PENGAUDITAN II
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI
Oleh :
Kelompok 3
Putu Ariyuda Putra (1907531195)
I Gede Bagus Dony Manuaba (1907531222)
1. SAMPEL REPRESENTATIF
Sampel representatif ( representatif sample) adalah sampel yang karakteristiknya
hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti item- item yang dijadikan
sampel populasi serupa dengan item yang tidak dijadikan sampel. Cara untuk mengetahui
apakah sampel representatif adalah dengan melakukan audit lebih lajut atas populasi
secara keseluruhan.
Dalam prakteknya, auditor tidak mengetahui apakah sampel yang mereka pilih itu
representatif atau tidak, bahkan setelah semua pengujian telah selesai dilakukan. Namun,
auditor dapat meningkatkan kemungkinan sebuah sampel agar menjadi representatif
dengan menggunakan kehati-hatian dalam perencanaan proses, pemilihan dan evaluasi
hasil sampel. Resiko dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut dibagi menjadi risiko
nonsampling dari risiko sampling.
• Risiko nonsampling (Nonsampling Risk) : adalah risiko bahwa pengujian audit
tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Penyebab risiko
nonsampling adalah kegagalan auditor unuk mengenali pengecualian dan
prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
• Risiko sampling (Sampling Risk) : adalah risiko bahwa auditor mencapai
kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif. Risiko
sampling adalah bagian yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari populasi
secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian,
auditor menerima populai yang salah karena sampel tidak cukup meawakili
populasi. Auditor memiliki 2 cara untuk mengendalikan risiko sampling :
- Menyesuaikan ukuran sampel.
- Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi
8. DISTRIBUSI SAMPLING
Distribusi sampling adalah frekuensi distribusi hasil dari seluruh sampel yang mungkin
dari suatu ukuran tertentu yang bisa dicapai dari suatu populasi yang berisi sejumlah
karakteristik spesifik. Distribusi sampling memungkinkan auditor untuk membuat
pernyataan.
Penggunaan Tabel
Apabila auditor akan menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, harus
diikuti empat tahap berikut ini:
i. Pilih tabel yang cocok dengan ARACR.
ii. Tentukan lokasi TER pada bagian atas tabel.
iii. Tentukan lokasi EPER pada kolom paling kiri.
iv. Baca kolom TER yang sesuai ke bawah hingga memotong baris EPER yang sesuai.
Angka yang tertulis dalam titik perpotongan itu menunjukan ukuran sampel awal.
Menilai Hasil
12. Generalisasi dari sample ke populasi. Untuk sambing atribut, auditor menghitung batas
presisi atas (CUER) pada suatu ARACR tertentu dengan menggunakan program
komputer khusus atau menggunakan tabel yang dibangun dari formula statistika.
Menggunakan Tabel.
Penggunaan tabel untuk menghitung CUER terdiri dari empat tahapan,yakni:
i. Memilih tabel yang sesuai dengan ARACR yang ditetapkan auditor. ARACR ini harus
sama dengan ARACR yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel awal.
ii. Menentukan lokasi jumlah penyimpangan sesungguhnya yang ditemukan dalam
pengujian audit pada bagian atas tabel.
iii. Menentukan lokasi ukuran sample sesungguhnya pada kolom paling kiri.
Baca kolom jumlah penyimpangan sesungguhnya yang sesuai ke bawah sampai memotong
baris ukuran sampel yang sesuai angka yang tercantum pada titik perpotongan adalah
CUER.
DAFTAR PUSTAKA
lvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance.
Jakarta: Erlangga.