Anda di halaman 1dari 2

RESUME

JUDUL : BIOGRAFI, KONSEP BERFIKIR DAN PENAFSIRAN WILLIAM MUIR


TERHADAP AL-QUR’AN

Biografi

William Muir merupakan seorang orientalis yang berasal dari Inggris. Ia lahir di
Skotlandia pada 27 April 1819. Salah satu peran Sir William Muir adalah sebagai missioner
kelak yang menjadi sandaran ketika ia menggambarkan sosok penting yang ada dalam Islam.
Pada bidang akademi, terdapat beberapa karya yang telah dia ciptakan, diantaranya yang
berjudul Life of Mohamet dan The Coran. Kedua karyanya ini murni membahas tentang Nabi
Muhammad dan Al-Qur’an. Pada buku Life of Mohamet membahas tentang kisah Nabi
Muhammad saw. yang mana ketika buku ini diterbitkan masih jarang orang yang menulis
tentang biografi orang Islam yang memakai bahasa Inggris dan yang bersumber pada sumber-
sumber primer.

Kerangka Pemikiran William Muir Terhadap al-Qur’an

William Muir merupakan peneliti yang berasal dari Skotlandia. Dia juga menulis tentang
Riwayat hidup Nabi Muhammad saw. dalam bukunya yang berjudul Life of Mahomet.
Memahami latar belakang seorang penulis maka akan mempermudah memahami buku tersebut
secara komprehensif. Sebelum itu, William Muir berpendapat bahwa Alquran bukan merupakan
wahyu yang diturunkan oleh Tuhan, melainka kata-kata dari Nabi Muhammad saw. Kata-kata
tersebut merupakan hasil dari pengalaman yang dialami oleh Nabi Muhammad saw., baik
pengalaman karir publiknya, pandangan keagamaannya serta kareteristik pribadinya. Pendapat
tersebut didasarkan pada Riwayat perjalanan Nabi ke Syam bersama pamannya dan perjalanan
ke Syam Ketika mendapatkan pekerjaan berdagang dari Khadijah. Maka dari itu, Muir
berpendapat bahwa kronologi pewahyuan Al-Qur’an dapat dilihat dari riwayat jejak karir Nabi
Muhammad saw. Menurutnya sejarah Nabi Muhammad saw.-lah yang bisa mengilustrasikannya.
Namun pendapat Muir ini ditolak oleh Muhammad Abu Lailah yang mengatakan bahwa Al-
Quran berbeda dengan teks-teks buku lainnya.
William Muir, dalam bukunya Life of Mahomet, menawarkan sebuah teori kronologi
pewahyuan Al-Quran dengan runtutan surat yang berbeda dengan lainnya. Lalu disusul surah-
surah yang bersifat naratif dan berprosa. Kemudian ditutup dengan surah-surah yang bersifat
otoritatif dan resmi. Ini merupakan strategi dalam mengembangkan doktrin dan ajaran disertai
argumentasinya untuk kemudian ditujukan kepada kaum Kafir Makkah, Yahudi dan Nasrani.
Sebagian dari Al-Quran tidak memiliki ciri-ciri maupun karakteristik khusus yang menunjukkan
secara spesifik waktu dan .periodenya ditentukan, sehingga untuk penyusunan periodisasi
didasarkan pada asumsi.

Penjabaran pemikiran Wiliam Muir Terhadap al-Qur’an

Muir mengajukan suatu aransemen kronologi surat-surat Alquran yang dikelompokkan


pada enam periode, lima periode Mekkah dan satu periode Madinah. Berbeda juga dengan
aransemen versi H. Grimme yang ia paparkan dalam bukunya, Mohammed . Yang jelas,
susunan-susunan aransemen itu, akan berbeda satu dengan yang lainnya, walaupun sedikit
memiliki kemiripan. Benturan yang terjadi malah menjadi konflik tersendiri, sedang proyek
pengguguran otentifikasi al-Qur’an yang dicanangkan, justru terabaikan.

Abû Bakr, salah seorang sahabat Muhammad yang utama dan menjadi khalifah pertama
setelah Muhammad wafat, yang mula-mula memperkenalkan al-Qur‘an sebagai firman Tuhan.
Ketertarikan Abû Bakr terhadap Muhammad sebagai pribadi yang sederhana dan konsisten yang
menyebabkannya mengangkat derajat ucapan Muhammad sebagai firman Tuhan dan
menghimpunnya untuk memelihara dari kehilangan. Sikap dan usaha yang sama diteruskan oleh
Umar ibn Khattâb untuk melakukan kompilasi dan mendeklarasikan sebagai firman Tuhan.
Richard Bell berpendapat bahwa al-Qur‘an dibuat Muhammad berdasarkan ajaran-ajaran yang
telah mapan saat itu, termasuk ajaran Yahudi dan Kristen.

Dengan kata lain, wahyu bukan berasal dari Tuhan, tetapi merupakan ide-ide dalam jiwa
yang kemudian disabdakan. William Muir menyatakan bahwa apa yang disebut sebagai wahyu
tidak lain sesungguhnya adalah kata-kata Muhammad sendiri.

Anda mungkin juga menyukai