Kelompok 5 :
1. Rosita Devi (18037141078)
2. Sherly Dwi Nurjanah (18037141081)
3. Siska Dinda Dewi (18037141085)
4. Silvia Puspita Sari (18037141082)
5. Sinta Aprilia (18037141083)
6. Sultan Khamim Maulana (18037141086)
7. Triono Prasetyo (18037141090)
8. Vilshahnas Arifah (18037141092)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Excelent service dalam
Keperawatan dengan baik. Tugas ni disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Excelent
service yang menjadi salah satu mata kuliah wajib di Program Studi DIII Keperawatan
Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah
Excelent service
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.....................................................................................................................Latar Belakang
Masalah....................................................................................................... 1
1.2.....................................................................................................................Rumusan
Masalah....................................................................................................... 1
1.3.....................................................................................................................Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1. Definisi Excellent Service dalam Pendidikan ........................................... 3
2.2. Konsep Pelayanan Prima........................................................................... 4
2.3. Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas Dapat Mengembangkan Potensi
Peserta Didik Secara Maksimal....................................................................5
2.4. Pembentukan Budaya Kualitas..................................................................7
2.5. Upaya Menjaga Layanan Jasa................................................................... 8
2.6. Faktor yang dapat Menghambat dan Memperlancar.................................9
2.7. Pelayanan Sekolah....................................................................................10
2.8. Peran Masyarakat Sekolah........................................................................10
2.9. Peran Peserta Didik....................................................................................11
2.10 Peran Guru sebagai Sebagai Tenaga Profesional.....................................12
2.11 Guru sebagai pendidik dan pembimbing..................................................13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Jadi, pelayanana prima dalam pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan
dan menghasilkan anak bangsa yang bermutu. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang berupaya untuk menciptakan mutu pendidikan.
Penerapan konsep Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di sekolah harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan matang. Dengan melihat situasi dan kondisi sekarang ini, mutu suatu
sekolah dapat terlihat dari kualitas peserta didik dalam hal akademik dan non akademiknya
serta banyaknya daya tarik dari masyarakat. Mutu suatu sekolah dapat terlihat dari pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Pelanggan yang merasa puas akan pelayanan yang
diberikan menjadikan sekolah untuk terus berkembang dan memberikan kepuasan yang lebih
dari yang diharapkan para pelanggan.
Pelayanan yang sesuai atau melebihi delapan standar pendidikan nasional yaitu
standar: isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang excellent servis
dalam pendidikan.
1
6. Apa Saja Faktor yang dapat Menghambat dan Memperlancar ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi, pelayanana prima dalam pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan
dan menghasilkan anak bangsa yang bermutu. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang berupaya untuk menciptakan mutu pendidikan.
Penerapan konsep Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di sekolah harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan matang. Dengan melihat situasi dan kondisi sekarang ini, mutu suatu
sekolah dapat terlihat dari kualitas peserta didik dalam hal akademik dan non akademiknya
serta banyaknya daya tarik dari masyarakat. Mutu suatu sekolah dapat terlihat dari pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan. Pelanggan yang merasa puas akan pelayanan yang
diberikan menjadikan sekolah untuk terus berkembang dan memberikan kepuasan yang lebih
dari yang diharapkan para pelanggan.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Malang ialah sekolah vokasi atau
kejuruan yang memberikan pelayanan secara maksimal kepada para pelanggan pendidikan.
Pelanggan dalam hal ini yaitu peserta didik, orang tua, masyarakat dan dunia usaha dunia
industri (DUDI). SMKN 4 Malang merupakan sekolah percontohan dengan pelayanan publik
terbaik di Kota Malang pada Tahun 2014. SMKN 4 Malang juga mendapat peringkat Baik
pada Lomba Pelayanan Publik dalam tingkat Provinsi dan mendapat peringkat baik ke 19 dari
Top 99 dalam tingkat Nasional pada Tahun 2014. Tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut
sesuai dengan Motto yang digunakan oleh SMKN 4 Malang yaitu “Layananku Ibadahku”.
Motto inilah yang menjadikan SMKN 4 Malang untuk terus memberikan pelayanan yang
baik, karena memberikan pelayanan merupakan salah satu dari ibadah.
3
2.2 Konsep Pelayanan Prima
Keberhasilan dalam mengembakan dan melaksanakan layanan prima tidak lepas dari
kemampuan dalam pemilihan konsep pendekatannya. Konsep pelayanan prima berdasarkan
pada A6 (barata, 2003; 31), yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan menyelaraskan
factor – factor sikap (attitude), perhatian (attention), tindakan (action), kemampuan (ability),
penampilan (appearsnce) dan tanggung jawab (accountability).
a. Sikap (Attitude)
Sikap (Attitude) adalah perilaku atau perangai yang harus di tonjolkan ketika
menghadapi pelanggan, yang meliputi penampilan yang sopan dan serasi, berfikir positif,
sehat dan logis dan bersikap menghargai
b. Perhatian (attention)
c. Tindakan (action)
tindakan (action) adalamh sebagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan layanan kepada pelanggan, yang meliputi mencatat setiap pesanan para
pelanggan, mencatat kebutuhan para pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan para
pelanggan, mewujudkan kebutuhan para pelanggan dan menyatakan terima kasih dengan
harapan pelanggan mau kembali
d. Kemampuan (ability)
4
e. Penampilan (appearsnce)
penampilan (appearsnce) adalah penampilan seseorang baik yang bersifat fisik daja
maupun non fisik, maupun merefleksikan kepercayaan diridan kredibilitas dari pihak lain.
Jadi konsep pelayanan prima meliputi A6, yaitu sikap (Attitude), Perhatian
(attention), tindakan (action), kemampuan (ability), penampilan (appearsnce), tanggung
jawab (accountability)
5
Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dengan peningkatan mutu
pendidikan pada sekolah dasar, mengingat pendidikan sekilah dasar merupakan pondasi
untuk pengembangan ke jenjang pendidikan menengah pertama juga pada jenjang pendidikan
selanjutnya, akan lebih sempurnalagi apabila orang tuaberinisiatif menyekolahkan anak-
anaknya yang dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak, maka akan lebih efektiflagi dalam
pengembangannya ketika peserta didik berada pada pendidikan dasar. Jenjang pendidikan
dasar pada sekolah dasar merupakan bentuksatuan pendidikan yang sangat urgen
keberadaannya, dalam hal ini seorang anak tanpa menempuh sekolah pendidikan dasar maka
yang bersangkutan tidak akan bias melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertama
apalagi pada jenjang pendidikan setingkat diatasnya.
Untuk pendidikan harus ada ruang belajarnya baik teori maupun praktik, ruang guru,
dosen, instruktur, ruang kepala atau pimpinan, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang
tempat ibadah, ruang perpustakaan, ruang penunjang.
6
2.4 Pembentukan Budaya Kualitas
Pendidikan semestinya terinspirasi oleh kegiatan bisnis yang amat concern terhadap
kualitas, meski dalam kepentingan yang menjadi latar belakang yang berbeda, dunia industri
dan bisnis terdorong oleh ketatnya persaingan serta meningkatnya tuntutan customers dalam
menyikapi hasil produksi, sedangkan pendidikan tidak semata dilatar belakangi oleh motivasi
keuntungan material atau hanya karena persaingan sesaat melainkan dilandasi oleh tujuan
yang jauh lebih mulia yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada
hakekatnya adalah meningkatkan kualitas derajat dan martabat kemanusiaan. Terdapat
beberapa program yang dapat dikembangkan untuk membentuk budaya kualitas di setiap
lingkungan lembaga pendidikan yaitu:
7
2.4.6 survei opini
Perusahaan perlu melakukan survei opini tahunan untuk mendapat masukan demi
penyempurnaan kualits dan pencegahan timbulnya perilaku yangtidak diharapkan..
karyawan diberi buku pegangan berisi harapan dan kewajiban perusahaan terhadap
mereka.
Untuk menjaga kualitas layanan jasa diperlukan beberapa upaya, khususnya dalam
menjaga layanan jasa dalam penyelenggaraan pendidikan yang bersifat people – based
service yang dapat aplikasikan dalam penyelenggaraan pendidikan, ialah:
8
pendidikan langsung diterima oleh masyarakat atau dunia kerja. Service customization
berhubungan erat dengan customers satisfaction, apa yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan sesuai dengan harapan masyrakat. Lulusan pendidikan siap pakai menjadi tujuan
lembaga pendidikan,oleh karena itu pendidikan harus berorientasi kepada kebutuhan dan
tuntutan perkembangan teknologi, dalam kontreks ini pula lembaga pendidikan melakukan
upaya penyesuaia kurikulum serta kebijkan lain yang berhubungan dengan kesesuaian
pendidikan dengan kebutuhan, seperti misalnya kebutuhan lokal yang diantisipasi melalui
kurikulum muatan lokal.
Keempat, melakukan treasur study, monitoring kepuasan pelanggan, baik secara pasif,
maupun dengan penelitian dan survey ke lapangan. Cara ini akan sangat efektif untuk melihat
kondisi para alumni atau lulusan di lapangan, sehingga dapat memberikan feed back untuk
melakukan perbaikan kurikulum maupun pembukaan program studi yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Aspek ini masih berkaitan dengan customers satisfaction, hasil pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu melakukan upaya
monitoring kebutuhan dan kepuasan pelanggan – tentang sejauh mana hasil pendidikan dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Survey lapangan untuk
memastikan keterkaitan dengan kebutuhan sekaligus menjaring masukan – sesuatu yang baru
dan dibutuhkan oleh masyarakat. Menjawab kebutuhan dan antisipasi perkembangan
umumnya dilakukan dengan melalui inovasi – inovasi pendidikan.
1. sumber daya manusia; deskripsi pekerjaan, rekruitmen dan seleksi karyawan, pelatihan dan
pengembangan sistem kompensasi, jalur karir.
2. organisasi / struktur, ; integrasi atau koordinasi antar fungsi dan struktur pelaporan
5. layanan; nilai tambah, rentang dan kualitas layanan, standar kinerja, pemuasan kebutuhan
dan ekspektasi pelanggan.
9
7. komunikasi internal; prosedur dna kebijakan, serta umpan balik dalam organisasi
Sekolah adalah merupakan suatu lembaga atau organisasi yang didalamnya terdiri dari
perangkat system yang terdiri dari ; pimpinan sekolah, guru yang bertindak sebagai obyek
pelaku dan pengelola administrasi serta orang tua dari pesrta didik yang menyekolahkan
anaknya pada lembaga pendidikan tersebut.Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang
dalam hal ini adalah sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professional dari pimpinan
dalam mengendalikan perangkat di dalamnya dengan komitmen pada tugas pokok dan fungsi,
mengingat pimpinan yang baik adalah seseorang yang tahu kecakapan yang dimiliki oleh
mitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu memposisikan harus dimana anak buahnya
di tempatkan sesuai dengan keakhlian yang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga
dapat dikatakan sebagai pimpinan yang professional. Pendidikan sekolah dasar, mengemban
misi sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pembelajaran yang
merupakan pondasi bagi peserta didik usia dasar, guru di sini mengemban tugas memberikan
bekal sebagai kemampuan dasar sehingga peserta didik siap dan layak untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang pendidikan menengah pertama.
Berbicara peserta didik, tidak lepas dari orang tua siswa yang bertindak sebagai
subyek pelaku, pada posisinya ketika sekolah banyak melibatkan orang tua siswa, manakala
sekolah menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan, dan dibuat orang tua untuk
mengerti tentang program sekolah yang harus dijalankan maka pihak sekolah akan mendapat
banyak kemudahan dimana ketika orang tua secara prosedur sudah paham benar program-
program sekolah yang harus dijalankan, maka peran serta orang tua yang tersangkut pinansial
bias turut andil menjadi bagian yang berperan serta aktif turut membangun pendidikan ini
agar berjalan dengan maksimal, dan tanpa kendala yang berarti. Peran serta aktif orang tua
siswa, sangat menunjang kelangsungan pelaksanaan program-program sekolah yang akan
dilaksanakan minimal diperlukan sekurang-kurangnya enam kali pertemuan dengan orang tua
dalam satu tahunnya, dengan demikian akan mempermudah bagi sekolah didalam mengambil
keputusan-keputusan yang akan dijalankan karena adanya partisipasi masyarakat dalam
10
kapasitas orang tua dari peserta didik yang di sekolahkan.
Dengan kemudahan sekolah di dalam mengambil keputusan di dalam pengelolaan
sekolah dalam rangka disentralisasi pendidikan, ditandai dengan adanya kewenangan pihak
sekolah di dalam pengambilan keputusan yang notabene akan lebih leluasa dalam
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia dengan pengalokasian sesuai dengan
prioritas program agar sekolah lebih eksis terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah mengingat
pasilitas penunjang tersedia secara maksimal, hal ini dapat mempermudah dalam
pentranferan ilmu pengetahuan , ketrampilan untuk mendapatkan kualitas pendidikan sesuai
yang diharapkan.
Peran peserta didik sebagai subyek belajar adalah individu yang terdiri dari berbagai
karakter, adat istiadat, lingkungan social, cara mendidik orang tua juga pariatif, dengan
tingkat daya nalar serta kecerdasan yang tentu saja berbeda, dan hal ini merupakan acuan
serta sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk lebih mengenal lagi keberadaan peserta
didik sebagaiindividu dengan cirri-ciri seperti ; dalam diri peserta didik ada syaraf yang
memiliki fungsi rasional dan secara reflex menggerakan tingkah laku intelektual sebagai
makhluk social, secara individu peserta didik memiliki potensi dan kompetensi walaupun
dalam keterbatasan, dalam hal ini peserta didik sebagai makhluk social tidak lepas
dariperilaku yang baik dan buruk, satu sisi lingkungan adalah penentu tingkah laku bagi
peserta didik secara individu yang merupakan pengalaman dari kemampuan untuk bergaul
yang dipelajari, dengan demikian peserta didik adalah merupakan titik sentral dari target atau
rancang bangun system yang akan kita jalankan.Peserta didik akan menjadi adalah
merupakan factor penentu dalam mengembangkan proses beajar mengajar, peserta didik
merupakan pihak yang ingin mencapai segala yang telah dicita-citakan, memiliki harapan
serta tujuan yang hendak dicapai, melalui kompetensi yang di kuasainya, keberadaan peserta
didik dalam proses belajar mengajar titik sentral sebagai kelompok individu yang belum
dewasa baik secara jasmani maupun rokhani, melalui bimbingan, arahan serta pembinaan dari
guru yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan maka akan mencapai
tingkat kedewasaan yang dilaluinya dengan proses sehingga memiliki suatu kecakapan
disamping melalui proses belajar maka bentuk –bentuk kemampuan yang ada secarakodrati
dengan sendirinya akan muncul, sehingga peserta didikmenguasai kecakapan khusus yang
alami dan tampak setelah proses belajar mengajar di laluinya secara bertahap.Ada yang harus
kita perhatikan sebagai pemenuhan darikebutuhan peserta didik dalam pelaksanaan proses
11
belajar mengajar, dengan tujuan untuk menginformasikan materi pelajaran dengan dilengkapi
oleh kelengkapan sarana prasarana, sehingga materi pelajaran yang diinformasikan dapat
dipahami dengan jelas karena diserasikan dengan pasilitas yang memadai. Dalam hai ini
perlu diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan peserta didik seperti:
12
Guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa guru sebagai tenaga
pendidik yang secara umum diartikan bahwa profesi guru adalah pekerjaan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cirri dari pekerjaan professional guru adalah
memiliki profesi filosofis dan ketanggapan yang bijak dengan kompetensi yang dimilikinya
dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, dengan ketelitian serta kecermatan dalam
menentukan langkah serta sikap pada saat berhadapan dengan peserta didik. Guru dengan
profesinya memiliki hal-hal dalam ukuran serta kriteria seperti:
1. Spesial dengan latar belakang teori yang luas, dalam arti bahwa seorangguru berwawasan
luas, dan berkeakhlian khusus yang handal. Profesi guru merupakan karir yang dibina secara
organistor dalam arti bahwa guru memiliki hak otonomijabatan, dengan kode etik jabatan,
serta merupakankaryabaktiseumurhidup.
2. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang terhormat serta memiliki dedikasi tinggi
dalam pengertian bahwa, guru memperoleh dukungan dari masyarakat, mendapat
pengesahan dan perlindungan hukum, memiliki status pekerjaan yang jelas dan sehat, serta
memiliki jaminan hidupyanglayak. Profesi guru dengan kriterianya, akan membawa
konsekuensi yang fundamental terhadap lajunya program pendidikan yang berlangsung,
terutama yang berkaitan dengan tenaga kependidikan, hal ini mengandung arti bahwa
keberhasilan program pendidikan tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat secara
keseluruhan, baik sebagai sumber asal maupun sumber daya atau sebagai yang
berkepentingan dengan kelangsungan keberhasilan peserta didik, hal ini harus di jadikan
sebagai kajian oleh semua unsur terkait dalam tingkat keberhasilan kualitas pendidikan
seperti yang tertuang di dalam tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan.
13
bicara yang menyenangkan sehingga peserta didik akan merasa nyaman bila berhadapan
dengankitadalamfigurguru.
Dalam keseharian di lapangan guru tidak hanya menguasai dan menyampaikan materi
pelajaran saja tapi selebihnya adalah membimbing , mengarahkan, membina peserta didik
sehingga memiliki karakter yang terpuji, melalui mendidik , seorang guru dapat dengan
mudah secara bertahap menanamkan nilai-nilai moral yang tidak lepas dari contoh-contoh
yang guru lakukan sehingga akan menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Pada saat ini
peran guru sebagai pengajar sangat terlihat dengan jelas, hal ini akan memberikn kesan secara
umum bahwa guru cenderung hanya mengejar tingkat keberhasilan peserta didiknya hanya
terpokus pada nilai-nilai dari mata pelajarannya saja, kurang memperhatikan tingkah laku
atau tindakan moral peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya. Guru adalah suatu profesi
yang memiliki warna dan nuansa, dimata peserta didik, masyarakat atau lingkungan social
tempat dimana guru itu bertempat tinggal, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagai
pendidik maka sosok guru adalah merupakan sosok dari pribadi yang terintegritas, seorang
guru dalam posisinya sebagai pendidik berarti sekaligus didalamnya sebagai pembimbing,
mengingat arahan, pembinaan yang di lakukan oleh seorang guru merupakan bagian dari
serangkaian upaya pendidikan yang mutlak harus dilakukan.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan baik yang berlangsung di
dalam sekolah maupun di luar sekolah, guru memiliki dua fungsi yaitu fungsi morl dan fungsi
kedinasan, intinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan kedinasan ataupun
diluar keinasan yang lebih peka terbca adalah fungsi moralnya dengan status guru yang tidak
bias dilepaskan dalm kehidupan sehari-harinya, sehingga guru pada posisinya sebagai
pembimbing dan juga pendidik nuansa fungsi moral mewarnai dlam wujud pekerjaan yang
mutlak sebagai abdi negara karena nilai pinansial bagi guru harus dikesampingkan, guru
sebagai abdi Negara senantiasa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Panggilan dari hati nurani
2. Senantiasa menyayangi dan mencintai peserta didik.
3. Menerima peserta didik dengan segala kekurangan dan kelemahanya
4. Tidak memilah peserta didik
5. Menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru dengan penuh rasa tanggung
jawab secara maksimal dan menyadari sepenuhnya akan tugas dan fungsi
sebagai guru.
Pendidikan adalah upaya yang harus di jalankan oleh guru dalam memimpin peserta
didik secara umum mencapai pertumbuhan serta perkembangan peserta didik kearah
14
pendewasaan dengan sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan jenjang
pendidikan yang di tempuh peserta didik sehinggga peserta didik mampu memilah antara
benar dan salah, baik dan buruk serta memiliki nilai moral yang dapat dipertanggung
jawabkan sehingga punya bekal kecakapan untuk masa depan peserta didik dengan
sendirinya. Dengan demikian timbul kepercayaan dari masyarakat sehingga lembaga
pendidikan yang dalam hal ini sekolah punya nilai jual sebagai sekolah pavorit, dan dengan
sendirinya masyarakatlah yang mendatangi sekolah kita ketika sekolah kita punya perangkat
system yang memiliki kualitas standar seperti yang diharapkan oleh pemerintah keberhasilan
dalam bidang pendidikan dengan kualitas yang menjanjikan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan dalam mengembakan dan melaksanakan layanan prima tidak lepas dari
kemampuan dalam pemilihan konsep pendekatannya. Konsep pelayanan prima berdasarkan
pada A6 (barata, 2003; 31), yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan menyelaraskan
factor – factor sikap (attitude), perhatian (attention), tindakan (action), kemampuan (ability),
penampilan (appearsnce) dan tanggung jawab (accountability).
3.2 Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dengan adanya
makalah ini, di harap pembaca dapat memahami tentang Excellent Service dalam pendidikan
dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dhevy Puswiartika. (2013). Pengaruh Service Excellence Training Bagi Staf Administrasi
Baak Politeknik Negeri Semarang Terhadap Service Excellence Skill. Tri Sentra Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2(4), 1-19.
Yahya Sudarya. (2007). Service Quality Satisfaction dalam Layanan Pendidikan: Kajian
Teoretis . Jurnal Pendidikan Dasar, 8,
17