Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat makanan


atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan
bantuan energi cahaya matahari (Tanan, 2015). Fotosintesis adalah proses
pembuatan energi atau zat makanan yang berlangsung atas peran cahaya
matahari dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air. Makhluk
hidup yang mampu melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri. Fotosintesis penting bagi kehidupan di bumi karena
hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh
proses fotosintesis (Syarif, 2009).

Fotosintesis merupakan proses penting yang mendasari hampir semua


kehidupan. Namun, fotosintesis merupakan peristiwa yang rentan terhadap stres
lingkungan. Perubahan dalam penyerapan cahaya akan berpengaruh terhadap
kemampuan tanaman untuk menghasilkan ATP dan NADPH (Johnson &
Lowson, 2015). Menurut tanggapan terhadap cahaya matahari untuk fotosintesis,
tanaman digolongkan menjadi tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman CAM
(crassulacean acid metabolism). Tanaman C3 dapat tumbuh baik di bawah
naungan atau di tempat yang intensitas mataharinya rendah. Tanaman C4 adalah
tanaman yang mampu hidup dilahan yang terpapar intensiotas matahari penuh.
Tanaman fotosintesis C3 yang merupakan tumbuhan asal daerah subtropis
sebagian besar telah mengalami proses evolusi pada daerah tropis yang memiliki
suhu tinggi, ketersediaan air yang rendah, dan kelembaban yang rendah menjadi
tanaman antara atau tanaman C3-C4 (Tanan, 2015).

Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di
stroma. Berbeda dengan reaksi terang, reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung
cahaya bisa terjadi pada saat siang dan malam, namun pada siang hari laju reaksi
gelap tentu lebih rendah dari laju reaksi terang. Reaksi gelap dimulai dengan
pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekul gula 5 karbon yaitu
ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase atau
oksigenase (rubisco) yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6 karbon.
Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3 karbon yaitu
3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12 ATP membentuk
1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12 NADPH
membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat atau PGAL. 2 PGAL digunakan
untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10
molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul
Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses
pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan
proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi (Salisburry,
1995).

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui fluktuasi


kandungan asam malat pada tanaman CAM.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 3.1 Kandungan Asam Malat
Jumlah Asam Malat
No Waktu Pengamatan
(%)
1 Pukul 24.00 0,35%
2 Pukul 03.00 1,005%
3 Pukul 06.00 0,335%
4 Pukul 09.00 0,268%
5 Pukul 12.00 0,335%
6 Pukul 15.00 0,335%
7 Pukul 18.00 1%
8 Pukul 21.00 0,91%

Perhitungan :
V x N x Fp x 67
% Asam Malat = x 100 %
w
1
0,3 x 0,01 x x 67
= 10
x 100 %
2
1
0,201 x
= 10
x 100 %
2
0,0201
= x 100 %
2
= 1,005%
Grafik 3.1 Fluktuasi Kandungan Asam Malat Pada Tanaman CAM

Kandungan Asam Malat


1.20%

1.00%

0.80%

0.60%

0.40%

0.20%

0.00%
Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul Pukul
24.00 03.00 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00
Series 1

Gambar 3. 1 Ekstrak Tanaman CAM Gambar 3.2 Ekstrak Tanaman CAM


Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
Tanan, A., 2015. Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Cabai Besar Varietas. Jurnal AgroSaint, 6(2), pp. 71- 79.
Salisburry, F B, Ross C W.1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press.
Syarif, 2009. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Bandung: Pusat
Pengembanga.

Anda mungkin juga menyukai