456-Article Text-2685-1-10-20200321
456-Article Text-2685-1-10-20200321
ARTIKEL PENELITIAN
Kesehatan p-ISSN : 1412-2804
e-ISSN : 2354-8207
DOI : 10.33221/jikes.v19i01.456
Terapi Obat pada Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi di Rumah Sakit
1,2
Julia Totong , 3Desi Wahyu Ningsih
Rumah Sakit Omni Pulomas
1
3
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Email: 1juliatotong@yahoo.com, 3Desi.WN@gmail.com
ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya ka-
dar glukosa di dalam darah (Hiperglikemia). Salah satu komplikasi DM adalah penyakit jantung
koroner dimana terjadi ketika arteri koroner menyempit sehingga aliran darah ke otot jantung
tersumbat. Kerusakan endotel akan menyebabkan terbentuknya lesi aterosklerosis koroner yang
kemudian berujung pada penyakit kardiovaskuler (CVD), penyakit jantung koroner atau Coronary
Artery Disease (CAD) dan gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF). Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian case study pada pasien di Rumah
Sakit Omni Pulomas. Data yang digunakan adalah data sekunder (rekam medis) dan observasi
yang dilakukan tenaga kesehatan. Indikator POR (tepat pasien, obat, diagnosa, indikasi dosis, cara
pemberian obat, informasi dan waspada efek samping) dan analisis Drug Related Problem (DRP).
Dari data didapatkan bahwa pengobatan sesuai dengan terapi obat yang dibutuhkan oleh pasien
(candesartan, metformin, brilinta, miniaspi, atorvastatin dan nitrokaf R) dan pemberian terapi
obat pada pasien dikatakan tepat dengan tidak ditemukannya DRP pada kasus ini.
ABSTRACT Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by high levels of glucose in the
blood (hyperglycemia). One of the complications of DM is coronary heart disease where it occurs when
the coronary artery narrowed so that the blood flow to the heart muscle is blocked. Endothelial dam-
age will lead to the formation of coronary atherosclerosis lesions, which then leads to cardiovascular
disease (CVD), coronary heart disease or Coronary Artery disease (CAD) and Congestive Heart Fail-
ure ( CHF). This research is a descriptive study with the study design of case study in patients at Omni
Pulomas Hospital. The data used is secondary data (medical records) and observations carried out by
health workers. POR Indicator (appropriate patient, medication, diagnosis, dosing indication, how to
give medication, information and side effects alert) and DRPs analysis. From the data obtained that
treatment in accordance with the drug therapy needed by patients (candesartan, metformin, Brilinta,
Miniaspi, atorvastatin and Nitrokaf R) and in therapy not found the DRPs experienced by the patient.
38
Vol. 19 No. 1 Tahun 2020 Terapi Obat pada Pasien Diabetes Mellitus
Waktu
No Aturan
Obat Dosis
pakai 10/10/19 11/10/19 12/11/19
Oral P S S M P S S M P S S M
keterangan :
PSSM : Pagi Siang Sore Malam
Tabel 4. Analisa Masalah Terkait Obat/Drug Related Problem(DRP)
O 36°C
SUHU 36,7°C 36,4°C
RR 20x/Menit 20x/menit 20x/menit
Saturasi O2 (%) 98% 98% 98%
GDS 145 - -
LDL 85 - -
keterangan :
S : Subjektif
O : Objektif
41
Julia Totong Jurnal Ilmiah Kesehatan
42
Vol. 19 No. 1 Tahun 2020 Terapi Obat pada Pasien Diabetes Mellitus
atorvastatin dengan adanya makanan dalam lambung yaitu metformin 500 mg, candesartan 8 mg, brilinta 90
yaitu sekitar 9-25 %.14 Hal ini sesuai dengan tabel 3 mg, ascardia 80 mg, atorvastasin 40 mg, nitrokaf R 2,5
dimana waktu pemberian atorvastatin diberikan pada mg.
Tn. J.N setelah waktu makan.
Brilinta (Ticagrelor) direkomendasikan untuk KESIMPULAN
semua pasien dengan risiko kejadian iskemia sedang Pasien atas nama Tn. J.N didiagnosa menderita
hingga tinggi (misalnya peningkatan troponin) CAD, CHF dan DM tipe 2. Pasien menerima perawatan
dengan dosis loading 180 mg, dilanjutkan 90 mg dua dan terapi pengobatan CAD, CHF dan DM tipe 2,
kali sehari. Pemberian dilakukan tanpa memandang selama 3 hari sejak 12 Maret 2019 sampai 14 Maret
strategi pengobatan awal. Ticagrelor diindikasikan 2019. Pemberian terapi obat pada pasien dikatakan
untuk mengurangi kejadian kardiovaskular (kematian tepat dengan tidak ditemukannya DRP pada kasus
atau serangan jantung) akibat trombosis pada pasien ini. Sebagai asuhan kefarmasian pasien dinformasikan
dengan sindrom koroner akut (angina tidak stabil dan informasi secara jelas dan lengkap mengenai
infark miokard, baik NSTEMI atau STEMI).15 Selain penggunaan obat, frekuensi penggunaan, fungsi obat,
itu pasien diberikan kombinasi miniaspi (aspilet) serta dianjurkan untuk melakukan pemerikasaan EKG,
dan brilinta (ticagrelor) dimana pasien mengalami melakukan monitoring GDP & GDS dan diingatkan
komplikasi DM dengan CAD kombinasi obat tersebut untuk melakukan pola hidup sehat.
merupakan kombinasi penyakit jantung koroner post
PCI, pasien harus diberikan brilinta dengan tujuan DAFTAR PUSTAKA
tidak terjadi penyumbatan kembali. 1. American Diabetes Association. Standart of Medical
Pemberian golongat nitrat (Nitrokaf R) Care in Diabetes 2011. Journal Diabetes Care. 34: 511-
bertindak sebagai vasodilator dan sebagai agen 561. 2011.
antiiskemik yang poten. Nitrat termasuk golongan 2. Black JM. & Hawks JH. Medical-Surgical Nursing
: Clinical Manegement For positive out comes. 8th
vasodilator yang paling awal dan paling luas digunakan
Edition. Singapore : Elsevier-Saunders. 2009
dalam praktik klinis.16 Nitrat merupakan terapi lini 1. Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
pertama pada gejala angina pada pasien PJK. Nitrat 2018 . Jakarta: Badan litbangkes. 2018
dapat menurunkan angina sebesar 48,2%. Mekanisme 2. Supriyono M, Suharyo, Sugiri. Faktor-faktor risiko
kerja obat nitrat dengan melepas ion nitrat, ion nitrat yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung
ini akan diubah menjadi nitrat oksida didalam sel yang koroner pada kelompok usia kurang 45 tahun (studi
kemudian mengaktivasi guanilat siklase. Guanilat kasus di RSUP dr Kariadi dan RS Telogorejo). Semarang:
siklase menyebabkan peningkatan konsentrasi UNDIP; 2008.
guanosin monofosfat siklik intraselular pada sel otot 3. Hayes Daniel. Disstres, Sudden Exercise Raise heart
polos vaskuar.17 Pemberian nitrat pada dosis terapeutik Attack Risk. American heart Association. Circ.
ahajournals.org. 94(11), 2850. 1999.
bekerja terutama untuk mendilatasi vena, sehingga
4. American Heart Association. Coronary Artery Disease-
mengurangi tekanan vena sentral (preload) dan The ABCs of CAD. http://www.heart.org. 2012. Diakses
sebagai konsekuensinya terjadi penurunan volume pada tanggal 18 Mei 2019
akhir diastolik ventrikel. Konsekuensi ini menurunkan 5. Crawford, M.H. Current diagnosis & treatment
kontraksi miokardium, ketegangan dinding, dan cardiology. Edisi 3. McGrawHill Companies, Inc. 2009.
kebutuhan O2.18 6. JNC-8. The Eight Report of the Joint National
Menurut Pharmaceutical Care Network Committee. Hypertension Guidelines: An In-Depth
Europe (PCNE) drug related problems (DRPs) adalah Guide. Am J Manag Care. 2014.
suatu kondisi atau keadaan terkait penggunaan terapi 7. Flint A, Arslanian S. Treatment of type 2 diabetes in
obat yang secara nyata atau potensial menganggu hasil youth. Diabetes Care. 2011;34(Suppl 2): S177–83. doi:
10.2337/ dc11-s215
klinis kesehatan yang di inginkan.19 Hasil penelitian
8. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsesus
pada tabel 4, tidak menunjukan DRPs yang terjadi Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia.
selama pengobatan. Dan terlihat perbaikan kesehatan Jakarta: PERKENI. 2015.
yang terjadi pada pasien menunjukkan ketepatan 9. Sterne, J. Perjalanan Panjang Metformin, dalam Ethical
dalam pemberian terapi obat pada pasien. Digest. 2007.
Peran apoteker terlebih pada pelayanan 10. Gunawan, Farmakologi dan Terapi, FK UI, Jakarta.
farmasi klinik sangat penting dalam memberikan 2014.
informasi dan konseling. Tujuan utama dari pelayanan 11. Bekki, H., Yamamoto, K., Sone, M., Homma, T., Nakata,
farmasi klinik adalah meningkatkan keuntungan terapi M., Nohara, M., … Yamagishi, S. Efficacy Of Combination
obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi Therapy With Telmisartan Plus Amlodipine In Patients
With Poorly Controlled Hypertension. Oxidative
dalam proses penggunaan obat.20 Pasien pulang pada
Medicine and Cellular Longevity, 2010; 3 (5), 342–346.
tanggal 14/03/2019 dengan membawa obat pulang
43
Julia Totong Jurnal Ilmiah Kesehatan
44