KHAERUL JAMHIR
1722100027
NIM : 1722100027
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis Peternakan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
ii
“Analisis Distribusi Pemasaran Bibit Sapi Bali Di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan
Pakan Ternak Provinsi Sulawesi Selatan”. Penulisan proposal ini bertujuan untuk
memenuhi syarat kelulusan ujian seminar usulan penelitian di Jurusan Peternakan,
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Nur Halisa
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN .................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
iii
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................................2
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori.....................................................3
A. Gambaran Umum Sapi Bali.....................................................................3
B. Pemasaran Sapi Bali................................................................................5
C. Distribusi Pemasaran...............................................................................6
D. Macam-Macam Distribusi Pemasaran.....................................................8
E. Margin Pemasaran....................................................................................9
2.2 Penelitian Terdahulu......................................................................................9
2.3 Kerangka konseptual...................................................................................10
III METODE PENELITIAN .....................................................................................
3.1 Tempat dan Waktu.......................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................12
3.3 Rancangan Penelitian...................................................................................12
3.4 Prosedur Penelitian.......................................................................................12
3.5 Analisis Data.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil jika telah
memberikan kontribusi pendapatan dan memenuhi kebutuhan hidup
peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah
kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan
pendapatan rumah tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan sapi potong
adalah salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jenis ternak
Jenis ternak adalah pemberian nama pada sekelompok ternak yang
mempunyai persamaan, tanda-tanda dari bagian tubuh tertentu, misalnya
sama-sama memiliki tanduk, sama-sama memiliki punuk, sama-sama
memiliki paruh, dan lainlain. Apabila dikawinkan antara ternak jantan dan
ternak betina dari sekelompok ternak tersebut, dapat menghasilkan
keturunan.
2. Bangsa/Ras
Bangsa/Ras ternak adalah kelompokternak yang merupakan bagian
dari kelompok yang sama atau hampir sama, dimana sifat-sifat tersebut
dapat diturunkan kepada keturunannya.
3. Tipe Ternak
Tipe ternak adalah pembagian ternak yang berdasarkan atas
kemampuan ternak yang bersangkutan dalam hal memproduksi suatu hasil
atau jasa.
8
Tipe sapi potong (pedaging) adalah sapi yang mempunyai
kemampuan memproduksi daging yang tinggi. Olehnya itu, tujuan
pemeliharaan ternak untuk tipe potong lebih difokuskan pada penghasilan
daging.
9
4) Tulang kuat,
5) Tubuh besar dan harmonis.
d. Tipe sapi dwiguna/triguna
Sapi potong adalah sapi adalah sapi yang khusus dipelihara untuk
digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat
pertumbuhan cepat dan kualitas daging yang cukup baik. Sapi-sapi inilah
yang dijadikan sapi bakalan yang dipelihara secara intensif selama
beberapa bulan, sehingga diperoleh pertumbuhan berat badan yang ideal
10
untuk dipotong, pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang
sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolak ukur penampilan
produksi sapi potong adalah pertumbuhan berat badan harian (Hermanto,
1993).
1. Asal-Usul Sapi
Sapi yang diternak saat ini diperkirakan berasal dari berasal dari
sapi-sapi liar (Bos primigenius). Sapi ini kemudian mengalami domestika
±6.500 tahun dan proses domestika ini tentunya sapi menjadi ternak
peliharaan tentunya membutuhkan waktu yang lama. Menurut Meuner
(1963), dikutip Wello (2011), penjinakan ini diawali dengan hubungan
sosial antara manusia dan hewan dalam beberapa tahap, yaitu:
11
Semua sapi jinak yang diternakkan berasal dari:
a. Kingdom : Animalia
b. Subingdom : Vertebrata
c. Klass : Mamalia
d. Subrodo : Ungulata
e. Ordo : Artiodactyla
f. Famili : Bovidae
g. Subfamili : Bovinae
h. Genus : Bos, Bison
i. Sub Genus : Bos dan Bibos
j. Spesies : Bos (Bibos) Banteng (Bali). Bos (Bibos) frontalis
(mithan).Bos
(phoepagus) grunniens (yak jinak)
3. Bangsa-Bangsa Sapi Potong
Bangsa-bangsa sapi potong, dapat dibagi kedalam 2(dua) kelompok
utama, yaitu bangsa sapi tropis dan bangsa subtropis. Pengelompokkan
bangsa sapi ini didasarkan pada iklim dimana mereka berada. Bangsa sapi
potong tropis adalah sapi yang berasal dan/atau hidup di wilayah yang
beriklim tropis, sedangkan bangsa sapi subtropis adalah sapi yang berasal
atau hidup di wilayah yang beriklim subtropis.
12
Beberapa bangsa sapi tropis dengan sifat-sifat khususnya didapat
dari berbagai sumber terutama dariyang dikutip Williamson dan Payne
(1978) dan dikutip secara keseluruhan oleh Reksohadiprodjo (1995).
Bangsa sapi subtropis memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan sapi tropis.
13
4) Timbunan lemak pada sapi dewasa cukup tebal;
5) Garis punggung lurus dan rata;
6) Tulang pinggang lebar dan menonjol keluar;
7) Rongga dada berkembang dengan baik;
8) Bulu panjang dan kasar;
9) Kaki pendek, sehingga gerakannya lamban;
10) Sapi cepat menjadi dewasa karena pada umur 4 tahun dapat
mencapai pertumbuhan maksimal;
11) Sapi tidak tahan terhadap suhu tinggi, sehingga relatif lebih banyak
minum dan kotoranya basah;
12) Tidak tahan terhadap gigitan caplak dan nyamuk;
13) Sapi jantan bisa mencapai 900 kg.
C. Pakan Ternak Potong
14
Olehnya itu, agar pemberian pakan kepada ternak dapat ekonomis
dan efesien, maka peternak harus memahami kebutuhan zat-zat pakan bagi
ternak peliharaannya.
1. Pengertian Pakan
Pakan dapat didefnisikan sebagai semua yang bisa dimakan oleh
ternak dan tidak mengganggu kesehatannya, pada umumnya pengertian
pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi; kualitatif, kuantitatif,
serta keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya atau pakan
adalah segala sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-
zat gizi kepada ternak.
a. Pakan hijauan
15
b. Pakan penguat (konsentrat)
c. Pakan tambahan
3. Pemberian pakan
Berdasarkan sumber bahan pakannya, sapi termasuk hewan
herbivora, yakni pemakan tumbuhan. Hampir seluruh pakannya memang
berasal dari tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan memiliki sel dengan struktur
yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan sel hewan, sehingga untuk
mencerna tumbuh-tumbuhan, diperlukan proses khusus yang jauh lebih
16
sulit, terutama jika dibandingkan dengan hewan pemakan serangga atau
pemakan hewan lainnya (carnivora)
17
Menurut (Santoso, 2006) ternak sapi mempunyai peran yang cukup
penting bagi petani sebagai penghasil pupuk kandang, tenaga pengolah
lahan, pemanfaatan limbah pertanian dan sebagai sumber pendapatan.
Ternak merupakan salah satu sumber protein hewani masyarakat,
mempunyai prospek yang cerah dan menjanjikan untuk dikembangkan.
Selain itu, ternak dapat menjadi sumber pendapatan petani ternak,
lapangan kerja, tenaga kerja dan sumber devisa yang potensial serta
perbaikan kualitas tanah. Ditambahkan oleh (Syam, 2013) bahwa sapi
potong mempunyai fungsi sosial yang penting di masyarakat sehingga
merupakan komoditas yang sangat penting untuk dikembangkan.
Sumberdaya peternakan, khususnya sapi potong merupakan salah
satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable) dan berpotensi
untuk dikembangkan guna meningkatkan dinamika ekonomi. Menurut
Saragih dalam (Mersyah, 2005), ada beberapa pertimbangan perlunya
mengembangkan usaha
ternak sapi potong, yaitu:
18
ekstensifikasi menitikberatkan pada peningkatan populasi ternak yang
didukung oleh pengadaan dan peningkatan mutu bibit, penanggulangan
penyakit, penyuluhan dan pembinaan usaha, bantuan perkreditan,
pengadaan dan peningkatan mutu pakan, dan peningkatan mutu bibit,
penanggulangan penyakit, penyuluhan dan pembinaan usaha, bantuan
perkreditan, pengadaan dan peningkatan mutu pakan, dan pemasaran.
Menurut Mubyarto, (1995), penyuluhan dan pembinaan terhadap petani-
peternak dilakukan untuk mengubah carabeternak dari pola tradisional
menjadi usaha ternak komersial dengan menerapkan cara-cara zooteknik
yang baik. Zooteknik tersebut termasuk saptausaha beternak sapi potong,
yang meliputi penggunaan bibit unggul, perkandangan yang sehat,
penyediaan dan pemberian pakan yang cukup nutrien, pengendalian
terhadap penyakit, pengelolaan reproduksi, pengelolaan pascapanen, dan
pemasaran hasil yang baik.
19
dipelihara secara ekstensif, sehingga menyulitkan dalam
pengendalian penyakit dan terjadinya penurunan genetik akibat
inbreeding,
5. Menyempitnya lahan padang penggembalaan akibat alih fungsi
lahan.
20
motif ekonomi bagi pemiliknya yang rata-rata pendapatannya masih
rendah dengan tingkat kepemilikan sapi potong hanya rata-rata 2-3 ekor.
Para peternak cenderung akan menjual ternak mereka ketika menghadapi
permasalahan finansial dengan pertimbangan bahwa sapi potong
merupakan asset yang paling mudah dijual tanpa mempertimbangkan
produktivitas ternak tersebut.
21
pengurasan terhadap ternak lokal dalam upaya memenuhi
kebutuhan konsumsi daging dalam negeri.
22
1. Angka service per conception (S/C) cukup tinggi, mencapai 2,60,
karena terbatasnya fasilitas pelayanan (IB), baik ketersediaan
semen beku, tenaga inseminator maupun masalah transportasi,
2. Calving interval terlalu panjang,
3. Tingkat mortalitas pedet prasapih tinggi, ada yang mencapai 50%.
23
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mubyarto (1991) yakni dalam
strategi pengembangan ternak adalah didasarkan sumber pakan dan lokasi
usaha. Manfaat yang dapat diambil dari model atau pola tersebut adalah:
24
Penerapan konsep kemitraan antara peternak sebagai mitra dan
pihak kelompok peternak perlu dilakukan sebagai upaya khusus agar usaha
ternak sapi potong, baik sebagai usaha pokok maupun pendukung dapat
berjalan seimbang. Upaya khusus tersebut meliputi antara lain pembinaan
finansial dan teknik serta aspek manajemen. Pembinaan manajemen yang
baik, terarah, dan konsisten terhadap peternak sapi potong sebagai mitra
akan meningkatkan kinerja usaha, yang akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan. Oleh karena itu, melalui kemitraan, baik yang dilakukan
secara pasif maupun aktif akan menumbuhkan jalinan kerja sama dan
membentuk hubungan bisnis yang sehat.
F. Peningkatan Produktivitas
25
adaptasinya baik.
komoditas tersebut.
26
Kerangka konseptual yang akan mendasari penelitian ini sebagai berikut :
27
Analisis Distribusi Pemasaran Bibit Sapi Bali Di UPT
Pembibitan T ernak dan Hijauan Pakan Ternak Provinsi
Sulawesi Selatan .
Metode Penelitian
Rancangan Prosedur
Penelitian Penelitian
Metode Melakukan
Survey Analisis Data observasi
28
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Januari-April 2021 bertempat
di P4S rama lingkungan kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Melakukan wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data primer dengan teknik
wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaannya
(kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.
3. Menganalisis data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga dapat
diketahui distribusi dan margin pemasaran.
29
3.8 Analisis Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Analisis distribusi pemasaran
Analisis distribusi pemasaran ini dilakukan untuk mengetahui distribusi
yang dilalui dalam pemasaran ternak sapi bali di UPT Pembibitan Ternak
dan Hijauan Pakan Ternak, Provinsi Sul-Sel. Analisis ini dilakukan
dengan mengkaji sistem dan distribusi pemasaran yang telah ditelusuri
dari titik produsen sampai kepada konsumen.
Mp : Margin pemasaran
Pr : Harga pemasaran/harga eceran
Pf : Harga dari produsen
DAFTAR PUSTAKA
Aiba Aksen, J.C Long, B. Rolimpandey, dan L.S. Kalangi. 2018. Analisis
Pendapatan Usaha Perternakan Sapi Potong di Kecamatan Weda Selatan
Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal Zootek. 38(1).
Astati, A. Suarda, dan Indah Fatmah Supardi. 2016. Strategi Pemasaran Sapi
Potong (Studi Kasus Pt. Berdikari United Livestock Kabupaten Sidrap).
Jurnal Ilmu dan Industri Perternakan. 3(1).
30
Alamsyah Aditya Fauzi, Taslim, dan Anita Fitriani. 2016. “Analisis Saluran dan
Margin Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Tanjungsari”. Skripsi.
Fakultas Peternakan Unpad.
Daroini, A. (2013). Pola pemasaran sapi potong pada peternak skala kecil di
Kabupaten Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, 13(1), 55-62.
Erizal. 2015. Analisis Pemasaran Sapi Potong di Propinsi Bali. Peneliti Muda
pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.
Fitriani. 2015. Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan. Buletin Peternakan. 37(1): 49-58.
Ningsih Umi Wisapti, Budi Hartono, dan Eko Nugroho. 2017. Analisis pemasaran
Sapi Potong Melalui Analisis Margin, Transmisi Harga, Struktur
Pemasaran, Prilaku Pemasaran dan Kirnerja Pemasaran. Jurnal Ilmu-Ilmu
Perternakan. 27(1):1 -11.
Mustofa, Ahmad Nur, Dyah Wahyuning A, dan Afif Muhammad. 2015.” Analisis
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Peternak dalam
Memulai Usaha Ternak Sapi Potong di Desa Kedungkumpul Kecamatan
Sarirejo Kabupaten Lamongan”. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas
Islam Lamongan.Suherman, 2014.
Suhbi, Andi Rezki Adzan. 2015. “Analisis Perkembangan Populasi Ternak Sapi
Potong di Kabupaten Bulukumba (Studi Kasus : Kecamatan Bontotiro dan
Kecamatan Herlang)”. Skripsi. Jurusan Ilmu Peternakan Fakulas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata.
Sungeng. 2016. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
31
Widitananto, G. Sihombing dan A.I Sari. 2012. Analisis Pemasaran Ternak Sapi
Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Tropical
Animal Husbandry. 1 (1): 59-66
Al-Qur’an karim
2011.
Bandung.
Bessant, Wijayanti BT. 2005. Analisis Usaha Peternak Sapi Potong dalam
Kaitannya
32
dengan Kesejahteraan Peternak di Kebupatendan Kota Bogor. Program
dan Tingkat Konsumsi Daging, Telur dan susu. http; //www. Deptan.go.id,
2013.
33
Sulawesi Selatan
Indriawan,Marno.2014.Recording/PencatatanTernak.www.wasbitnakbkl.b
logspot.co.i
Press, 2013.
Singapore.
34
PPBS. Suhartati dan Fathorrozi (2002, TEORI Ekonomi MIKRO, Jakarta :
salemba empat).
Saud).www.pengusahamuslim.com/3897-batasan-mengambil-
keuntungandalam-islam.html. Di akses 19 Agustus 2016
1995.
35
Sarwono, B. Dan HB Arianto. Penggemukan Sapi Potong Secara cepat.
Jakarta :
36