebelumnya. Rumus penilaian opsi dengan menggunakan model Black-Scholes ini adalah:
20
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa rumus Black-Scholes hanya memasukkan lima
factor dari enam factor yang dianggap mempengaruhi harga opsi. Factor kemungkinan saham
memberikan dividen tidak dimasukkan dalam rumus karena model Black-Scholes digunakan
untuk opsi yang tidak memberikan dividen. Empat variable dari model Black-Scholes, yaitu strik
price, harga saham, expiration date, dan tingkat bunga bebas risiko dapat dengan mudah diketahui,
sedangkan untuk standar deviasi harga saham harus dilakukan estimasi terlebih dahulu.
Harga opsi yang dihasilkan oleh perhitungan model Black-Scholes adalah harga yang fair
sehingga jika harga suatu opsi berbeda dengan harga tersebut maka akan ada kemungkinan untuk
mendapatkan laba arbritase bebas risiko dengan cara mengambil posisi yang berlawanan terhadap
saham yang dijadikan patokan. Misalnya ada sebuah call option yang diperdagangkan dengan
harga yang lebih tinggi dari harga yang dihasilkan oleh model Black-Scholes maka seorang
arbitrator akan menjual call option tersebut dan kemudian membeli saham. Sebaliknya, jika harga
call option ternyata lebih rendah dari harga yang dihasilkan dari model Black-Scholes maka
investoir dapat membeli call option dan menjual sejumlah saham yang dijadikan patokan.
Meskipun model Black-Scholes ini ditunjukkan untuk penilaian call option, tetapi model
ini dapat juga digunakan untuk menghitung nilai dari put option dengan menggunakan hubungan
keseimbangan antara put-call option. Hubungan antara harga saham, harga call option, dan harga
put option dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: Harga put option- Harga call option =
nilai sekarang dari strike price + nilai sekarang dividenharga saham.
21
3. Karakteristik keuntungan dan kerugian dalam kontrak futures akan berbeda dengan
karakteristik keuntungan dan kerugian dalam opsi.
4. Baik dalam transaksi opsi atau futures keuntungan yang diperoleh oleh pembeli,
merupakan kerugian penjualnya.
22
futures, maka selanjutnya dia harus mengambil posisi menjual futures. Oleh karena itu, jika ingin
melikuidasi posisi, pembeli futures akan menjual kontrak futures yang identik, dan penjual futures
akan membeli futures yang identik pula.
Kontrak futures yang identik adalah kontrak yang mempunyai underlying dan settlement
date yang sama. Misalnya, sesuai dengan kasus di atas, Ani telah membeli suatu kontrak futures
dengan underlying aset XYZ pada tanggal 4 Januari 2001, dan settlement date-nya Maret 2001.
Seandainya Ani ingin keluar dari posisinya maka Ani harus mengambil posisi lain dengan menjual
kontrak futures aset XYZ dengan settlement date Maret 2001 dalam jumlah yang sama. Begitu
halnya dengan penjual jika akan keluar dari posisinya maka ia akan membeli kontrak futures yang
identik dalam jumlah yang sama.
23
Selanjutnya untuk mengatasi masalah tersebut, kontrak forward ini banyak
diperjualbelikan di pasar yang terorganisasir (securities exchange) sebagai bentuk sekriitas
berharga yang dapat diperjualbelikan, yang sudah memuat spesifikasi komoditi yang sudah
terstandarisasi dan terjamin mutunya. Bentuk perdagangan kontrak forward yang sudah memenuhi
standar yang ditetapkan, melalui mekanisme pasar yang terorganisasi ini selanjutnya menimbulkan
bentuk sekuritas derivative baru yang disebut sebagai kontrak futures.
24
clearingbouse). Dengan demikian perdagangan dalam bursa kontrak futures akan berfungsi
sebagai berikut.
1. Transfer risiko (risk transfer). Bursa kontrak futures dapat dijadikan sarana oleh para
hedger (pihak yang melakukan hedging – misal: petani, produsen atau para eksportir)
untuk mengalihkan risiko harga yang melekat pada komoditas yang menjadi patokan ke-
pada pihak spekulator yang melakukan perhitungan risiko untuk mendapatkan
keuntungan.
2. Pembentukan harga (price discovery). Bursa kontrak dapat dijadikan sarana pembentukan
harga pasar yang transparan dan terbuka karena dibentuk melalui proses persaingan harga
yang terbuka. Harga yang terbentuk nantinya juga sudah akan men- cerminkan kekuatan
tarik menarik antara permintaan dan penawaran dari komoditi yang menjadi aset patokan.
3. Stabilitas keuangan (financial stability). Para hedger yang melakukan lindung nilai
(hedging) terhadap aset yang dijadikan patokan akan lebih mudah menentukan tingkat
keuntungan yang diharapkannya, karena dalam perdagangan di bursa kontrak futures,
kepastian pencapaian nilai dari aset yang akan dijual sudah dilindungi nilainya (hedging).
4. Pengawasan mutu (guality control). Spesifikasi tentang mutu aset patokan yang
tercantum secara spesifik dalam kontrak futures akan dapat dijadikan acuan untuk
menjamin kesuaian mutu aset secara fisik frngan spesifikasi mutu yang tercantum dalam
kontrak futures.
5. Pengumpulan informasi yang efisien (eficient information gathering). Dengan adanya
bursa terorganisir, maka informasi antarpelaku pasar yang ingin bertransaksi akan dapat
dilakukan dengan efisien (cepat, mudah, dan sekaligus murah).
25
dengan posisi investor bersangkutan pada perdangan aset secara fisik. Oleh karena itu ada
dua alternatif posisi hedging yang dapat dilakukan investor.
a. Short hedge (menjual futures). Investor yang mengambil posisi mempunyai komoditi
atau aset yang menjadi underlying dalam kontrak futures yang akan dijualnya secara
fisik. Dengan menjual futures maka investor akan terlindung dari risiko penurunan
harga yang mungkin akan terjadi di masa yang datang, sebagai akibat fluktuasi harga
komoditi di masa depan. Alternatif po sisi ini biasanya dilakukan oleh para petani yang
bertujuan untuk mendapatkan kepastian harga sesuai dengan yang diharapkannya.
b. Long hedge (membeli futures). Pada posisi ini investor tidak memiliki komoditi atau
aset yang menjadi underlying pada kontrak futures yang akan dibelinya. Hal ini
dilakukan investor yang berkeinginan untuk memiliki komoditi atau aset tersebut di
masa datang, sehingga dengan cara membeli kontrak futures terhadap komoditi atau
aset tersebut, maka investor dapat terlindung dari risiko kenaikan harga di masa yang
akan datang. Pihak yang biasanya melakukan alternatif posisi hedging seperti ini
adalah eksportir atau pemakai bahan baku untuk menjaga kontinuitas sediaannya.
Dalam kenyataannya, untuk melkhkan proses lindung nilai dengan futures tidaklah
sesederhana hanya dengan melakukan posisi yang berlawanan dengan posisi investor di
pasar spot. Investor perlu menentukan waktu di mana ia akan memulai atau mengakhiri
proses tersebut. Dalam hal ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah "basis" risk.
Basis adalah perbedaan antara harga di pasar spot dengan harga futures dari aset/komoditi
yang akan dilindungi.
Basis = Harga spot - Harga Futures
Fluktuasi basis tidak dapat diprediksikan dan tidak konstan selama periode kontrak
futures. Oleh karena itu risiko basis (basis risk) adalah risiko yang dihadapi para bedger
(investor yang menggunakan futures untuk tujuan lindung nilai) karena adanya perubahan
basis yang tidak diharapkan. Risiko basis dapat diturunkan bila variabilitas basis lebih kecil
dari variabilitas harga aset. Pada saat maturitas, besarnya basis akan sama dengan nol,
karena harga spot pada saat itu akan sama dengan harga futures (asumsi biaya transaksi
sama dengan nol).
2. Futures sebagai Sarana Spekulasi
Manfaat utama lain yang dapt diperoleh dari transaksi kontrak futures adalah
sebagai ajang spekulasi untuk mempeoleh keuntungan dari perubahan harga yang terjadi.
Pihak-pihak yang melakukan transaksi kontrak futures untuk tujuan spekulasi sering
disebut sebagai para spekulator. Para spekulator ini secara sukarela menanamkan modalnya
dalam transaksi kontrak futures yang berisiko, untuk memperoleh keuntungan secara cepat.
Bagi seorang spekulator, salah satu cara tercepat untuk memperoleh keuntungan adalah
dengan cara membeli pada saat harga rendah dan menjual ketika harga tinggi. Peran para
speculator ini tidak selamanya terkesan negatif, karena justru dengan adanya peran
specultor ini pasar akan menjadi lebih likuid Dalam kenyataannya, para spekulator
memang hanya mengejar return dari pergerakan harga di masa depan saja, sehingga
26
mereka jarang melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi
underlying pada kontrak futures secara fisik.
Sebagai contoh, anggap Ibu Yani merasa yakin bahwa dia dapat memprediksi harga
emas di masa mendatang. Ibu Yani bertekad untuk berspekulasi di pasar kontrak berjangka
emas dengan harapan dapat memperoleh keuntungan. Apabila dia meyakini harga emas
akan naik, maka dia dapat berspekulasi dengan membeli kontrak berjangka emas (long
position). Sebaliknya, apabila Ibu Yani meyakini bahwa harga emas akan turun, maka dia
dapat berspekulasi dengan menjual kontrak (short position). Spekulasi dengan kontrak
berjangka memang berisiko namun menyediakan reward potensial yang besar.
27
margin harus disetorkan dalam bentuk kas. Bila salah satu pihak yang diharuskan memberikan
variation margin tidak memberikan kas yang dibutuhkan dalam 24 jam, maka lembaga kliring
akan melikuidasi investor tersebut dari pasar.
Untuk menggambarkan prosedur marked-to-market, akan digunakan contoh sebuah
kontrak futures untuk aset XYZ dengan harga futures pada saat settlement date sebesar Rp 1000.
Jika diasumsikan margin awal yang ditetapkan adalah Rp700 per kontrak, dari margin yang harus
dipelihara (maintenance margin) sebesar Rp500 per kontrak.
Seandainya Ani membeli (long) 500 kontrax pada harga futures sebesar Rp10 ribu dan
Budi menjual (short) kontrak dengan jumlah dan harga futures yang sama, sehingga margin awal
untuk Ani dan Budi adalah Rp350 ribu (Rp700 X 500). Pada saat itu masing-masing rekening
ekuitas Ani dan Budi bersaldo Rp350 ribu. Maintenence margin untuk keduanya masing-masing
adalah Rp250 ribu (Rp500 X 500). Oleh karena itu rekening kedua investor tidak boleh kurang
dari Rp250 ribu. Jika hal itu terjadi maka pihak yang bersangkutan harus memberikan dana
tambahan yaitu variation margin.
Ada dua hal yang berkenaan dengan variation margin, yaitu: Pertama, variation margin
harus dalam bentuk kas. Kedua, jumlah variation margin yang diperlukan adalah sebesar jumlah
dana yang diperlukan untuk menaikkan ekuitas investor kembali ke posisi margin awal bukan
maintenance margin.
Misalnya 4 hari setelah transaksi dilaksanakan besarnya settlement price yang ditentukan
besturut-turut adalah Rp990, Rp970, Rp980 dan Rp950, maka perkembangan posisi ekuitas Ani
(sebagai pembeli /long position) dan Budi (sebagai penjual/ short position) dapat digambarkan
seperti dalam Tabel 18.2 berikut ini.
Tabel 18.2 Contoh prosedur market-to-market
Akhir
Margin awal Ani (pembeli) Budi (penjual)
hari ke
1 Market-to-market hari ke-1 350.000 350.000
Current equity (50.000) 50.000
2 Market-to-market hari ke-2 300.000 400.000
Current equity (100.000) 100.000
Variation margin 200.000 500.000
3 Market-to-market hari ke-1 150.000 -
Current equity 50.000 (50.000)
4 Mark-to-market hari ke-4 400.000 450.000
Current equity (150.000) 150.000
250.000 600.000
Dari Tabel 18.2 tersebut terlihat bahwa ekuitas Ani akan menurun jika terjadi penurunan
harga aset XYZ dan sebaliknya rekening Budi akan mengalami kenaikan jika terjadi penurunan
harga. Masing-masing rekening mempunyai margin awal sebesar Rp350 ribu. Pada perdagangan
hari pertama Ani mengalami kerugian sebesar Rp50.000 (100 per kontrak x 500 kontrak), karena
28
adanya penurunan harga sebesar Rp100, sehingga ekuitas Ani berkurang menjadi Rp300.000.
Lembaga kliring belum akan melakukan tindakan apa-apa karena penurunan ekuitas Ani tidak
melampaui batas minimum maintance margin. Sedangkan pada akhir perdagangan hari ke-2 di
mana terjadi penurunan harga sebesar Rp200 (Rp990 menjadi Rp970) maka Ani akan mengalami
penurunan ekuitas sebesar Rp100 ribu, sehingga ekuitas Ani akan berada di bawah maintenance
margin. Pada saat itulah lembaga kliring akan memerintahkan Ani untuk menyerahkan kas sebesar
Rp150.000 (variation margin) untuk mengembalikan ekuitas ke tingkat margin awal. Jika Ani
tidak dapat menyerahkan variation margin tersebut dalam waktu 24 jam, maka Ani akan
dilikuidasi dan perdagangan. Pada perdagangan hari keuangan Ani memperoleh keuntungan
sebesar Rp50.000 karena adanya kenaikan harga sebesar Rp100 (Rp970 naik menjadi Rp980).
Sedangkan pada hari perdagangan keempat, Ani kembali mengalami kerugian karena adanya
penurunan harga, sehingga ekuitas yang dimiliki Ani pada akhir hari perdagangan
keempat adalah Rp250 ribu.
Sedangkan untuk rekening ekuitas Budi, berdasarkan Tabel 18.2 di atas, terlihat merupakan
sisi kebalikan dari rekening Ani. Pada hari perdagangan pertama Budi mendapatkan keuntungan
sehingga ekuitasnya meningkat Rp50.000 di atas maintenance margin yang ditetapkan, dan
menjadi Rp400.000. Dalam situasi seperti ini, pada dasarnya Budi dapat menarik dana kelebihan
dari maintenance margin tersebut. Selanjutnya, pada akhir hari perdagangan keempat ekuitas yang
dimiliki Budi adalah sebesar Rp600.000 (asumsi Budi tidak menarik kelebihan dana di atas
maintenance margin) sehingga Budi dapat menarik dana Rp350.000 (Rp600.000 - Rp250.000)
dari rekeningnya.
Soal-Jawab 18.4 Keuntungan atau kerugian kontrak berjangka dengan marked to market.
Soal: Anggap suatu pagi hari Bapak Surya memerintahkan brokernya untuk membeli (long) 100
kontrak berjangka suatu aset dengan besar kontrak adalah Rp10.000 per kontrak. Harga tiap
kontrak adalah 110. Berapakah nilai tiap kontrak dan total nilai kontrak Bapak Surya? Broker
menetapkan margin awal adalah Rp5 juta dan maintenance margin adalah Rp3 juta. Pada
akhir hari perdagangan, aset tersebut ditutup pada harga 107. Seluruh rekening adalah
marked to market. Hitung saldo rekening Bapak Surya pada akhir hari, berapakah
keuntungan atau kerugiannya?
Jawab: Nilai kontrak Bapak Surya adalah Rp10.000 x 110 = Rp1.100.000 per kontrak. Total nilai
kontrak adalah Rp1.100.000 x 100 kontrak = Rp110.000.000. Dengan harga settlement
adalah 107, maka posisi kontrak berjangka Bapak Surya ditetapkan Rp1.070.000 per
kontrak, atau total nilai posisi adalah Rp107.000.000. Maka Bapak Surya mengalami
kerugian Rp3.000.000, kerugian ini mengurangi margin awal Rp5 juta menjadi Rp3 juta
dalam rekening. Karena maintenance margin adalah Rp3 juta, maka broker mengeluarkan
margin call yang meminta Bapak Surya untuk menaikkan margin menjadi tingkatan semula
Rp5 juta. Jika Bapak Surya tidak meényerahkan uang untuk menaikkan marginnya, maka
brokernya akan menutup posisi kontraknya pada berapa pun harga perdagangan yang
terjadi di pasar.
29
2.12. PENILAIAN FUTURES
Salah satu hal utama yang perlu dipahami dalam kontrak futures adalah bagaimana
menentukan harga futures. Dalam penentuan harga futures ini, kita juga harus memperhatikan
strategi yang dipakai oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi kontrak futures. Ada tiga
komponen utama yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga futures yang wajar (fair) dalam
pusisi ekulibrium.
1. Harga aset yang menjadi patokan (underlying asset) di pasar.
2. Yield yang dapat diperoleh sampai dengan settlement date. Yield ini biasanya dihitung dalam
persentase (%), yang menunjukkan tingkat return yang diharapkan dari kontrak futures pada
saat settlement date.
3. Tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana sampai dengan settlement date.
Dalam periode pemegangan kontrak futures, ada kemungkinan bahwa pihak-pihak yang terlibat
dalam transaksi kontrak futures meminjam sejumlah dana untuk memenuhi margin minimal
yang harus dipertahankan (maintenance margin), yang telah melewati batas minimum, atau
menabung kelebihan dana yang diperolehnya dari maintenance margin.
Untuk menyederhanakan pembahasan, komponen-komponen di atas akan dilambangkan
dengan notasi sebagai berikut:
r = suku bunga pinjaman(%)
y = yield (%) :
P = harga di pasar (Rp)
F = harga futures (Rp) .
Seperti telah disebutkan di depan, investor yang melakukan transaksi kontrak futures dapat
menerapak beberapa strategi. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan
mengombinasikan tindakan berikut:
1. menjual kontrak futures sebesar harga F
2. membeli aset dengan harga P,
3. meminjam sebesar P pada tingkat bunga sebesar r sampai dengan settlement date.
Dengan strategi tersebut maka pendapat pada saat settlement date adalah:
30
Dengan demikian, keuntungan (profit) yang diperoleh dari strategi tersebut adalah:
Profit = (F + yP) – (P + rP)
Pada posisi ekuilibrium, maka harga futures adalah harga di mana profit yang diperoleh
dari strategi arbritase tersebut sama dengan nol, sehingga:
(F + yP) – (P + yP) = 0
Dari persamaan tersebut maka kita dapat menemukan harga futures adalah sebesar;
F = P + P (r – y)
Dengan kata lain, pada kondisi ekuilibrium, futures price adalah fungsi dari harga aset di
pasar, biaya pembelajaan dan yield yang diperoleh dari investasi pada aset.
Di samping alternative di atas, investor juga mungkin menerapkan alternative strategi
berikut ini:
1. Membeli kontrak future sebesar harga F
2. Menjual aset dengan harga P
3. menabung sebesar P pada tingkat r sampai dengan settlement date
Dengan strategi tersebut maka pendapatan pada saat settlement date adalah:
1. Dari settlement kontrak futures
Biaya pembelian aset (sesuai kontrak futures) F
Pembayaran yield yP
Total aliran kas keluar F + yP
2. Dari pinjaman
Tabungan P
Pendapatan bunga rP
Total aliran kas masuk P + rP
Dengan demikian, profit yang diperoleh dari strategi tersebut akan sama dengan
perusahaan berikut:
Profit = (P + rP) – (F + yP)
Pada posisi ekuilibrium maka harga futures adalah harga di mana profit yang diperoleh dari
strategi arbitrase adalah nol, sehingga harga futures sama dengan sebelumnya yaitu:
Profit = (P + rP) – (F + yP)
Sebagai gambaran dari penjelasan di atas, berikut ini akan diberikan contoh sebuah kontrak
futures dengan menggunakan underlying aset XYZ, dengan asumsi sebagai berikut.
1. Aset XYZ dijual di pasar dengan harga Rp1.000,
2. Aset XYZ akan membayar kepada pemiliknya Rp200 selama setahun dan dibayar secara
triwulan, sehingga setiap tiga bulan pemilik aset XYZ akan memperoleh Rp50,
3. Settlement date kontrak futures tersebut adalah tiga bulan dari sekarang,
4. Tingkat suku bunga triwulan yang berlaku adalah 8% pertahun.
Dengan menggunakan asumsi-asumsi tersebut harga futures yang dianggap fair adalah:
31
F= 1000 + 1000 (0,02 -0,05) = 990
Jika harga futures yang terjadi tidak sesuai dengan harga yang fair tersebut, maka seorang
arbitrator dapat memanfaatkan kesalahan penentuan harga tersebut untuk memperoleh
keuntungan. Misalnya harga futures ditentukan sebesar Rp1.050, jika investor menggunakan
alternatif strategi yang pertama, yaitu:
1. menjual kontrak futures pada Rp1.050,
2. membeli aset XYZ dengan harga Rp1.000,
3. meminjam Rp1000 pada tingkat bunga triwulan sebesar 8% per tahun.
Dengan demikian, pendapatan investor pada saat settlement date adalah sebagai berikut:
32
1. Kontrak Berjangka Indeks di BEI
Tabel 18.3 memberikan gambaran ringkas mengenai spesifikasi keempat kontrak
berjangka indeks di BEI. LQ futures diluncurkan BEI (saat itu masih BES) pada tanggal 13 Agutus
2001 dan menjadi kontrak berjangka indeks dan derivatif pertama di BES. LQ Futures
menggunakan variabel pokok (underlying) indeks LQ45 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Marjin awal LQ futures yang disyaratkan oleh BES adalah Rp3 juta. Berapapun
harga indeks, margin yang disyaratkan adalah tetap Rp3 juta per kontrak.
Mini LQ futures diluncuzkan BES pada tanggal 21 Jun 2005. Variabel pokok yang
digunakan adalah sama dengan LQ futures yaitu indeks LQ45. Perbedaannya adalah mini LQ
futures memiliki multiplier yang lebih kecil, yaitu. Rp100 ribu; dan mensyaratkan margin awal
adalah 4 persen dari nilai kontrak. Semakin besar harga indeks dan semakin banyak volume
kontrak, maka semakin besar marjin awal yang diperlukan.
33
Dow futures dan JP futures diluncurkan BES pada tanggal 27 April 2004, Dow futures
menggunakan variabel pokok indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), sedangkan JP futures
menggunakan variabel pokok indeks Dow Jones (DJ) Japan Titan 100. DJIA adalah indeks dibobot
harga dari 30 saham terpilih di pasar AS. Sedangkan DJ Japan Titan adalah adalah indeks dibobot
harga dari 100 saham terpilih di pasar saham Jepang.
Berapa besar perdagangan kontrak berjangka indeks di BES? Tabel 18.4 menyajikan
statistik perdagangan kontrak berjangka indeks di BES pada tahun 2001 s.d. Mei 2006. Pada tahun
2004, total nilai perdagangan kontrak berjangka indeks mencapai hampir 2,2 triliun dengan total
volume transaksi adalah 18.292 kontrak. Sedangkan rata-rata nilai perdagangan per hari adalah
Rp9,13 miliar dengan rata-rata volume per hari adalah 76 kontrak.
34
mensyaratkan tambahan sekian juta rupiah serta sejumlah rupiah untuk maintenance margin.
Anggap pada tanggal berakhir kontrak, indeks LQ45 naik menjadi 210. Berapakah keuntungan
(gain) atau kerugian (loss) yang dibuat Sdri. Yayuk?
Karena Sdri.Yayuk membeli kontrak pada harga 200 dan indeks LQ45 pada waktu jatuh
tempo adalah 210, maka Yayuk mendapat keuntungan sebesar Rp500.000 x (210 - 200) = Rp5 juta
per kontrak. Dengan 10 kontrak, total keuntungan Yayuk adaiah Rp50 juta.
Jika indeks di atas 200, pembeli akan untung dan penjual akan rugi. Sedangkan jika indeks
di bawahnya, pembeli akan rugi dan penjual akan untung. Jadi, investor dapat memiliki peluang
untuk mendapatkan keuntungan, melakukan aksi beli (long position) ketika pasar sedang naik atau
melakukan aksi jual (short position) ketika pasar sedang turun. Semakin besar selisih antara harga
kontrak dengan level indeks variabel pokoknya, semakin besar keuntungan atau kerugian.
Yang perlu juga diketahui dalam perdagangan kontrak berjangka adalah posisi kontrak
berjangka dapat ditutup kapan saja; investor tidak harus memegang kontrak sampai jatuh tempo.
Investor menutup posisi kontrak berjangkanya dengan memerintahkan pada broker. Untuk
menutup posisi investor, broker akan melakukan reverse trade, yang maksudnya secara sederhana
adalah menyelesaikan kontrak sebelum jatuh tempo dengan mengambil posisi yang berlawanan
dari posisi transaksi semula. Bagi transaksi jual (short position), penyelesaian dilakukan dengan
cara melakukan transaksi beli (long position). Dan sebaliknya bagi transaksi beli (long position),
penyelesaian dilakukan dengan cara melakukan transaksi jual (short positon). Keuntungan atau
kerugian investor dihitung dan selisih harga jual dengan harga beli kontrak.
Soal-Jawab 18.6 Kontrak berjangka indeks.
Soal: Anggap hari ini indeks DJIA adalah 11.500. Bapak Yapto memperkirakan indeks akan turun.
Dia memasang 10 kontrak jual pada harga 11.500 sehingga nilai kontraknya Rp500.000 x
220 = Rp110 juta. Apabila indeks DJIA ternyata malah naik misalnya ke 11.505, berapakah
keuntungan atau kerugian kontrak berjangka DOW futures ini?
Jawab: Multiplier untuk Dow futures adalah Rp40.000. Kerugian yang diperoleh Bapak Yapto
adalah 5 poin x Rp40.000 x 10 kontrak = Rp2.000.000.
3. Indeks Arbitrage
Penilaian kontrak berjangka yang telah dibahas sebelumnya merupakan dasar bagi strategi
perdagangan yang dikenal sebagai arbitrase indeks (index arbitrage). Dengan menerapkan
arbritase indeks, pedagang memonitor harga kontrak berjangka indeks dan level indeks variabel
pokok untuk mengekploitasi penyimpangan dari keseimbangannya.
Sebagai contoh, anggap harga JP futures untuk penyerahan (delivery) dalam satu tahun
adalah 2.200. Tingkat indeks saat ini adalah 2.000. Dividend yield pada DJ Japan Titan diproyeksi
5 persen per tahun, dan tingkat bunga bebas risiko adalah 10 persen. Apakah ada peluang
perdagangan di sini?
Dari persamaan (18.4), harga kontrak berjangka ini seharusnya:
F = P + P(r - y)
= 2.000 + 2.000 (0,10 - 0,05)
35
= 2.100.
Dengan demikian, harga kontrak berjangka adalah terlalu tinggi. Investor ingin membeli
rendah dan menjual tinggi sehingga investor tersebut membeli indeks variabel pokoknya dan
serentak menjual kontrak berjangka.
36
Vp = Nilai portofolio saham.
Vf = Nilai satu kontrak berjangka.
Apabila portofolio saham senilai Rp10 miliar yang dikelola Bapak Nanda mempunyai beta
portofolio 1,20, maka banyaknya kontrak berjangka LQ futures yang disyaratkan adalah:
Banyaknya kontrak berjangka =(1 ,20 x Rp10 miliar)/Rp145 juta = 82,76 = 83.
Jadi, agar dapat secara efektif melindungi nilai portofolio sahamnya, Bapak Nanda
disyaratkan untuk melakukan posisi jual (short position) sebanyak 83 kontrak LQ futures. Kontrak
ini akan melindungi portofolio saham dari risiko penurunan umum dalam harga saham selama
masa berlakunya kontrak.
Soal-Jawab 18.7 Cross-hegde dengan kontrak berjangka indeks.
Soal: Berapa banyak kontrak berjangka yang disyaratkan untuk melindungi portofolio saham
senilai Rp500 juta yang mempunyai beta portofolio 0,8 dengan menggunakan Mini LQ
futures pada harga kontrak 275?
Jawab: Multiplier untuk Mini LQ futures adalah Rp100.000 per poin indeks,. Maka banyaknya
kontrak = (0,8 x Rp500 juta)/(Rp275 x Rp100.000) = 15. Pengelola portofolio perlu
menjual (short position) sebanyak 15 kontrak untuk melindungi portofolio saham senilai
Rp500 juta tersebut.
37
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan
pembeli opsi (i), di mana penjual opsi menjamin adanya hak dari pembeli opsi, untuk membeli
atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Seperti halnya sekuritas
lainnya, sekuritas opsi diperdagangkan pada bursa efek ataupun pada bursa parallel (over-the-
counter market). Pada perdagangan opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing
Corporation/OCC) yang berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembeli dengan
pihak yang menjual opsi. Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan kontrak opsi saham
(KOS). KOS merupakan sekuritas yang juga dapat diperjualbelikan antar-investor. BEI
mendefinisikan opsi saham sebagai hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli (call option) dan
atau menjual (put option) kepada pihak lain atas sejumlah saham (underlying stock) pada harga
(strike price) dan dalam waktu tertentu. Jadi yang diperjualbelikan pada KOS adalah hak jual (put
option) atau hak beli (put option) atas underlying asset yang berupa saham induk atau saham acuan.
Untuk bertransaksi KOS, investor seharusnya memahami minimal beberapa istilah dasar opsi.
Pemahaman karakteristik keuntungan dan kerugian opsi akan menjadi lebih mudah jika kita
mengamati nilai opsi tersebut pada saat opsi dilakukan. Sebagai ilustrasi untuk penjelasan
karakteristik risiko dan return opsi, maka terdapat empat posisi dasar, yaitu pada pembeli call
option, penjual call option, pembeli put option, dan yang terakhir penjual put option. Terdapat
strategi perdagangan opsi yaitu naked strategy , hadge strategy. Penilaian opsi dapat dilakukan
berdasarkan nilai intrinsik dan premi waktu, faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi, dan
model Black-Scholes.
Kontrak futures dapat didefinisikan juga sebagai suatu kesepakatan kontrak tertulis antara
dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah
aset/komoditi dalam jumlah, harga, dan batas waktu tertentu. Perdagangan kontrak futures
merupakan hasil perkembangan dari sistem perdagang kontrak forward yang distandarisasi dan
dilakukan pada pasar yang terorganisir. Harga dari suatu kontrak futures ditetapkan melalui
persaingan terbuka antar pelaku pasar/anggota bursa. Semua aktivitas dalam transaksi kontrak
futures yang sudah terstandarisir dilakukan dalam bursa yang terorganisir (securities exchange),
dengan bantuan sebuah lembaga kliring (exchange clearingbouse). Manfaat kontrak futures yaitu
sebagai lindung nilai dan sebagai sarana spekulasi. Dalam kontrak futures, harga futures dan arus
kas dalam rekening investor direvisi dan disesuaikan setiap hari sesuai dengan perkembangan
harga kontrak futures yang terjadi. Pada saat seorang investor sudah mengambil suatu posisi pada
kontrak futures, maka investor harus menyimpan sejumlah dana minimum per kontrak yang telah
ditentukan pada lembaga kriling. Selanjutnya, pada akhir hari perdagangan akan ditentukan
“settlement price" untuk kontrak futures. Ada tiga komponen utama yang perlu diperhatikan dalam
penentuan harga futures yang wajar (fair) dalam pusisi ekulibrium yaitu, harga aset yang menjadi
38
patokan (underlying asset) di pasar, yield yang dapat diperoleh sampai dengan settlement date, dan
tingkat suku bunga untuk meminjam atau menabung dana sampai dengan settlement date.
Kontrak berjangka indeks merupakan kontrak berjangka dengan menggunakan variabel
pokok (underlying) suatu indeks saham. Karena ada sejumlah indeks saham, maka ada sejumlah
kontrak berjangka indeks di satu bursa. Perdagangan kontrak berjangka indeks di pasar modal
Indonesia disediakan oleh Bursa Efek Indonesia, BEI (dahulu Bursa Efek Surabaya, BES).
Penilaian kontrak berjangka yang telah dibahas sebelumnya merupakan dasar bagi strategi
perdagangan yang dikenal sebagai arbitrase indeks (index arbitrage). Dengan menerapkan
arbritase indeks, pedagang memonitor harga kontrak berjangka indeks dan level indeks variabel
pokok untuk mengekploitasi penyimpangan dari keseimbangannya. Kontrak berjangka tidak
hanya dapat digunakan untuk melindungi nilai persediaan yang dimiliki perusahaan. Kontrak
berjangka lebih khusus lagi kontrak berjangka indeks juga dapat digunakan untuk menurunkan
risiko memegang portofolio sekuritas. Manajer portofolio ingin menetapkan posisi short hedge
untuk menurunkan risiko dan harus menentukan banyaknya kontrak berjangka yang disyaratkan
untuk melindungi nilai portafolio.
39
DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta:
PT Kanisius Yogyakarta.
40