good corporate governance (GCG) adalah suatu rangkaian proses (berisi: kebijakan, aturan,
kebiasaan) yang bisa memengaruhi tata kelola suatu korporasi atau perusahaan. Rangkaian ini
melibatkan para pemangku kepentingan atau stakeholders (pemegang saham, komisaris, direksi,
dan jajaran lainnya) untuk tujuan pencapaian dan peningkatan nilai perusahaan.
Lalu ada juga Pengertian dan Definsi Good Corporate Governance (GCG) Menurut Para Ahli :
Effendi dalam bukunya ‘’The Power of Good Corporate Governance” menyatakan bahwa pengertian
GCG adalah suatu tatanan atau sistem pengendalian internal (internal control) suatu perusahaan
yang bertujuan untuk mengelola risiko yang signifikan dalam rangka memenuhi tujuan bisnis, dan itu
dilakukan dengan cara pengamanan aset dan peningkatan nilai investasi para pemegang saham
dalam jangka waktu yang panjang.
Soekrisno Agoes menyatakan bahwa tata kelola perusahaan (GCG) merupakan suatu sistem yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, jajaran direksi, dan stakeholders
lainnya. Dengan kata lain, GCG dilakukan dengan proses yang transparan dalam rangka menentukan
tujuan, pencapaian, dan penilaian kinerja perusahaan.
Menurut Cadbury Commitee, GCG adalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara para
stakeholders (pemegang saham, manajemen perusahaan, kreditur, pemerintah, dan pihak terkait
lainnya) yang memiliki hak dan kewajiban tertentu terhadap perusahaan.
Nah yang dapat kita simpulkan mengenai pandangan dan pengertian good corporate
governance (GCG) menurut para ahli Yaitu, pada intinya, GCG adalah proses untuk
menciptakan tatanan bisnis yang berkualitas sehingga bisa menguntungkan semua
pihak terkait.
1. Transparency (Transparan)
Konsep ini berguna untuk menjaga objektivitas suatu perusahaan atau korporasi dalam
menjalankan bisnis, yaitu dengan menyediakan informasi terbuka, jelas, mudah diakses,
dan bisa dipertanggungjawabkan.
2. Accountability (Akuntabilitas)
Konsep ini dibutuhkan untuk menganalisis sejauh mana kinerja yang telah dihasilkan
oleh suatu korporasi atau perusahaan. Perusahaan harus mempertanggungjawabkan
dan memberi kejelasan mengenai struktur, fungsi, sistem, dan elemen penting lainnya
kepada stakeholders, dan juga menjelaskan segala pertanyaan yang diajukan
oleh stakeholders terhadap hasil pencapaian perusahaan.
3. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Konsep ini menuntut perusahaan untuk patuh terhadap regulasi dan peraturan yang
berlaku, seperti masalah pajak, kesehatan dan keselamatan kerja, hubungan industrial,
menjaga lingkungan agar tetap kondusif, dan lainnya. Dengan kata lain, perusahaan
tidak hanya dituntut untuk bertanggung jawab terhadap stakeholders internal saja, tetapi
juga bertanggung jawab kepada stakeholders eksternal.
4. Independency (Kemandirian)
Konsep ini mendorong perusahaan untuk profesional dalam mengelola bisnis sehingga
tidak terjadi konflik kepentingan, bisa menciptakan kemandirian, dan tidak bisa
diintervensi oleh pihak mana pun. Selain itu, perusahaan juga harus mampu
menciptakan nilai-nilai (values) agar bisa menciptakan daya saing.