Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi akan mengaktifkan molekul-molekul gas
atmosfer sehingga terjadi pembentukan cuaca. Perubahan sudut datang surya tiap saat dalam
sehari atau setahun pada suatu lokasi di bumi akan mengakibatkan perubahan jumlah energi
surya.
Perubahan tersebut meliputi pemanasan dan pendinginan udara, peningkatan dan
penurunan tekanan udara, gerakan vertikal dan horizontal udara, penguapan dan kondensasi
(pengembunan), pembentukan awan, presipitasi. Oleh karena itu interaksi antara unsur-unsur
cuaca dengan faktor pengendalinya akan membentuk cuaca sesaat.
Data keadaan cuaca sesaat pada suatu daerah tertentu yang dikumpulkan selama kurun
waktu tertentu (jangka panjang) akan membentuk menghasilkan simpulan tentang tipe-tipe iklim.
1. Tanaman
Pada tanaman faktor-faktor iklim dapat berperan, dimulai dari fase per kecambahan, fase
vegetatif, generatif dan panen dipengaruhi oleh lingkungan, demikian juga pasca panen.
Kualitas produksi tanaman yang dipanen pada musim hujan sangat berbeda jika di panen pada
musim kemarau. mencegah terjadinya kebakaran hutan. Contoh musim kemarau yang pendek,
sering ada hujan dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan atau padang rumput Tanaman
pertanian tumbuh subur
4. Peternakan.
Cuaca/iklim dapat berpengaruh langsung terhadap ternak, contohnya ternak sapi perah agar
hasil susunya berkualitas dan berkuantitas maka sebaiknya dipelihara di pegunungan.
Pengaruh secara langsung melalui makanannya yang berasal dari hijauan maupun biji-bijian.
Penyebaran geografis ternak, seperti kerbau dan sapi. Contoh kerbau lebih banyak ditemukan
pada daerah basah, banyak hujan dan daerah rawa. Sedangkan sapi tumbuh baik jika
diternakkan di tempat yang agak kering.
5. Hama dan penyakit.
Pada musim hujan kondisi iklim menjadi lembab sehingga banyak tanaman diserang penyakit,
pada musim kemarau diserang hama. Tinggi rendahnya populasi hama & penyakit tergantung
pada keadaan lingkungan. Keadaan lembab menyebabkan jumlah penyakit akan optimum dan
keadaan suhu yang tinggi serta kering jumlah hama optimum. Cuaca/iklim dapat
mempengaruhi organisme hama atau penyakit dan tanaman yang terserang. Proteksi terhadap
hama & penyakit dengan menggunakan pestisida dapat dicari pada saat yang tepat karena
aplikasinya tergantung pada hujan, angin, suhu dan unsure cuaca lainnya.
6. Bangunan-bangunan pertanian.
Merencanakan bangunan-bangunan pertanian seperti tingginya bendungan, dalamnya saluran
draenase harus memperhitungkan keadaan cuaca/iklim setempat. Kandang ternak agar kuat
mendapat terpaan angin maka sebaiknya ditanami pohon-pohon pelindung angin. Disamping
itu dapat melindungi ternak agar tidak mengenai langsung angin seingga dapat mengganggu
kesehatannya. Demikian juga mesin-mesin pertanian yang kondisi lembab dapat berakibat
cepat mengalami karat.
Modifikasi cuaca/iklim.
Secara makro manusia belum dapat mengendalikan cuaca/iklim, tapi secara mikro sudah
banyak yang dilakukan seperti irigasi. Misalnya ketika Air tidak didapatkan dari hujan, manusia
mendapatkan air melalui saluran irigasi yang datang dari waduk. Waduk merupakan hasil
modifikasi hujan. Demikian juga halnya dengan pohon-pohon pelindung menaungi terhadap
matahari langsung.Pengukuran iklim pada percobaan pertanian dan kehutanan. Iklim
berpengaruh nyata pada setiap fase kegiatan pertumbuhan tanaman, demikian pula perencanaan
kegiatan pertanian dan kehutanan sehari-hari sampai jangka panjang tidak luput dari pengaruh
cuaca/iklim.
Dengan hasil pengukuran data cuaca dan iklim tersebut dapat diketahui cara memilih
tempat yang sesuai untuk tanaman tertentu atau memilih tanaman yang sesuai untuk suatu tempat
tertentu. Selanjutnya dapat diketahui daerah-daerah yang sesuai dengan dukungan data
cuaca/iklim secara kuantitatif, untuk mengembangkan suatu usaha yang mendapat nilai tambah
Iklim didalam hutan lain dengan iklim di luar hutan, tanah juga merupakan bagian dari
masyarakat. Di dalam tanah akar menjangkar, menisap air dan mengambil zat hara untuk
membentuk cabang, batang dan daun. Jadi hubungan didalam hutan sangat erat, bukan saja
masyarakat hidup diatas tanah akan tetapi juga dalam tanah banyak sekali jasat, semua biologis
ini mengakibatkan keadaan keseimbangan ini tidak stabil / statis, tetapi sebagai keseimbangan
yang dinamis yang berarti selalu berubah.
Dengan demikian bentuk dan alat klimatologi tersebut akan diuraikan sebagai berikut ;
1. Alat pengukur curah hujan (ombrometer)
Hujan adalah air yang jatuh ke permukaan bumi sebagai akibat terjadinya kondensasi dari
partikel-pertikel air di langin/awan. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh di permukaan
yang datar dalam periode waktu tertentu apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Tinggi
air ini umumnya dinyatakan dengan satuan mm. Karakteristik curah hujan yang penting
diketahui adalah :
1. Intensitas hujan, menyatakan laju turunnya hujan dalam mm per jam
2. Lama hujan diartikan (a) periode waktu turunnya hujan pada intensitas tertentu yang
dinyatakan dalam jam atau menit atau (b) total waktu dari awal sampai akhir suatu kejadian
hujan. Pada keteknikan pengertian yang pertama yang digunakan
3. Total jumlah hujan adalah (a) hasil perkalian antara intensitas hujan dengan lama hujan,
dalam satuam mm atau (b) banyaknya hujan yang jatuh pada suatu permukaan datar atau
tertampung pada alat penakar hujan
4. Periode ulang kejadian hujan, yaitu rata-rata jumlah tahun dimana intensitas dan lama hujan
tertentu diperkirakan terulang kembali Karakteristik hujan di atas sangat bervariasi dari
tempet ke tempat, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan dan juga dari tahun ke tahun.
2. Penakar hujan
Alat pengukur curah hujan secara umum dinamakan penakar hujan. Namun ada pula
yang menyatakan penakar hujan itu adalah alat ukur curah hujan konvensional atau tidak
otomatik.
Penakar hujan ini hanya dapat digunakan untuk mengukur jumlah hujan saja, dan
mempunyai bentuk silinder. Lingkaran penangkap hujan terbuat dari bahan anti bocor diletakan
di bagian atas corong yang meneruskan air hujan yang tertangkap ke penerima. Penerima ini
harus mempunyai leher yang sempit untuk mengurangi kehilangan akibat penguapan, kemudian
di bagian bawahnya merupakan tempat penampungan atau reservoarnya.
Lingkaran penangkap luasnya antara 200 sampai 500 cm2 yang dirancang agar percikan
hujan tidak keluar, yaitu dengan cara dindingnya cukup dalam dan corongnya semiring mungkin
(lebih dari 45 °)
Alat ini dibuat dari bahan metal tahan karat, fiberglass atau plastik. Dua jenis alat yang
dirancang seperti diatas ini adalah penakar hujan tipe
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-
alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
a. Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
b. Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
c. Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
d. Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)