Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rivana Martya Sari

NIM : K7119229

Kelas : 3D PGSD Surakarta

Mata Kuliah : Sintaksis, Semantik, dan Apresiasi Sastra

Hari/ Tanggal : Jumat, 27 November 2020

TUGAS MEMBUAT KARANGAN

1. Kerangka Karangan

Jenis Langkah - Langkah


Pembuka Karangan : Penjelasan latar
Isi Karangan :
1. Tokoh
Narasi 2. Alur
3. Karakter
4. Plot
Penutup Karangan : Pernyataan Amanat
Pembuka Karangan : Penjelasan dan Letak Pasar Saliwangi
Isi Karangan :
1. Spesifikasi Pasar Saliwangi
Deskripsi
2. Kondisi fisik Pasar Saliwangi
3. Keunikan Pasar Saliwangi
Penutup Karangan : Penjelasan yang dikaitkan dengan tema

2. Manfaat Kerangka Karangan


a. Untuk menyusun karangan secara teratur
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan- gagasan dalam
sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-
balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan- gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
b. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
Supaya pembaca dapat terpikat secara terus-menerus menuju kepada klimaks utama,
maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sedemikian sehingga iercipta klimaks
yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
c. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai dengan
kebutuhan tiap bagian, dan karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua
kali atau lebih tidak perlu. Karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak
menguntungkan misalnya: bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai
topik yang sama pada bagian terdahulu lain, sedangkan pada bagian kemudian
bertentangan dengan terdahulu.
d. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu
Dengan mernpergunakan perincian-perincian dalam kerangka karangan penuiis
dengan mudah akan mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau
membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta-fakta yang telah dikumpulkan akan
dipergunakan untuk bagian-bagian mana dari karangannya itu.

3. Judul Narasi : Cerita Kakek Diman


Judul Deskripsi : Nuansa Tradisional Pasar Saliwangi

4. Tema Narasi : Cinta Tanah Air


Tema Deskripsi : Kearifan Lokal

5. Karangan
Karangan Narasi
Langkahku terhenti di depan sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu. Suara
burung berkicau semakin menambah nuansa tenang di hati. Jam ditanganku menunjukkan
pukul 8 pagi. Suasana di sekitar desa pun masih sangat sepi, hanya ada beberapa petani
yang sedang mengurus padi – padinya di persawahan depan rumah itu. Aku mulai
melangkakan kaki menuju rumah itu, terlihat halaman rumah yang dipenuhi dengan
tanaman apotik hidup dan warung hidup. “sangat tradisional”, batinku.
Belum aku sampai di depan pintu, rupanya muncul seorang nenek dari samping
rumah yang lalu melihat ke arahku.
“Ada apa, Nduk?” tanya kakek itu dengan segera.
Pertanyaan itu tidak langsung ku jawab, aku mendekati nenek itu terlebih dahulu.
“Permisi, nek. Apa benar ini rumah kakek Diman?” tanyaku dengan pelan.
“Iya benar, saya istri kakek Diman, beliau sudah wafat satu bulan yang lalu”
jawabnya.
“Inalillahi wa innailaihi rajiun” jawabku singkat
Sebelum menjelaskan tujuanku ke sini, aku diperkenankan masuk oleh istri dari
kakek Diman ini.
“Silahkan masuk dulu, Nduk” sambil berjalan dan membuka pintu depan
“Iya, Nek” jawabku singkat
Sebelum memulai pembicaraan, aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.
“Saya Nanda mahasiswa dari UNS, Nek. Tujuan saya kesini sebenarnya ingin
bertemu dengan kakek Diman. Sekitar tiga bulan lalu saya bertemu almarhum beliau di
pasar kliwon, beliau membantu saya menjadi narasumber dalam tugas kuliah tentang
sejarah bangsa Indonesia. Kebetulan beliau bilang kalau ada keperluan penugasan tentang
cerita perjuangan bangsa Indonesia, disuruh langsung ke alamat rumahnya saja.
Almarhum memberikan saya sebuah alamat yaitu rumah ini. Jadi, karena saya penasaran
tentang cerita – cerita beliau, makanya saya mengunjungi rumah ini.” jawabku panjang
lebar.
“Iya benar, Mbah Diman memang dulunya mantan pejuang kemerdekaan, beliau
sangat berjasa dalam setiap peperangan, tetapi selama ini tidak mendapat balasan dari
pemerintah negara. Tetapi beliau tidak pernah mengeluh dan menyesal karena jasanya
tidak dihargai, justru beliau ingin berbagi pengalaman kepada penerus – penerusnya
untuk lebih mencintai Indonesia” jelasnya dengan muka memelas
“Benar sekali, Nek. Ketika itu saya berbincang dengan almarhum juga beliau
menunjukkan mantan pejuang yang sangat mencintai Indonesia, oleh karena itu saya
sangat terinspirasi” balasku
Obrolanpun berlanjut dengan Nenek ini, aku lupa menanyakan namanya karena
terlalu asik bercerita tentang kakek Diman dan masa – masa lalunya. Banyak yang aku
ambil dari obrolanku berkunjung ke sana yaitu lebih mencintai bangsa sendiri,
menghargai perjuangan dan pengorbanan, serta sabar dalam berjuang.

Karangan Deskripsi
Pasar saliwangi adalah salah satu pasar tradisional yang ada di kabupaten Cilacap.
Pasar ini terletak di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Tritih Kulon, Cilacap. Letak pasar
ini sangat strategis yaitu di depan jalan raya antar kota, sehingga selalu ramai dikunjungi
pembeli. Pasar ini berdiri sejak tahun 1950-an, yang mana awalnya bernama pasar
pahing, tetapi karena letaknya di daerah saliwangi, maka namanyapun berubah menjadi
pasar Saliwangi.
Pasar ini buka mulai pukul 6 pagi hingga pukul 12 siang, tetapi sebelum subuhpun
sudah dipenuhi oleh penjual – penjual yang membawa barang dagangan mereka. Pasar ini
terbagi menjadi dua sisi yaitu bagian luar/pinggir jalan setapak dan bagian dalam/
tertutup. Pada bagian luar, terdapat gubuk di tepi jalan setapak sebagai tempat para
penjual meletakkan barang dagangannya. Kemudian pada bagian dalam, sudah ada meja
serta kios – kios berisi dagangan.
Barang yang dijual di pasar ini sangat beragam dan lengkap, mulai dari sayur –
mayur, ayam segar, ikan segar, buah – buahan, jajanan, peralatan rumah tangga, pakaian
dan jenis barang lainnya. Setiap jenis barang yang dijual memiliki pengelompokkan
tempatnya masing – masing seperti tempat sayur mayur dan buah – buahan berada di sisi
selatan yaitu di depan pintu masuk, tempat ayam dan ikan segar berada di sisi barat,
tempat jajanan tradisional berada di bagian dalam pasar, peralatan rumah tangga dan
pakaian terletak di kios – kios bagian luar dan dalam pasar.
Para penjual yang berjualan di pasar ini berasal dari berbagai daerah di cilacap, yaitu
dari wangon, kroya, sidareja, dan yang terjauh dari majenang (cilacap barat). Alasan
mereka jauh – jauh ke pasar saliwangi adalah karena kondisi pasar yang selalu ramai
setiap harinya. Para pembeli pun senang jika berbelanja dipasar ini dikarenakan jenis
barangnya yang lengkap dan murah.
Bentuk bangunan pasar ini sudah banyak yang rusak dikarenakan umurnya yang
sudah lebih dari 50 tahun, tetapi nuansa tradisionalnya sangat kental dengan gubuk-
gubuk sebagai tempat jualan. Pasar ini sudah pernah direnovasi pada bagian dalam, tetapi
pemerintah daerah setempat tetap melestarikan gubuk – gubuk sebagai ciri khas
ketradisionalannya.
Keunikan lain dari pasar ini selain terdapat gubuk – gubuk yaitu adanya ojek becak
yang berbaris rapi di depan pintu masuk. Ojek becak ini masih sangat tradisional, karena
menggunakan kayuhan sepeda, bukan becak motor. Becak – becak ini mengangkut para
pembeli yang membawa barang dagangan yang sangat banyak. Tarif sekali angkut sekitar
20.000, tetapi tergantung kesepakatan antara penumpang dan supir becak.
Pasar tradisional Saliwangi ini sangat menunjukkan kearifan lokal masyarakat
Indonesia yaitu dari bangunannya yang masih tradisional, jenis bahan yang dijual, dan
interaksi antara penjual dan pembelinya, terbukti dengan masih adanya tawar menawar.
Hal ini masih terus lestari sampai ke keturunan – keturuanan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai