JOB I
MIX DESIGN BETON
A. Tujuan
1. Untuk mengatur kekentalan beton dalam keadaan segar yaitu beton yang
baru dikeluarkan dari mesin pengaduk (Portable Concrete Mixer).
2. Untuk menentukan campuran beton dari data-data yang telah diperoleh dari
pengujian agregat.
3. Untuk mengetahui cara pencampuran material beton yang akan diacak.
4. Untuk menentukan berapa perbandingan dari bahan-bahan sehingga
menghasilkan mutu beton yang diinginkan.
B. Dasar Teori
Mix design dimaksudkan untuk mendapatkan kuat tekan yang tinggi
sesuai dengan perencanaan, mudah dikerjakan, tahan lama (awet), murah, dan
tahan terhadap keausan.
Pada perencanaan beton, dapat digunakan beberapa cara salah satunya
yang sering digunakan adalah dengan cara DOE (Departemet Of
Enviropment) perencanaan adukan dapat menggunakan tabel dan grafik.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Menentukan kuat tekan yang disyaratkan.
2. Menentukan standar deviasi.
3. Menentukan nilai tambah margin (M).
4. Menentukan kuat tekan rata-rata yang direncanakan.
5. Menentukan jenis semen.
6. Menentukan jenis agregat (agregat halus dan agregat kasar).
7. Menentukan faktor air semen (fas).
8. Menentukan faktor air semen maksimun.
9. Menentukan nilai slump.
10. Menetukan ukuran maksimun agregat.
`
D. Data Pengujian
Perencanaan Beton dengan metode DOE (Benda uji: Silinder Ø15 cm x
tinggi 30 cm).
Data percobaan
FAS = 0,45 MPa
Data laboratorium / rancangan beton:
Kuat tekan yang ditargetkan (benda uji silinder 15 cm x 30 cm) fc’ 25 MPa
Agregat halus 34%
Agregat kasar 66%
Berat jenis SSD pasir 2,481
Berat jenis SSD batu pecah 2,596
Penyerapan pasir 4,593%
Penyerapan batu pecah 3,630%
Kadar air pasir 4,109%
Kadar air batu pecah 1,590%
Slump 60-180 mm
Berat volume agregat halus 1,405 kg/lt
Berat volume agregat kasar 1,328 kg/lt
Berat volume Semen 1,25 kg/lt
`
E. Analisa Data
1. Kuat tekan yang disyaratkan.
f’c = 25 Mpa
6. Jenis Agregat.
Agregat halus = Pasir
Agregat kasar = Batu pecah
Tabel 1.2 Perkiraan kuat tekan beton pada FAS dan jenis semen serta jenis
agregat kasar yang digunakan.
Bentuk
Kekuatan tekan (MPa)
benda
Jenis Semen Jenis agregat kasar pada umur (hari)
uji
3 7 28 91
Semen portland Batu tak dipecah (alami) 17 23 33 40
tipe I atau semen Batu pecah 19 27 37 45 Silinder
tahan sulfat tipe Batu tak dipecah (alami) 20 28 40 48
Kubus
II, V Batu pecah 23 32 45 54
Dari tabel dapat disimpulkan beton pada faktor air semen 0,5 dan jenis semen
serta agregat kasar yang biasa digunakan di Indonesia bahwa kuat tekan pada
umur 28 hari = 370 kg/cm² untuk silinder.
Kuat tekan silinder = 370 kg/cm² = 37 N/mm²
Kuat tekan rata-rata = 390,48 kg/cm² = 39,48 N/mm²
Fas silinder = 0,45 (dari grafik)
`
39.48
MPa
37 MPa
0.45
Gambar 1. Hubungan kuat tekan dan faktor air semen untuk benda uji silinder
(diameter =15 cm, tinggi = 30 cm ) dengan metode trial & error, ( SK
SNI T-15-1990-03).
`
Jumlah semen
Faktor air
Kondisi pembetonan minimum
semen
(kg/m3)
Beton didalam ruangan bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh 325 0,52
kondensasi atau uap korosif
Beton diluar ruangan bangunan :
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan kering 325 0,55
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah Lihat tabel 5
atau air tanah
Beton terus-menerus berhubungan dengan air:
a. Air tawar - Lihat tabel 4
b. Air laut
`
Beton diluar ruang bangunan, terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung.
Fas = 0,60
2329
2,56
Gambar 2. Korelasi
kadar air bebas, berat jenis spesifik gabungan SSD dan berat volume.
`
Dengan berat bahan tambah 1% dari berat semen yang digunakan yaitu:
Bahan tambah = 1% x berat semen
= 1% x 8,22
= 0,082 kg = 82 gr
H. Kesimpulan
`