Anda di halaman 1dari 39

BAB III

ALAM SEMESTA DAN LINGKUNGAN


A. PENDAHULUAN
Alam dan lingkungan merupakan objek garapan manusia. Manusia sebagai
subjek untuk menggarapnya, sebagaimana Allah perintahkan kepada Nabi Adam
dan keturunannya untuk menempati, mengelola, memelihara, melestarikan dan
mengambil manfaatnya. Namun di abad modern persoalan lingkungan menjadi
ancaman bagi keberadaan manusia, karena manusia semakin tidak bersahabat
dengannya. Selain itu, rusaknya alam dan lingkungan menimbulkan kecemasan
bagi manusia.
Masalah lingkungan hidup, pencemaran dan pengurasan sumber dayanya
telah lama mengakibatkan hilangnya keseimbangan pada alam, sehingga
permasalahan ini menjadi pembicaraan hangat para ilmuwan, budayawan, dan
seluruh pemikir di seluruh dunia. Sebagian umat manusia semakin sadar, bahwa
memelihara alam dan lingkungan menjadi PR bagi kita dan generasi penerus.
Karena jika kerusakan di biarkan, maka generasi setelah kita pun akan lebih
terancam bahaya.
Pada bab ini akan diuraikan bagaimana Islam memandang tentang asal-usul
alam semesta, konsep-konsep Islam dalam pemeliharaan lingkungan, motif yang
melatarbelakangi manusia berbuat kerusakan, bahaya-bahaya yang mengancam
lingkungan, factor-faktor yang mengancam lingkungan, dan strategi Islam dalam
pemeliharaan lingkungan.
B. ASAL USUL ALAM SEMESTA
Dari pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat, manusia menyadari dirinya
berada dalam satu alam yang luasnya tak berbatas dan tak terukur dibanding
dirinya yang secara fisik teramat kecil, demikian ternyata alam ini mempengaruhi
hidup dan tindakan-tindakannya, keberuntungannya bahkan seluruh hidupnya
berpautan dan bergantung pada alam sekelilingnya. Dari kesadaran ini muncullah
pertanyaan hakikat lain : “Kapankah alam semesta ini terjadi?” “Bagaimana alam
ini terjadi?” “Dari sumber apa alam semesta ini memperoleh hidupnya?” “Apakah
akhir yang dituju dengan gerakan ini?” “Apakah tujuan yang paling akhir sekali?”
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak berhenti disitu saja, bahkan manusia akan terus
bertanya “Kalau alam ini terjadi dengan sendirinya, bagaimana hal itu dapat
diterima, yakni atas dasar-dasar apa?” “Kalau alam ini terjadi karena kekuatan lain,
lantas apakah kekuatan itu?” “Apakah sesuatu yang bukan pribadi (impersonal)
seperti listrik, Ataukah ia itu suatu pribadi?” “Kalau bukan pribadi pastilah ia tak
punya maksud dan tujuan, tak akan ada sistem moral, tak akan ada cara-cara

50
bergaul dengan alam. Ah! Pastilah ia suatu pribadi, tapi apa tujuan penciptaan ini?”
Demikianlah setidaknya kegelisahan lain manusia yang selanjutnya mendorong
lahirnya penelitian-penelitian tentang alam semesta. Kendatipun ilmu
pengetahuan kealaman telah sedemikian maju dan mampu menyajikan jawaban-
jawaban menakjubkan, namun hingga kini jawaban-jawaban tersebut betul-betul
belum memuaskan.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, para ilmuan muslim klasik, sebagai
contoh Abu Raihan Al- Bairuni, yang hidup dalam abad ke-X dan rajin mengukur
berat jenis berbagai benda, adalah orang pertama yang menyatakan universalitas
hukum alam, dengan mengatakan bahwa fenomena gravitasi di bumi sama dengan
yang ada di langit. Ialah orang yang mengatakan bahwa model alam Plolemaeos,
yang geosentris, secara fisis tidak masuk akal, sebab langit yang begitu besar
dengan bintang yang menurutnya menempel padanya dinyatakan berputar
mengelilingi bumi sebagai pusat. Ia bahkan menyebutkan kemungkinan adanya
orbit yang eliptik pada planet. Ketika enam abad kemudian John Kepler berhasil
menemukan hubungan antara waktu edar planet-planet dengan sumbu utama
elips masing-masing, maka muncullah dalam abad ke-XVII karya Isaac Newton
“Pricipia” yang berisi teori gravitasi. Sejak itu pula orang mengetahui apa sebab
yang mengekang planet-planet tata surya bergerak mengitari matahari.
Konsepsi Astro-Fisika tentang penciptaan alam berubah-ubah sepanjang
sejarah, hal ini bergantung pada kecanggihan teknologi yang digunakan dalam
observasinya, demikian bergantung pada kemajuan fisika itu sendiri. Dalam
dasawarsa pertama, ahli fisika mengungkapkan konsepsinya bahwa ruang alam tak
berbatas dan besarnya tak terhingga, sebab kalau ia terbatas, bintang dan galaksi
yang ada di tepi akan merasakan gaya tarik gravitasi dari satu sisi saja, yaitu ke arah
pusat alam semesta, sehingga lama kelamaan benda-benda langit itu akan
berkumpul di sekitar pusat tersebut. Maka, karena logika ini tidak berlaku pada
kenyataan, orang berkesimpulan bahwa ruang alam ini tak berbatas. Konsepsi ini
berlanjut pada kesimpulan bahwa ketakterbatasan alam juga berimplikasi pada
ketakberubahan status totalitasnya dari waktu tak berhingga lamanya yang telah
lampau sampai waktu tak berhingga lamanya yang akan datang. Atau –menurut
mereka- materi alam merupakan materi kekal adanya. Apapun reaksi kimia atau
fisis yang dialami, massanya tak pernah hilang atau paling tidak akan berubah
menjadi energi yang setara. Tak ayal, mereka berpegang teguh pada konsepsi
bahwa alam ini bukanlah sesuatu yang diciptakan (makhluk) dan sudah barang
tentu bertentangan dengan Al-Qur’an.
Pada tahun 1929 terjadi peristiwa penting yang menjadi awal pergeseran
pendangan di lingkungan para ahli tentang penciptaan alam, yang mengubah

51
secara radikal konsepsi para ahli fisika mengenai munculnya alam semesta. Pada
tahun ini Hubble, yang mempergunakan teropong bintang terbesar di dunia
berkesimpulan bahwa galaksi-galaksi itu pun bergerak. Penemuan ini menunjukkan
bahwa alam semesta ini tidak statis, tetapi dinamis, bahkan dikatakan bahwa alam
ini berkembang yang berlanjut pada membesarnya volume jagad raya setiap saat.
Hubble juga menemukan matahari merupakan bintang biasa belaka yang agak sulit
dikenal dalam sekala galaksi, demikaian bahwa matahari ternyata adalah satu dari
sekitar 100 milyar buah bintang dalam galaksi bima sakti.
Berdasarkan kenyataan pergerakan dinamis galaksi-galaksi yang mengembang,
memang ada sebagaian pendapat yang menyatakan bahwa kerapatan jagat raya ini
tetap, tidak berubah. Hal ini disebabkan sewaktu galaksi-galaksi bergerak saling
menjauhi dalam ruang antar galaksi terus terciptakan materi baru yang berfungsi
mempertahankan kerapatan jagat raya agar kurang lebih konstan. Galaksi baru
yang terciptakan dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama tidak
hanya dari tempat berbeda tetapi juga sepanjang masa, sekarang dan masa yang
akan datang. Hipotesis ini disebut steady state.
Tafsiran lain yang berangakat dari perhitungan mengenai perbandingan
jarak dan laju gerak masing-masing galaksi yang teramati, disimpulkan bahwa
semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita
(Bimasakti), yaitu kira-kira 12 milyar tahun yang lalu. Pada saat ini terjadi ledakan
maha dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagad raya ke semua arah, yang
selanjutnya membentuk bintang-bintang dan galaksi. “Dentuman Besar” itu terjadi
ketika seluruh materi kosmos muncul dengan kerapatan yang sangat besar dan
dalam suhu sangat tinggi lebih tinggi dari volume kerapatan (titik singularitas)
materi-materi kosmos yang sangat kecil. Hipotesis ini kemudian disebut unsteady
state atau teori big bang.24 Kedua teori jagad raya di atas dipegang oleh para
penganutnya masing-masing, meski penelitian mutakhir lebih mengunggulkan teori
ledakan besar dari semua model kosmologi lainnya dalam menjelaskan kejadian
alam semesta.
1. Kosmologi Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, alam adalah segala apa saja selain Allah SWT. Yang
ada hanya dua, yaitu Allah dan alam semesta.Alam adalah yang diciptakan
(makhluk), sedang Allah adalah Pencipta (khalik), maka dalam Al-Qur’an, Allah
bergelar Rabbul ‘Alamin (Tuhan semesta alam). Mengenai penciptaan alam
semesta, surat Al-Baqarah : 117 Allah menjelaskan.

24
Achamad Baiquni, MSc. PhD, Prof., Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jogjakarata : PT.
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996. Hal.211

52
ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ‫الس َم َو ِ َ أ َ أ‬
َ ‫ض َوِإذا ق َض ى أ أم ًرا ف ِإ َّن َما َي ُقو ُل ل ُه ك أن ف َيكو َن‬
ِ ‫ات واْلر‬
َّ ‫َب ِد ُيع‬

Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan)
sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu
jadilah ia. (QS. Al-Baqarah/2 : 117)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah sang pencipta langit dan bumi,
yang memiliki kekuasaan absolut, otoritatif dan distingt (berbeda). Kekuasaan
ini bisa kita resapi dari kata “kun” yang berarti terjadi secara tiba-tiba. Namun
demikian, kata “kun” tidak berarti sesuatu yang dikehendaki Allah terjadi tanpa
proses, dengan memperhatikan kata berikutnya yang berbentuk kata kerja
sekarang atau akan datang (mudahri’), demikian bahwa penciptaan langit dan
bumi pada ayat lain disebutkan terjadi dalam waktu enam hari, atau
bertumbuh dalam enam masa yang panjang.
Proses penciptaan alam semesta dalam kosmologi Al-Qur’an, lebih
lanjut dapat kita lihat pada firman-Nya.
َ ‫َ ََ أ‬ َ ُ َ‫أ‬ ‫أ‬ َ ‫َ َ َ أ َ َ َّ َ َ َ ُ َ َّ َّ َ َ َ أ َ أ َ َ َ أ‬
َ ‫ض كان َتا َرت ًقا ف َف َت أق َن ُاُ َما َو َج َعل َنا ِم َن اَل ِاء كَ َّل ش أيء َحي أفَل ُيؤ ِم ُنو َن‬‫ات واْلر‬
ِ ‫أولم ير ال ِذين كفروا أن السمو‬
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya/21 : 30)
Tanpa pretensi bahwa ayat tersebut sering digunakan sebagai justifikasi
terhadap penemuan para ilmuan fisika tentang alam semesta.Al-Qur’an telah
diturunkan 14 abad yang lalu dan ternyata para ilmuwan baru menemukan
kebenaran konsepnya pada abad ini. Hal ini bukan berarti Al-Qur’an hanya
dapat dipahami oleh orang-orang pada waktu tertentu saja, melainkan
keterbatasan kemampuan manusia untuk menafsirkan ayat-ayat Allah yag
membedakan pandangan terhadap alam ini.
Para kosmolog muslim menafsirkan kata langit (sama’) dan bumi (ardh)
pada ayat ini dengan cara memilih kata berbeda dari makna aslinya :
a. Sama’ tidak lagi diartikan sebagai bola super raksasa yang didindingnya
ditempeli bintang-bintang, melainkan ruang alam yang didalamnya terdapat
bintang-bintang, galaksi-galaksi dan lain-lainnya. Karena secara
eksperimental dapat dibuktikan bahwa ruang serta waktu merupakan
kesatuan, maka digunakan istilah ruang-waktu sebagai ganti sama’
b. Ardh, bumi atau tanah, karena bumi baru terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun
yang lalu di sekitar matahari, dan tanah di bumi ini baru terjadi sekitar 3
milyar tahun yang lalu sebagai kerak di atas magma, maka kata-kata ard
lebih dekat diartikan sebagai bakal bumi; yang sudah ada sesaat setelah

53
Allah menciptakan alam semesta. Dan karena telah terbukti bahwa materi
dan energi setara dan dapat berubah dari satu menjadi yang lain, maka
keduanya diartikan sebagai energi-materi.
Keterpaduan (ratqan) ruang dan materi (lagit dan bumi) seperti
dinyatakan di dalam ayat di atas hanya dapat dipahami jika keduanya berada
pada satu titik singularitas fisis (kehampaan) yang merupakan volume berisi
seluruh materi.Sedangkan pemisahan itu terjadi dalam suatu ledakan dahsyat
atau dentuman besar yang melontarkan materi ke seluruh penjuru ruang alam
yang berkembang dengan sangat cepat sehingga tercipta universum yang
berekspansi atau mengembang.
Lebih lanjut dikatakan bahwa ekspansi alam ini menaburkan materi
paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi yang masing-masing berisi rata-rata
100 milyar bintang.25Hal ini dapat dilihat dalam firman-Nya.
َ ُ َ َّ َ ‫َ َّ َ َ َ أ َ َ َ أ‬
َ ‫وس ُعو َن‬
ِ ‫والس َماء بنيناُا ِبأيد وِإنا َل‬
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya.(QS. Adz-Dzariyat : 47)
Kekuatan yang melibatkan dalam pembangunan alam ini, dan yang
mampu melemparkan kira-kira 10.000 milyar bintang yang masing-masing
massanya sekitar massa matahari ke seluruh pelosok alam itu, tentu saja sulit
dibayangkan. Namun pada akhirnya apa yang dikembangkan oleh para ahli
fisika sampai juga pada kesimpulan bahwa alam ini pasti diciptakan dan bukan
ada dengan sendirinya. Akan tetapi para fisikawan pada umumnya
mengingkarinya, sebab mereka hanya mengakui kebenaran yang dapat
diinderakan atau dapat dideteksi oleh peralatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prinsip
antara hakikat alam menurut pakar fisika dalam filsafat ilmunya yang selalu
mendorong pengikutnya menghindari Pencipta alam ini, sebaliknya hakikat
alam menurut konsep kosmologi Al-Qur’an justru mendorong untuk selalu
bersandar pada Allah Pencipta alam semesta.
ْ َِّ‫ياْلفَاقِ َوفِيأ َ ْنفُ ِس ِه ْم َحتَّىيَتَبَيَّنَلَهُ ْمأَنَّه ُْال َحقُّأَ َولَ ْميَ ْكفِبِ َربِّ َكأَنَّهُ َعلَى ُُكل‬
ٌُ‫َْ شء ََ ِهي‬ ْ ِ‫َسنُ ِري ِه ْم َءايَاتِنَاف‬

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi
kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?(QS. Fusshilat/41
: 53)

25
Achamad Baiquni, MSc. PhD, Prof., Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jogjakarata : PT.
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, hal. :14

54
2. Mekanisme Alam ; Sunnatullah
Alam semesta itu telah diciptakan Allah menurut hukum-hukum yang
pasti, yang objektif dan yang tetap. Artinya, alam semesta adalah suatu kosmos
yang dalam bahasa ilmu pengetahuan di tentukan oleh laws of nature atau
dalam bahasa Islam disebut sunnatullah. Sebagaimana alam semesta, maka
demikian pula seluruh isinya termasuk manusia telah terikat dan berada dalam
suatu hukum serba tetap. Sebagai contoh, di antara alam semesta ialah sistam
tata surya kita, yang mempunya sembilan buah planet penting, 1500 planet
kecil-kecil dan 28 buah satelit (bulan-bulan) ; selurunya terkait dan berada
dalam suatu hukum serba tetap, dalam hukum rotasi atau hukum revolusi dari
setiap benda-benda langit itu. Demikian pula isi alam ini dari berbagai jenis
banda ; padat, gas dan cair, telah terikat dalam hukum-hukum.
Manusia sendiri seutuhnya takluk kepada hukum pertumbuhan dan
perubahan. Semenjak ia satu sel dan embrio dalam rahim, kemudian lahir bayi,
menjadi kanak-kanak, tumbuh menjadi remaja, selanjutnya menjadi tua dan
akhirnya mati menjadi tanah di perut bumi. Hukum-hukum yang serba tetap
yang mengatur alam itu sesungguhnya adalah hukum Allah (sunnatullah).
َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ‫أ ُأ‬ َ ‫َّ َ ُ ُ أ ُ َّ َ َ َ أ‬
ٌ ‫اْل أرض َو َل أم َي َّتخ أذ َو َل ًدا َو َل أم َي ُك أن َل ُه َشر‬
َ ‫ق ك َّل ش أيء فق َّد َر ُه ت أق ِد ًيرا‬
َ ‫يك ِفي اَلل ِك وخل‬ ِ ِ ِ ‫ات و‬ ِ ‫ال ِذي له ملك السمو‬
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai
anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan/25 : 2)
Hukum Allah pada makhluknya ada dua macam, yang tertulis dan yang
tidak tertulis.Hukum Allah yang tertulis, ialah yang diwahyukan-Nya kepada
para Nabi dan Rasul yang terhimpun menjadi kitab suci, yang terakhir ialah Al-
Qur’an. Hokum yang tertulis ini disebut sunnah allah dalam sejarah. Ciri khas
hukum Allah ini terletak pada reaksi waktunya (time response) lebih panjang,
mungkin lebih panjang dari usi manusia dan tidak dapat diketahui dengan jalan
eksperimen menurut ilmu.Umpanya orang yang beriman, yang beribadah dan
bertakwa, dijanjikan kehidupan yang baik, kesejahteraan dan
kebahagiaan.Sebaliknya orang yang bermaksiat, aniaya munafik dan kafir,
diancam hukuman kehinaan dan kebinasaan.Hokum Allah pasti berlaku, yaitu
kebaikan atas mereka yang taat pada Allah dan kehinaan atas mereka yang
durhaka pada Allah.Hukum Allah ini diwahyukan karena mungkin reaksi
waktunya lebih panjang dari umur manusia, sehingga tak dapat diuktikan
dengan pengamatan manusiawi dan dengan jalan eksperimen.Ciri khas lainnya
dari hokum Allah ini melibatkan manusia.

55
Hukum Allah yang tidak tertulis, ciri khasnya ialah reaksi waktu (time
response)-nya pendek, lebih pendek dari usia manusia, dapat dilakukan
penelitian dan eksperimen ; selain itu ia tidak melibatkan manusia. Misalnya,
titik didih air ialah 100 derajat celcius. Kalau air 1 liter dimasak di atas kompor
10 sumbu kira-kira membutuhkan waktu mendidih 10 menit, yang 10 menit
itulah disebut reaksi waktu, jauh lebih pendek dari usia manusia, sehingga titik
didih air dapat diketahui dengan mengukur suhu air itu ketika mendidih. Maka
semua hukum Allah yang raksi waktunya pendek dan tak melibatkan manusia,
seperti hukum titik didih air, titik cair baja, hukum gravitasi dan sebagainya,
tidak diwahyukan Allah dalam Al-Qur’an.Hikmahnya agar manusia
menggunakan anugerah Allah yang bernama akal, mengadakan pengembangan
ilmu dan teknologi.Dan sekiranya Allah mewahyukan hokum-hukum-Nya itu,
tentulah manusia menjadi bodoh.
Muhammad Imaduddin (2002:16) menyebutkan tiga sifat utama sunnah
Allah sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an dan dapat ditemukan pada
riset-riset yang dilakukan para saintis. Pertama, bahwa sunnatullah bersifat
pasti (exact), yakni pasti berlaku.Hal ini tersirat dalam firman Allah SWT.
َ َ ُ َّ َ َ َّ
َ ‫َِإ َّن الل َه َب ِال ُغ أ أم ِر ِه ق أد َج َع َل الل ُه ِلك ِل ش أيء ق أد ًَر‬
“…Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)
Nya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.‫”ا‬
(QS. Ath-Thalaq : 3)
Orang yang berbuat kebajikan, beramar makruf nahi munkar pasti
mendapat pahala dan buah dari amalnya itu. Demikian pula orang yang berbuat
kejahatan dan dosa, pasti akan mendapat hukuman bila ia tidak bertobat. Yang
demikian ini lebih mudah dibuktikan pada benda-benda lainnya, bahwa jika kita
angkat sebuah batu kemudian kita lepas maka pasti batu itu jatuh, ia tak
mungkin melayang-layang. Hokum Allah (gravitasi) pasti berlaku.
Kedua, hukum Allah bersifat objektif. Artinya, hukum Allah itu berlaku
pada apa dan pada siapa saja. Semua batu yang diangkat kemudian dilepas,
sekalipun ia batu ka’bah, pastilah jatuh juga. Tidak ada batu yang berada diluar
hukum gravitasi. Imaduddim memberi contoh menarik tentang sifat ini :
“… Sebuah menara masjid yang tinggi –menurut sunnatullah- haruslah
memakai tangkal petir di puncaknya, yakni sepotong batang tembaga yang
runcing ke atas dan dihubungkan dengan kawat tembaga besar yang
ditanamkan ke dalam tanah hingga sedalam batas permukaan air.Memasang
penagkal petir ini adalah sunnatullah yang bisa dipelajari dalam teknik
listrik.Jika hal ini dilanggar, maka menara itu pada musim hujan (banyak petir)
pasti dihancurkan petir, walau betapapun ikhlasnya orang mendermakan

56
uangnya untuk membuat masjid itu, dan walaupun masjid itu betul-betul
dipakai semata-mata untuk menghimbau orang mengingat dan mendekatkan
diri pada Allah. Sedangkan, sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat
judi –casino misalnya, yang tingginya sama dengan menara tadi, dan jelas
mengajak kepada maksiat, namun memenuhi sunnatullah memakai penangkal
petir, akan selamat dari samparan petir pada musim hujan. Hal ini
membuktikan sunnatullah itu objektif, tidak pilih kasih. Siapa saja yang
melanggar, akan kena hukuman-Nya, apapun alasan pelanggaran itu.” 26

Sifat sunnatullah ketiga adalah tetap, tidak pernah berubah (immutable)


sejak penciptaan alam semesta ini, dan tidak akan berubah sampai hancurnya
alam ini (kamat). Sebagaimana firman Allah.
ً َ َّ َ َ
َ ‫َول أن ت ِج َد ِل ُس َّن ِة الل ِه ت أب ِد‬
َ ‫يَل‬
“…dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.
(QS. Al-Ahzab /33: 62)
Sebagai contoh, sejak diciptakannya air itu, ia mengalir dari tempat
tinggi ke tempat rendah, tidak pernah sebaliknya. Dalam keadaan biasa titik
didih air tidak pernah dalam suhu 10 derajat celcius, tapi selalu dalam suhu 100
derajat celcius.
َ ََ َ ُ
َ َ‫ِإ َّنا ك َّل ش أيء خل أق َن ُاه ِبق َدر‬
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-
Qamar/54 : 49)
ُ َ َّ ُ َ ُ َ َ َّ َ
َ َ‫َوِإ أن ِم أن ش أيء ِإَل ِع أن َدنا خ َزا ِئ ُن ُه َو َما نن ِزل ُه ِإَل ِبق َدر َم أعلوم‬
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. (QS. Al-
Hijr/15 : 21)
Hukum Allah yang serba tetap dan teratur, pasti dan objektif dalam
beberapa kondisi bisa saja menyimpang.Bahwa adakalanya Allah memberikan
suatu hal yang menyimpang dari hukum-hukum Allah sendiri menurut penilaian
manusia, yang tujuannya untuk memperlihatkan kekuasaan dan kebesaran-Nya
kepada manusia agar manusia beriman sepenuhnya.Hal ini pun terjadi pada
saat-saat yang perlu dan tertentu, hanya terhadap nabi-nabi sebagai mukjizat
bagi mereka.

26
Muhammad Imamuddin, Islam (Sistem Nilai Terpadu), Jakarta; CV. Kuning Mas,
2002 hal. 19

57
3. Hubungan Manusia dan Alam
a. Hubungan Historis
Sampai saat ini manusia memahami bahwa dirinya adalah satu-
satunya makhluk beradab dalam kosmos yang luas dan kosong ini. Ini
adalah suatu pengertian yang membangkitkan perasaan kagum, takut,
heran dan takzim. Namun demikian, kalau saja jagat raya ini ternyata penuh
terisi dengan bentuk-bentuk kehidupan yang berada di luar yang
dibayangkan manusia juga membangkitkan perasaan sama. Bagi manusia
modern yang hidup di planet bumi sendiri, kehadirannya yang begitu tiba-
tiba dibandingkan usia bumi dan kemunculan makhluk pertama, merupakan
kenyataan yang menakjubkan.
Asal-usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta
merupakan topik yang menarik. Kapankah manusia pertama kali hadir di
muka bumi ini? Makhluk apakah nenek moyang manusia dan bagaimana
proses penurunan dan perubahan-perubahannya? Berlandaskan adanya
persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dua alasan yang bersifat
idiologis) pada abad ke-19 tumbuh suatu pemahaman tentang asal-usul
manusia yang dikaitkan dengan primata.
Berdasarkan kecenderungan mempertahankan pendapat memang
ada semacam upaya terselubung untuk mempertua usia kehadiran manusia
oleh kelompok Darwinisme. Hal ini menyebabkan pengambilan kesimpulan
yang serampangan dan mengaburkan fakta. Ramapithecus yang berusia 15
juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 tahun dianggap sebagai
manusia tertua. Pengamatan yang teliti menunjukkan bahwa kedua spesies
tersebut lebih layak disebut kera dari pada manusia.
Australopithecus sementara ini dianggap sebagai jenis yang paling
mewakili model manusia purba. Jenis ini hidup kira-kira pada 4 juta sampai
600.000 tahun yang lalu. Tingginya antara 1,25-1,50 meter dengan volume
otak antara 500-550 cc. Ciri-ciri tubuhnya sangat manusiawi; postur berkaki
dua, lekukan tulang punggungm pinggul lebarm tulan paha yang
meyesuaikan dengan diri dengan postur berkaku dua dan sebagainya.
Autrlopithecus mampu berpikir dan mampu pula menggunakan alat-alat
untuk mempermudah pekerjaannya. Di antara fosil yang ditemukan ada
batu-batu koral yang gunanya untuk membuat benda tajam dan barangkali
digunakan untuk berburu.
Manusia purba yang dianggap lebih maju adalah Pithecanthropus
Erectus yang hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu. Tingginya antara 1.50-

58
1.78 meter dengan volume otak rata-rata sekitar 900 cc. Dalam situs
fosilnya ditemukan tanda-tanda beliung yang ditanam dan batu-batu yang
diatur berjejer yang menunjukkan batas-batas berbagai penghunian. Semua
penemuan ini menunjukkan adanya kemampuan berfikir dan merenung.
Gelombang manusia purba berikutnya adalan Naenderthal yang
menurut beberapa sumber muncul sekitar 1.000.000 – 500.000 tahun yang
lalu. Tengkorak manusia Naenderthal lebih berkembang hingga 1.300-1.600
cc. Perkembangan tingkat intelektualnya terlihat dari kualitas senjata dan
peralatan yang ditemukan dekat fosilnya. Para ahl masih bertanya-tanya
apakah manusia Naenderthal melahirkan homo spiens ataukah mereka
hidup bersama-sama berdampingan. Sebagianpendapat menyatakan
keduanya hidup berdampingan sekita 100.000 tahun yang lalu.
Walaupun demikian manusia yang dikenal sebagai manusia modern
seperti sekarang ini dengan ciri-ciri anatomis untamanya telah ada sekitar
35.000 sampai 40.000 tahun yang lalu dan dikenal sebagai homo sapiens.
Kapasiatas tengkoraknya menurun hingga mencapai rata-rata 1.350 cc dan
kedua tangan serta kaki telah mendapatkan proporsi sebagaimana yang
dapat dilihat pada manusia sekarang.
Upaya menghubungakan Ramapithecus dan Oreopithecus dengan
mata rantai kehadiran manusia banyak ditentang para ahli. Bagsa kera
(primata) dianggap memiliki perbedaan yang sangat mendasar dengan
manusia meskipun Australopithecus memiliki volume tengkoraknya yang
hampir sama dengan sinpanse dan gorila. Kedua jenis kera terakhir yang
hidup hingga zaman kini tidak memiliki kecerdasan yang mencerminkan
kebudayaan manusiawi sebagaimana Australopithecus.
Memang teori evolusi pada hewan dianggap cukup ketat. Bentuk-
bentu kehidupan bersel banyak hampir dapat dipastikan merupakan
perkembangan dari bentuk sel tunggal. Cenophores yang memiliki dasar-
dasar bagi organ-organ dan sel-sel yang telah mendapatkan fungsi-fungsi
urat syarag telah terbentu kira-kira kurang dari satu milyar tahun yang lalu.
Hewan-hewan tak bertulan belakan mungkin telah muncul 500 atau 600
juta tahun yang lalu bersama dengan bangsa kerang-kerangan, cacing
gelang dan serangga pertama. Hewan-hewan bertulang belakan datang
sesudahnya sekitar 450 juta tahun yang lalu dan begitu pula ikan-ikan
tertentu yang terus berkembang setelah itu.
Hewan-hewan bumi bertulang belakang (amfibi dan reptil) mencul
sekitar 350 juta tahu yang lalu. Setelah mereka mencul pula hewan
menyusui (180 juta tahun yang lalu) dan burung (135 juta tahun yang lalu).

59
Tetapi bentuk-bentuk kehidupan itu tidak hanya muncul, tetapi juga
menghilang, kadang-kadang dalam jumlah yang sangat besar. Bangsa reptil
memberikan suatu contoh bagus menyangkut fenomena ini. Setelah
berkuasa selama 200 juta tahu, mereka mengalami kejatuhan, sehingga
sekarang kit hanya memiliki sdikit sisa untuk menjelaskan kehidupan reptil
lebih dari 60 atau 70 juta tahun yang lalu. Tempat mereka telah diambil alih
oleh hewan menyusui. Dan bangsa primata dianggap menjadi puncak bagi
evolusi di dunia hewan.
Kesenjangan bukti-bukti ilmiyah telah melemahkan hopotesis bahwa
manusia adalah perkembangan lebih lanjut dari keluarga primata. Jika pun
pada suatu hari mungkin ditemukan bukti formal yang menghubungakn
manusia dengan nenek moyang hewan, maka hal itu adalah sebuah
lompatan luar biasa pada pertumbuhan informasi genetik. Hanya dengan
lompatan tersebut terbentuk kemungkinan-kemungkinan evolusi menuju
bentuk homo sapiens. Tetapi sesungguhnya sebuah argumen ke arah yang
berlawanan dapat diajukan tanpa ada sangkalan sekecil apapun dari bukti-
bukti ilmiyah yang telah diperoleh. Argumen tersebut menyatakan bahwa
penciptaan spesies manusia terjadi terpisah dari keturunan yang telah ada
sebelumnya. Selanjutnya spesies tersebut menjalani transformasi-
transformasi seperti yang tergambar dari model Australopithecus sampai
dengan homo sapiens.
Kerumitan yang ada pada persolan asal-usul manusia hampir sama
dangan kerumitan memahami asal-usul alam semesta. Apalagi jika
dihubungkan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada jenis tertentu
dari zaman sesungguhnya menyangkut perubahan informasi genetik.
Perubahan ini melibatkan tingkah laku unsur-unsur, atom-atom, atau
bahkan elemen-elemen dasarnya. Bukankah gejala-gejala jagat raya juga
menyangkut unsur-unsur, atom-atom dan elemen-elemen dasar pula?
b. Hubungan Fungsional
Bagaimanapun proses penciptaannya manusia adalah bagian
integral dari alam semesta. Teori Cosmozoa yang menyatakan bahwa
manusia berasal dari luar angkasa, kenyataannya kurang mendapat tempat
dikalangan ilmuwan. Bukti-bukti ilmiyah yang memperkuat hal itu pun tidak
cukup kuat. Sebaliknya pembahasan semakin mengarahkan bahwa bahan
baku manusia berasal dari bumi tempat manusia itu sendiri berpijak.
Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem
kesadaran maka alam semesta menjadi objek yang sangat penting dalam

60
kehidupan manusia. Tijauan ilmiyah tentang alam mendekatkan manusia
kepada tata laku penciptanya dan dengan demikian mempertajam persepsi
batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam
mengenia hal itu. Pengetahuan mengenai alam akan mnambah kekuatan
manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak berhingga
yang telah dicari oleh filsafat tetapi tak didapat.
Penglihatan terhadap hakikat alam tanpa kekuatan untuk
memakmurkannya akan dapat memberikan peningkatan moral tetapi tidak
akan dapat memberikan kebudayaan yang abadi. Sebaliknya, kekuatan
tanpa penglihatan cenderung untuk menjadi destruktif dan tak
berprikemanusiaan. Keduanya harus digabungkan agar perluasan rohaniah
kemanusiaan dapat terlaksan.
Kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi-teknologi yang
diterapkannya menempatkan alam dalam posisi sebagai sumber kehidupan
yang tiada batasnya. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan
semakin terasa hubungan saling ketergantungan antara manusa dan alam
semesta ini. Manusia tunduk di bawah hukum-hukum alam fisik dan tak
mampu mengubahnya, akan tetapi mampu mengatasinya. Ia dapat
mengambil jarak sejaligus menjadi bagian dari alam.
Namun keharmonisan tidak senantiasa menghiasi hubungan
manusia dengan alam semesta. Pada suatu saat, tatkala kehidupannya
masih sangat sederhana, insting-insting manusia berjalan bersesuaian
dengan sifat-sifat hukum alam.Manusia hidup di gua-gua, berburu dengan
kampak dan panah batu serta memakan makanan alamiyah.Tetapi
perkembangan pengetahuan manusia dalam merespon berbagai kesulitan
yang terkait dengan penyesuaian diri dengan alam pada akhirnya
membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguli sifat-sifat alam.Eksploitasi
terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung
bermilyar-milyar tahun.Krisis global lingkungan mengganggu hubungan
antara manusai dan alam pada saat ini.
C. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah sebuah lingkup dimana manusia hidup, ia tinggal
didalamnya, baik ketika bepergian ataupun mengasingkan diri. Sebagai tempat ia
kembali, baik dalam keadaan rela ataupun terpaksa. 27Lingkungan ini meliputi yang
dinamis (hidup) dan yang statis (mati).Lingkungan yang mati meliputi alam
(thabi’ah) yang diciptakan Allah, dan industry (shina’iyah) yang diciptakan manusia.

27
Yusuf Al Qardawi. 2002. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, hal.
5

61
Alam yang yang diciptakan Allah tadi meliputi segala yang digali mereka dari
sungai-sungai, pohon-pohon yang ditanam, rumah-rumah yang dibangun, seluruh
peralatan yang dibuat, yang dapat mengecil ataupun membesar, untuk tujuan
perdamaian maupun perang.
Lingkungan yang dinamis tadi meliputi wilayah manusia, hewan dan tumbuhan.
Sedangkan lingkungan yang statis dapat dibedakan dalam dua kategoripokok,
pertama: bahwa seluruh alam mini diciptakan untuk kemaslahatan manusia,
membantu dan memenuhi semua kebutuhan manusia. 28Kategori kedua bahwa
lingkungan dengan seisinya, satu sama lain akan saling mendukung, saling
menyempurnakan, saling menolong, sesuai dengan sunah-sunah Allah yang
berlaku dijagat raya ini.29
Kemudian seluk beluk tentang lingkungan menurut undang undang Lingkungan
atau sering disebut dengan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang
hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati.
Adapun berdasarkan UU No. 32 tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasukmanusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,
menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.

D. Dasar-Dasar Normatif Tentang Pemeliharaan Lingkungan,


1. Pemeliharaan lingkungan dalam perspektif ilmu ushuludin
Ilmu Ushuludin (dasar-dasar agama), berhubungan erat dengan masalah
pemeliharaan lingkungan dan semua elemen penciptaannya, baik yang meliputi
makhluk hidup ataupun mati, yang berakal maupun tidak.Semua elemen-
elemen tersebut merupakan wujud nyata ciptaan Allah agar bersujud kepada-
Nya dan mensucikannya dengan pujian-pujian.
a. Lingkungan masuk ke dalam golongan manusia dalam hal penciptaan.
Dalilnya dalam QS An-Nahl /16: 3-8
َ َ َ‫أ‬ َ ‫ َخ َل َق اْل‬-٣- ‫ض ب أال َحق َت َع َالى َع َّما ُي أشر ُكو َن‬ َ َ َ َ َّ َ َ َ
‫ان ِمن ُّنطفة ف ِإذا‬ َ ‫نس‬
ِ ِ ِ َِ
َ ‫اْل أر‬‫ات و‬
ِ ‫خلق السماو‬
ُ َ ُ
َ ُ َ‫أ‬ ‫أ‬ َ
ُ َ َ َ ‫أ‬ ٌ ‫ُُ َو َخص‬
َِ ‫ َواْلن َع َام خلق َها لك أم ِف َيها ِدف ٌء َو َم َن‬-٤- ‫يم ُّم ِب ٌين‬
‫ َولك أم‬-٥- ‫اف ُع َو ِم أن َها تأكلون‬ ِ
‫َ َ أ ُ َ أ َ َ ُ أ َ َ َ َّ أ َ ُ ُ أ‬ َ‫َ ُ ُ َن َ َ َ أ َ ُ ن‬ ٌ ‫ِف َيها َج َم‬
‫ وتح ِمل أثقالكم ِإلى بلد لم تكونوا‬-٦- ‫ال ِحين ت ِريحو و ِحين تسرحو‬

28
Yusuf Al Qardawi. 2002. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, hal.
.6
29
Ibid Ha.l 8

62
َ ‫ال َو أال ََحم َير ل َت أر َك ُب‬
َ ‫ َو أال َخ أي َل َو أالب َغ‬-٧- ‫يم‬ ٌ ُ َ َ ‫َّ َ َّ ُ أ‬
ٌ ‫وف َّر ِح‬ َ
ُ ‫اْل‬ َّ َ
‫وُا‬ ِ ِ ِ ‫س ِإن ربكم لرؤ‬ ِ ‫نف‬ ‫ق‬ ِ ِ ‫ب ِال ِغ ِيه ِإ‬
‫ش‬ِ ‫ب‬ ‫َل‬
َ َ ََ ُ‫ً أ‬
َ -٨- ‫َو ِز َينة َو َيخل ُق َما َل ت أعل ُمون‬
(3). Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak. Maha Tinggi Allah
daripada apa yang mereka persekutukan. (4). Dia telah menciptakan
manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (5). dan
Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya
kamu makan. (6). dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya,
ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan. (7). dan ia memikul beban-
bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, (8).dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar
kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan.dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

b. Lingkungan ikut serta bersama manusia dalam kapasitas sujudnya pada


Allah, mentaati perintah-Nya dan patuh terhadap semua hukum yang
berlaku bagi semua makhluk. Dalilnya ada dalam QS An Nahl/16: 48-49:
ً َّ ‫أ‬ ‫أ‬ َُ ُ َ َ ََ َ ‫أ‬ َ َ
‫أ َو ل أم َي َر أوا ِإلى َما خل َق الل ُه ِمن ش أيء َي َتف َّيأ ِظَلل ُه َع ِن ال َي ِم ِين َوالش َمآ ِئ ِل ُس َّجدا ِلل ِه‬
ُ َ َ‫أ‬ َ َ َّ ‫ َولله َي أس ُج ُد َما في‬-٤٨- ‫ون‬ َ ‫َو ُُ أم َداخ ُر‬
‫ض ِمن َد َّآبة َواَلآل ِئكة‬ ِ ‫ر‬‫اْل أ‬ ‫ات َو َما ِفي‬
ِ ‫الس َماو‬ ِ ِ ِ ِ
َ ‫أ‬ َ َ
َ -٤٩- ‫َو ُُ أم َل َي أستك ِب ُرون‬
(48). dan Apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah
diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri
dalam Keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? (49).
dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.

c. Lingkungan juga ikut bersama manusia dalam kapasitas pujian-pujiannya


terhadap Allah, pengayom alam ini, meskipun kita tidak mengetahui bentuk
pujiannya30. Al Isra/17: 44
ُ‫اتُال َّس ْبعُُ َواألَرْ ضُ ُ َو َمنُفِي ِه َّنُ َوإِنُ ِّمنُ ََ ْْ شءُإِالَُّيُ َسبِّحُُ ِب َح ْم ٌَ ِه‬
ُ ‫تُ َسبِّحُُلَهُُال َّس َما َو‬
-٤٤-ًُ‫يحهُ ْمُإِنَّهُُ َكانَ ُ َحلِيماًُ َغفُورا‬ َ ِ‫َولَـ ِكنُالَُّتَ ْفقَهُونَ ُتَ ْسب‬
langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,
tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

30
Al Qardawi,Yusuf 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al
Kautsar. Hal 20-22

63
Namun ada beberapa hal yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya diantaranya adalah proses penciptaan dengan memberikan akal dan
kemampuan-kemampuan rohani sebagai modal untuk melaksanakan tugasnya.
Manusia memiliki peranan yang amat penting dalam pemeliharaan
lingkungan yaitu selain sebagai hamba manusia juga sebagai wakil Allah untuk
membangun peradaban di muka bumi. Manusia dijadikan penghuni dunia
untuk menguasai dan memakmurkan dunia sebagaimana disebutkan dalam QS
Hud/11: 61 berikut ini:
ََُ َ َ َ َُ ‫َ َ َُ َ َ َ ُ أ َ ً َ َ َ َأ أ أ‬
‫اع ُب ُدوا الل َه َما لكم ِم أن ِإلـه غ أي ُر ُه ُُ َو أنشأكم ِم َن‬ ‫وِإلى ثمود أخاُم ص ِالحا قال يا قو ِم‬
ٌ ‫يب ُّمج‬ ٌ ‫وه ُث َّم ُت ُوب أوا إ َل أي ِه إ َّن َربي َقر‬ ‫اس َت أع َم َر ُك أم ف َيها َف أ‬
ُ ‫اس َت أغف ُر‬ ‫ض َو أ‬ ‫أ‬ َ
-٦١- ‫يب‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ‫ر‬ ‫اْل‬
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
2. Pemeliharaan lingkungan dalam perspektif ilmu etika
Ilmu etika atau akhlak/tasawuf berhubungan erat dengan lingkungan
dan pemeliharaannya. Ibnu Qayim menegaskan bahwa “ semua isi agama
adalah etika, dan barangsiapa yang bertambah etikanya, bertambahlah
agamanya” ditambahkan oleh Al Kattani bahwa, “ Tasawuf adalah etika,
barangsiapa yang bertambah etikanya, bertambahlah tasawufnya.” Kemudian
dalam hadis nabawi juga diungkapkan, “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan budi pekerti.”31
Beragam pesan Islam yang menyinggung pentingnya memberi
perhatian terhadap lingkungan ini adalah bersikap baik pada lingkungan
beserta seluruh elemennya; berbuat baik terhadap sesama manusia, berbuat
baik terhadap hewan, berbuat baik pada tumbuhan, berbuat baik pada air,
berbuat baik terhadap udara, dan seterusnya.
Contohnya etika terhadap diri sendiri makan dan minum, etika
berhubungan suami istri, etika bertamu, bertetangga dan sebagainya.Etika
ketika berperang tidak boleh membakar hutan, wanita, anak-anak dan
ladang.Etika menyembelih binatang dengan menajamkan pisaunya.
Allah menundukkan lingkungan untuk manusia, oleh karena itu manusia
menggunakan etika dalam memanfaatkan lingkungan. Firman Allah :

(5). dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya
kamu makan. (6). dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya,
ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu
melepaskannya ke tempat penggembalaan.(7). dan ia memikul beban-

31
Ibid . Hal 27

64
bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya,
melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri.
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang,(8). dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal[820] dan keledai,
agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah
menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

3. Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif Ilmu Fikih


Hubungan ilmu fiqih dengan pemeliharaan lingkungan, pelestarian dan
perlindungannya dari segala hal yang membahayakan dan merusak adalah
hubungan yang memiliki rambu-rambu yang jelas.
Sebagaimana umum diketahui, ilmu fikih adalah ilmu yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan keluarga dan
masyarakatnya dan dengan alam sekitarya, sesuai dengan lima hukum-hukum
syari’at yang sudah dikenal luas, yaitu; wajib, sunah, haram, makruh dan
mubah.
Ada beberapa hal yang dapat kita jumpai ketika
membuka/membicarakan buku fiqih:
a. Ketika membuka buku fikih maka kita jumpai tentang pembahasan
thaharah (pembahasan tentang tata cara bersuci).
b. Fiqih membahas tentang shalat dan hukum-hukumnya, zakat, shadaqah
dan infaq, juga membicarakan tentang haji, ihram, dan larangan berburu,
memotong tumbuhan dan semacamnya.
c. Anjuran untuk menghidupkan lahan yang sudah mati. Kepemilikan
terhadap api, air, rumput dan garam.
d. Fiqih berhubungan dengan jihad, serta segala aturan yang diperbolehkan
untuk merusak dan tidak
e. Prinsip dalam fiqih Islam amat terkenal adalah prisnip “La dhararawa la
dhirartidak berbahaya dan tidak membahayakan)

4. Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif Ilmu Ushul Fikih


Perlindungan terhadap lingkungan tidak hanya dibahas dalam fikih saja,
tetapi juga dibahas dalam ushul fikih, terutama dalam tujuan-tujuan syari’at
(maqashid syari’at), yang kemudian diterangkan lebih lanjut oleh para ahli
ushul bahwa syari’at harus dipakai untuk menegakkan kemaslahatan umat di
dunia sekaligus di akhirat. Tujuan ditegakkannya syariat itu sendiri adalah
untuk menjaga agama, diri, keturunan, akal dan harta-harta benda mereka.
Kemudian dinamakan dengan “al-dharurah al-khamsa” lima kemaslahatan
dasar yang menjadi pondasi tegaknya kehidupan manusia. 32
a. Menjaga lingkungan sama dengan menjaga agama
Segala usaha pemeliharaan lingkungan sama halnya dengan usaha
menjaga agama. Maka dari itu, bahasan ini termasuk dalam kategori yang
32
Al Qardawi,Yusuf 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal 59

65
sangat mendasar. Karena memang, perbuatan dosa yang dapat
mencemari lingkungan akan menodai substansi dari keberagamaan yang
benar, dan secara tidak langsung meniadakan tujuan eksistensi manusia di
permukaan bumi ini. Sekaligus menyimpang dari perintah Allah yang harus
dilaksanakan.33
Perbuatan merusak lingkungan merupakan perbuatan yang
menodai status manusia sebagai khalifah Allah. Allah telah mewakilkan
kepada manusia untuk memakmurkan, mengelola dan melestarikan bumi
sebagai milik-Nya, akan tetapi jika manusia melanggarnya berarti telah
melanggar amanah agama. Meraka dituntut menjalankan perintah-Nya
sesuai dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan/sunatullah:
9. dan Apakah mereka tidak Mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang
sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri)
dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak
dari apa yang telah mereka makmurkan. dan telah datang kepada
mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata.
Maka Allah sekali-kali tidak Berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi
merekalah yang Berlaku zalim kepada diri sendiri.

A wa lam yasīrū (dan tidakkah mereka berjalan), yakni tidakkah


orang-orang kafir Mekah itu mengadakan perjalanan. Fil ardli fa yaηzhurū
(di bumi lalu memperhatikan), yakni merenungkan.Kaifa kāna ‘āqibatu
(bagaimana jadinya kesudahan), yakni balasan. Alladzīna ming qablihim
(orang-orang yang sebelum mereka) karena mereka mendustakan para
rasul. Kānū asyadda minhum quwwatan (orang-orang itu lebih kuat
daripada mereka) dari segi fisik.
Wa atsārul ardla (serta telah mengolah bumi), yakni orang-orang itu
lebih bersemangat mencari (Rezeki Allah) dan lebih jauh perjalanan
dagangnya (daripada kaun kafir Mekah). Menurut pendapat yang lain,
orang-orang itu telah mengolah lahan pertanian secara lebih baik daripada
yang dilakukan penduduk Mekah. Wa ‘amarūhā (dan memakmurkannya),
yakni telah menghuni bumi. Aktsara mimmā ‘amarūhā (lebih banyak
daripada apa yang telah mereka makmurkan), yakni lebih banyak daripada
yang ditempati oleh penduduk Mekah.
Wa jā-at-hum rusuluhum bil bayyināt (dan telah datang rasul-rasul
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata kepada mereka), yakni
dengan membawa perintah, larangan, dan bukti-bukti, tetapi mereka tidak
beriman kepada para rasul itu. Sehingga Allah Ta‘ala pun Membinasakan
mereka. Fa mā kānallāhu li yazhlimahum (maka sekali-kali Allah tidak akan
berlaku zalim kepada mereka) dengan membinasakan mereka. Wa lāking
kānū aηfusahum yazhlimūn (tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada
diri mereka sendiri) dengan melakukan kekafiran, kemusyrikan, dan
mendustakan para rasul.
33
Ibid. hal. 64

66
b. Menjaga lingkungan sama dengan menjaga jiwa
Menjaga lingkungan dan melestarikannya juga sama dengan
maslahat pokok yang kedua, yaitu menjaga jiwa. Maksud dari
perlindungan terhadap jiwa adalah perlindungan terhadap kehidupan
psikis manusia dan keselamatan mereka.
Soal ini tidak diragukan lagi, bahwa rusaknya lingkungan,
pencemaran dan pengurasan sumber dayanya, serta pelecehan terhadap
prinsip-prinsip keseimbangannya, akan membahayakan kehidupan
manusia. Semakin luas hal ini dikembangkan, maka semakin tampaklah
bahaya-bahaya yang akan diderita oleh umat manusia.34
Begitu pentingnya harga sebuah jiwa, hingga Al-Qur’an sendiri
menegaskan:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya.dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul
Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai
manusia seluruhnya.Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu
adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu
adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga
membunuh keturunannya.
c. Menjaga lingkungan sama dengan menjaga keturunan
Menjaga lingkungan juga termasuk dalam kerangka menjaga
keturunan.Keturunan yang dimaksud di sini adalah keturunan umat
manusia di atas bumi ini. Maka menjaga keturunan mempunyai arti,
menjaga keberlangsungan generasi masa depan.
Perbuatan yang menyimpang, dengan mengambil sumber-sumber
kekayaan yang menjadi hak orang lain akan mengancam generasi masa
depan. Karena perbuatan semacam ini adalah penyebab keruskan.
Meskipun dari satu sisi mengakibatkan kemajuan pada masa sekarang,
tapi pada sisi lain, bahayanya akandirasakan oleh generasi-generasi yang
akan datang. Bila itu terjadi, berarti kita meninggalkan warisan-warisan
ketidakseimbangan pada alam.35
Menjaga keseimbangan alam berarti menjaga keberlangsungan
generasi umat manusia sebagai wujud kepedulian kita.Karena kehidupan
manusia dapat digambarkan dengan contoh ruang lingkup yang terkecil

34
Al Qardawi,Yusuf 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal 66
35
Al Qardawi,Yusuf 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal
68

67
yaitu orang tua yang mewariskan kepada anak-anaknya baik dari segi
harta, pendidika, akhlak dan agama. Sebagaimana ditegaskan di dalam
Hadis berikut ini:
“Sesungguhnya jika kamu meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan
kaya, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin dan meminta-minta pada orang lain” HR Al Bukhari dan Muslim

d. Menjaga lingkungan sama dengan menjaga akal


Menjaga lingkungan dalam pengertiannya yang luas, mengandung
arti manusia, dengan segala unsure penciptaannya; jasmani, akal dan jiwa.
Maka upaya menjaga keberlangsungan hidup manusia tidak akan berjalan,
kecuali kalau akalnya dijaga, oleh karenanya mereka berbeda dengan
hewan.
Barangsiapa yang melindungi lingkungan sama halnya dengan
menjaga keseimbangan dalam berpikir, keseimbangan antara hari ini dan
hari esok, antara yang maslahat dan yang merusak, antara kenikmatan
dan kewajiban, antara kekuatan dan kebenaran. 36
e. Menjaga lingkungan sama dengan menjaga harta
Menjaga lingkungan sama pula dengan kebutuhan pokok yang
kelima, yaitu menjaga harta. Sebagaimana diketahui secara luas, bahwa
Allah telah menjadikan harta sebagai bekal untuk kehidupan manusia di
atas bumi. Sebagaimana yang telah disinyalir Allah dalam firman-Nya:
dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.37
Harta itu bukan hanya uang, emas, dan permata saja, melainkan
seluruh benda yang menjadi milik manusia, dan segala macam bentuk
usaha manusia untuk memperolehnya juga termasuk harta. Maka bumi
adalah harta, pohon adalah harta, tanaman adalah harta, binatang ternak
adalah harta, air adalah harta, gembalaan adalah harta, tempat-tempat
tinggal adalah harta, pakaian adalah harta, perangkat-perangkat rumah
adalah harta, tambang adalah harta dan minyak juga harta.

Jadi, keharusan menjaga lingkungan adalah juga kewajiban menjaga


harta dalam segala bentuk dan jenisnya tersebut.Penjelasan dari
komitmen di atas adalah menjaga sember dayanya dan jangan sekali-kali
berbuat sesuatu yang bodoh, mengekploitasi tanpa tujuan dan
kepentingan yang jelas. Bentuk eksploitasi inilah yang sebenarnya yang

36
Ibid. Hal 70-71
37
QS. An-Nisa/4: 5

68
pada zaman kita sekarang ini menjadi ancaman paling besar bagi
keberlangsungan generasi yang akan dating.38

5. Pemeliharaan Lingkungan dalam Perspektif Ilmu Al Qur’an dan Sunnah


Ilmu-ilmu syari’at yang telah disebutkan tadi, mulai dari ilmu
ushuluddin, ilmu etika, dan ilmu ushul fikih, sumber utamanya adalah Al-
Qur’an dan dan Hadis. Maka sebuah produk hukum, kaidah-kaidah serta
kesimpulan (istinbat) tidak akan diterima kecuali kalau bersandar dan
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. Karena itu jika kita mencari
pembicaraan tentang lingkungan akan banyak didapatkan dari ayat-ayat Al
Qu’an dan Hadis. Hal ini menjadi sandaran pertama yang mengharuskan
seorang muslim untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt berfirman:
ََُ َ َ َ َُ ‫َ َ َُ َ َ َ ُ أ َ ً َ َ َ َأ أ أ‬
‫اع ُب ُدوا الل َه َما لكم ِم أن ِإلـه غ أي ُر ُه ُُ َو أنشأكم ِم َن‬ ‫وِإلى ثمود أخاُم ص ِالحا قال يا قو ِم‬
ٌ ‫يب ُّمج‬ َ َ ‫أ‬
ٌ ‫وه ُث َّم َُت ُوبوا إل أي ِه إ َّن َربي قر‬ ‫اس َت أع َم َر ُك أم ف َيها َف أ‬
ُ ‫اس َت أغف ُر‬ َ
‫اْل أرض َو أ‬
-٦١- ‫يب‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
(QS. An-Nisa/4:59)
َ ‫الر ُسو َل فإن َت َو َّل أو أا َفإ َّن الل َه ََل ُيح ُّب أال َكافر‬
-٣٢- ‫ين‬ َّ ‫و‬ ُ ‫ُق أل َأط‬
َ ‫يع أوا الل َه‬
ِِ ِ ِ ِ ِ
32. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Ali Imran/3: 32)
َ ُ ‫ُ َ ً َ ُ َ َ أ‬ َّ َ َ ‫َ أ‬ ‫َ َ َ َ ُأ‬
‫ان َِلؤ ِمن َوَل ُمؤ ِم َنة ِإذا ق َض ى الل ُه َو َر ُسول ُه أ أمرا أن َيكو َن ل ُه ُم ال ِخ َي َرة ِم أن أ أم ِر ُِ أم‬‫وما ك‬
ً ً َ َ َّ َ ‫َّ َ َ َ ُ َ ُ َ َ أ‬ ‫ََ َأ‬
-٣٦- ‫ضَلَل ُّم ِبينا‬ ‫ص الله ورسوله فقد ضل‬ ِ ‫ومن يع‬
36. dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka
sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahsab/33: 36)
ً َ َ َ ً ‫َأ َ أ َ أ َ َ َ أ ُ ُ َ أ‬
ٌ ‫عا إ َّن َر أح َم َت الل ِه َقر‬ ‫َ َ ُأ ُ أ‬
‫يب ِم َن‬ ِ ِ ‫فا وطم‬ َ ‫ض بعد ِإصَل ِحها وادعوه خو‬
ِ ‫وَل تف ِسدوا ِفي اْلر‬
ُ‫أ‬
َ -٥٦- ‫اَل أح ِس ِن َين‬
56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A’raf/7:56)

38
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal 71-
72

69
ُ َ ُ ُ ُ ُ ُ َُ َ ُ ُ َََ َّ َّ
‫الل ُه ال ِذي خلقك أم ث َّم َرزقك أم ث َّم ُي ِم ُيتك أم ث َّم ُي أح ِييك أم َُ أل ِمن ش َركا ِئكم َّمن َي أف َع ُل ِمن‬
‫أ‬ ‫أ‬ َ‫َ أ‬ َ ُ ‫أ‬ َ َ َ َ ُ َ
‫ ظ َه َر الف َس ُاد ِفي ال َب ِر َوال َب أح ِر ِب َما‬-٤٠- ‫ذ ِلكم ِمن ش أيء ُس أب َحان ُه َوت َعالى َع ََّما ُيش ِركون‬
َ َّ َ ُ َّ َ ‫ُ َ ُ َ أ‬
َ -٤١- ‫ض ال ِذي َع ِملوا ل َعل ُه أم َي أر ِج ُعون‬ ‫اس ِلي ِذيقهم بع‬ َّ ‫َك َس َب أت َأ أيدي‬
‫الن‬
ِ ِ
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka
itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (QS. Ar-Rum/30: 41-
42)

E. Konsep Islam dalam pemeliharaan/pelestarian lingkungan


Secara etimologis kata pelestarian merupakan kata yang diserap dari bahasa
jawa dari akar kata lestari yang berarti tetap selama-lamanya, kekal, tidak berubah
sebagai sediakala.Melestarikan berarti menjadikan dan membiarkan sesuatu tetap
tak berubah.Pelestarian merupakan upaya mengabadikan, memelihara, dan
melindungi sesuatu dari perubahan.39
Kesadaran lingkungan merupakan sikap batin yang menjiwai dan memotivasi
seseorang, masyarakat, bangsa atau Negara yang memperhatikan kelestarian
lingkungan itu sendiri.Manusia merupakan salah satu komponen ekosistem dalam
lingkungan yang memiliki peran fungsional ekologis yang berpotensi merusak,
mencemari dan memusnahkan lingkungan tetapi juga berpotensi
melestarikannya.40
Pengembangan kesadaran lingkungan menurut Islam, setidaknya dapat
dilakukan melalui dua dimensi
1. Dimensi teologi yaitu; memfokuskan kajiannya pada system keyakinan Islam
berkaitan dengan lingkungan atau disebut dengan teologi lingkungan Islam
2. Dimensi syari’ah yaitu; melahirkan fikih lingkungan dengan menitikberatkan
perumusan panduan operasional hidup berwawasan lingkungan dengan bingkai
norma hukum wajib, haram, mubah, makruh dan sunnah.
Implementasi pelestarian lingkungan meliputi tiga ranah dengan perincian
berikut ini:
1. Perlindungan keseimbangan ekosistem
2. Pelestarian keanekaragaman hayati
3. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
Kemudian tentang konsep Islam dalam pemeliharaan lingkungan lebih
dirinci lagi oleh Yusuf Al Qardawi berikut ini:
1. Penanaman pohon dan penghijauan

39
Abdillah, Mujiyono. 2005. Fikih Lingkungan (Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan).
Yogyakarta: UPP, AMP YKPN. Hal 61
40
Abdillah, Mujiyono. 2005. Fikih Lingkungan (Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan).
Yogyakarta: UPP, AMP YKPN. Hal 29

70
Hadis Rasulullah Saw.
Apabila seorang muslim menanam tanama, kemudian tanaman itu dimakan
oleh burung, manusia ataupun hewan, maka hal tersebut sudah termasuk
shadaqah.41
Yang patut dicermati dari para petani dan penanaman dengan pahala
shadaqah tadi, adalah dari apa yang diambil dari tanaman mereka, meskipun
tidak diniatkan untuk itu, namun yang terpenting adalah keinginannya untuk
untuk menanam dan segala apa yang dapat diambil faedah darinya, akan
mendapatkan pahala.42
2. Pembajakan tanah dan pemupukan
Pembajakan dan pemupukkan tanah merupakan usaha dari manusia
untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifatulardi untuk mengatur,
mengelola, memakmurkan dan melestarikan muka bumi agar muka bumi tetap
masih bisa dimanfaatkan oleh manusia dan tidak mendatangkan
musibah.Manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia. Allah swt berfirman tentang manusia sebagai pemakmur
bumi:
ََُ َ َ َ َُ ‫َ َ َُ َ َ َ ُ أ َ ً َ َ َ َأ أ أ‬
‫اع ُب ُدوا الل َه َما لكم ِم أن ِإلـه غ أي ُر ُه ُُ َو أنشأكم ِم َن‬ ‫وِإلى ثمود أخاُم ص ِالحا قال يا قو ِم‬
َ
ٌ ‫وه ُث َّم ُت ُوب أوا إل أي ِه إ َّن َربي َقر‬ ‫اس َت أع َم َر ُك أم ف َيها َف أ‬
ُ ‫اس َت أغف ُر‬ َ
‫اْل أرض َو أ‬
-٦١- ‫يب‬ ٌ ‫ج‬ َ ِ ‫يب ُّم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia.
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS.Hud/11: 61)
Diantara ajaran syariat Islam dalam usaha memakmurkan bumi adalah
membangun lahan-lahan yang sudah mati.Lahan yang sudah mati yaitu tanah
yang penuh dengan tumpukkan debu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu
Qudamah dalam Al-Mughni.
Kemudian dilanjutkan oleh Al-Azhari dalam Ashahah, yang berarti tanah
yang tidak bertuan, tidak berair, tidak diisi bangunan dan tidak dimanfaatkan.
Sedangkan menghidupkan benda-benda mati adalah ungkapan dalam khazanah
keilmuan yang diambil dari hadis Nabi
“Barangsiapa yang menghidupkan tempat-tempat yang sudah mati maka ia
menjadi miliknya”.43
Tanah merupakan sumber daya alam yang potensial juga sebagai
sumber pangan.Tanah yang mati adalah tanah yang rusak dan tidak diolah,
tidak ada bangunan ataupun tanaman didalamnya. Allah telah menerangkan
tanah yang hidup dan mati dalam Al Qur’an berikut ini:

41
Muttafaqa Alaih, dalam kitab Al Lu’lu wa al Marjan
42
Al Qardawi,Yusuf . 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar.
Hal. 86
43
Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya (3073) dan At Tirmidzi mengatakan ini hadis hasan
gharib (1378).

71
َ ُُ‫أ‬ َ ً ‫َ أ‬ َ ُ َ ‫َ َ ٌ َّ ُ ُ أ َ أ ُ أ‬
َ -٣٣- ‫ض اَل أي َتة أ أح َي أي َن َاُا َوأخ َر أج َنا ِم أن َها َحبا ف ِم أن ُه َيأكلون‬‫وآية لهم اْلر‬
“ dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang
mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian,
Maka daripadanya mereka makan”. (QS. Yasin/36: 33)
3. Menjaga kebersihan
Dalam buku-buku Syari’at Islam biasanya dibahas bab pertama adalah
tentang kebersihan (thaharah). Pelajaran inilah yang awal pertama harus
dipelajari oleh seseorang muslim dan muslimah dalam fiqih Islam. Itu karena
kebersihan memang merupakan kunci ibadah sehari-hari, misalnya tentang
shalat, sebagaimana shalat itu itu sendiri kunci masuk syurga. 44 Berwudlu
secara fisik akan membersihkan anggota wudlu yang sering digunakan untuk
beraktifitas seperti wajah, mulut, hidung, kedua tangan, kepala, kedua telingan
dan kedua kaki.
Rasulullah Saw telah memberikan banyak contoh tentang kebersihan
diri, diantaranya istinja, mandi wajiib, khitan, memotong kuku, sikat gigi,
menghilangkan bulu ketiak dan bulu kemaluan, kebersihan rumah,
membersihkan jalan dari duri, kebersihan masjiddan sebagainya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah mempunyai kepedulian
yang sangat besar terhadap maslah kebersihan, dan beliau memulai dari dirinya
sendiri. Dengan demikian, umatnya pun mengetahui akan arti penting
memperhatikan kebersihan secara umum, dan kesucian masjid khusunya.
Karena bagaimanapun, masjid adalah tempat berkumpulnya kaum muslimin,
presentasi dari peradabannya, wajah agamanya, dan yang lebih khusus adalah
arah kiblatnya.Yang mana semua itu menunjukkan bentuk perhatian luar biasa
yang ditunjukkan oleh Rasulullah yang mulia.45
4. Menjaga sumber kekayaan Alam
Kekayaan alam merupakan karunia besar yang Allah berikan untuk
manusia.Bahkan semua yang diciptakan di bumi ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia.Allah bewasiat kepada manusia untuk menjaga semua
kekayaan alam seperti tumbuhan, hewan, dan kekayaan laut serta barang
tambang.

56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Berikut ini Al-Qur’an telah menyebutkan beberapa kekayaan alam yang
terhempar dipermukaan bumi maupun yang di atas permukaan bumi:
a. Kekayaan Nabati (an Nahl/16:67):

44
Al Qardawi,Yusuf . 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal.
105
45
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal
105-116

72
َ ً َ َ َ َّ ً َ َ ً ‫َ َ أ َ َ َّ ُ َن أ ُ َ َ ً َ ر أ‬ َّ َ َ
‫ْلية ِلق أوم‬ ‫اب تت ِخذو ِمنه سكرا و ِ زقا حسنا ِإن ِفي ذ ِلك‬ ِ ‫و ِمن ث َم َر‬
ِ ‫ات الن ِخ ِيل واْلعن‬
َ ُ
-٦٧- ‫َي أع ِقلون‬
67. dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang
memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan.

b. Kekayaan hewani An Nahl 66:


ً َ ً َّ َ ُ ُ ُّ ً َ ‫َأ‬ َُ
‫َوِإ َّن لك أم ِفي اْلن َع ِام ل ِع أب َرة ن أس ِقيكم ِم َّما ِفي ُبطو ِن ِه ِمن َب أي ِن ف أرث َو َدم ل َبنا خ ِالصا‬
َّ ً
َ -٦٦- ‫َسآ ِئغا ِللشا ِرِب َين‬
66. danSesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada
dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang
mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.

c. Kekayaan Laut An Nahl/16: 14:


‫أ ً أ‬ ‫أ‬ َ ً َ ً َ ‫أُُ أ‬ ‫أ‬ َّ
‫َو ُُ َو ال ِذي َس َّخ َر ال َب أح َر ِل َتأكلوا ِم أن ُه ل أحما ط ِريا َوت أس َت أخ ِر ُجوا ِم أن ُه ِحل َية َتل َب ُس َون َها َو َت َرى‬
َ ‫ضله َو َل َع َّل ُك أم َت أش ُك ُر‬‫َ أ‬ ‫َ َأَ ُ أ‬ َ َ َ ‫أُأ‬
-١٤- ‫ون‬ ِ ِ ‫الفلك مو ِاخ َر ِف ِيه وِلتبتغوا ِمن ف‬
14. dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

d. Tambang Al Khfi/18: 96:


‫أ ً أ‬ ‫أ‬ َ ً َ ً َ ‫أُُ أ‬ ‫أ‬ َّ
‫س َّخ َر ال َب أح َر ِل َتأكلوا ِم أن ُه ل أحما ط ِريا َوت أس َت أخ ِر ُجوا ِم أن ُه ِحل َية َتل َب ُس َون َها َو َت َرى‬
َ َ ‫َو ُُ َو ال ِذي‬
َ ‫ضله َو َل َع َّل ُك أم َت أش ُك ُر‬‫َ أ‬ ‫َ َأَ ُ أ‬ َ َ َ ‫أُأ‬
-١٤- ‫ون‬ ِ ِ ‫الفلك مو ِاخ َر ِف ِيه وِلتبتغوا ِمن ف‬
96. berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah
sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain:
"Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti)
api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku
kutuangkan ke atas besi panas itu".

e. Matahari dan bulan Ibrahim/14: 33:


َّ ُ ُ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ َ َّ َ ُ ُ َّ أ َ َ أ‬
َّ ‫الل أي َل َو‬
َ -٣٣- ‫الن َه َار‬ ‫وسخر لكم الشمس والقمر دآ ِئبين وسخر لكم‬
33. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu
malam dan siang.

73
Demikianlah Allah menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, semua
pasti ada manfaatnya bagi manusia. Sebagai hamba yang beriman tentunya
akan mengucapkan:
َ ‫ َرَّب َنا َما َخ َل أق َت َُذا َباط ًَل ُس أب َح َان َك َفق َنا َع َذ‬-
َّ ‫اب‬
١٩١- ‫الن ِار‬ ِ ِ
"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS. AlI-Imran/3: 191)

5. Menjaga kesehatan manusia


Pada pembahasan di atas kita diwajibkan untuk menjaga sumber daya
alam nabati, hewani, tambang, sumber laut, tenaga bumi dan matahari, kita
juga diwajibkan memelihara sumber daya manusia berupa
kesehatan.Kesehatan inilah sebenarnya tujuan utama dari penjagaan sumber
daya alam agar berlangsunya kehidupan manusia di muka bumi tidak
terganggu.Manusia dianjurkan untuk mencegah segala macam penyakit dan
wabah yang senantiasa menyerang kesehatan tubuhnya. Nikmat sehat ini,
seharusnya manusia akan berusaha bersyukur dan menggunakan nikmat
kesehatan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dalam ajaran Islam untuk menjaga kesehatan maka ada syariat
rukhshah dan taisir, memenuhi hak badan (istirahat), mencegah penyakit
dengan tidak berlebihan makan, mengembangkan potensi akal, pengobatan
ilmiah dan sebagainya.
6. Ramah terhadap lingkungan
Berbuat ramah terhadap lingkungan diantaranya adanya
memperlakukan manusia dengan baik, karena manusia adalah bagian dari
lingkungan yang sangat penting.Islam menekankan berbuat baik terhadap
kaum lemah, mulai dari anak-anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil, para janda,
serta kelompok-kelompok lain di masyarakat yang termasuk kategori
lemah.46Berbuat baiknya dalam Islam, tidak hanya kepada sesama Muslim
tetapi juga kepada non Muslim dengan batas-batas yang sudah Allah tetapkan.
Berbuat baik juga kepada binatang, sebagaimana kisah Umar bin
Khattab pernah melihat seorang pria menekuk kaki kambing untuk
menyembelihnya. Maka Umar berkata “ Celaka kamu! Seharusnya kamu tuntun
kambing ini menjemput kematiannya dengan baik”.
Demikian juga kisah seorang perempuan pelacur Bani Israel ketika
melihat anjing mengelilingi sebuah sumur, karena dahaga yang hampir
membunuhnya.Lalu perempuan tersebut melepas sepatunya untuk mengambil
air, dan memberkannya kepada anjing tersebut. Maka minumlah anjing iu
hingga kenyang. Dikarenakan perbuatannya Allah pun mengampuni sang
pelacur tesebut. 47Demikianlah, ada seorang perempuan yang masuk neraka
karena seekor kucing yang ia perlakukan dengan kasar.
Diantara berbuat baik kepada lingkungan yang lainadalah dengan
memperlakukan tumbuhan dan pepohonan secara baik, menjaga bumi dan

46
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal 186
47
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal 194

74
tanah dari pencemaran, menjaga air agar tetap jernih dan menggunakan sesuai
kebutuhan.
7. Menjaga lingkungan dari pengrusakan
Bentuk-bentuk pengrusakan oleh manusia terhadap lingkungan
dikarenakan banyak motif, yang semuanya merupakan tindakan yang dilarang
untuk merusakanya (wala tufsiduu fil ardli).Allah telah mengancam bagi
pelakunya dengan dengan hukuman. Sebagaimana Firman Allah:
َّ َ ُ َّ َ ‫ُ َ ُ َ أ‬
‫ض ال ِذي َع ِملوا ل َعل ُه أم‬ ‫اس ِلي ِذيقهم بع‬ َّ ‫َظ َه َر أال َف َس ُاد في أال َبر َو أال َب أحر ب َما َك َس َب أت َأ أيدي‬
‫الن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
َ -٤١- ‫َي أر ِج ُعون‬
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar
Rum/30: 41)

Berikut ini adalah beberapa motif yang melatarbelakangi manusia


berbuat kerusakan:
a. Pengrusakan denga motif kekerasan
Tindakan kekerasan sangat dibenci oleh Allah, terutama kepada spesies
binatang dengan cara memukul, menelantarkan lapar, mengadunya dan
memotong sebagain dari tubuhnya. Allah memasukan perempuan yang
mengurung kucingnya tanpa memberi makan.
b. Pengrusakan dengan motif amarah
Rasulullah telah bersabda mengenai kisah seorang Nabi yang tegur Allah
lantaran marah terhadap binatang:
َ ْ َ َ َ ً َ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ل‬
‫صت ن ِب ًّيا ِم ْن‬ ‫عن أ ِبي هريرة عن رسو ِ الل ِه صلى الله علي ِه وسلم أن نملة قر‬
َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ
‫صت َك ن ْملةٌ أ ْهلكت‬ ‫اْلن ِبي ِاء فأمر ِبقري ِة النم ِل فأح ِرقت فأوحى الله ِإلي ِه أ ِفي أن قر‬
َُ َ ُ ْ ْ ً َّ ُ
‫أمة ِمن اْلم ِم تس ِبح‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabdanya: "Seekor semut menggigit
seorang Nabi di antara nabi-nabi, lalu Nabi tersebut menyuruh membakar
sarang semut itu, lalu dibakarlah. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala
mewahyukan kepadanya: "Apakah karena seekor semut yang menggigitmu,
lalu engkau musnahkan suatu umat yang selalu membaca tasbih."(HR.
Muslim no 4157 dalam sofware 9 Imam)

c. Pengrusakan dengan motif yang sia-sia


Selanjutnya, bentuk pengruskan yang juga dilarang dalam syari’at
Islam adalah pengrusakan dengan motif yang sia-sia, yaitu pengrusakan
yang dilakukan tanpa tujuan atau manfaat tertentu yang
melatarbelakangnya atau disebut juga melakukan secara main-main/sia-sia.
Rasulullah menjelaskan tentang hal ini dalam hadisnya:

75
‫ورا‬ ً ‫ص ُف‬ْ ‫الل ُه َع َل ْيه َو َس َّل َم َم ْن َق َت َل ُع‬
َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َّ َ ْ َ
‫عبد الل ِه بن عم ٍرو يقول قال رسول الل ِه صلى‬
ِ
ْ
َُ ََ َ
ْ َ ْ َ َ ُ ُّ َ َ َ َ ْ ْ َّ َ َ َ
‫ال أن تذ َب َح ُه فتأكل ٌُه‬ ‫ِبغ ْي ِر َح ِق ِه َسأل ُه الل ُه َعن ُه َي ْو َم ال ِق َي َام ِة ِقيل وما حقه ق‬
[Abdullah bin 'Amru] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa membunuh seekor burung (pipit) tanpa hak, maka
Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya pada hari Kiamat
kelak." Beliau ditanya; "Apakah haknya?" Beliau menjawab: "Engkau
menyembelih lalu memakannya."."(HR. Ad Darimi no 1896 dalam sofware 9
Imam)

d. Pengrusakan tanpa keperluan yang mendesak


Pengrusakan tanpakeperluan yang mendesak hampir sama dengan
pengrusakan secara sia-sia. Pengrusakan lebih dikarenakan kebodohan dan
ambisi di muka bumi.Atau hanya sekedar “iseng-iseng saja”, contohnya
membakar sampah dan membiarkan saja di hutan, membuang puntung
rokok di hutan dan sebagainya.Rasulullah Saw telah bersabda:
“Barangsiapa memotong pohon bidara, niscaya Allah akan
mencelupkan kepalanya ke dalam api neraka.”
Pohon bidara adalah sejenis pohon yang tumbuh di padang sahara. Ia
memiliki keistimewaan tersendiri; tahan haus, mampu menyejukan, sering
dipakai sebagai tempat bernaung, buahnya bisa dimakan, dan lain-lain.
Dalam tradisi bangsa Arab, istilah pohon bidara (as-sidrah) biasa digunakan
mewakili seluruh pepohonan yang ada.
e. Pengrusakan karena lalai dan meremehkan
Bentuk pengrusakan karena lalai dan meremehkan, serta lalai
memeliharanya, baik itu menyangkut hewan darat dan laut, tumbuhan,
maupun makhluk mati.
Berbagai contoh ddapat dikemukakan dalam konteks lalai memelihara
hewan yang kemudian mengaibatkannya mati sakit atau kelaparan. Lalai
dalam memelihara tanaman sehingga dimakan hama. Lalai dalam
memelihara biji-bijian, buah, amupun makanan sehingga akhirnya busuk
dan dimakan ulat.Lalai memelihara pakaian sehingga koyak.Lalai dalam
memelihara bangunan dan gedung sehingga rapuh dimakan waktu.Lalai
dalam memelihara peralatan sehingga berkarat.Termasuk pula; kelalaian
membiarkan kran terbuka sehingga airnya mengucur percuma.Membuang
pakaian yang masih baik, hanya karena sedikit terbakar atau koyak.48
Ibnu Abbas menceritakan, bahwa ketika Rasulullah SAW sedang
berjalan-jalan, beliau melihat seekor domba yang telah mati.Lalu beliau
bersabda, “Kenapa kalian tidak memanfaatkan kulitnya?”Mereka
menjawab, “bukankah domba ini sudah mati, wahai Rasulullah.”Beliau
berkata, “Yang diharamkan adalah memakan dagingnya (bukan kulitnya).”49
f. Pengrusakan dalam peperangan

48
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal.227
49
HR. Mutafaq alaih dari Ibnu Abbas, seperti termaktub dalam Al-Lu’lu wa Al-Marjan (205)

76
Salah satu tuntunan dalam syari’at Islam yang mengesankan adalah
tidak diperbolehkannya pengrusakan terhadap elemen-elemen lingkungan,
bahkan dalam situasi perang sekalipun. Padahal saat itu orang keluar dalam
target tertentu, menabrak segala ikatan yang ada, biasanya sambil
menebangi pohon-pohon, membakar gedung-gedung, menghancurkan
bangunan, membunuhi hewan-hewan tanpa memakannya, bahkan
membunuhi musuh-musuh mereka. Cara-cara inilah yang dilarang dalam
Islam, kecuali jika memang tuntunan yang mendesak.
Dan dapat kita temukan pula pesan-pesan Abu Bakar kepada bala
tentaranya yang hendak berangkat ke medan perang. Diiceritakan oleh
Yahya bin Said, bahwa Abu Bakar mengirim pasukan perang ke Syam.
Kemudian ia keluar dan berkata kepada Yazid bin Abi Sufyan, “Sungguh aku
berpesan sepuluh hal kepaamu:
1) Jangan membunuh bayi
2) Jangan membunuh perempuan
3) Jangan membunuh orang yang lanjut usia
4) Jangan menebang pepohonan yang berbuah
5) Jangan membakar gedung
6) Jangan menyembelih binatang ternak kecuali untu dimakan
7) Jangan menghancurkan pohon kurma
8) Jangan membakar pohon kurma
9) Jangan berkhianat
10) Dan jangan takut.”
Seorang pemikir dan sejarawan Perancis, Gustav Le Bon, menyatakan,
“Sejarah tidak pernah menemukan suatu ekspansi pun yang lebih adil dan
ramah dari ekspansi Arab, yakni ekspansi kaum Muslimin.”Akan tetapi,
berbagai peperangan yang terjadi di zaman kita sekarang tidak
mengindahkan tradisi yang telah dipelihara kaum muslimin selama empat
belas abad.Mereka cenderung tidak peduli terhadap nasib umat manusia,
hewan, serta tumbuh-tumbuhan.
Sementara mengenai pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki dalam
perang dunia ke-2, betapa kita sebenarnya tidak pernah menciptakan suatu
pemusnah bagi tanaman dan keturunan, ataupun bagi manusia dan
lingkungan.50Penggunaan zat kimia juga telah terjadi di Suriah yang
mengakibatkan manusia mati secara perlahan-lahan dan tidak memandang
manusia dari kalangan bayi, anak-anak, orang tua yang lemah dan
wanita.Tidak pula memandang lingkungan, bangunan, tempat ibadah,
pohon, dan hewan.Hal ini adalah strategi yang sangat dikecam oleh Islam
atau disebut sebagai strategi “Bumi Hangus”.
8. Menjaga keseimbangan lingkungan

50
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal.
229-233

77
Allah swt telah menciptakan segala sesuatu itu seimbang dan sesuai
dengan ukurannya. Jika alam ini tidak seimbang, maka akan ada bahaya yang
mengancam bagi kehidupan manusia dan juga makhluk lainnya. Allah
menyebutkan keseimbangan ekosistem dalam beberapa ayat berikut ini:
a. Keseimbangan ciptaannya. Allah tidak meletakan sesuatu bukan pada
tempatnya. Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini dengan
perhitungan tertentu dan seimbang. Firman Allah:
َ ‫الر أح َمن من َت َف ُاوت َفا أرجع أال َب‬
‫ص َر‬ َّ ‫اقا َّما َت َرى ِفي َخ ألق‬
ً َ
‫ب‬‫ط‬ ‫ات‬ َ ‫َّالذي َخ َل َق َس أب َع َس َم‬
‫او‬
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ُ َ
-٣- ‫َُ أل ت َرى ِمن فطور‬
“yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang
tidak seimbang?” (QS. Al-Mulk/67: 3)
b. Sebaik-baiknya. Allah menciptakan makhluk pasti sebaik-baik ciptaan.
َ ‫َّالذي َأ أح َس َن ُك َّل َش أيء َخ َل َق ُه َو َب َد َأ َخ أل َق أاْل‬
َ -٧- ‫نس ِان ِمن ِطين‬ ِ ِ
7. yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As-Sajdah/32: 7)
c. Pasti ada manfaatnya. Allah menciptakan segala sesuatu pasti didalamnya
ada manfaatnya dan tidak menyia-nyiakannya.
َ ‫َرَّب َنا َما َخ َل أق َت َُذا َباط ًَل ُس أب َح َان َك َفق َنا َع َذ‬
َّ ‫اب‬
١٩١- ‫الن ِار‬ ِ ِ
191. "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS. Ali
Imran/3: 191)
d. Sesuai ukurannya. Segala sesuatu di alam semesta ini ada
ukurannya/takarannya. Semisal air yang diturunkan atau diciptakan Allah,
pada kenyataannya juga memiliki takaran tersendiri. Dalam salah satu
firman-Nya disebutkan:
َ ‫َ َ َ أ َ َ َّ َ َ ً َ َ َ َ أ َ َّ ُ أ‬
َ ‫اْل أ ض َوإ َّنا َع َلى َذ َُاب به َل َقاد ُر‬
١٨- ‫ون‬ ِ ِِ ِ ِ ‫ر‬ ‫وأنزلنا ِمن السم ِاء ماء ِبقدر فأسكناه ِفي‬-
18. dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya.(Al-Mukminun/23: 18)
Adanya kontradiksi antar jenis hewan atau tumbuhan pada hakikatnya
adalah untuk menjaga keseimbangan ekositem. Jagat raya yang diciptakan
Allah memiliki konsep keseimbangan tersendiri, dan saling melengkapi antar
elemen-elemennya. Namun di zaman sekarang keseimbangan ekosistem ini
terganggu oleh akibat ulah tangan manusia, maka tidak heran jika sekarang
banyak dan sering terjadi bencana alam dimana-mana.
F. Bahaya-bahaya yang mengancam lingkungan
1. Pencemaran air
Diantara bentuk-bentuk pencemaran air adalah sebagai berikut:

78
a. Pengurasan oksigen cair dalam jumlah besar disamudera, laut, danau, dan
sungai, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah habitat kehidupan di
dalam air.
b. Bertambahnya prosentase zat-zat kimia di dalam air, yang akhirnya menjadi
racun bagi kehidupan air. Bahkan kita sering menjumpai sungai-sungai yang
hampir kosong dari tanda-tanda kehidupannya karena semakin
meningginya kadar pencemaran kimiawi didalamnya.
c. Berkembangnya bakteri-bakteri, kuman-kuman, dan habitat yang hidup
didalam air, yang mengurangi nilainya sebagai sumber air minum, pelestari
hasil-hasil pertanian, kolam-kolam renang dan tempat-tempat rekreasi.
d. Berkurangnya sinar matahari yang merupakan energi penting bagi
pertumbuhan kehidupan nabati air, seperti lumut dan plankton. 51
Unsur unsur dalam pencemaran air yaitu limbah industri, air selokan,
peledakan minyak bumi, insektisida, reaktor nuklir, bahan-bahan plasti, air
raksa, mesiu.

2. Pencemaran udara
Udara merupakan pembaruan gas yang mengisi ruang bumi, dan uap air
yang meliputinya dari segala penjuru.Udara dalam A-Qur’an sering disebutkan
dengan istilah “angin” yang termaktub sebanyak 27 kali. Angin inilah yang
membawa banyak manfaat bagi kehidupan, namun juga angin bisa menjad
bencana bagi makhluk hidup ketika ia menjadi badai. Ia juga sebagai sara bagi
Allah untuk menghukum manusia ketika berbuat kedzaliman atau juga sebagai
peringatan, sebagaimana yang terjadi di Kaum “Ad dan juga Raja Firaun. Belum
lama Badai tornado di Amerika Serikat terjadi dan merupakan bencana yang
membunuh manusia serta merusak tatanan bangunan. Angin puting beliung
yang akhir-akhir ini sering terjadi di Indonesia.
Meskipun angin bisa menjadikan bencana atas izin Allah, kita dilarang untuk
mencela angin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
َ َ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
ُّ ‫الل ُه َع َل ْيه َو َس َّل َم ََل ُت ُس‬
‫يح ف ِإ َّن َها ِم ْن‬‫الر‬ِ ‫وا‬ ‫ب‬ ِ ‫عن أ ِبي هريرة قال قال رسول الل ِه صلى‬
َ َّ ُ َ َ َ َّ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ ْ َ َّ
‫اب َول ِك ْن َسلوا الله ِم ْن خ ْي ِر َها َوت َع َّوذوا ِبالل ِه ِم ْن ش ِر ٌَها‬ َْ
ِ ‫رو ِح الل ِه تأ ِتي ِبالرحم ِة والعذ‬
“dari [Abu Hurairah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Janganlah kalian mencela angin, sebab ia merupakan
hembusan Allah yang dapat mendatangkan rahmat dan juga azab, akan
tetapi mohonlah kepada Allah dari kebaikannya dan berlindunglah kepada
Allah dari kejahatannya."(HR. Ibnu Majah no. 3717 dalam sofware kitab
hadis 9 Imam)
Sumber pencemaran udara berasal dari akibat ulah manusia yang
melampau batas. Seperti, asap limbah industri, kebakaran, pencemaran dari
sarana transportasi yang tidak terbendung banyaknya.

51
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal .
251

79
Menyebarnya asap-asap berasal dari pabrik-pabrik merupaan salah satu
dari pencemarran udara.Dan pencemaran yang lebih berbaaya adalah asap-
asap yang tercemari oleh radioaktif seperti radiasi pada uranium, apalagi
uranium yang dipergunakan dalam peperangan.Seperti yang dipergunakan
Amerika pada perang Teluk, dimana uranium ini meninggalkan dampak yang
sangat berbahaya, sangat dalam, dan sangat mengancam kehidupan manusia.
Adapun dampak pencemaran udara pada kesehatan umum, dapat
disebutkan sebagai berikut:
a. Berkurangnya kandungan sinar radioaktif yang terdapat pada ultra violet
yang memanjang sampai ke tengah bumi.
b. Berkurangnya sejumlah cahaya-cahaya yang alami
c. Bertambahnya kabut dari industri yang sangat membahayakan
d. Dampak yang mematikan bagi tumbuhan dan penghancur pabrik-pabrik
dan gedung-gedung.
e. Bertambahnya bahaya kebakaran
f. Meningkatnya jumlah benda-benda yang dapat menyebabkan pennyakit
kanker udara
g. Bertambahnya jumlah penderita dan pengidap penyakit pernafasan. 52
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah terjadi dari limbah-limbah yang mengalir, bahan-bahan
kimia, bahan-bahan plastik yang tidak bisa terurai, benda-benda keras,
insektisida pembasmi hama, dan pencemaran tanah melalui sampah-sampah
rumah.
Sebagai contoh pencemaran melalui insektisida dan anti hama akibat dari
padatnya pertanian. Padahal bahan tersebut sebenaranya bahan hidup yang
mempunyai reaksi terhadap lingkungan.Lalu berkembanglah serbuk azote,
fosfat, dan kalium karbonat dengan perkembangannya yang sangat dahsyat,
hingga pada hilangnya sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisika tanah.Bahkan tanah
menjadi kehilangan sifat kesuburan (tidak produktif), ditambah dengan benda-
benda yang menimpa tanah tersebut yang merupakan salah satu dampak
negatif tanah.
Adapun cara-cara untuk menanggulangi pencemaran tanah adalah:
a. Mencegah lebih baik daripada mengobati
b. Menyebarkan kesadaran kepada masyaralkat
c. Perncanaan dan penggencaran riset, sehingga ditemukan beberapa proses
daur ulang baru.
d. Pembuatanundang-undang yang tegas terhadap pelanggaran.
e. Perbaikan ladang-ladang yang besar kandungan garamnya dengan
menanami tumbuh-tumbuhan
f. Pembajakan laddang-ladang untuk mengemablikan kesuburannya

52
Yusuf Qardawi dalam bukunya Khalid Mahmud Abdul Latief, Al-Bi’ah wa Talawwuts fi Mahdzurin
Islamiyah, hal 29-31. Dar Ash-Shahwah.

80
g. Pembasmian rumput-rumput dan hewan-hewan yang membahayakan,
kemudian menanami tumbuhan yang bermanfaat dan pengadaan habitat
hewan yang bermanfaat.
h. Menjaga keseimbangan lingkungan
i. Meningggalkan penebangan hutan secara tidak teratur.
j. Menjaga kebersihan air bumi dan sungai-sungai. 53

G. Faktor-faktor yang merusak lingkungan


1. Mengubah ciptaan Allah
Makna “Mengubah ciptaan Allah” yaitu mengubah sesuatu yang telah
diciptakan Allah sesuai dengan fitrahnya.54Sesuai dengan fitrahnya berarti pula
sesuai dengan tujuan diciptakannya, sesuai fungsi, sesuai kadarnya. Ciptaan
Allah disini berarti semua jenis makhluk, baik manusia, hewan, tumbuhan
maupun alam .
Pengubahan ciptaan Allah disebabkan oleh syetan yang senantiasa
menjadikan hawa nafsu sebagai tunggangannya. Sebagaimana firman Allah
swt:
‫َ َ َ َّ َ أ‬ َ َ َ َّ ُ َ ُ َ َ ‫َ ُ َّ َّ ُ أ َ ُ َ َ َّ ُ أ َ ُ َ َّ ُ أ‬
ُ ‫اْل أن َعام َو‬
‫ْلم َرَّن ُه أم فل ُيغ ِي ُرن خل َق الل ِه َو َمن َي َّت ِخ ِذ‬ ِ ‫وْل ِضلنهم وْلم ِنينهم وْلمرنهم فليب ِتكن آذان‬
ً ُّ ً َ ‫َ َ أ َ َ ُ أ‬ ً َ َ ‫َّ أ‬
َ -١١٩- ‫ان َوِليا ِمن ُدو ِن الل ِه فقد خ ِسر خسرانا م ِبينا‬ ‫الشيط‬
“dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan
angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-
telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan
aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
meubahnya[352]". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung
selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-
Nisa/4:119)

Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan


dipersembahkan kepada patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya
lebih dahulu, dan binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak
dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja. Merubah ciptaan Allah dapat
berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang.ada yang
mengartikannya dengan merubah agama Allah.
Begitu pula mengubah peran manusia menjadi seperti hewan,
menjadikan hawa nafsu dan syahwat sebagai tujuan utama memenuhi
kebutuhannya.Mengubah manusia menjadi “mesin”; menjadikan manusia
bekerja tanpa berhenti.Orang yang mengubah sebagian anggota badannya,
seperti mencukur alis, mentato tubuhnya, operasi plastik hanya demi tujuan
mempercantik dan sebagainya.

53
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar.
Hal.276-277
54
Ibid. hal 344

81
Orang yang mengubah hewan, tumbuhan, tanah udara serta mengubah
semua fungsi bumi beserta seisinya tidak sesuai fitrah dan tujuan diciptakannya
berarti mengubah ciptaan Allah. Jika mengubahnya adalah demi kemaslahatan
maka tidak mengapa, selama memegang kode etik ilmiah maupun prinsip-
prinsip agama.

2. Kezaliman
Kezhaliman dan kejahatan merupakan perbuatan tercela yang dikecam
dan termasuk dosa yang disegerakan balasannya ketika di dunia.Kezhaliman
kepada sesama manusia yang lemah, kezhaliman kepada hewan, tumbuhan
dan juga kepada lingkungan. Firman Allah swt:
‫ََ أ‬ َ َ َ ‫الد أن َيا َك َم َثل ريح ف َيها ص ٌّر َأ‬
‫ص َاب أت َح أرث ق أوم ظل ُموا‬ ُّ ‫َم َث ُل َما ُينف ُقو َن في ُـذه أال َح َياة‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ‫َ ُ َ ُ أ َ َ أ َ َ أ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ أ َ ُ َ ُ أ َ أ ُ ن‬
َ -١١٧- ‫أنفسهم فأُلكته وما ظلمهم الله ول ِـكن أنفسهم يظ ِلمو‬
“perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini,
adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat
dingin, yang menimpa tanaman kaum yang Menganiaya diri sendiri, lalu angin
itu merusaknya. Allah tidak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
Menganiaya diri mereka sendiri.” (Ali-Imran/3: 117)
Tujuan Allah menyegerakan balasannya adalah agar manusia tidak larut
dalam kezhalimannya dan segera mengadakan perbaikan atas tindakannya itu.
Bahkan akibat kezhaliman itu tidak hanya menimpa kepada pelakunya saja,
tetapi yang lain juga terkena dampaknya. Umat-umat terdahulu jika berbuat
zhalim, maka Allah akan membinasakan semuanya kecuali orang-orang yang
beriman.
Ibnu Taimiyah mengatakan “sesungguhnya Allah akan membiarkan
negara kafir apabila ia berlaku adil, dan akan memusnahkan negara Islam yang
banyak kezhaliman di dalamnya.” Dengan kata lain, orang zhalim tidak
bermanfaat Islamnya jika ia berlaku zhalim terhadap makhluk Allah lainnya. 55

3. Berjalan sombong dimuka bumi


Kesombongan merupakan sifat yang mendatangkan perilaku semena-
mena bahkan melampaui batas kewajaran sebagai manusia.Jika manusia sudah
sombong, maka tidak bisa mengontrol dirinya dari sifat kemanusiaan, menolak
kebenaran karena gengsi dan senantiasa memusuhi orang yang tidak sesuai
dengan idenya.Seperti kesombongan Raja Fir’aun menjadikan dirinya sebagai
Tuhan, membunuh bayi laki-laki, berambisi menghabisi Nabi Musa dan Bani
Israil. Firman Allah swt:
ُ ‫ف َطائ َف ًة م أن ُه أم ُي َذب ُح َأ أب َن‬
‫اءُ أم‬
ُ ‫َ َ َ َ َأََ َ ً َ أ َ أ‬ َ‫أ‬
‫اْل أ‬ َ َ َ ‫َّ أ َ أ‬
ِ ِ ِ ‫ع‬
ِ ‫ض‬ ‫ت‬ َ
‫س‬ ‫ي‬ ‫عا‬ ‫ي‬‫ش‬ِ ‫ا‬‫ه‬ ‫ل‬ ُ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬‫و‬ ‫ض‬
ِ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ‫ِإن ِفرعون ع‬
‫َل‬
‫أ‬ ُ ‫أ‬ َ َ
َ ‫اءُ أم إنه كان م َن اَلفسد‬ ُ َّ ُ ‫َو َي أس َت أحيي ن َس‬
-٤- ‫ين‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan
menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari
mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
55
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal.350

82
perempuan mereka.Sesungguhnya Fir'aun Termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan. (AL-Qashash/28: 4)

Sesungguhnya kesombongan dan pengakuan sebagai Tuhan serta


kesewenang-wenangannya justru mengantarkannya pada jurang kehancuran
dan kemusnahan dirinya dan jabatannya.Hal ini menjadi pelajaran bagi
penguasa-penguasa peradaban zaman untuk memperhatikan dirinya dan
jabatannya agar tidak berbuat semena-mena dan kezhaliman.
4. Menuruti hawa nafsu
Faktor utama yang merusak lingkungan, baik di muka bumi, di laut
ataupun di daratan, yaitu tunduknya manusia kepada hawa nafsu dan
mementingkan kepuasan syahwat serta hasrat duniawinya. Sifat demikian,
apabila dituruti manusia tanpa melihat keperluan hari esok, akan menurunkan
derajat manusia sebagai makhluk yang berakal ke derajat hewann yang lebih
mendahulukan hawa nafsunya sebelum akal pikiran mereka.56Mereka tidak
memiliki akal dan hati nurani. Al-Qur’an berbicara tentang hal ini:
َ‫َ أ َ أ‬
َ ‫اْل أن َه ُار َو َّالذ‬ َ َ َّ ‫ين َآم ُنوا َو َعم ُلوا‬ َ ‫الل َه ُي أدخ ُل َّالذ‬
َّ َّ
‫ين‬ ِ ‫ات َج َّنات ت أج ِري ِمن تح ِتها‬ ِ ‫الص ِالح‬ ِ ِ ِ ‫ِإن‬
َّ ‫أ‬ َّ ‫أ‬ َ ‫أ‬ ُ ‫أ‬ َ َ َ ُ ُ ‫أ‬ َ َّ َ ََ
-١٢- ‫كف ُروا َي َت َمت ُعون َو َيأكلون ك َما تأك ُل اْلن َع ُام َوالن ُار َمث ًوى ل ُه أم‬
“dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti
makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS.
Muhammad/47: 12)
Adanya eksploitasi alam adalah karena keserakahan manusia demi
memenuhi keinginan dirinya atau kelompoknya, tanpa memikirkan bagaimana
nasib lingkungan sekitarnya.Sebagaimana yang terjadi di Sidoarjo, pengeboran
yang berlebihan menjadikan material dari bawah berupa lumpur keluar hingga
sekarang.Penggundulan hutan untuk industri pembangkit tenaga bumi,
menyebabkan longsor dan banjir.

5. Penyimpangan dari keseimbangan kosmos


Kosmos adalah suatu sistem dalam alam semesta yang teratur dan
harmonis.Adanya kerusakan/ketidakseimbangan kosmos di darat dan laut
adalah penyimpangan manusia dalam mengelola alam ini.Padahal Allah telah
menciptakan segala sesuatu sesuii dengan ukurannya dan seimbang. Firman
Allah:
ُ َ ُ ‫َ أ‬ َ ‫َأ‬ َ َ َ
َ -١٩- ‫ض َم َد أدن َاُا َوألق أي َنا ِف َيها َر َو ِاس َي َوأ َنبت ََنا ِف َيها ِمن ك ِل ش أيء َّم أوزون‬
َ ‫اْل أر‬‫و‬
“dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-
gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-
Hijr/15: 19)
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa bumi, gunung, tumbuhan dan
segala sesuatu sudah diciptakan sesuai ukuran, oleh karena itu kita manusia
memanfaatkan kekayaan seharusnya sesuai ukuran dan seimbang untuk
menjaga keseimbangan kosmos.Maka pengambilan jalan tengah merupakan

56
Al Qardawi,Yusuf. 2001. Islam Agama Ramah Lingkungan. Jakarta Timur: Pustaka Al Kautsar. Hal.354

83
solusi alternatif yang tepat dalam segala hal.Adanya ketidakseimbangan
kosmos karena perbuatan manusia yang melampaui batas dan sewenang-
wenang.Berperilaku pertengahan berlaku juga pada manusia dalam
bermuamalah dengan sesama.
6. Kufur nikmat kepada Allah
Ketika kebutuhan manusia kepada karunia tersebut bertambah banyak,
maka pemberian Allah pun lebih banyak dan melimpah.Namun mayoritas
manusia tidak memelihara nikmat yang berharga ini dan lupa mensyukurinya,
jusru untuk menyalahgunakannya untuk melanggar aturan Allah.Dan kufur
terhadap nikmat Allah ini merupakan salah satu penyebab timbulnya kerusakan
di darat dan di laut.
Al-Qur’an telah menceritakan kepada kita tentang kisah Qarun yang
memiliki pundi-pundi emas, kunci-kunci gudangnya tidak kuat dipikul oleh
orang biasa, baju kebesaran, kuda terbaiknya dan kekayaan lainnya, tetapi ia
mengingkari nikmat tersebut untuk menentang Allah. Balasannya adalah
kehancuran dan pencabutan nikmat-nikmat Allah itu, bahkan dirinya ikut
terkubur di dalamnya. Firman Allah:
َ َ َ ُ ََ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫أ‬
َ -٧- ‫َوِإذ تأذ َن َرُّبك أم ل ِئن شك أرت أم ْل ِز َيد ََّنك أم َول ِئن كف أرت أم ِإ َّن َعذ ِابي لش ِد ٌيد‬
“dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS. Ibrahim/14: 7)

H. Strategi Islam dalam memelihara lingkungan


Islam menaruh perhatian penuh terhadap pemeliharaan lingkungan,
mengembagkan, memperbaiki, melestarikan dan menawarkan solusi dari berbagai
penyimpangan-penyimpangan yang telah diderita alam.Bahkan Islam menajadikan
ranting yang menghlangi manusia jalan sebagai barometer seorang beriman
kepada Allah. Siapa yang menyingkirkannya, maka dia tanda beriman, sebaliknya
jika ia membiarkannya maka tandanya tidak beriman.
Semua strategi untuk memelihara lingkungan berupa tanah, air, udara
matahari, bulan, lautan, gurun, siang dan malam, tidak ada yang lebih jitu dari pada
strategi yang ditujukan kepada manusia itu sendiri.Karena manusia adalah pelaku
terbesar dari baik tidaknya lingkungan. Berikut ini adalah strategi Islam dalam
memelihara lingkungan:
1. Pendidikan agama bagi generasi muda
Pendidikan agama dilakukan melalui jalur pendidikan dan pengajaran.
Khususnya bagi generasi muda dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar
hingga universitas. Mereka harus berinteraksi dengan lingkungan serta semua
komponennya berdasarkan taqwa kepada Allah swt, selalu dalam pengawasan-
Nya, bahwa Dia tidak akan mengenyampingkan tindakan-tindakan pengrusakan
lingkungan, dan meyakini bahwa jika merusak alam akan ada hukuman.
2. Mencerdaskan generasi muda dengan nilai-nilai Islami

84
Sarana kedua adalah penyadaran dan pencerdasan bagi generasi muda
dan masyarakat secara umum.Usaha ini bisa direalisasikan melalui lembaga-
lembaga penyuluhan yang selalu bekerja atas dasar perkemabnagan pemikiran,
kecenderungan (bakat), akal dan kejiwaan mereka. Usaha ini disamping
berguna sebagai sarana nperbaikan terhadap pemahaman-pemahaman yang
salah, ia juga berguna sebagai sarana penerangan yang bijak dan terarah, yaitu
sarana yang mengarah kepada rekontruksi dan perbaikan, bukan sarana
dekontruksi ataupun merusak.
Setelah itu baru diwujudkan gambaran gambaran baru tentang
lingungan yang bersumber pemahaman menurut perspektif Islam; tentang
Tuhan, manusia, alam dan kehidupan. Wawasan inilah yang akan mengubah
pemikiran-pemikiran, rasa dan kecenderungan-kecenderunagan, sehingga
membentuk visi baik seseorang yang bersandar pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Strategi ini bisa dilaksakan pula melalui mimbar Jum’at, pengajian-pengajian,
dan forum-forum lainnya.
3. Control social dengan menghidupkan amar makruf nahi mungkar
Setiap muslim mengemban tanggungjawab atas keselamatan
lingkungan dan pelestariannya, hingga apabila melihat bentuk pengrusakan dan
pencemaran terhadapnya, maka mereka berkewajiban untuk melarangnya.
Mereka inilah yang pada dasarnya dituntut untuk mengubah kondisi ini sesuai
dengan kemampuan masing-masing, dengan tangannya jika ia mempunyai
kekuasaan, dan jika tidak bisa maka dengan lisannya, dan apabila tida mampu
lagi maka dengan hatinya.
Dari upaya ini diharapkan kelakuan negatif dan merusak terhadap
lingkungan bisa dilindungi secara etis, hingga wilayahnya menyempit ke dalam
ruang sangat minimal.Termasuk dalam upaya ini adalah dengan mendirikan
lembaga-lembaga swadaya untuk melestarikan lingkungan.
4. Membangun supremasi hukum
Penerapan hukum dan undang-undang, yang harus dilaksanakan
dengan memberi sanksi bagi mereka yang melanggar dengan perantara
pemerintah. Maka barangsiapa yang tidak bisa diperbaiki dengan Kitab dan
neraca (keadilan), ia harus diperbiki dengan besi (kekuatan) yang mengandung
banyak manfaat bagi manusia.
Sebab itulah, perlu dimasukkan pentingnya perlindungan terhadap
lingkungan, dan pemberian sanksi bagi yang melanggar batasa-batasannya,
sesuai dengan hukum-hukum yang lazim berlaku bagi umat.Pemerintah
melaksanakan tertib administrasi, prosedur dan urusan finansial, yang
melindungi lingkungan dan memperbaiki yang rusak, sampai pada pengurusan
prosedur pencegahan sebagai tindakan preventif.
Pemerintah harus berani menghentikan proyek-proyek yang
membahayakan lingkungan, sekalipun terdapat manfaat di dalamnya.Karena
bagaimanapun juga kepentingan mayorritas harus didahulukan.Dan
pemerintah sudah selayaknya jika pemerintah memberikan sanksi terhadap
mereka yang memusuhi dan mendistorsi segala bentuk pelaksanaan hukum
yang berhubungan dengan lingkungan.

85
5. Kerjasama dengan lembaga-lembaga Nasional dan internasional
Sarana yang kelima adalah membangun kerjasama dengan lembaga
domestik dan internasional untuk menjaga lingkungan, serta meluruskan segala
bentuk tindakan pengurasan, pencemaran, serta memelihara ekosistemnya.
I. Pemelirharaan lingkungan dalam realitas sejarah Islam
Pemahaman dan pandangan Muslim tentang lingkungan hidupnya tidak
akan mempunyai makna jika tidak diterapkan dalam perilaku dan tindakan nyata
dalam kehidupan. Upaya pemeliharaan dan pelestarian lingkungan merupakan
bagian dari syari’at agama (Maqashidu Syari’ah/al-dharurah al-khamsa). Oleh
karena itu kajian ini tidak hanya teoritis, harus diwujudkan dalam bentuk yang
lebih operasional dan konkrit serta dilembagakan.
Pemelirharaandan pelestarian lingkungan dalam realitas sejarah Islam
pernah dilakukan dan dikembangkan oleh Rasulullah dalam bentuk lebaga dan
dilanjutkan oleh khalifah Abu Bakar Ashidiq, Umar dan Usman.Lembaga seperti ini
juga ada dibeberapa kelompok masyarakat dan juga di tingkat negara, bahkan
sampai tingkat PBB.
Berikut ini adalah beberapa contoh realitas sejarah bahwa Islam
menerapkan konsep pemeliharaan lingkungan:
1. Pemeliharaan lingkungan melalui institusi public
Keberadaan isntitusi publik dalam catatatn peradaban Islam memiliki
saham yang sangat berarti dalam upaya pemeliharaan serta penjagaan
lingkungan. Diantara institusi-institusi tersebut adalah:
a. Institusi khilafah
Kita bisa mengetahui ketika khalifah Umar bin Khattab berpesan agar
bersikap ramah pada binatang, serta mencela siapapun yang
memperlakukan binatang dengan kasar. Bahkan kita lihat, ketika berada di
Hijaz, dia tetap merasa bertanggungjawab atas matinya seekor anak onta di
tepian sungai Euphrat, nun jauh di Irak sana.
Hal yang sama juga kita lihat bagaimana Umar bin Abdul Aziz juga
menunjukkan komitmen yang sama. Seperti, ketika suatu kali dia melarang
seseorang agar tidak membebankan muatan pada ontanya lebih dari
kapasitas angkut onta itu sendiri.
b. Institusi hukum atau yudifikasi
Disini, seorang hakim berhak untuk menghukum setiap individu yang
merusak lingkungan, berdasarkan laporan atau gugatan dari sebagian orang
kepadanya.Hukuma itu bisa juga dijatuhkan bila ada yang melihat seorangg
pelaku yang mengganggu kepenntingan publik, atau mencemari air milik
umum.
c. Institusi pengawas
Institusi ini memiliki peran besar dalam memberikan pengarahan,
pemantauan, serta pengawasan. Pada banyak kasus yang terjadi, ia juga
sering campur tangan dalam persoalan sosial-kemasyarakatan, ekonomi,
maupun moral.
d. Institusi wakaf

86
Institusi ini telah tumbuh subur semenjak zaman Nabi dan para sahabat.
Penggunaan dana itu untuk membangun balai-balai pengobatan dan suplai
makanan, tempat-tempat peristirahatan maupun tempat air minum umum.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan binatang juga. Sampai-sampai kita
lihat bahwa diantara amal kebajikan kaum muslimin, ada yang
menyediakan tempat penampungan bagi anjing-anjing yang telantar, yang
tidak diketahui siapa pemiliknya
e. Institusi zakat
Zakat memiliki fungsi yang signifikan dalam mengatasi probllematika
orang-orang fakir miskin, mereka yang tak mampu membayar hutang,
sereka yang sedang dalam perjalanan, dan seterunya. Bahkan, pemerintah
Islam adalah pemerintahan yang pertama kali mengirim bala tentara demi
menegakan hak-hak orang miskin dari mereka yang kaya.
f. Institusi fatwa dan bimbingan keagamaan
Institusi ini dimotori oleh para ulama di masjid-asjid dan seluruh
penjuru negeri.Terutama yang dismapaikan dalam khutbah-khutbah,
pengajian, nasehat, fatwa bagi setiap orang yang bertaya pada mereka
mengenai ketentuan hukum dari berbgai persoalan, terasuk yang berkaitan
dengan lingkungan.
2. Pemeliharaan lingkungan melalui perangkat hukum
Jika kita melihat realitas sejarah peradaban Islam, akan kita temui
betapa besarnya perhatian mereka terhaap lingkungan berikut kebersihan dan
penjagaannya. Dengan kata lain, pemikiran serta kepedulian terhadap
lingkungan merupakan realitas yang tegak dan tak terbantahkan dalam tatanan
kehidupan yang Islami.
Salah satu bukti dari tesa ini ialah adanya undang-undang pengawasan
yang dikenal luas dikalangan kaum muslimin. Undang-undang ini telah
diselenggarakan sejak zaman Rasulullah saw dan dilanjutkan khulafa’urrasyidin
terutama dizaman Umar. Kemudian undang-undang ini berkembang samapai
pada masa Bani Abbasyiyah yang memodifikasi sebagi undang-undang
pengarahan, pengawasan, hukum, serta pelaksanaan.`Berikut ini ada beberapa
contoh perhatian Islam dalam pmeliharaan lingkungan.
Asy-Syaizuri menceritakan tentang seorang tukang roti harus diawasi
dalam pekerjaannya.Orang yang membuat adonan roti tidak dibenarkan
mengaduk adonan roti dengan menggunkan kaki, lutut atau sikutnya. Karena
hal itu berarti meremehkan makanan, sehingga kemungkinan besar adonan
yang dibuatnya akan tertetesi keringat yang mengucur ditubuhnya. Maka harus
menggunakan pakaian semacam rompi, menutup mulut serta hidunnya agar
ketika bersin atau bicara tidak ada ludah yang keluar mengenai roti.Mereka
tukang roti juga hraus membuat atap yang tinggi dan membuat ventilasi yang
lebar agar asap bisa keluar dan tidak membahayakan bagi pekerjanya.
3. Pemeliharaan lingkungan melalui undang-undang
Berikut ini adalah beberpa masalah penting yang diatur dalam undang-
undang yang berkaitan dengan lingungan berdasarkan mazhab Hanafi:

87
a. Jika seseorang hendak mendirikan tempat penempaan besi, penggergajian
kayu, atau pengggilingan tepung di samping rumah orang lain yang terlebih
dahulu ada, lalu aktivitas produksi ditempat itu merusak tembok rumah
tetangganya, maka segala aktivitas produksi itu harus dihentikan. (Ath-
Thahthawi dan Al-Anqrawi)
b. Jika seseorang tinggal di sebuah rumah, lalu meletakan tempat sampah
yang menempel didinding rumah tetangganya, kemudian tindakkan
tersebut bis membahayakan tembok yang bersangkutan, maka si tetangga
berhak untuk melakukan tindakan yang dapat menyelamatkan hak
miliknya. (Ali Affandi)
c. Begitu pula jika seseorang memakai mesin penebang pohon deket rumah
salah seorang tetangganya, kemudian serbuk dari penebangan pohon itu
menggannggu kenyamanan si tetanggan, maka aktivitas tersebut harus
dihentikan. (Ali Affandi)
d. Jika seseorang tinggal di rumah tanpa halaman, lalu ia meletakkan tempat
sampah di bawah tembok tetangganya, maka itu termasuk perbuatan
terlarang karena membahayakan si tetangganya.
e. Jika saluran air dari rumah seseorang meluap, lalau mengalir ke rumah
tetangganya, maka orang saluran airnya meluap wajib memperbaiki saluran
tetangganya yang dirugikan.

88

Anda mungkin juga menyukai