Harta Yg Disenangi Manusia
Harta Yg Disenangi Manusia
Adalah keliru kalau manusia menjadikan harta dan anak sebagai tujuan
hidupnya. Wanita, anak-anak, emas dan perak, kendaraan, binatang
peliharaan, dan semua kekayaan adalah menyenangkan dan dipandang baik
oleh manusia dan sangat dicintainya. Dia tidak memandang jelek mencintai
benda-benda itu, bahkan dia tidak dapat terhindar dari mencintainya. Amat
sedikit sekali orang yang memahami keburukan atau bahayanya, sekalipun
bukti-bukti cukup jelas dan banyak yang memperlihatkan keburukan dan
bahayanya itu. Dia tidak mau lagi surut dari mencintainya. meskipun sudah
menderita disebabkan harta benda kesayangannya itu. Kadang-kadang
manusia menyukai sesuatu, padahal dia mengetahui sesuatu itu buruk, dan
tidak berguna. Siapa yang menyukai sesuatu tetapi ia belum memandungnya
baik untuk dirinya, mungkin pada suatu waktu dia dapat melepaskan diri dari
padanya. Sesungguhnya Allah menjadikan tabiat manusia cinta kepada harta
benda kesenangan itu. Tetapi terserah kepada manusia itu sendiri, sampai
di mana ia dapat mempergunakan harta benda itu untuk mengabdi kepada
Allah SWT dan mendapatkan keridaan-Nya. Firman Allah:
ٗ ُ ب ب ُ ُّ ب ُ ُب َّ ٗ ب ب َّ
َ ِّ إِّناَجعلنَاَماَلَعَٱۡل
َ َ٧َۡرضَزِّينةَلهاَِلِّ بلوهمَأيهمَأحسنَعمٗل
Sesungguhnya, Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka
yang terbaik perbuatannya. (Q.S Al Kahfi: 7)
Pertama: Wanita (istri), wanita adalah tumpuan cinta kasih sayang dan
kepadanyalah kecenderungan jiwa manusia sebagaimana difirmankan Allah
dalam Alquran:
ْٓ ُ ُ ب ُ ُ ُ ب
َسك بم َأ بزو َٰ ٗجاَل ِّتسكنوا َإَِّلهاَوجعل
ب ِّ ِّن َءاي ََٰت ِّ َهِّ َۦٓ َأن َخلق َلكمَم بِّن َأنف
َوم ب
َّ َّ ب ُ َّ َّ ٗ ب
َ َ٢١َتَلِّق بو ٖمَيتفكرون
ُ ٖ َٰ َِفَذَٰل ِّكَٓأَلي
ِّ بينكمَمودةَورۡحةًَۚإِّن
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya; dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. (Q.S Ar
Rum: 21)
Untuk istri dipergunakan sebagian besar hasil usaha kaum lelaki yang
diperoleh dengan susah payah. Para lelaki adalah pembimbing yang
bertanggung jawab atas kaum wanita, karena lelaki itu memiliki kekuatan
dan kemampuan melindungi mereka. Tetapi berlebih-lebihan dalam
mencintai wanita mempunyai efek yang kurang baik terhadap bangsa, dan
dapat pula mempengaruhi kesimbangan hak dan kewajiban antara laki-laki
dan wanita.
Dalam ayat ini, mencintai wanita (istri) disebutkan lebih dahulu daripada
"mencintai anak-anak", walaupun cinta kepada wanita itu dapat luntur,
sedang cinta pada anak itu tidak; karena cinta pada anak-anak itu jarang
sekali berlebih-lebihan seperti halnya mencintai wanita Dan pada umumnya
mencintai anak itu tidak menimbulkan kemusykilan. Dalam masyarakat
banyak terjadi seorang laki-laki mengutamakan cinta kepada wanita dengan
mengabaikan cinta kepada anak. Seperti laki-laki yang kawin lebih dari satu,
dia curahkan cintanya pada istri yang baru, diberinya nafkah yang banyak,
sedang istrinya yang tua diabaikan. Dengan demikian anak-anaknya jadi
terlantar, karena pendidikannya tidak lagi diperhatikan. Banyak pula anak-
anak penguasa dan orang-orang kaya yang rusak akhlaknya karena
bapaknya mencintai wanita lain.
Kedua: Anak, baik laki-laki maupun perempuan. Cinta kepada anak adalah
fitrah manusia. Sama halnya dengan cinta kepada wanita (istri) karena
tujuannya ialah untuk melanjutkan turunan.
Ketiga: Harta kekayaan emas dan perak yang melimpah ruah. Berkata Ar-
Razi dalam tafsir: "Emas dan perak amat disenangi, karena keduanya adalah
alat penilai harga sesuatu. Orang yang memilikinya sama dengan orang yang
memiliki segala sesuatu. Memiliki berarti menguasai. Berkuasa adalah salah
satu kesempurnaan dan kesempurnaan itu diingini dengan sendirinya.
Karena emas dan perak adalah alat yang paling tepat untuk memperoleh
kesempurnaan maka ia diingini dan dicintai. Apabila sesuatu yang dicintai
tidak dapat diperoleh kecuali dengan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang
lain itupun dicintai pula. Maka karena itulah emas dan perak dicintai".
Harta yang melimpah ruah akan menggoda hati manusia serta menyibukkan
mereka sepanjang hari untuk mengurusinya. Hal ini sudah barang tentu akan
dapat melupakan orang kepada Tuhan dan kehidupan di akhirat. Dalam
Alquran Allah menceritakan demikian:
اب َشغل بتنا ٓ َأ بمو َٰ ُِلا َوأ بهلُونا َفَ ب
ٱست بغفِّ َرَب ب ب ُ َّ ُ ب ُ ُ
َِّ ول َلك َٱلمخلفونَ َمِّن َٱۡلعر
َ سيق
َ َ١١َ...... ِلا
Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan
mengatakan "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka
mohonkanlah ampun untuk kami ini..... (Q.S Al Fath: 11)
Cinta kepada harta adalah menjadi tabiat manusia, karena harta adalah alat
untuk memenuhi keinginan. Keinginan manusia tidak ada batasnya Maka
mereka mengejar harta tidak henti-hentinya. Rasalullah saw bersabda:
Demikian itulah keenam macam harta yang disenangi manusia dalam dunia
ini, dan merupakan alat kelengkapan bagi hidup mereka, dan yang
memenuhi segala kebutuhan dan keinginan mereka. Manusia memandang
baik mencintai harta benda tersebut. Tetapi hendaknya manusia menyadari
bahwa semua harta benda itu hanya untuk kehidupan duniawi yang tidak
kekal. Tak patutlah kiranya harta benda untuk dijadikan manusia sebagai
cita-cita dan tujuan terakhir dari kehidupan di dunia yang fana ini, sehingga
dia terhalang untuk mempersiapkan diri bagi kehidupan yang sebenamya,
yaitu kehidupan di akhirat yang abadi. Bukankah di sisi Allah ada tempat
kembali yang baik (surga)? Dan alangkah bahagianya manusia, sekiranya
dia mempergunakan harta benda itu dalam batas-batas petunjuk Allah SWT.