Anda di halaman 1dari 16

Nama : Rivana Martya Sari

Kelas : 3D / PGSD Surakarta

NIM : K7119229

Mata Kuliah : Dasar – Dasar IPS

Dosen Pembimbing : Hadiyah, S.Pd., M.Pd.

Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Oktober 2020

TUGAS

1. Resume sejarah bangsa Indonesia per periode


A. Peristiwa Perjuangan sebelum tahun 1908
a. Perjuangan melawan Portugis
Perjuangan yang dilakukan pahlawan Indonesia untuk melawan dan mengusir
Portugis yaitu :
 Perjuanagn Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan
perlawanan terhadap Portugis  namun Malaka dapat di desak hingga
menyingkir ke pulau Bintan. Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada
1511. Pada 1526 pulau Bintan diserbu oleh Portugis  Sultan Mahmud Syah
I  lari ke pulau Kampar. hingga wafatnya 1528.
 Perjuangan Rakyat Johor
Dipimpin oleh Alaudin Ri’ayat Syah II mulai tahun 1530 kemudian
dilanjutkan Abdul Jalil Syah I (1580-1597) dapat menangkis serangan
Portugis.
 Perjuangan Rakyat Demak
Dipimpin oleh Adipati Unus. Pada tahun 1512-1523. Melakukan
perlawanan terhadap Portugis, dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan
Bintan. Berusaha merebut kembali Malaka namun tidak berhasil.
 Perjuangan Rakyat Maluku
Berhasil menaklukkan Malaka tahun 1511. Kemudian menuju ke Maluku
Utara karena sebagai penghasil rempah-rempah. Tahun 1512 Portugis
mengadakan hubungan dagang dengan Sulatan Harun dari Ternate.
Portugis ternyata memonopoli perdagangan, memeras dan menindas
rakyat. Penyebaran agama Kristen juga terjadi secara paksa sehingga
membuat rakyat melakukan perlawanan. Tahun 1550 rakyat Ternate
dibawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Portugis menipu
dan membunuh Sultan Hairun dengan dalih untuk mengadakan
perundingan. Perjuangan diteruskan oleh Sultan Baabullah, putra Sultan
Hairun. Tahun 1570-1575 Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu padu
melawan Portugis. Tanggal 18 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil
mengusir Portugis dari Ternate.
 Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama islam di
Jawa Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis.
Tahun 1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa
dan berhasil mengalahkannya. Portugis terusir kembali ke Malaka. Sunda
Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah kemudian berdirilah
kerajaan Banten.
b. Perjuangan melawan Belanda
Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk jauh
lebih buruk dan lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC menerapakan
beberapa kebijakan yang sangat merugikan. Karna di berlakukannya tanam paksa
dan politik etis oleh Van den Bosch dan Van de Venter. Pada hakikatnya
perlawanan secara fisik terhadap Belanda terjadi secara sendiri-sendiri hampir di
setiap daerah di Indonesia. Peperangan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro,
perang Padri dan peperangan rakyat Aceh. Perlawanan membawa kerugian besar
bagi pihak Belanda. Pengorbanan harta benda dan jiwa sangat besar juga dari
Indonesia. Sampai awal abad ke-20 Belanda tidak dapat terusir dari tanah air
Indonesia. Tidak adanya persatuan dan koordinasi dalam melakukan perlawanan,
sehingga tidak berhasil mengusir penjajah.Perjuangan bangsa menentang penjajah
Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai pada abad 17, abad ke 19 dan
sampai awal abad ke 20. Perjuangan menentang Belanda pada abad ke 16 antara
lain dilakukan oleh :
 Sultan Hasanuddin dari kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan (sampai tahun
1668)
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654-1660), Kerajaan
Makassar mencapai puncak kejayaannya. Ia berhasil membangun
Makassar menjadi kerajaan yang menguasai jalur perdagangan di wilayah
Indonesia Bagian Timur. Pada masa Hasanuddin terjadi peristiwa yang
sangat penting. Persaingan antara Goa-Tallo (Makassar) dengan Bone
yang berlangsung cukup lama diakhiri dengan keterlibatan Belanda dalam
Perang Makassar (1660-1669). Perang ini juga disulut oleh perilaku orang-
orang Belanda yang menghalang-halangi pelaut Makassar membeli
rempah-rempah dari Maluku dan mencoba ingin memonopoli
perdagangan. Sebagai salah satu kota dan Bandar niaga di Asia Tenggara,
Somba Opu memiliki setidak – tidaknya lima konsul dagang Eropa
sebagai tempat perwakilan dagang Negara – Negara Eropa di kerajaan itu.
 Sultan Ageng Tirtayasa (1684)
Sultan Ageng merupakan musuh VOC yang tangguh. Pihak VOC ingin
mendapatkan monopoli lada di Banten. Pada tahun 1656 pecah perang.
Banten menyerang daerah-daerah Batavia dan kapal-kapal VOC,
sedangkan VOC memblokade pelabuhan. Pada tahun 1659 tercapai suatu
penyelesaian damai. VOC menggunakan siasat devide et impera /
memecah belah dengan memanfaatkan konflik  internal dalam keluarga
Kerajaan Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang bergelar Sultan Haji
(1682 – 1687) sebagai raja di Banten. Sultan Ageng dan Sultan Haji
berlainan sifatnya. Sultan Ageng bersifat sangat keras dan anti-VOC
sedang Sultan Haji lemah dan tunduk  pada VOC. Maka ketika Sultan Haji
menjalin hubungan dengan VOC, Sultan Ageng menentang dan langsung
menurunkan Sultan Haji dari tahtanya. Namun, Sultan Haji menolak
untuk  turun  dari tahta kerajaan.
Untuk mendapatkan tahtanya kembali, Sultan Haji meminta bantuan pada
VOC. Pada tanggal 27 Februari 1682 pasukan Sultan Ageng menyerbu
Istana Surosowan di mana Sultan Haji bersemayam. Namun mengalami
kegagalan karena persenjataan Sultan Haji yang dibantu VOC lebih
lengkap. Akhirnya tahun 1683 Sultan Ageng berhasil ditangkap, dan
Sultan Haji kembali menduduki tahta Banten. Meskipun Sultan Ageng
telah ditangkap, perlawanan terus berlanjut di bawah pimpinan Ratu
Bagus Boang dan Kyai Tapa.
 Untung Suropati dan Trunojoyo (1670)
Untung Suropati adalah putera Bali yang menjadi prajurit kompeni di
Batavia. Ketika Untung Suropati mendapat tugas untuk memadamkan
perlawanan rakyat Banten, ia berhasil menangkap Pangeran Purbaya.
Selanjutnya, antara tahun 1686 sampai 1706, Untung Suropati dan kawan-
kawannya menyingkir ke Mataram dan bekerja sama dengan Sunan Mas
atau Amangkurat III untuk melakukan perlawanan terhadap kompeni
Belanda (VOC) dan membangun pertahanan yang berpusat di Pasuruan
(Jawa Timur) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan gelar Aria
Wiranegara. Wilayah kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan,
Pasuruan, Probolinggo, Bangil, Malang, dan Kediri.
Peperangan antara sultan Pakubuwono I dan Untung Surapati yang di
bantu oleh Sultan Amangkurat II. Peperangan tersebut dimenangkan oleh
VOC dan Pakubuwono I dan melumpuhkan kekuasaan Untung Surapati di
Kartasura. Sebagian wilayah kekuasaan mataram menjadi milik VOC
karena Sultan Pakubuwono I melakukan sebuah perjanjian.
Pada tahun 1705, kompeni Belanda secara sepihak mengangkat Pangeran
Puger sebagai Sunan Pakubuwana I untuk menggantikan Amangkurat III
atau Sunan Mas. Pada saat Sunan Mas diturunkan oleh kompeni Belanda,
ia bergabung dengan Untung Suropati. Pada tahun 1706, wilayah
pertahanan Untung Suropati diserbu oleh kompeni Belanda. Ketika
pertempuran sengit terjadi, Untung Suropati gugur di Bangil dan
Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, kemudian diasingkan ke Sri
Lanka.
Pasukan Suropati berhadapan dengan dengan pasukan Mataram dan
Belanda. Belanda dengan persenjataan yang modern berhasil mengalahkan
pasukan Suropati. Dalam perjalanan menuju Pasuruan ia meninggal dunia
(1706 ) berakhir dengan jatuhnya Pasuruan ke Belanda.

Sementara itu mereka yang berjuang pada abad ke 19 antara lain dilakukan
oleh :

 Pattimura dari Maluku (1817)


Perang Pattimura / Maluku ini terjadi tahun 1817 merupakan reaksi &
perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura
(Thomas Matulessy) yang dibantu beberapa pejuang antara lain Philip
Latumahina, Thomas Pattiwael , Anthony Reebok & Christina Martha
Tiahahu.
Rakyat Maluku memulai perlawanan pada tanggal 15 Mei 1817 dengan
melakukan serangan malam ke Pos Perahu di Pelabuhan Porto dan
berhasil membakar perahu-perahu milik pemerintahan Belanda tersebut.
Di keesokan harinya Pasukan Pattimura menyerang & mengepung
Benteng Duurstede. Tidak berselang lama akhirnya benteng tersebut dapat
dikuasai & membunuh Residen Van Den Berg dan perwira lainya. etelah
terjadinya penyerangan tersebut, pemerintah Belanda tidak tinggal diam.
Belanda mengirim pasukan bersenjata lengkap dibawah pimpinan Mayor
Beetjess dan di tanggal 20 Mei 1817 terjadi pertempuran di daerah
Saparua antara Pasukan Pattimura dengan Pasukan Belanda. Akhirnya
kemenangan memihak ke kubu Pasukan Pattimura & Mayor Beetjess pun
mati tertembak dan pasukan Belanda dapat ditumpas habis .
Setelah datangnya pasukan bantuan dari Ambon yang dipimpin Kapten
Lisnet & Mayer, di bulan November 1817, Belanda melakukan serangan
besar-besaran ke daerah pertahanan Pasukan Pattimura dan Benteng
Duurstede. Pasukan Pattimura yang terdesak akhirnya terpaksa
mengosongkan benteng tersebut. Pasukan Pattimura mundur & benteng
ditempati Belanda. Banyak daerah yang jatuh ke tangan Belanda. Satu
persatu pimpinan Pasukan Pattimura tertangkap sampai akhirnya
Pattimura sendiri tertangkap. Pattimura diajak berunding oleh Belanda
namun menolak. Akhirnya pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura
dihukum gantung di Benteng New Victoria Ambon.
 Pangeran Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro terjadi diawali dengan persengketaan antara Belanda
dan Pangeran Diponegoro. Persengketaan terjadi ketika Belanda
memasang tonggak-tonggak untuk membuat jalan ke tanah Tegalrejo
tanpa seijin Diponegoro sehingga menimbulkan amarah pada Diponegoro
dan rakyatnya. Peristiwa yang terjadi pada 20 Juli 1825 itu ternyata tidak
dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak. Karena perdamaian tidak
tercapai. Belanda kemudian melakukan serangan terhadap pasukan
Diponegoro. Maka mulai pecahlah perang yang dikenal dengan perang
Diponegoro. Pangeran Diponegoro mendapat dukungan yang  luas, baik
dari rakyat petani, para pangeran dan juga dari para ulama.
Mulai tanggal 1827 Belanda menggunakan taktik “Benteng Stelsel” dalam
menghadapi pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro mulai terdesak
terutama setelah bertambahnya kekuatan pasukan Belanda dengan
datangnya pasukan dari daerah-daerah lain. Meningkatnya jumlah
pemimpin pasukan Diponegoro yang tertangkap oleh Belanda ternyata
juga menyebabkan makin lemahnya pasukan Diponegoro.
Usaha Belanda untuk segera mengakhiri perang antara lain dilakukan
dengan memberi pengumuman pemberian hadiah 20.000 ringgit kepada
siapapun yang dapat menangkap Dponegoro, tetapi usaha ini tidak
berhasil. Kemudian Belanda berusaha lagi untuk membujuk Diponegoro
guna mengadakan perundingan yang diadakan pada tanggal 28 Maret
1830 ternyata berakhir dengan kegagalan. Namun dengan siasat licik
Jenderal de Kock, kemudian Diponegoro ditangkap. Kegiatan perlawanan
di daerah-daerah menjadi menurun sejak awal 1830 dan menjadi semakin
lemah dan akhirnya tidak berarti lagi. Pangeran Diponegoro oleh Belanda
kemudian dibawa ke Batavia dan selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1830 ia
diasingkan ke Menado. Pada tahun 1834 ia dipindahkan oleh Belanda ke
Ujungpandang sampai wafatnya pada tanggal 8 Januari 1855.
 Imam Bonjol dari Minagkabau (1822-1837),
Perang ini terjadi di Minangkabau Sumatera Barat. Bermula dari
pertentangan dua pihak dalam masyarakat, yakni antara kaum Padri
dengan kaum adat. Kaum Padri atau kaum ulama melakukan gerakan
untuk memperbaiki keadaan masyarakat Minangkabau dengan cara
mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni, ternyata ini mendapat
reaksi keras dari kaum adat yang ingin mempertahankan kebiasaan
mereka. Perang saudara makin meluas dan keadaan ini dimanfaatkan betul
oleh Belanda, terutama sesudah kaum adat meminta bantuan kepada
Belanda. Langkah Belanda bukan saja untuk melawan kaum Padri, tetapi
juga ditujukan untuk menanamkan kekuasaannya di Minangkabau. Pada
tanggal 18 Februari 1821 dimulailah perang Padri melawan Belanda.
Salah satu kekuatan perlawanan kaum Padri terhadap Belanda adalah di
Bonjol yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Pasukannya banyak
melakukan serangan yang merugikan Belanda. Karena Belanda ingin
segera mengakhiri peperangan di Sumatera Barat dan ingin segera
menguasainya, kemudian Belanda mendatangkan bantuan pasukan dari
Batavia. Dengan bantuan militer dari Jawa ini pasukan Belanda bertambah
kuat sehingga beberapa daerah yang dikuasai kaum Padri dapat
didudukinya.
Pada bulan Oktober 1837 Belanda mengepung dan menyerang benteng
Bonjol, dan pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol beserta
pasukannya menyerah kepada Belanda. Tuanku Imam Bonjol kemudian
dibuang oleh Belanda ke Cianjur Jawa Barat, kemudian dibuang lagi ke
Ambon dan dipindahkan lagi ke Menado. Ia meninggal disana pada
tanggal 6 November 1864. Dan secara umum perlawanan kaum Padri baru
dapat dipatahkan pada akhir tahun 1838.
 Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien dari Aceh (1673-1904)
Pada bulan Maret 1973 Belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sultan
Muhammad Daud Syah untuk mengakui kedaulatan Hindia Belanda atas
daerahnya. Sultan Aceh tidak bersedia mengkuinya walaupun Belanda
memintanya berulang kali. Hingga pada tanggal 26 Maret 1873 datang
maklumat perang dari pihak Belanda, maka mulailah perang rakyat Aceh
dalam memperjuangkan kemerdekaannya.
Pada bulan April 1873 Belanda melakukan penyerangan ke kerajaan Aceh.
Rakyat Aceh mampu memukul mundur pasukan Belanda, sehingga
Belanda meninggalkan pantai Aceh. Serangan Belanda yang pertama
mengalami kegagalan. Serangan kedua dilakukan pada bulan Desember
1873, akhirnya Belanda berhasil memukul pasukan Aceh sehingga istana
Sultan pun jatuh ke tangan Belanda.
Pada tanggal 11 Februari 1899 Belanda menyerang markas pertahanan
Teuku Umar dan gugurlah ia. Perjuangannya kemudian diteruskan oleh
istrinya, Cut Nya’ Dhien. Namun beliau dapat ditangkap oleh Belanda dan
pada tahun 1906 beliau dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Sementara itu,
karena terdesak oleh Belanda, Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah
terpaksa menyerah kepada Belanda pada tanggal 20 Januari 1903.
Panglima Polem pun akhirnya menyerah juga pada tanggal 6 September
1903. Dengan kejadian tersebut maka Pemerintah Hindia Belanda telah
menanamkan kekuasaannya di Aceh.

Selain penjelasan diatas, ada juga perlawanan lain yang dilakukan abad ke –
19, diantaranya yaitu :

 Sultan Agung dari Mataram (1613-1645),


 Sultan baddarudin dari Palembang ( 1817),
 Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860),
 Jelantik dari Bali (1850),
 Anak Agung Made dari Lombok (1895),
 Sisimangamaraja dari Batak (1900).
B. Peristiwa perjuangan setelah tahun 1908
 Budi Utomo (1908)
Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Didirikan oleh para mahasiswa
STOVIA di Jakarta. Diprakarsai oleh gerakan dr. Wahidin Sudirohusodo yang
sebelumnya memulai kampanye untuk meningkatakan martabat rakyat dengan cara
membentuk dana pelajar. Dengan diketuai oleh dr. Sutomo. Budi Utomo telah
memberikan teladan dengan berdiri di barisan terdepan membawa panji-panji
kesadaran, dan menggugah semangat persatuan.
 Indische Vereniging

Indische Vereniging pada mulanya bergerak dalam bidang sosial. Didirikan


oleh mahasiswa yang berada di negeri Belanda, pada tanggal 15 november 1908
yang di ketuai oleh Sutan Casyangan Soripada. Indische Vereniging bergerak lebih
terbuka dan lebih tegas. Lalu berubah nama menjadi “Perhimpunan Indonesia”, dan
sejak itu nama perkumpulan ini menggunakan istilah “Indonesia”.
 Serekat Dagang Islam
Serekat Dagang Islam berdiri pada tanggal 5 april 1909 yang di ketuai oleh
Sjech Achmad bin Abdoelrachman Badjenet yang menghendaki untuk
organisasi dagang. SDI yang berganti tujuan ke arah bidang politik. Maka kata
“dagang” di hilangkan, menjadi “Serekat Islam” pada tanggal 9 november
1911 yang diketuai oleh Haji Samanhudi. Sarekat Islam didirikan untuk
melawan pedagang Cina dan untuk menentang penghinaan terhadap rakyat
Bumiputra. Gerakan Sarekat Islam berani memperjuangkan kebenaran dan
keadilan terhadap penindasan penjajahkepada pihak Indonesia. Sehingga
Sarekat Islam dapat dengan cepat menarik massa.
 Indische Partij
Didirikan pada tanggal 6 september 1912. Pendirinya adalah dr. Cipto
Mangunkusumo, EFE. Douwes Dekker, dan Suwardi Suryaningrat, Indische
Partij berpijak pada asas nasionalisme yang mencita-citakan Indonesia
merdeka, sehingga menarik banyak massa. Indische Partij dikenal sebagai
partai politik pertama di Indonesia. Organisasi ini bersifat agak radikal
sehingga pemerintah Hindia Belanda bersifat tegas dan dianggap sebagai
organisasi terlarang.
 Perguruan Muhammadiyah
Bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial yang tetap berjiwa Islam.
Perguruan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di
Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. KH. Ahmad Dahlan memilih
"Muhammadiyah" sebagai nama Persyarikatan tersebut, karena memang
beliau mengidolakan tokoh pembaharu dari Mesir bernama Muhammad
Abduh.
 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebelumnya oleh Budi Oetomo, namun karena lebih
didominasi oleh golongan tua, maka para golongan muda keluar. Dan gerakan
pemuda sebenarnya adalah Tri Koro Darmo yang berdiri di Jakarta pada
tanggal 7 Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan
Sunardi. Tri Koro Darmo memiliki arti tida tujuan mulai, yaitu: sakti, budhi,
dan bakti.
Dalam Kongres di Solo, mulai 12 Juni 1918 Tri Koro Darmo berubah nama
menjadi Jong Java. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar dapat
mebnagun Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah
pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri.
Organisasi Pemuda Indonesai di luar negeri yang paling terkenal adalah
Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia berpusat di Belanda dan
menyampaikan informasi ke dunia luar tentang perjuangan rakyat Indonesia.
Perhimpunan Indonesia mempunyai arah ke politik terutama ketika dipimpin
oleh Muhammad Hatta dan A. Subardjo.
 Partai Nasional Indonesia
PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan.
Partai ini bersifat radikal. Tujuan dari PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia yang akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri. Dengan
asas ini PNI bersikap nonkoperatif, artinya tidak mau bekerjasama atau iku
serta dengan dewan-dewan bentukan Belanda.
Dalam kongres PNI pertama tanggal 27-30 Mei di SurabayaIr. Soekarno
terpilih sebagai ketua Pengurus Besar PNI. Cita-cita PNI untuk menggalang
persatuan bukan hanya mempengruhi pikirn organisasi-organisasi politik
lainnya, melainkan juga berpengaruh positif pada organisasi pemuda yang
kemudian mengadakan sumpah pemuda, dan organisasi persatuan wanita yang
kemudian membentuk Perserikatan perempuan Indonesia.
Kemajuan PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan
membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas. Akhirnya mereka
menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada 29 Desember 1929.
 Fraksi Nasional
Fraksi nasional dalan volksraad didirakan pada 27 Januari 1930 di jakarta
yang beranggotakan 10 orang anggota volksraad dengan ketua Moh. Husni
Thamrin. Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya
kemerdekaan nasional yakni:
 Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan.
 Berusaha menghapuskan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan
intelektual sebagai antithese colonial.
 Mengusahakan kedua hal tersebut di atas dengan cara-cara yang tidak
bertentangan dengan hukum.
C. Perjuangan setelah kemerdekaan
Atas nama bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh
Bung Karno didampingi oleh Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai
negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mendapat simpati dari
bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tampak dari adanya pengakuan negara lain terhadap
Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai sebuah negara merdeka, maka pada tanggal 18
Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar (UUD 1945) dan pemilihan Presiden
yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden. Semula rakyat Indonesia
menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka
mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands
Indies Civil Administration (NICA) di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook
ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA
adalah organisasi yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan diri ke
Australia setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan
berpusat di Australia.
Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah
dilepas Oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di
Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi pertempuran
melawan NICA dan Sekutu.
D. Peristiwa setelah Kemerdekaan
 Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Petempuran ini terjadi antara pihak tentara Britania Raya dengan tentara
Indonesia. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota
Surabaya. Pertempuran ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia
dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan salah
satu pertempuran terberat dan terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional
Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia kepada
kolonialisme. Pertempuran dasyat ini memakan waktu hampir satu bulan
lamanya, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris. Peristiwa
berdarah ini benar benar membuat inggris merasa berperang dipasifik, medan
perang Surabaya mendapat julukan “neraka” bagi mereka karena kerugian yg
disebabkan tidaklah sedikit, sekitar 1600 orang prajurit pengalaman mereka
tewas di surabaya serta puluhan alat perang rusak dan hancur diterjang badai
semangat arek arek Surabaya. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat
yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara yang membuat
Inggris serasa terpanggang di neraka telah membuat kota Surabaya kemudian
dikenang sebagai Kota Pahlawan dan tanggal 10 nopember diperingati setiap
tahunnya sebagai hari Pahlawan.
 Pertempuran Ambarawa
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap
Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Sekutu dari Divisi
India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia
memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan perang yang berada di
penjara Ambarawa dan Magelang. Kedatangan pasukan Sekutu (Inggris)
diikuti oleh pasukan NICA. Mereka mempersenjatai para bekas tawanan
perang Eropa, sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi insiden di
Magelang yang kemudian terjadi pertempuran antara pasukan TKR dengan
pasukan Sekutu. Insiden berakhir setelah Presiden Soekarno dan Brigadir
Jenderal Bethell datang ke Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka
mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat yang
dituangkan da1am 12 pasal.
 Medan Area
Mr. Teuku M. Hassan yang telah diangkat menjadi gubernur mulai
membenahi daerahnya. Tugas pertama yang dilakukan Gubernur Sumatera ini
adalah menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite Nasional Indonesia
untuk wilayah Sumatera. Oleh karena itu, mulai dilakukan pembersihan
terhadap tentara Jepang dengan melucuti senjata dan menduduki gedung-
gedung pemerintah. Pada tanggal 9 Oktober 1945, di Medan mendarat
pasukan Serikat yang diboncengi oleh NICA. Para Pemuda Indonesia dan
Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan. Pertempuran pertama
pecah tanggal 13 Oktober 1945 ketika lencana merah putih diinjak-injak oleh
tamu di sebuah hotel. Para pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut
sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata sebagian
orang-orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat menjalar ke seluruh
kota Medan. Peristiwa kepahlawanan ini kemudian dikenal sebagai
pertempuran “Medan Area”.
 Bandung Lautan Api
Istilah Bandung Lautan Api menunjukkan terbakarnya kota Bandung sebelah
selatan akibat politik bumi hangus yang diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi
tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum perintah pengosongan Bandung
oleh Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di Bandung juga terjadi pelucutan
senjata terhadap Jepang. Di pihak lain, tentara Serikat menghendaki agar
persenjataan yang telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka.
Para pejuang akhirnya meninggalkan Bandung, tetapi terlebih dahulu
membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis ini kemudian dikenal
sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
 Tragedi Nasional (Masa Orde Lama).
Tragedi nasional adalah suatu rangkaian peristiwa yang menimpa bangsa
Indonesia. Tragedi ini tentu membawa akibat yang sangat merugikan dan
menyengsarakan rakyat Indonesia. Peristiwa-demi peristiwa terjadi pada
bangsa Indonesia sekaligus merupakan ancaman, tantangan dan hambatan.
Peristiwa-peristiwa tersebut sangat mengganggu upaya menata kembali
bangsa Indonesia setelah mencapai kemerdekaan.
 Pemberontakan PKI Madiun 1948
Peristiwa Madiun tidak dapat dipisahkan dari pembentukn Fron Demokrasi
Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948. FDR adalah kumpulan beberapa
partai seperti partai Sosialis, Pesindo, partaiBuruh, PKI dan Sobsi. Peristiwa
Madiun itu diawali dari kota Solo yang dilakukan oleh para pengikut Muso
dan Amir SyarifuddinPada tahun 1948 Muso kembali dari Rusia.
Sekembalinya itu Musobergabung dengan Partai Komunis Indonesia.
Ajaranyang diberikan pada para anggota PKI adalah mengadu domba
kesatuan nasional denganmenyebarkan teror. . Pada tanggal 18 September
1948 di Madiun tokoh-tokoh PKI memproklamirkan berdirinya Republik
Soviet Indonesia. Orang-orang yang dianggap musuh politiknya dibunuh oleh
PKI. Dengan terjadinya peristiwa Madiun tersebut, pemerintah dengan segera
mengambil tindakan tegas. Pemberontakan Madiun itu dapat diatasi setelah
pemerintah mengangkat Gubernur Militer Kolonel Subroto yang wilayahnya
meliputi Semarang, Pati dan Madiun. Walaupun dalam menghancurkan
kekuatan PKI dalam peristiwa Madiun menelan banyak korban, namun
tindakan itu demi mempertahankan Kemerdekaan yang kita miliki. Ketika
Belanda melakukan agresi terhadap Republik Indonesia, PKI justru menikam
dari belakang dengan melaukan pemberontakan yang sekaligus dapat
merepotkan pemerintah Republik.
 Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
Usai pendudukan oleh Kekaisaran Jepang pada 1945, para pemimpin
khususnya yang berdomisili di Pulau Jawa menyatakan kemerdekaan
Indonesia. namun Tidak semua suku dan wilayah di Indonesia langsung
menerima dan bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia). Kala itu banyak terjadi pemberontakan dan Pemberontakan
pribumi pertama yang terorganisasi muncul di Maluku Selatan dengan
bantuan Belanda, pemberontakan tersebut biasa disebut Pemberontakan RMS
(Republik Maluku Selatan).
 Gerakan 30 September 1965 (G.30 S / PKI)
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI),
Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September
sampai di awal 1 Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan kudeta.

2. Menganalisis karakteristik perjuangan bangsa Indonesia


a. Karakteristik perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908
 Kurang adanya persatuan
 Perjuangan masih bersifat kedaerahan
 Faktor persenjataan
 Senjata yang dimiliki para pejuang Indonesia masih sangat sederhana
 Politik Devide et Impera
 Perjuangan masih dilakukan dengan cara fisik, dan dipimpin oleh seorang
bangsawan ataupun pemimpin daerah yang lainnya.
 Perjuangan sangat bergantung pada pemimpin atau tokoh tertentu
b. Karakteristik perjuangan bangsa Indonesia sesudah tahun 1908
 Perjuangan bersifat nasional
 Pimpinan perjuangan ditentukan berdasarkan kemauan, kemampuan,
kecerdasan dan keterampilan (rasional), tidak lagi berdasarkan kharisma.
 Perjuangan berkesinambungan, walaupun pimpinan perjuangan tertangkap
atau meninggal, pimpinan perjuangan dapat diganti setiap saat.
 Perjuangan diatur dan dikendalikan oleh organisasi modern sebagai wadah
dan alat perjuangan.
 Cita-cita perjuangan sangat jelas, yaitu terwujudnya bangsa dan negara
Indonesia merdeka dan berdaulat.
 Perjuangan untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak untuk kepentingan
pribadi/golongan.

Anda mungkin juga menyukai