Anda di halaman 1dari 12

Mekanisme Pembentukan Cuaca Dan Iklim

Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi akan mengaktifkan molekul-molekul gas
atmosfer sehingga terjadi pembentukan cuaca. Perubahan sudut datang surya tiap saat dalam
sehari atau setahun pada suatu lokasi di bumi akan mengakibatkan perubahan jumlah energi
surya.
Perubahan tersebut meliputi pemanasan dan pendinginan udara, peningkatan dan
penurunan tekanan udara, gerakan vertikal dan horizontal udara, penguapan dan kondensasi
(pengembunan), pembentukan awan, presipitasi. Oleh karena itu interaksi antara unsur-unsur
cuaca dengan faktor pengendalinya akan membentuk cuaca sesaat.
Data keadaan cuaca sesaat pada suatu daerah tertentu yang dikumpulkan selama kurun
waktu tertentu (jangka panjang) akan membentuk menghasilkan simpulan tentang tipe-tipe iklim.

Gambar 2. Cuaca dan iklim

Hubungan antara cuaca/iklim dengan kehutanan/pertanian


Ruang lingkup klimatologi kehutanan/pertanian terbentang antara lapisan tanah sedalam
perakaran tanaman hingga lapisan udara tertinggi yang berhubungan dengan penyebaran biji,
spora, tepung sari dan serangga. Di bidang kehutanan ruang lingkup klimatologi dapat dimulai
dari beberapa meter di bawah permukaan tanah sampai beberapa meter di atas permukaan tajuk
pohon. Secara makro, hubungan iklim dengan vegetasi hutan dapat dilihat dengan jelas pada
penyebaran tipe atau formasi hutan di dunia berdasarkan letak lintangnya. Selain iklim yang
alami, juga diperhatikan keadaan lingkungan buatan seperti penghalang angin, naungan, irigasi,
rumah kaca, gudang tempat penyimpanan produksi pertanian dan kandang ternak. Hubungan
antara cuaca/iklim dengan kehutanan/pertanian dapat diperhatikan sebagaui berikut :
1. Hutan.
Cuaca/iklim dapat mempengaruhi kondisi dan penyebaran vegetasi hutan dari satu tempat ke
tempat lain. Vegetasi hutan pada daerah tropis adalah yang paling tinggi keragamannya dan
semakin ke kutub pertumbuhan dan penyebaran vegetasi hutan semakin dibatasi.
2. Tanah.
Tanah adalah hasil pelapukan batuan selama periode waktu lama yang diakibatkan oleh
perubahan cuaca. Cuaca/iklim dapat mempengaruhi sifat-sifat kimia dan fisika tanah serta
organisme yang ada didalamnya.

1. Tanaman
Pada tanaman faktor-faktor iklim dapat berperan, dimulai dari fase per kecambahan, fase
vegetatif, generatif dan panen dipengaruhi oleh lingkungan, demikian juga pasca panen.
Kualitas produksi tanaman yang dipanen pada musim hujan sangat berbeda jika di panen pada
musim kemarau. mencegah terjadinya kebakaran hutan. Contoh musim kemarau yang pendek,
sering ada hujan dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan atau padang rumput Tanaman
pertanian tumbuh subur
4. Peternakan.
Cuaca/iklim dapat berpengaruh langsung terhadap ternak, contohnya ternak sapi perah agar
hasil susunya berkualitas dan berkuantitas maka sebaiknya dipelihara di pegunungan.
Pengaruh secara langsung melalui makanannya yang berasal dari hijauan maupun biji-bijian.
Penyebaran geografis ternak, seperti kerbau dan sapi. Contoh kerbau lebih banyak ditemukan
pada daerah basah, banyak hujan dan daerah rawa. Sedangkan sapi tumbuh baik jika
diternakkan di tempat yang agak kering.
5. Hama dan penyakit.
Pada musim hujan kondisi iklim menjadi lembab sehingga banyak tanaman diserang penyakit,
pada musim kemarau diserang hama. Tinggi rendahnya populasi hama & penyakit tergantung
pada keadaan lingkungan. Keadaan lembab menyebabkan jumlah penyakit akan optimum dan
keadaan suhu yang tinggi serta kering jumlah hama optimum. Cuaca/iklim dapat
mempengaruhi organisme hama atau penyakit dan tanaman yang terserang. Proteksi terhadap
hama & penyakit dengan menggunakan pestisida dapat dicari pada saat yang tepat karena
aplikasinya tergantung pada hujan, angin, suhu dan unsure cuaca lainnya.
6. Bangunan-bangunan pertanian.
Merencanakan bangunan-bangunan pertanian seperti tingginya bendungan, dalamnya saluran
draenase harus memperhitungkan keadaan cuaca/iklim setempat. Kandang ternak agar kuat
mendapat terpaan angin maka sebaiknya ditanami pohon-pohon pelindung angin. Disamping
itu dapat melindungi ternak agar tidak mengenai langsung angin seingga dapat mengganggu
kesehatannya. Demikian juga mesin-mesin pertanian yang kondisi lembab dapat berakibat
cepat mengalami karat.

Modifikasi cuaca/iklim.
Secara makro manusia belum dapat mengendalikan cuaca/iklim, tapi secara mikro sudah
banyak yang dilakukan seperti irigasi. Misalnya ketika Air tidak didapatkan dari hujan, manusia
mendapatkan air melalui saluran irigasi yang datang dari waduk. Waduk merupakan hasil
modifikasi hujan. Demikian juga halnya dengan pohon-pohon pelindung menaungi terhadap
matahari langsung.Pengukuran iklim pada percobaan pertanian dan kehutanan. Iklim
berpengaruh nyata pada setiap fase kegiatan pertumbuhan tanaman, demikian pula perencanaan
kegiatan pertanian dan kehutanan sehari-hari sampai jangka panjang tidak luput dari pengaruh
cuaca/iklim.
Dengan hasil pengukuran data cuaca dan iklim tersebut dapat diketahui cara memilih
tempat yang sesuai untuk tanaman tertentu atau memilih tanaman yang sesuai untuk suatu tempat
tertentu. Selanjutnya dapat diketahui daerah-daerah yang sesuai dengan dukungan data
cuaca/iklim secara kuantitatif, untuk mengembangkan suatu usaha yang mendapat nilai tambah

A. ALAT UKUR CUACA


Uraian Materi

TP 4. Peserta didik dapat mengidentifikasi alat ukur cuaca

Iklim didalam hutan lain dengan iklim di luar hutan, tanah juga merupakan bagian dari
masyarakat. Di dalam tanah akar menjangkar, menisap air dan mengambil zat hara untuk
membentuk cabang, batang dan daun. Jadi hubungan didalam hutan sangat erat, bukan saja
masyarakat hidup diatas tanah akan tetapi juga dalam tanah banyak sekali jasat, semua biologis
ini mengakibatkan keadaan keseimbangan ini tidak stabil / statis, tetapi sebagai keseimbangan
yang dinamis yang berarti selalu berubah.
Dengan demikian bentuk dan alat klimatologi tersebut akan diuraikan sebagai berikut ;
1. Alat pengukur curah hujan (ombrometer)

Gambar 3. Alat pengukur curah hujan

Hujan adalah air yang jatuh ke permukaan bumi sebagai akibat terjadinya kondensasi dari
partikel-pertikel air di langin/awan. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh di permukaan
yang datar dalam periode waktu tertentu apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Tinggi
air ini umumnya dinyatakan dengan satuan mm. Karakteristik curah hujan yang penting
diketahui adalah :
1. Intensitas hujan, menyatakan laju turunnya hujan dalam mm per jam
2. Lama hujan diartikan (a) periode waktu turunnya hujan pada intensitas tertentu yang
dinyatakan dalam jam atau menit atau (b) total waktu dari awal sampai akhir suatu kejadian
hujan. Pada keteknikan pengertian yang pertama yang digunakan
3. Total jumlah hujan adalah (a) hasil perkalian antara intensitas hujan dengan lama hujan,
dalam satuam mm atau (b) banyaknya hujan yang jatuh pada suatu permukaan datar atau
tertampung pada alat penakar hujan
4. Periode ulang kejadian hujan, yaitu rata-rata jumlah tahun dimana intensitas dan lama hujan
tertentu diperkirakan terulang kembali Karakteristik hujan di atas sangat bervariasi dari
tempet ke tempat, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan dan juga dari tahun ke tahun.

2. Penakar hujan
Alat pengukur curah hujan secara umum dinamakan penakar hujan. Namun ada pula
yang menyatakan penakar hujan itu adalah alat ukur curah hujan konvensional atau tidak
otomatik.
Penakar hujan ini hanya dapat digunakan untuk mengukur jumlah hujan saja, dan
mempunyai bentuk silinder. Lingkaran penangkap hujan terbuat dari bahan anti bocor diletakan
di bagian atas corong yang meneruskan air hujan yang tertangkap ke penerima. Penerima ini
harus mempunyai leher yang sempit untuk mengurangi kehilangan akibat penguapan, kemudian
di bagian bawahnya merupakan tempat penampungan atau reservoarnya.
Lingkaran penangkap luasnya antara 200 sampai 500 cm2 yang dirancang agar percikan
hujan tidak keluar, yaitu dengan cara dindingnya cukup dalam dan corongnya semiring mungkin
(lebih dari 45 °)
Alat ini dibuat dari bahan metal tahan karat, fiberglass atau plastik. Dua jenis alat yang
dirancang seperti diatas ini adalah penakar hujan tipe

Observatorium dan tipe Inggris.


Penakar seperti ini dikenal juga dengan istilah penakar tipe kolektor. Tipe obervatorium
reservoarnya masip, air hujan yang tertampung dikeluarkan melalui kran, sedangkan tipe Inggris
reservoarnya berupa botol gelas yang dapat dikeluarkan dan air hujan yang tertampung dapat
langsung dituangkan ke gelas ukur yang sesuai dengan luas penangkapannya.
Penangkar hujan manual adalah alat yang digunakan ntuk menangkar hujan secara
manual. Pengamatan dilakukan setiap 2 jam (Standart WMO). Alat ini memiliki satuan
pengukuran mm dengan ketelitian alat sebesar 0,5 mm.
Fungsi dari alat Ombrometer adalah mengukur jumlah atau curah hujan pada kurun
waktu harian (hujan harian). Alat ini memiliki satuan pengukuran mm dengan ketelitian alat
sebesar 0,5 mm.
Pada alat-alat meteorologi manual terdapat beberapa macam alat pengukur yaitu: Alat
pengkur curah hujan, yaitu ombrometer type observation dan ombrograf, ombrometer type
observation memiliki kelebihan, diantaranya mampu menampung curah hujan dengan kapasitas
setara 300 – 500 mm curah hujan, selain itu ombrometer memiliki penakar seluas 100 cm2, dan
memiliki ketelitian alat sampai dengan 0,5 mm. Sedangkan ombrograf memiliki kelebihan,
yaitu : mampu menampung curah hujan sebanyak 60 mm curah hujan, ombrograf ini merupakan
ombrograf type perekam data, dan memiliki ketelitian alat 2 mm.
Penakar hujan biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang
jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang digunakan untuk
mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat disekitar corong penakar hujan
terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan kayu yang berbentuk lingkaran yang
dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/ besi yang
berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan mengangkat lapisan
ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/lapisan ijuk terdapat dua kaitan/pegangan untuk
memudahkan mengangkatnya.
Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika
hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat
pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada
tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai
pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang
dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan
mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan
selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan
tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ditentukan dengan menghitung jumlah garis-
garis vertikal yang terdapat pada pias.

Cara kerja penakar hujan jenis Hellman


Air hujan masuk ke mulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung
penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00
WIB).

3. Alat ukur intensitas cahaya


Di bidang pertanian lama penyinaran dan intensitas radiasi matahari merupakan sumber
energi baik dalam proses fotosintesa, yaitu dapatmerubah air dan CO2 di dalam tanaman menjadi
karbohidrat maupunsebagai energi panas yang dapat digunakan pada proses pengeringan hasil-
hasil pertanian atau lainnya.
Gambar 4. Alat ukur intensitas cahaya (compbell stokes)

Lama penyinaran matahari adalah lamanya matahari bersinar cerah sampaipermukaan


bumi dalam periode satu hari mulai dari terbit sampai terbenamyang dinyatakan dalam satuan
waktu, yaitu jam. Lama penyinaran matahari ini seringkali tidak penuh satu hari. Hal ini dapat
disebabkan karena sinar matahari terhalang oleh awan, aerosol atau kabut.
Intensitas radiasi matahari diartikan sebagai banyaknya atau jumlah energidari cahaya
matahari yang diterima bumi, pada luas tertentu serta jangka waktu tertentu. Satuan yang banyak
digunakan adalah : kalori/cm2/menit disebut juga Langley per menit, ditulis ly/menit. Menurut
WMO sinar matahari dikatakan cerah apabila intensitas radiasinya mencapai 21 mW/cm2
ataulebih; 21 mW/cm2 = 0,3 kalori/cm2/menit.
Dari beberapa alat yang dapat digunakan untuk mengukur lama penyinaran matahari,
seperti alat tipe Campbell Stokes, alat tipe Yordan, alat tipe Marvin, dan alat tipe Foster, tipe
Campbell Stokes merupakan tipe yang memperoleh rekonendasi badan internasional untuk
digunakan.
Dalam keadaan cerah intensitas sinar matahari mampu membakar kertas pias alat tipe
Campbell Stokes. Sejak tahun 1962 alat tipe Campbell Stokes oleh WMO ditentukan sebagai alat
baku untuk mengukur lama penyinaran matahari.
Prinsip kerja alat ini adalah lensa menangkap sinar matahari dan sinar terusannya yang
terkonsentrasi dapat membakar pias yang diletakan dibagian bawahnya. Panjang pias yang
terbakar akan sesuai dengan lamanya matahari bersinar cerah yang menandakan panjangnya
ataulama penyinaran matahari pada hari yang bersangkutan. Oleh karena itu, penangkapan sinar
matahari oleh alat akan dipengaruhi oleh lintang tempat dan kedudukan pemasangan alat
terhadap lintasan gerakan matahari. Sehubungan dengan lintang tempat ini alat ukur Campbell
Stokes dirancang berbeda , yaitu (1) untuk daerah equator dan (2) untuk daerah lintang besar.
Demikian pula kertas piasnya.
Untuk daerah sekitar hatulistiwa dimana lintasan matahari relatif tegaklurus bumi dan
panjang harinya relatif sama sepanjang tahun, pias yangdigunakan cukup satu macam, yaitu pias
lurus, sedangkan untuk daerahyang trletak di lintang yang besar yang mempunyai lebih dari 2
musim,pias yang digunakan ada 3 bentuk, yaitu pisa lurus, pias lengkungpanjang dan pias
lengkung pendek.
Dibandingkan dengan kekuatan alat ukur panjang penyinaran matahari Campbell Stokes,
alat ukur intensitas matahari lebih rapuh, memerlukan operator yang lebih terlatih dan diperlukan
kalibrasi secara periodik.
Di bidang pertanian intensitas radiasi matahari biasanya diukur akumulasi harian
intensitas radiasi matahari gelombang pendek yang jatuh pada suatu permukaan yang datar.
Satuan ukuran bagi intensitas radiasi yang banyak digunakan adalah kalori/cm2/hari, atau
alori/cm2/menit.
Actinometer dan radiometer dikenal sebagai alat untuk mengukur intensitas radiasi
matahari. Dari kedua jenis alat tersebut yang umum digunakan adalah aktinograf bimetal,
radiometer Gun-Bellani (Bellani Pyranometer) dan Thermo Electric Solarimeter.
Alat Aktinograf Bimetal mengukur total radiasi matahari dengan mencatat perbedaan
temperatur antara keping bimetal hitam yang terbuka langsung kena sinar matahari dan 2 keping
bimetal yang sama bercat putih atau tertutup sinar matahari. Perbedaan temperatur ini merupakan
fungsi dari total radiasi matahari yang diterima. Oleh karena itu alat ini hanya cocok untuk
memperoleh intensitas radiasi matahari total harian.
Komponen utama dari alat aktinograf buatan Weather Mrasure Corp yaitu:
1. Empat keping bimetal yang digunakan sebagai sensor. Dua keping hitam terletak ditengah
diapit oleh dua keping bimetal berwarna putih mengkilat.
2. Batang pengangkat pena. Pena harus diangkat (dilepaskan dari silinder) pada saat kertas pias
akan dibuka.
3. Botol tempat “silica gel” bahan higroskopis untuk melindungi alat dari kelembapan udara
yang terlalu tinggi.
4. Botol tinta. Seluruh bagian alat tertutup kotak berwarna putih metalik. Radiasi matahari dan
atmosfer jatuh kepermukaan sensor melalui kubah kaca “Pyrex”. Jenis kaca tersebut kedap
terhadap radiasi gelombang panjang, sehingga yang masuk ke permukaan sensor kira-kira
90% radiasi gelombang pendek antara 0,36-2,0 mikron.
Keempat bimetal diikat menjadi satu pada salah satu ujung-ujungnya. Pad aujung
lainnya, kedua keping warna putih mengkilat dipakukan kepada kerangka aktinograf, sedangkan
kedua keping hitam dihubungkan dengan mekanisme pencatat. Karena keping putih mengkilat
bersipat memantulkan seluruh radiasi yang jatuh dipermukaannya, maka bimetal ini hanya
berkompensasi terhadap perubahan suhu ruangan kotak alat. Sedangkan bimetal warna hitam
berkompensasi terhadap seluruh radiasi gelombang pendek yang jatuh dipermukaannya, maupun
terhadap suhu ruangan dalam kotak alat. Perbedaan suhu antara kedua macam bimetal
merupakan fungsi intensitas radiasi gelombang pendek yang jatuh dipermukaannya. Hal ini
menghasilkan perbedaan pemuaian dua macam bimetal tersebut untuk kemudian disalurkan
kepada mekanik pencatat.
Goresan turun naik pena pencatat direkam oleh silinder berpias yang berputar,
menghasilkan suatu kurva pada kertas pias. Kertas pias yang digunakan yakni kertas harian atau
mingguan. Pada kertas pias harian dapat dibaca intensitas radiasi setiap 15 menit selama periode
sehari dan pada kertas mingguan dapat dibaca intensitas radasi setiap dua jam selama periode
satu minggu. Akumulasi intensitas radiasi matahari harian atau mingguan dapat dihitung dengan
menggunakan planimeter. Dalam perhitungannya harus dimasukan nilai koreksi yang
berkaraktersitik untuk tiap alat.
Pencatatan oleh aktinograf umumnya mengalami keterlambatan (time lag) kira-kira lima
menit sebab adanya kebutuhan waktu untuk merubah penyerapan radiasi oleh sensor menjadi
gerak mekanik pena. Nilai kesalahan aktinograf bimetal berkisar antara 10% - 15%. Alat ini
perlu dikalibrasi kembali setiap enam bulan.
Pada pemasangan di lapang hampir sama dengan pemasangan alat Campbell Stokes,
aktinograf bimetal diletakkan ditempat terbuka sehingga selama matahari berada diatas horizon
bumi, sinarnya harus leluasa mencapai sensor. Penempatan pada bangku bercat putih setinggi
120 cm di atas permukaan tanah, atau di atas menara apabila sulit diperoleh tempat terbuka.
Kedudukan alat terutama sensor harus benar-benar datar.
Untuk memperoleh hasil pembakaran pias yang baik atau sempurna pada penempatan
alat dilapangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tempat dimana alat ini dipasang harus terbuka sempurna sehingga tiap hari selama matahari
berada di atas horison, sinarnya leluasa mencapai alat tersebut tidak terhalang bangunan,
pohon, bukit ataupun gunung
b. Alat terpasang dengan sumbu utamanya membujur arah Utara ke Selatan dan sedatar
mungkin, sehingga cekungan logam tempat kertas pias membujur tepat arah Timur-Barat.
Bila sumbu utama alat tidak terpasang tepat membujur Utara-Selatan, maka lintasan
pembakaran pias akan terjadi penyimpangan

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan)


sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang
khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara
terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus.
Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.
Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua
kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang sangat
peka terhadap sinar matahari langsung.
Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang
gelap. Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk
siang hari.
Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi yang jatuh
pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat
bermacam-macam radiasi seperti :
a. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke
permukaan bumi.
b. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran-
pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
c. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh
permukaan bumi.
d. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa
gelombang panjang.
e. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap air dan CO2
yang terdapat dalam atmosfer.
f. Global (total) Radiation (Q)
g. Net Radiation (R)

Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-
alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
a. Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
b. Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
c. Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
d. Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)

Prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :


a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien muai
panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai sensor jenis ini
ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,
Pyranometer dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai