Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah KMB 2 Sistem Urologi
Dosen Pengampu : Gina Nurdina, M.Kep
Disusun Oleh :
Sindi Mulia (220081)
1. Step1
Pertanyaan
2. Step 2
Jawaban
1. Kaila ZA (220063)
Febris merupakan suatu gejala penyakit berupa peningkatan suhu tubuh, yaitu 37,2
derajat Celcius atau lebih.
Popi BR ( 220076)
Suhu Afebris artinya tidak demam.
2. Chinta M ( 220052)
Kardiomegali adalah kondisi ketika jantung mengalami pembesaran akibat
penyakit tertentu. Kardiomegali bisa bersifat sementara, bisa juga permanen.
3. Popi BR (220076)
Blass Nier Overzicht (BNO) merupakan pemeriksaan keseluruhan di daerah
abdomen sampai pelvis untuk melihat sistem traktus urinarius dari nier (ginjal)
hingga blass (kandung kemih), dengan foto BNO dapat menentukan ukuran,
bentuk dan posisi serta dapat membedakan batu.
4. Chinta M ( 220076 )
Nefrolitiasis adalah pembentukan materi keras menyerupai batu yang berasal dari
mineral dan garam di dalam ginjal
5. Hafid NI (220060 )
Oliguria adalah kondisi ketika air kecil atau urin manusia lebih sedikit dari
biasanya. Ini merupakan pertanda bahwa tubuh sedang tidak sehat. Untuk orang
dewasa, itu berarti kurang dari 400 mililiter urin sehari.
6. Chinta M ( 220052 )
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga di antara
lapisan pleura yang membungkus paru-paru dengan lapisan pleura yang menempel
pada dinding dalam rongga dada. Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi
dari penyakit lain
7. Syakira NF ( 220083 )
Tes gula darah sewaktu (GDS)
Seperti namanya, tes gula darah sewaktu bisa dilakukan kapan saja, tanpa perlu
mempertimbangkan waktu makan terakhir Anda. Namun, biasanya cek gula darah
ini dilakukan apabila Anda sudah memiliki gejala diabetes, seperti sering buang air
kecil atau kehausan ekstrem.
3. Step 3
Pertanyaan
Jawaban
Edema paru terjadi karena adanya penumpukan cairan di dalam kantong paru-paru
(alveoli).
Normalnya saat bernapas, udara akan masuk ke dalam paru-paru. Namun, pada
pengidap edema paru, oksigen yang dihirup tidak bisa masuk ke paru-paru, karena
organ tersebut sudah terisi oleh cairan.
2.
3. Ananditha ZN (220047)
4. Ananditha ZN ( 220047 )
Nefrolitiasis atau batu ginjal bisa disebabkan karena pada kasus pasien terdapat
oliguria dan kadar ureum dan kreatinin yg tinggi sehingga terjadi pengendapan dan
akhirnya menjadi batu ginjal.
5. Kaila ZA ( 220063)
Mual pada penderita gangguan ginjal bisa jadi merupakan respon dari penumpukan
urea di darah. Jika ada penurunan laju penyaringan ginjal selama >= 3 bulan,
fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Normalnya setiap
hari ginjal menyaring sekitar 120-150 l darah dan menghasilkan 1-2 L urin.Pada
gagal ginjal kronis, cairan, elektrolit dan limbah akan tertumpuk di tubuh.
6. Hafid NI ( 220060 )
Salah satu penyebab hematokrit rendah itu adalah penurunan kadar
hemoglobin.hemoglobin atau hb merupakan protein di dalam sel darah merah yang
bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika jumlah hemoglobin tidak
cukup, maka sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan baik dan hancur. Hal
ini dapat membuat kadar hematokrit menjadi lebih rendah.
4. Step 4
Learning Objektif
Jawaban
1. Ginjal memerlukan sistem sirkulasi darah yang baik untuk bekerja, fungsi ginjal
adalah semacam menyaring darah dari toksin dan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh,
sehingga darah yang melalui ginjal sangatlah banyak, bila tekanan di pembuluh darah
tinggi, maka sel ginjal tidak akan mendapatkan cukup oksigen untuk bekerja dengan baik.
Sebaliknya, ginjal yang sehat juga berfungsi mengatur tekanan darah, sehingga tekanan
darah pasien dengan gangguan ginjal akan semakin tinggi, dan seperti lingkaran setan,
fungsi ginjal akan semakin menurun sampai akhirnya ginjal tidak berfungsi lagi.
2. Hemodialisa atau hemodialisis merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi
ini umumya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi
dengan optimal. Pada dasarnya, tubuh mansua memang mampu mencuci darah secara
otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, kondisinya akan lain lagi.
Learning Objectives:
1. Mahasiswa memahami tentang patofisiologi dari Acute Kidney Injury, Chronic
Kidney Disease (End-Stage Renal Disease)
2. Mahasiswa memahami tentang konsep penatalaksanaan medis pada pasien
dengan gangguan ginjal
3. Mahasiswa memahami konsep pengkajian dan tanda gejala pada pasien dengan
gangguan ginjal
4. Mahasiswa mampu menyusun diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan ginjal
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan ginjal
5. Learning Outcomes
a). Definisi
Ginjal adalah sepasang organ yang berada di bagian bawah punggung. Salah
satu ginjal berada pada sisi tulang belakang dan keduanya berfungsi menyaring
darah dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Kemudian, ginjal mengirimkan
sisa limbah ke kandung kemih dan mengeluarkannya melalui urine.
b). Klasifikasi
Pengertian
Gagal ginjal akut atau acute kidney injury adalah kondisi ketika ginjal
berhenti berfungsi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan
aliran darah ke ginjal, gangguan pada ginjal, atau masalah sumbatan pada saluran
urine.
Gagal ginjal akut didefinisikan oleh Kidney Disease: Improving Global Outcomes
(KDIGO) sebagai penyakit yang memenuhi setidaknya satu dari hal-hal ini:
1. Peningkatan kreatinin serum ≥ 0.3 mg/dL dalam kurun waktu 48 jam, atau
2. Peningkatan kreatinin serum ≥ 1.5 kali dari nilai dasar yang diperkirakan terjadi
dalam kurun waktu 7 hari, atau
3. Keluaran urin kurang dari 0.5 mL/kgBB/jam dalam kurun waktu 6 jam
Etiologi
Pada umumnya, gagal ginjal akut sangat mungkin terjadi karena berbagai faktor di
bawah ini.
• Aliran darah rendah yang terjadi akibat kondisi lain, seperti serangan jantung.
• Pembengkakan pada ginjal akibat reaksi terhadap infeksi atau obat tertentu.
• Tekanan darah tinggi (hipertensi).
• Masalah pada saluran kemih yang menyebabkan racun menumpuk di ginjal.
Walaupun demikian, cedera ginjal akut masih dapat ditangani hingga mendekati ke
fungsi normal ketika penyebabnya diatasi dengan baik.
Patofisiologi
Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney injury (AKI):
Pengertian
Penyakit ginjal kronis juga tidak hanya didefinisikan sebagai penyakit ginjal stase akhir
atau End Stage Renal Disease (ESRD), namun juga diasosiasikan dengan komplikasi-
komplikasi penyakit ginjal kronis seperti: anemia, hiperparatiroid, hiperphospatemia,
penyakit jantung. infeksi, dan fraktur yang khusus terdapat pada CKD-MBD (Chronic
Kidney Disease - Mineral Bone Disorder). Namun penurunan GFR dan albuminuria
tidak merupakan pengukuran yang simptomatis simtomatis namun merupakan
pengukuran langsung dari fungsi ginjal dan kerusakan ginjal.
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
1. Bengkak Pada Kaki
2. Kelelahan
3. Mual Dan Muntah
4. Kehilangan Nafsu Makan
5. Kebingungan
3. Pemindaian
Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal. Umumnya, pemeriksaan
yang dilakukan adalah USG ginjal, tetapi bisa juga menggunakan MRI atau CT scan.
4. Biopsi ginjal
Biopsi ginjal dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal. Sampel ini
selanjutnya akan dianalisis di laboratorium, agar penyebab kerusakan ginjal bisa diketahui.
Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter dapat menghitung perkiraan laju filtrasi
glomerulus (LFG). Perhitungan ini dapat menentukan stadium gagal ginjal kronis pasien
dan metode pengobatan yang tepat.
Berdasarkan pemeriksaan LFG, stadium gagal ginjal dapat dikategorikan menjadi:
⮚ Stadium 1, nilai LFG di atas 90 mL/menit/1,73 m2
⮚ Stadium 2, nilai LFG 60 hingga 89 mL/menit/1,73 m2
⮚ Stadium 3, nilai LFG 30 hingga 59 mL/menit/1,73 m2
⮚ Stadium 4, nilai LFG 15 hingga 29 mL/menit/1,73 m2
⮚ Stadium 5, nilai LFG di bawah 15 mL/menit/1,73 m2
e). Komplikasi
Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, yaitu:
✔ Gangguan elektrolit, seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia atau kenaikan
kadar kalium yang tinggi dalam darah
✔ Penyakit jantung dan pembuluh darah
✔ Penumpukan kelebihan cairan di rongga tubuh, misalnya edema paru atau asites
✔ Anemia atau kekurangan sel darah merah
✔ Kerusakan sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kejang
f). Pencegahan
Pencegahan
Pasien dengan risiko tinggi gagal ginjal akut, terutama pasien dengan riwayat gagal ginjal
akut sebelumnya, perlu menghindari obat-obat nefrotoksik, misalnya:
● Aminoglikosida
● Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)
● Obat-obatan kemoterapi untuk kanker
● Radiokontras
Gagal ginjal akut akibat kontras dapat dicegah menggunakan statin. 1 dari 28 pasien yang
diberikan profilaksis dengan statin akan terhindar dari gagal ginjal akut saat mendapat
kontras.
Hari/tanggal pengkajian :
Jam :
Ruang :
I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 61 tahun
Agama :
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
No.CM
Tanggal masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa medik :
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No.Tlp :
A. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Dispnea yang semakin memberat sejak 7 hari yang lalu
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat Penyakit Masa Lalu
1. Genogram
a. Dengan siapa tinggal dan berapa jumlah anggota keluarga?
b. Apakah ada yang menderita penyakit serupa?
c. Apakah ada yang menderita penyakit menular dan menurun?
d. Bagaimana efek bagi keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit?
Skore 0 = mandiri
Skore 1 = dibantu sebagian
Skore 2 = perlu dibantu orang lain
Skore 3 = perlu bantuan orang lain dan alat
Skore 4 = tergantung/tidak mampu
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdanda n
Mobilisasi di TT
Pindah
Ambulasi
Makan/minum
A. KEADAAN UMUM
⮚ Ureum : 257
⮚ Kreatinin : 15.63
⮚ GDS : 107
⮚ Natrium : 139
⮚ Kalium : 4.3
⮚ Hemoglobin : 7.9
⮚ Hematokrit : 24.6
⮚ Eritrosit : 2.76
⮚ Leukosit : 13.510
B. PEMERIKSAAN LAB.
⮚ Foto Thorax :
● Kardiomegali
● Edema Paru
⮚ Foto BNO : Nefrolitiasis Bilateral
V. ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan Etiologi
1. DS : Kelebihan Volume Kelebihan Volume
Cairan Cairan > Efusi Pleura
⮚ Klien mengeluh dispnea > Penurunan Hb >
DO : Penurunan
Hematokrit > Oliguria
⮚ Ronkhi (+) > Edema >Dispnea
⮚ Hematokrit : 24.6
⮚ HB : 7.9
⮚ Edema
⮚ Oliguria
⮚ Efusi Pleura Bilateral
Batasan Karakteristik :
⮚ Bunyi napas tambahan
⮚ Penurunan Hematokrit
⮚ Penurunan Hb
⮚ Dispnea
⮚ Oliguria
⮚ Efusi Pleura
2. DS : Ketidakefektifan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Bersihan Jalan Napas
⮚ Klien mengeluh dispnea > Suara napas
tambahan > Dispnea
DO :
⮚ Ronkhi (+)
Batasan Karakteristik :
⮚ Dispnea
⮚ Suara napas tambahan
Batasan Karakteristik
⮚ Peningkatan Volume Intertistial
⮚ Dispnea
⮚ Oliguria
⮚ Penurunan Kadar HB
⮚ Penurunan Kadar Hematokrit
⮚ Edema Perifer
MENGHITUNG GFR
Glomerular Filtration Rate (GFR) disebut juga sebagai laju filtrasi glomerular, yaitu rata
rata kecepatan volume cairan yang filtrasi di glomerulus ginjal.
GFR dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai derajat fungsi ginjal dan gangguan
yang terjadi pada ginjal.
Terdapat berbagai macam teknik untuk menghitung laju GFR seseorang, yang paling
mudah adalah dengan menggunakan kalkukator GFR yang telah tersedia dan dapat diakses
secara online. Namun, untuk menghitung GFR, diperlukan nilai kadar kreatinin darah
yang bisa didapatkan dengan pemeriksaan laboratorium darah. Sehingga penurunan fungsi
ginjal dapat diketahui ketika pemeriksaan ditingkat pratama dilakukan, dan tidak
menunggu keputusan dokter spesialis.
Menghitung laju GFR dapat dilakukan dengan perhitungan berikut :
GFR laki laki = (140 - umur) x kgBB / (72 x serum kreatinin)
GFR perempuan = (140 - umur) x kgBB x 0,85 / (72 x serum kreatinin
Cara perhitungan diatas relatif lebih mudah, namun ada juga beberapa cara lain untuk
menghitung laju GFR.
Nilai laju GFR dapat menentukan derajat gagal ginjal yang diderita seseorang. Gagal
ginjal dibagi dua yaitu akut dan kronik. Gagal ginjal akut terjadi secara tiba tiba yang
seringkali disebabkan dan dipicu oleh beberapa faktor misalnya kelaianan dasar penyakit
yang diderita, dehidrasi, dll. Sedangkan gagal ginjal kronik merupakab penurunan fungsi
dan struktur ginjal yang terjadi secara perlahan (minimal 3 bulan). National Kidney
Foundation telah membagi beberapa jenis gagal ginjal berdasarkan nilai GFR nya, yaitu :
Normal
Stage 1 : terindikasi adanya kerusakan ginjal dengan nilai GFR normal (> 90)
Stage 2 : penurunan fungsi ginjal dengan GFR 60 - 89
Stage 3 : penurunan fungsi ginjal dengan GFR 30 - 59. Penurunan tingkat lanjut ini
seringkali ditemui gejala anemia dan gangguan pada tulang akibat kerusakan ginjal
Stage 4 : penurunan derajat berat dengan GFR 15 - 29. Upaya pengobatan untuk
mengurangi resiko komplikasi dan pencegahan ke arah kegagalan ginjal
Stage 5 (kegagalan ginjal) : ginjal telah tak mampu lagi menjalankan fungsinya dengan
nilai GFR dibawah 15. Penanganan yang sesuai adalah transplantasi ginjal atau
hemodialisis rutin.