Anda di halaman 1dari 11

MATERI KULIAH : NEGARA DAN KONSTITUSI

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN/SMESTER : MANAJEMEN /II
HARI/TANGGAL : RABU, 15 APRIL 2020
DOSEN : DR. MARGIYANTO,MM,MPD
POKOK BAHASAN : NEGARA DAN KONSTITUSI

1 Pengertian Negara
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok
orang atau persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah
organisasi sekelompok orang yang berada di dalamnya. Istilah negara
merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris, state; bahasa Belanda
dan Jerman, staat, serta bahasa Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil
dari bahasa Latin, status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak
serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak serta tetap. Di
Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau
nagara yang berarti wilayah atau penguasa.

Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di


antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk
bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara
yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat,
wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.

Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang


negara.

1. Aristoteles

Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari


keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.

Negara dan konstitusi


2. Mac Iver

Negara adalah persembatanan (penarikan) yang bertindak lewat


hukum yang direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan
kekuasaan untuk memaksa dalam satu kehidupan yang dibatasi secara
teritorial mempertegak syaratsyarat lahir yang umum dari ketertiban
sosial.

3. Logeman

Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya


bertujuan untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.

2.2 Unsur-unsur Terbentuknya Negara


Unsur-unsur negara adalah bagian yang penting untuk membentuk
suatu negara, sehingga negara memiliki pengertian yang utuh. Jika salah
satu unsur tidak terpenuhi, maka tidak sempurnalah negara itu. Negara
dapat memiliki status yang kokoh jika didukung oleh minimal tiga unsur
utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah berdaulat. Selain itu, ada
satu unsur tambahan, yaitu pengakuan dari negara lain.

1.Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan
unsur terpenting dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung
utama keberadaan sebuah negara. Hal ini karena rakyatlah yang
merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara.
Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu
negara serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.

Negara dan konstitusi


2.Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah
adalah tempat bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap.
Wilayah yang dimaksud dalam hal ini meliputi daratan, lautan, udara,
ekstrateritorial, dan batas wilayah negara.Wilayah merupakan unsur
kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh manusia,
negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara
permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara.
Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku.
Wilayah suatu negara sebagai berikut.

 Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-


batas tertentu dengan negara lain.
 Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan
batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional.
 Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan
lautan negara yang bersangkutan.

3.Pemerintahan yang Berdaulat


Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan,
sebuah negara tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan
untuk mengatur rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan diri dari
negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan merupakan unsur penting
berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah
yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat sebagai
berikut.

Negara dan konstitusi


 Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama
negara itu tetap ada (berdiri) sekalipun mungkin negara itu
mengalami perubahan organisasinya.
 Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang
lebih tinggi, tetapi asli dari negara itu sendiri.
 Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan
satusatunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat
dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya ada satu kedaulatan.
 Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh
siapa pun sebab apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang
merupakan kekuasaan tertinggi akan hilang.

3.Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam
hubungan internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
ancaman dari dalam (kudeta) atau campur tangan negara lain. Selain itu,
pengakuan dari negara lain diperlukan untuk menjalin hubungan
terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan. Macam-macam bentuk pengakuan ialah sebagai berikut.

 Pengakuan de facto, artinya pengakuan menurut kenyataan. Suatu


negara diakui karena memang secara nyata telah memenuhi unsur-
unsurnya sebagai negara.
 Pengakuan de jure, artinya pengakuan berdasarkan hukum. Dalam
hal ini, suatu negara diakui secara formal memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh hukum internasional untuk dapat
berpartisipasi aktif dalam tata pergaulan internasional.

Negara dan konstitusi


2.3 Sifat Negara
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara mempunyai sifat-sifat
berikut:

1.Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa
kekerasan fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-
undangan ditaati, ketertiban dalam masyarakat tercapai, serta anarki
(kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya bermacam-
macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan lainnya.
Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang
menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya
disita, bahkan dapat dikenakan hukuman kurungan.

2.Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai
dengan tujuan bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan
hukuman kepada setiap warga negara yang melanggar peraturan,
menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga negaranya untuk
mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak,
menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang
aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan
dengan tujuan masyarakat.

3.Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan
(misalnya keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa
terkecuali. Hal ini memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan
berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara kearah
tercapainya cita-cita negara.
Negara dan konstitusi
3.1 Pengertian Konstitusi
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis)
yang berarti membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan
menyusun suatu negara. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata
constitute dapat berarti mengangkat, mendirikan atau menyusun. Dalam
bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang
berarti undang-undang dasar.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan
tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan
ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai
dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi
sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok
dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang
berupa kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan
negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
Negara dan konstitusi
 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan
kaidah yang hidup di dalam mayarakat.
 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam
suatu naskah sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang
didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta
hubungan-hubungan antara keduanya yang diatur

5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara
dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ada dua pengertian konstitusi, yaitu
 Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan
ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu
pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara;
 Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu
dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
bersifat pokok dari ketatanegaran suatu negara.

3.2 Kedudukan Konstitusi

Negara dan konstitusi


Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu
negara sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara
dan berbangsa untuk mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan
baik kepada penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.

1.Sebagai hukum dasar 


Dalam hal ini, konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai
penyelengara negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan
dan memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan
tersebut kepada badan-badan pemerintahan.

2.Sebagai hukum tertinggi


Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi
terhadap peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu
negara. Dengan demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak
bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada
konstitusi.

3.4 Jenis-jenis Konstitusi


Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.

1.Konstitusi tertulis,
yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara
kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini
dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.

Negara dan konstitusi


2.Konstitusi tidak tertulis,
merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara
dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi
tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.

3.5 Unsur-unsur Konstitusi


Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat
Lohman adalah:
1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan
perjanjian dari kesepakatan antara warga negara dengan
pemerintah;
2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan
penentu hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan
pemerintah;
3. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka
pembangunan pemerintah.

3.6. Sifat Konstitusi


Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985),
suatu konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada
apakah prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan
prosedur membuat undang-undang di negara yang bersangkutan atau
belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu
1. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui
prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang
pada negara yang bersangkutan;

Negara dan konstitusi


2. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan
bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan
prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

3.7 Tujuan Konstitusi


Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi
kekuasaan penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-
wenang serta dapat menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi
ini merupakan suatu gagasan yang dinamakan dengan konstitusionalisme.
Maksud dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang
pemerintah (penyelenggara pemerintahan) sebagai suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

3.8 Fungsi Konstitusi


Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut.
1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat
yang dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya, baik penguasa maupun rakyat (sebagai landasan
struktural).

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini
Negara dan konstitusi
mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan
adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan
pengakuan dari negara lain.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem


ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan
tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan
ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik
penyelenggaraan negara

4.2 Analisis masalah


Sayang sekali negara yang dibilang pemerintah yang berdaulat
berarti pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah
baik ke dalam maupun ke luar, tapi dimanfaatkan untuk keperluan diri
sendiri dan tega memakan uang rakyat dengan melakukan korupsi.
Hukum yang ada di negeri ini sungguh memperhatinkan karena hukum di
negeri ini bisa dengan mudah dibeli oleh orang-orang yang memang benar
mempunyai hal yang lebih dari segi materi, contohnya pada setiap kasus
korupsi yang dilakukan oleh dewan-dewan yang seharusnya mewakili
rakyat kasusnya begitu cepat hilang dan lenyap tanpa ada penjelasan akhir
yang mengadili mereka. Dan hukum pun begitu ganas pada orang yang
berada dibawah garis kemiskinan meskipun itu hanya sekedar mencuri
sendal di masjid.

Negara dan konstitusi

Anda mungkin juga menyukai