Seputar Aqiqah
Aqiqah adalah rangkaian kegiatan merayakan kelahiran anak dengan menyembelih hewan bersamaan
dengan mencukur rambut kepala anak serta memberikan nama anak yang dilakukan pada hari ketujuh.
َ ُْ َْ َ ٌ َْ َ َ ُ َ َ ُ ﱡ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َُْ َﱠ
cd ﱠOَ eُ َوfُ gْ ُ ِ= َوJِ Yِ Nَ َ" ْ ُ= َ ْ َمWُ Xَ / =ِ ِ ِ لN ٍب ان َر4 ِ X َ ةbُ N "
! ِ JYِ A !Gِ ٍم رK\ ]6 : ل: ﷲ ص
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya,
disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”
ٌ َ َْ َ َ َ َ َُ َْ َ َ ﱠ َ َ
ةm Aِ 7َ ِرhَ i َو َ" ْ ا, َ ِنk%ِ l ُ ِنm ِمKn َ" ْ اf ﱠJَ eُ ْ أ ْنGُ َ ْ أN) ﷲ " != وDE =ِ َل اNُ أ ﱠن َر
Rasulullah SAW memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur dan
besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.
MACAM-MACAM ZAKAT
Jenis-jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ada beberapa macam, yaitu:
a. Harta Simpanan (Emas, Perak, Uang Tunai, Tabungan, Deposito)
Harta yang termasuk harta simpanan, ialah emas, perak, uang, baik tunai maupun dalam bentuk
tabungan atau deposito yang telah dimiliki selama setahun (haul) dengan jumlah minimal senilai 90
gram emas atu 600 gram perak. Nilai zakat yang harus dikeluarkannya ialah sebesar 2.5%.
ﱠ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُل
– ƒِ Gَ / ِ… ْ> ِ*„ اJْ eَ – َ" ْ! َ| ~? ْ> ٌء#$ وG در ِاAOb ;€ ِ % yi; ا€ " ٍ و• لG | ِ { ِدر85 6 ِإذا
ْ َ َ ُ
ُ ْو َن ِد ْ َ ٍرB"ِ |َ ْ نl َ c†َ• ﱠ
“Bila kau mempunyai 200 dirham dan sudah cukup masanya setahun (haul), maka zakatnya adalah 5
dirham (2,5%). Dan emas hanya dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar”. (HR Abu Daud)
b. Perhiasan Emas dan Perak
Setiap perhiasan emas dan perak yang dimiliki oleh seseorang, wajib dikeluarkan zakatnya, berapapun
beratnya.
ََ َ َ َ ُ ْ ُ ََ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُْْ ُ َ َ َ ََ َ ْ َ َد
: َل% ِ ْ َو ِر ٍقXً ˆ‰ِ ي4ِ َ „ْ *ِ َ أى% ﷲ ص ِ لN ﱠ„ َرD" ]َ د:8 % نI ِ ِ ‹Œ أ ﱠم اABCِ " )D"
ََ َ َ ُ َ َ َ َْ َ ُ ُْ َ ُ َ ََ َ ْ َأ ُ َ‹ ّد
ِ| ِ َ ا ﱠ ِر1ُ Oْ •َ َ Gُ : َل% .)R Jَ • ﷲ ءm أو,v: 8 % =؟6ز ِ
“Aku masuk ke rumah Aisyah Ummul mu’miniin Beliau berkata: Rasulullah masuk ke rumahku, beliau
melihat di tangan ku ada cincin dari perak, beliau bersabda: Apakah engkau keluarkan zakatnya? Aku
menjawab, tidak!, atau Maa Syaa Allah Ta’ala. Nabi SAW bersabda: Dia menjadi sebab engkau masuk
neraka.” (HR Abu Daud dan Ad-Daruquthni)
c. Pertanian
Segala macam hasil bumi baik berupa padi (pertanian), buah-buahan, dan sayur-mayur (perkebunan),
wajib dikeluarkan zakatnya sebagai zakat hasil bumi.
Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nishab, yaitu 5 wasaq (650 Kg). Adapun
kadar zakatnya ada dua macam, yaitu; Pertama, Jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air)
maka kadar zakatnya adalah 10%. Kedua, Jika pengairannya oleh tenaga manusia atau binatang
sebanyak 5%. Perhatikanlah dalil-dalil di bawah ini.
ٌَ َ ّ َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ $ْ َ
A:4َ E ƒٍ • v ٍ وb ِ ٍقNَ أ ْوAٍ Oَ bْ ُد ْونbَ !ْ %ِ #
Rasulullah SAW bersabda: “Kurma ataupun biji-bijian yang jumlahnyag kurang dari 5 wasaq (650 Kg)
tidak ada zakatnya” (H.R. Muslim)
d. Ma’adin (Barang Galian)
Ma’adin (barang galian) adalah segala yang dikeluarkan dari bumi yang berharga, seperti, timah, besi,
emas, perak, dll.
ََ َْ َْ َ َ َ
A:4َ ا ﱠAِ ! ِ ﱠ1َ ِد ِن اJَ Œ ِ َ ا/ ﷲ ص أ َ ْ ُ ﱠ
ِ لNِإن َر
“Sesungguhnya Rasulullah SAW mengambil zakat dari barang tambang di Qobiliyah (nama suatu
tempat)”. (HR Abu Daud)
e. Peternakan
Yang dimaksud binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah apa yang di dalam bahasa
Arab disebut Al-An’am, yakni binatang yang dipelihara untuk diambil manfaatnya. Binatang-binatang
tersebut adalah: Unta, kambing/biri-biri, sapi/kerbau.
َ ُ َ ُ ُ
ْ ٍن1ُ A َ Xْ َن ِاIْ Jِ Lَ ِ ّ] أ ْر6 „ْ *ِ Aٌ bَ {ِ Nَ ]ٍ Xِ ِ ّ] ِإ6 „ْ *ِ
“Setiap unta yang digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor anak unta betina yang selesai
menyusu”. (HR Ahmad, Nasa’i, Abu Daud)
َ َ َ ْ ََ َ ْ َُ َ َ ٌ ْ َ ْ َ َ ْ َ َْ ْ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ﱠ
َ; ~? ْ> ٌء€ْ %ِ |َ !ْ "َ #$ % نHKH • وO•ِ vِإ ِ‘ن% , ةm ٍةm نIJِ L ِ ِ*„ أرn و ِ*„ ا
“…dan pada kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya seekor kambing. Jika hanya punya
39 ekor, maka tidak terkena kewajiban zakat”. (HR Abu Daud)
f. Tijarah
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab. Zakat Tijarah diambil dari modal (harga beli)/dari modal
barang yang terjual sebesar 2,5%.
ْ ُ ﱠ ََ ْ ُ َ َ ْ َ
•ِ !ْ 1َ ِ ُﻩ4 ﱡJِ ” ْي/ِ ِ َ اA:4َ ِ َج ا ﱠU5 أ ْن5 ُ ُ u َ َن6
“Adalah Rasulullah SAW menyuruh kami mengeluarkan zakat dari apa yang telah disediakan untuk
dijual”. (HR Abu Daud)
Iddah di dalam agama Islam adalah sebuah masa di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh
suaminya, baik diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk
menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain. Tujuannya adalah untuk menjaga hubungan darah
suaminya. Dikhawatirkan, seorang wanita sedang mengandung saat akan menikah lagi sehingga anaknya
menjadi anak pria yang dia nikahi.
Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah disebut mu’taddah. Iddah sendiri menjadi 2, yaitu
perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya (mutawaffa ‘anha) dan perempuan yang tidak ditinggal mati
oleh suaminya (ghair mutawaffa ‘anha).
Rujuk ialah kembalinya bekas suami untuk kumpul kembali dengan bekas istri, tanpa mengucapkan akad
nikah baru.
َْ َ َٰ َ َ
ۚ •ً KE ﱠ ِ*„ ذ ِ َ| ِإ ْن أ َر ُادوا ِإGِ َ ِ ّدXِ f ُ; ﱠ أ َ• ﱡ£ُ Jُ Lُ َو
"Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka para suami itu
menghendaki ishlah".
Hukum rujuk adalah asalnya adalah mubah, tetapi karena sesuatu hal dapat menjadi sunnah, makruh dan
haram.
Rujuk merupakan perbuatan mulai yang harus dilandasi oleh niat yang ikhlas, adapun hikmah rujuk antara
lain :
1. Dapat mengembalikan keutuhan rumah tangga yang pernah retak antara kedua belah pihak
2. Dapat memperbaiki hubungan kembali antara suami istri (Ishlah)
Hadhanah adalah pemeliharaan anak yang belum mampu berdiri sendiri, biaya pendidikannya dan
pemeliharaannya dari segala yang membahayakan jiwanya agar terjamin hak-hak anak untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dari pengertian hadanah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hadanah itu mencakup aspek-aspek:
a. Pendidikan
b. Tercukupnya kebutuhan
c. Usia (yaitu bahwa hadanah itu diberikan kepada anak sampai usia tertentu).
Orang yang berhak mendapatkan hadlanah atas anak yang belum baligh (Mumayyaz) adalah ibu
kandungnya dengan syarat : berakal sehat, merdeka, beragama Islam, sederhana, amanah, tinggal di
daerah tertentu, dan tidak bersuami baru. Apabila kurang satu diantara syarat-syarat tersebut, gugur hak
hadlonah dari tangan ibu.
PENGERTIAN KHIYAR
Kata al- khiyar dalam bahasa Arab berarti pilihan. Pembahasan al-khiyar dikemukakan para ulama fiqh
dalam permasalahan yang menyangkut tranksaksi dalam bidang perdata khususnya tranksaksi ekonomi,
sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang melakukan tranksaksi (akad) ketika terjadi beberapa
persoalan dalam tranksaksi dimaksud.
Secara terminologi, para ulama fiqh telah mendifinisikan al-khiyar :
َ ْ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ ُ ََ َ ُ ُ َ
ِءn (ِ ِء ا ِوr ( ِ ِ ( ¤ِ I ƒ ¥ G ˆ! رiا
ِ
“Khiyar ialah mencari kebaikandari dua perkara, melangsungkan atau membatalkan (jual-beli)”.
“Khiyar ialah hak memilih atau menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual, apakah akad
jual beli akan diteruskan atau dibatalkan”.
Wahbah al-Zuhaily[3] mendefinisikan al-khiyar dengan:
َ : Jَ َ bُ ْ ً %ْ َ =ˆ¦ْ َ X ={ r
4 َ ْ م ا4َ "َ َو4 ْ Jَ ْ ء اrَ ْ َن اIْ Xَ ˆ! َ ُرi ْا4:َ Jَ َ bُ ْ ْ َنlُ َ َا ْن
ِ ِ ِ ر ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan tranksaksi untuk melangsungkan atau
membatalkan tranksaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan
transaksi”.
Hal khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang-orang yang melakukan transaksi perdata agar tidak rugikan
dalam transaksi yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai
dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, diadakannya khiyar oleh syara agar kedua belah pihak dapat
memikirkan lebih jauh kemaslahatan masing-masing dari akad jual belinya, supaya tidak menyesal
dikemudian hari,dan tidak merasa tertipu.