Anda di halaman 1dari 5

KISI-KISI SYARI’AH

Dalil tentang Jama’ Qoshor


ََ ‫ُ ﱠ‬ َ َ َ َ ُ َ َ ََْ َ ْ َ ‫َوا َذ‬
‫ ُ ْوا ِا ﱠن‬. َ ْ /ِ ‫ َ" ْ! ْ ُ َ ٌح ا ْن ْ ُ ُ ْوا ِ َ ا ﱠ ٰ ِة ِا ْن ِ ْ ُ ْ ا ْن َ ْ ِ َ ُ ا‬# $% ‫ض‬ ِ ‫ر‬ْ( )*ِ ْ ُ +ْ َ ,‫ا‬ ِ
ً $ْ 1 ‫وا ﱡ‬3 4ُ "َ ْ ُ َ ُْ َ َْ ْ
ِ ‫ ا‬5 6 7ِ ِ ‫ا‬
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qoshor sholat(mu), jika
kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.
َ َ ُ َ َ ‫ْ َ َ َ َ َ ﱠ ُ َ َْ َ َ ْ ُ َ ْ ﱠ َ ُ َ ْ َ َْ ُ ﱠ َ َ َ ﱠ ﱡ َ ﱠ ﱠ ُ َ َ ْ َ َ ﱠ‬
Jً Lَ‫ أ ْر‬8ْ , ِ % N‫) ا = " ! ِ= و‬DE >Fِ ‫ ا‬G H ‫ ِن‬I J.‫ة ر‬K ‫ ا‬8, ِ % : 8 : ُ ;<" = ‫ ر ِ@?> ا‬ABCِ " "َ
َ ْ َ َ ُ ََ ْ َ َُ
( ‫ ري‬U1 ‫) ا‬.)R‫و‬S )D"َ ِ O‫ة ا ﱠ‬KE 8. ِ ‫و‬
Dari Aisyah ra, ia berkata : (Pada awalnya) shalat itu diwajibkan 2 rakaat, kemudian beliau saw hijrah, maka
shalat itu diwajibkan menjadi 4 rakaat, dan ditetapkan bagi shalat safar atas pertama kali diwajibkannya
(yaitu 2 rakaat). (Bukhari)

Seputar Aqiqah
Aqiqah adalah rangkaian kegiatan merayakan kelahiran anak dengan menyembelih hewan bersamaan
dengan mencukur rambut kepala anak serta memberikan nama anak yang dilakukan pada hari ketujuh.
َ ُْ َْ َ ٌ َْ َ َ ُ ‫َ َ ُ ﱡ‬ َ ْ ُ ‫َ ْ َ َ ْ َُْ َﱠ‬
cd‫ ﱠ‬Oَ eُ ‫ َو‬fُ gْ ُ ‫ ِ= َو‬Jِ Yِ Nَ ‫ َ" ْ ُ= َ ْ َم‬Wُ Xَ / =ِ ِ ِ ‫ ل‬N‫ ٍب ان َر‬4 ِ X ‫ َ ة‬bُ N "
! ِ JYِ A !Gِ ‫ ٍم ر‬K\ ]6 :‫ ل‬: ‫ﷲ ص‬
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya,
disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”
ٌ َ َْ َ َ َ َ َُ َْ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ
‫ ة‬m Aِ 7َ‫ ِر‬hَ i‫ َو َ" ْ ا‬,‫ َ ِن‬k%ِ l ُ ‫ ِن‬m ‫ ِم‬Kn ‫ َ" ْ ا‬f‫ ﱠ‬Jَ eُ ‫ ْ أ ْن‬Gُ َ ْ ‫ أ‬N‫) ﷲ " != و‬DE =ِ ‫ َل ا‬Nُ ‫أ ﱠن َر‬
Rasulullah SAW memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur dan
besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.

Dalil tentang Riba


Riba adalah kelebihan atau tambahan pembayaran baik sedikit maupun banyak dari jumlah pinjaman atau
simpanan yang diambil dari si peminjam oleh yang meminjamkan.
ُ‫۟ ﱠ َ ﱠ‬ ً َٰ ‫َٰٓ َ ﱡ َ ﱠ َ َ َ ُ ۟ َ َ ْ ُ ُ ۟ ّ َ ٰٓ ۟ َ ْ َٰ ً ﱡ‬
‫ َن‬yُ zِ ْ ُ ْ Jَ =َ ‫ ۖ َوٱ ﱠ ُ ا ٱ‬A َ Jَ r J,‫ ا أ‬+ ِ ‫ ا ٱ‬6u v ‫ ءا ا‬/ِ ‫; ٱ‬xu
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Ali Imran 130)

MACAM-MACAM ZAKAT
Jenis-jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ada beberapa macam, yaitu:
a. Harta Simpanan (Emas, Perak, Uang Tunai, Tabungan, Deposito)
Harta yang termasuk harta simpanan, ialah emas, perak, uang, baik tunai maupun dalam bentuk
tabungan atau deposito yang telah dimiliki selama setahun (haul) dengan jumlah minimal senilai 90
gram emas atu 600 gram perak. Nilai zakat yang harus dikeluarkannya ialah sebesar 2.5%.
‫ﱠ‬ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ ‫َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُل‬
– ƒِ Gَ / ‫ ِ… ْ> ِ*„ ا‬Jْ eَ – ‫ َ" ْ! َ| ~? ْ> ٌء‬#$ ‫ و‬G‫ در ِا‬AOb ;€ ِ % yi‫; ا‬€ " ‫ ٍ و• ل‬G‫ | ِ { ِدر‬85 6 ‫ِإذا‬
ْ َ َ ُ
‫ ُ ْو َن ِد ْ َ ٍر‬B"ِ |َ ‫ ْ ن‬l َ c†‫َ• ﱠ‬
“Bila kau mempunyai 200 dirham dan sudah cukup masanya setahun (haul), maka zakatnya adalah 5
dirham (2,5%). Dan emas hanya dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar”. (HR Abu Daud)
b. Perhiasan Emas dan Perak
Setiap perhiasan emas dan perak yang dimiliki oleh seseorang, wajib dikeluarkan zakatnya, berapapun
beratnya.
ََ َ َ َ ُ ْ ُ ََ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُْْ ُ َ َ َ ََ َ ْ َ ‫َد‬
:‫ َل‬% ‫ ِ ْ َو ِر ٍق‬Xً ˆ‰ِ ‫ي‬4ِ َ „ْ *ِ ‫ َ أى‬% ‫ﷲ ص‬ ِ ‫ ل‬N‫ ﱠ„ َر‬D" ]َ ‫ د‬:8 % ‫ن‬I ِ ِ ‹Œ‫ أ ﱠم ا‬ABCِ " )D"
ََ َ َ ُ َ َ َ َْ َ ُ ُْ َ ُ َ ََ َ ْ ‫َأ ُ َ‹ ّد‬
‫ ِ| ِ َ ا ﱠ ِر‬1ُ Oْ •َ َ Gُ :‫ َل‬% .)R Jَ • ‫ﷲ‬ ‫ ء‬m ‫ أو‬,v: 8 % ‫ =؟‬6‫ز‬ ِ
“Aku masuk ke rumah Aisyah Ummul mu’miniin Beliau berkata: Rasulullah masuk ke rumahku, beliau
melihat di tangan ku ada cincin dari perak, beliau bersabda: Apakah engkau keluarkan zakatnya? Aku
menjawab, tidak!, atau Maa Syaa Allah Ta’ala. Nabi SAW bersabda: Dia menjadi sebab engkau masuk
neraka.” (HR Abu Daud dan Ad-Daruquthni)
c. Pertanian
Segala macam hasil bumi baik berupa padi (pertanian), buah-buahan, dan sayur-mayur (perkebunan),
wajib dikeluarkan zakatnya sebagai zakat hasil bumi.
Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishab, yaitu 5 wasaq (650 Kg). Adapun
kadar zakatnya ada dua macam, yaitu; Pertama, Jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air)
maka kadar zakatnya adalah 10%. Kedua, Jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang
sebanyak 5%. Perhatikanlah dalil-dalil di bawah ini.
ٌَ َ ّ َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ $ْ َ
A:4َ E ƒٍ • v‫ ٍ و‬b ِ ‫ ٍق‬Nَ ‫ أ ْو‬Aٍ Oَ bْ ‫ ُد ْون‬bَ !ْ %ِ #
Rasulullah SAW bersabda: “Kurma ataupun biji-bijian yang jumlahnyag kurang dari 5 wasaq (650 Kg)
tidak ada zakatnya” (H.R. Muslim)
d. Ma’adin (Barang Galian)
Ma’adin (barang galian) adalah segala yang dikeluarkan dari bumi yang berharga, seperti, timah, besi,
emas, perak, dll.
ََ َْ َْ َ َ َ
A:4َ ‫ ا ﱠ‬Aِ !‫ ِ ﱠ‬1َ ‫ ِد ِن ا‬Jَ Œ‫ ِ َ ا‬/ ‫ﷲ ص أ‬ َ ْ ُ ‫ﱠ‬
ِ ‫ ل‬N‫ِإن َر‬
“Sesungguhnya Rasulullah SAW mengambil zakat dari barang tambang di Qobiliyah (nama suatu
tempat)”. (HR Abu Daud)
e. Peternakan
Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang di dalam bahasa
Arab disebut Al-An’am, yakni binatang yang dipelihara untuk diambil manfaatnya. Binatang-binatang
tersebut adalah: Unta, kambing/biri-biri, sapi/kerbau.
َ ُ َ ُ ُ
‫ ْ ٍن‬1ُ A َ Xْ ‫ َن ِا‬Iْ Jِ Lَ‫ ِ ّ] أ ْر‬6 „ْ *ِ Aٌ bَ {ِ Nَ ]ٍ Xِ ‫ ِ ّ] ِإ‬6 „ْ *ِ
“Setiap unta yang digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor anak unta betina yang selesai
menyusu”. (HR Ahmad, Nasa’i, Abu Daud)
َ َ َ ْ ََ َ ْ َُ َ َ ٌ ْ ‫َ ْ َ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ﱠ‬
‫ َ; ~? ْ> ٌء‬€ْ %ِ |َ !ْ "َ #$ % ‫ ن‬HKH ‫• و‬O•ِ v‫ِإ‬ ‫ ِ‘ن‬% ,‫ ة‬m ‫ ٍة‬m ‫ن‬IJِ L‫ ِ ِ*„ أر‬n ‫و ِ*„ ا‬
“…dan pada kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya seekor kambing. Jika hanya punya
39 ekor, maka tidak terkena kewajiban zakat”. (HR Abu Daud)
f. Tijarah
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab. Zakat Tijarah diambil dari modal (harga beli)/dari modal
barang yang terjual sebesar 2,5%.
ْ ُ ‫ﱠ‬ ََ ْ ُ َ َ ْ َ
•ِ !ْ 1َ ِ ‫ ُﻩ‬4‫ ﱡ‬Jِ ” ‫ ْي‬/ِ ‫ ِ َ ا‬A:4َ ‫ ِ َج ا ﱠ‬U5 ‫ أ ْن‬5 ُ ُ u َ ‫ َن‬6
“Adalah Rasulullah SAW menyuruh kami mengeluarkan zakat dari apa yang telah disediakan untuk
dijual”. (HR Abu Daud)

Macam-Macam Pembunuhan Dalam Hukum Islam


Kejahatan pembunuhan termasuk dalam jarimah qisas diat. Dalam hukum pidana Islam, jarimah qisas diat
terdiri atas pembunuhan sengaja (Qatl al-‘Amd), pembunuhan semisengaja (Qatl Syibh al-‘Amd),
pembunuhan karena kesalahan (Qatl al-Khata’).
1. Pembunuhan Sengaja (Qatl al-‘Amd)
Pembunuhan sengaja adalah pembunuhan yang dilakukan secara sengaja dengan niat benar-benar
ingin membunuh (menghilangkan nyawa) dan menggunakan alat yang memungkinkan terjadinya
pembunuhan. Dan termasuk pada Al Kabair (Dosa Besar)
َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ َ ْ
b!ً ™ِ "َ X‫ ًا‬/"َ =ُ 4‫ َ ُ= َوأ َ" ﱠ‬Jَ ‫ ا ُ= َ" ْ! ِ= َو‬ƒَ rِ \‫; َو‬€َ %ِ ‫ا‬4ً ِ ُ ‫ َ— َ–اؤ ُﻩ َ َ˜ ﱠ‬% ‫ا‬4ً bِّ Jَ َ ُ ً ِ ‹ ُ ]ْ ُ ْ َ ْ َ ‫َو‬
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam,
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang
besar baginya. (an-Nisa 93)
2. Pembunuhan Semi Sengaja (Qatl Syibh al-‘Amd)
Pembunuhan semisengaja adalah pembunuhan yang dilakukan secara sengaja terhadap korban, tetapi
tidak disertai niat untuk membunuh. Misalnya, melempar korban dengan benda ringan (tongkat atau
kerikil) yang menurut kebiasaan tidak mungkin menyebabkan kematian, tetapi ternyata korban
meninggal dunia.
3. Pembunuhan Karena Kesalahan (Qatl- al’Khata’)
Pembunuhan karena kesalahan adalah pembunuhan yang disebabkan salah dalam perbuatan, salah
dalam maksud, dan kelalaian. Salah dalam perbuatan, seperti mau menembak binatang ternyata
mengenai orang. Salah dalam maksud, seperti orang yang mengendarai kendaraan menabrak orang
hingga meninggal dunia.

Pengertian Diyat, Sebab Diyat dan Macam-macam Diyat


Diyat menurut bahasa berarti denda, tebusan atau ganti rugi. Sedangkan diyat menurut istilah syara’ diyat
adalah pemberian sejumlah barang atau uang kepada keluarga korban untuk menghilangkan dendam,
meringankan beban korban dan keluarganya sebagai ganti hukum qishosh yang telah dimaafkan oleh
keluarga korban. Diyat disyariatkan dalam pembunuhan dan penganiayaan.
ٌ ْ َ َ َٰ
َ %َ ۗ Aٌ bَ •ْ ‫ ُ ْ َو َر‬+ّ‫ ْ َر‬œ!
b U | ‫ذ‬ ۗ ‫ن‬ َ •ْ ‘X =!ْ َ ‫ ُ وف َو َأ َد ٌاء إ‬Jْ َŒْ X ‫ ٌع‬1َ ّ %َ ‫ َ ُ= ْ َأ != َ~? ْ> ٌء‬šَ "ُ ْ bَ %َ
O
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ ِ ٰ ِ
ٌ /َ "َ =ُ َ %َ |َ ِ ‫ َذ‬4َ Jْ Yَ ‫ ٰى‬4َ َ "‫ا‬
ٌ ! ِ ‫اب أ‬ ْ
“Maka barangsiapa yang mendapat suatu permaafan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah yang diberi maaf membayar diyat kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik pula.” (Al-Baqarah :178)
Sebab-sebab Diyat :
1. Pembunuhan yang disengaja yang dimaafkan oleh wali/ahli waris terbunuh.
2. Pembunuhan seperti sengaja (qatlu syibil amdi).
3. Pembunuhan tersalah (qatlu khatha’).
4. Qishash sulit dilaksanakan.

Rangkaian ibadah Haji :


1. Ihram dan niat
Pelaksanaan ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Setelah persiapan, seluruh jamaah haji berteduh di tenda sambil menunggu waktu wukuf di Arafah
yang dimulai pada tanggal 9 Dzulhijjah, ketika matahari tergelincir ke barat.
2. Wukuf di Arafah
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai waktu dzuhur sekitar pukul 12 siang hingga matahari terbenam sekitar
pukul 6 sore, adalah waktu wukuf. Saat itulah jamaah memohon doa kepada Allah SWT.
3. Mabit di Muzdalifah
Ketika matahari tenggelam pada hari itu, jamaah meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk
menginap (mabit).
Perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah disebut melelahkan dan macet karena jutaan manusia
berbondong-bondong menuju ke sana, sambil mengambil kerikil untuk melontar jumrah.
4. Jumrah Aqobah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah bertolak dari Muzdalifah menuju Mina sebelum matahari terbit
untuk melontar Jumrah Aqobah tujuh lontaran.
Setelah merampungkan lontar jumrah, jamaah dilanjutkan bertahallul (mencukur rambutnya),
kemudian diperbolehkan menggunakan baju biasa.
5. Mabit di Mina
Setelah tahallul awal, jamaah kembali Mina untuk menginap minimal 2 hari, yaitu pada tanggal 11-12
Dzulhijjah.
6. Thawaf Ifadah
Setelah merampungkan mabit dan melontar jumrah di Mina, jamaah menuju Mekah untuk
melaksanakan Thawaf Ifadah dilanjutkan dengan Sai.
7. Thawaf Wada
Wa’da berarti perpisahan. Setelah menyelesaikan seluruh ritual haji, jamaah melaksanaan thawaf
wada sebelum meninggalkan Mekah untuk kembali ke negaranya masing-masing.

BAB PERCERAIAN DAN HADLANAH (PENGASUHAN ANAK SETELAH PERCERAIAN


Talaq menurut bahasa: melepaskan dan membiarkan. Talaq juga berarti lepasnya ikatan pernikahan
dengan ucapan talaq atau lafal lain yang maksudnya sama dengan talaq.
Sayyid Sabiq dalam bukunya “Fiqh As-sunnah” memberikan definisi talaq sebagai berikut:
A! ‫ ا –و‬A:KJ ‫; ء ا‬Ÿ‫ ا –وج وا‬A X‫•] را‬
”Talaq ialah melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri”.
Abu Zakaria Al-Asari dalam kitabnya “Fath Al-Wahhab” menyatakan bahwa talaq adalah :
‫ ﻩ‬g5‫ و‬f ‫ ¡ ا‬X ‫ ح‬l ‫ ا‬4 " ]•
“Talaq ialah melepas tali akad nikah denga talaq dan yang semacamnya”.
Yang dimaksud melepas tali perkawinan ialah memutuskan ikatan perkawinan yang dulu diikat oleh akad
(ijab qabul), sehingga status suami istri diantara keduanya menjadi hilang, termasuk hilangnya hak dan
kewajiban sebagai suami istri.

Iddah di dalam agama Islam adalah sebuah masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh
suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk
menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain. Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan darah
suaminya. Dikhawatirkan, seorang wanita sedang mengandung saat akan menikah lagi sehingga anaknya
menjadi anak pria yang dia nikahi.
Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah disebut mu’taddah. Iddah sendiri menjadi 2, yaitu
perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa ‘anha) dan perempuan yang tidak ditinggal mati
oleh suaminya (ghair mutawaffa ‘anha).

Rujuk ialah kembalinya bekas suami untuk kumpul kembali dengan bekas istri, tanpa mengucapkan akad
nikah baru.
َْ َ َٰ َ َ
ۚ •ً KE ‫ ﱠ ِ*„ ذ ِ َ| ِإ ْن أ َر ُادوا ِإ‬Gِ ‫ َ ِ ّد‬Xِ f‫ ُ; ﱠ أ َ• ﱡ‬£ُ Jُ Lُ ‫َو‬
"Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka para suami itu
menghendaki ishlah".
Hukum rujuk adalah asalnya adalah mubah, tetapi karena sesuatu hal dapat menjadi sunnah, makruh dan
haram.
Rujuk merupakan perbuatan mulai yang harus dilandasi oleh niat yang ikhlas, adapun hikmah rujuk antara
lain :
1. Dapat mengembalikan keutuhan rumah tangga yang pernah retak antara kedua belah pihak
2. Dapat memperbaiki hubungan kembali antara suami istri (Ishlah)

Hadhanah adalah pemeliharaan anak yang belum mampu berdiri sendiri, biaya pendidikannya dan
pemeliharaannya dari segala yang membahayakan jiwanya agar terjamin hak-hak anak untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dari pengertian hadanah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hadanah itu mencakup aspek-aspek:
a. Pendidikan
b. Tercukupnya kebutuhan
c. Usia (yaitu bahwa hadanah itu diberikan kepada anak sampai usia tertentu).
Orang yang berhak mendapatkan hadlanah atas anak yang belum baligh (Mumayyaz) adalah ibu
kandungnya dengan syarat : berakal sehat, merdeka, beragama Islam, sederhana, amanah, tinggal di
daerah tertentu, dan tidak bersuami baru. Apabila kurang satu diantara syarat-syarat tersebut, gugur hak
hadlonah dari tangan ibu.

PENGERTIAN KHIYAR
Kata al- khiyar dalam bahasa Arab berarti pilihan. Pembahasan al-khiyar dikemukakan para ulama fiqh
dalam permasalahan yang menyangkut tranksaksi dalam bidang perdata khususnya tranksaksi ekonomi,
sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang melakukan tranksaksi (akad) ketika terjadi beberapa
persoalan dalam tranksaksi dimaksud.
Secara terminologi, para ulama fiqh telah mendifinisikan al-khiyar :
َ ْ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ ُ ََ َ ُ ُ َ
‫ ِء‬n (ِ ‫ ِء ا ِو‬r ( ِ ِ ( ¤ِ I ƒ ¥ G ‫ˆ! ر‬i‫ا‬
ِ
“Khiyar ialah mencari kebaikandari dua perkara, melangsungkan atau membatalkan (jual-beli)”.
“Khiyar ialah hak memilih atau menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual, apakah akad
jual beli akan diteruskan atau dibatalkan”.
Wahbah al-Zuhaily[3] mendefinisikan al-khiyar dengan:
َ : Jَ َ bُ ْ ً %ْ َ =ˆ¦ْ َ X ={ r
4 َ ْ ‫م ا‬4َ "َ ‫ َو‬4 ْ Jَ ْ ‫ ء ا‬rَ ْ ‫ َن ا‬Iْ Xَ ‫ˆ! َ ُر‬i‫ ْا‬4:َ Jَ َ bُ ْ ‫ ْ َن‬lُ َ ‫َا ْن‬
ِ ِ ِ ‫ر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan tranksaksi untuk melangsungkan atau
membatalkan tranksaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan
transaksi”.
Hal khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang-orang yang melakukan transaksi perdata agar tidak rugikan
dalam transaksi yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai
dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, diadakannya khiyar oleh syara agar kedua belah pihak dapat
memikirkan lebih jauh kemaslahatan masing-masing dari akad jual belinya, supaya tidak menyesal
dikemudian hari,dan tidak merasa tertipu.

Anda mungkin juga menyukai