Anda di halaman 1dari 2

AREA KOMPETENSI FISIOTERAPI

I. MERUMUSKAN DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Diagnosa Muskuloskeletal.
a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja sistem. muskuloskeletal/demineralisasi.
b. Gangguan sikap.
c. Gangguan Kinerja otot.
d. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan connective tissue .
e. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan inflamasi lokal.
f. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan kerusakan spinal.
g. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan fraktur.
h. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan arthroplasty sendi.
i. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan bedah tulang / jaringan lunak.
j. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan
dengan amputasi.
2. Diagnosa Neuromusculer
a. Pencegahan dini / pengurangan resiko terhadap kehilangan balance dan jatuh
b. Gangguan Perkembangan Neuromoto
c. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan Non Progesif
Disorder CNS- congenital atau pada bayi dan masa anak- anak
d. Gangguan motor function dan sensory integration yang berkaitan dengan Non Progresif
Disorder CNS- pada usia dewasa
e. Gangguan mota function dan sensory integration vang berkaitan dengan Progesif
Disorder CNS
f. Gangguan Periferal nerve integrity dan moter function yang berkaitan dengan Periferal
Nerve Injury
g. Gangguan motor function dan sensoryintegstion vang berkaitan dengan Acut atau
Chronic Polyneuropathy
h. Gangguan motor function dan Periferal nerve integration yang berkaitan dengan Non
Progresif Disorder Spinal Cord.
i. Gangguan kesadaran ROM, Motor Control vang beikaitan dengan Coma Near coma,
atau status vegetative

3. Diagnosa Kardiovasculer / Pulmoner.


a. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja sistem cardiovascular – pulmonary.
b. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang berkaitan dengan deconditioning syndrome.
c. Gangguan ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity /endurance yang berkaitan
dengan airways clearance dysfunction.
d. Gangguan kapasitas aerobik/ketahanan yang berkaitan dengan cardiovascular pump
dysfunction or failure.
e. Gangguan ventilasi, respirasi/gas exchange, kapasitas aerobik/ ketahanan yang berkaitan
dengan Ventilatory pump dysfunction or failure.
f. Gangguan ventilasi, respirasi/gas exchange, kapasitas aerobik/ ketahanan yang berkaitan
dengan respirasi failure.
g. Gangguan ventilasi, respirasi / gas exchange, kapasitas aerobik/ ketahanan yang berkaitan
dengan respirasi failure pada neonatus.
h. Gangguan sirkulasi darah, anthropometric dimention yang berkaitan dengan lymphatic
syndrome disorder.
4. Diagnosa Integumenter
a. Berpotersi untuk terjadi gargguan kinerja sistem integument
b. Gangguan integumentary integrity yang berkaitan dengan superficial skin involment.
c. Gangguan integumentary integrity yang berkaitan dengan partial thickness skin involment
d. Gangguan integumentary integrity yang berkaitan dengan partial thickness skin invoiment
dan scar formation
e. Gangguan integumentary integrity yang berkaitan dengan partial thickness skin involment
extended into fascia, muscle, or bone and scar formation.\

II. MERENCANAKAN TINDAKAN FISIOTERAPI


Perencanaan fisioterapi mencakup antisipasi tujuan, harapan hasil/outcomes, dan
rencana tindakan, berkaitan dengan impermen, keterbatasan fungsi dan disabilitas
sesuai yang didapat pada pemeriksaan, harapan keberhasilan dinyatakan dalam
terminology fungsional.
1. Melibatkan pasien/klien (keluarga dan pihak lain berpengaruh) dalam perumusan
antisipasi tujuan dan harapan keberhasilan.
2. Merumuskan tujuan antisipatif dan harapan keberhasilan dinyatakan dalam
terminologi terukur.
3. Merumuskan jenis-jenis tindakan fisioterapi, frekuensi, intensitas, durasi,
modifikasi dan jadwal evaluasi.
4. Merumuskan pendidikan bagi pasien/klien dan keluarga/pemberi pelayanan.
5. Melibatkan secara memadai dengan kolaborasi dan koordinasi dengan
profesi/pelayanan lain.
6. Memberikan penjelasan yang cukup bagi pasien/klien atau walinya tentang
diagnosis, prognosis, antisipasi tujuan, harapan keberhasilan, rencana tindakan
dan pendidikan.
Meminta persetujuan tindakan atas dasar kesadaran (informed consent)
pasien/klien atau walinya
III. MELAKUKAN INTERFENSI FISIOTERAPI

Anda mungkin juga menyukai