3. Melakukan kekerasan
Orang tua tidak boleh melakukan kekerasan kepada anak, baik secara verbal seperti caci maki
maupun fisik seperti memukul. Dalam hadis memang disebutkan bahwa Rasulullah saw menyuruh
untuk memukul anak yang tidak mau shalat pada usia 10 tahun (lihat HR. Abu Dawud no. 495).
Namun, maksud dari memukul dalam hadis ini dalam kerangka pendidikan, bukan untuk menyakiti
atau menyiksa.
Ulama mazhab Syafii Imam Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa pukulan ini adalah
pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Jika anak telah akil baligh atau dewasa, maka orang tua
tidak wajib memukul apabila ia meninggalkan shalat, puasa, dan kewajiban lainnya.
Adapun orang tua boleh lebih mencintai salah satu anak dibanding yang lainnya, tanpa
mengurangi perlakuan yang adil di antara mereka. Sebagaimana Nabi Yaqub as. yang lebih
mencintai Yusuf dan Bunyamin daripada anak-anaknya yang lain, tetapi tetap berlaku adil kepada
mereka semua.
Ahli tafsir Imam Fakhrurrazi menerangkan dalam tafsirnya bahwa cinta bukanlah sesuatu dalam
kendali manusia, maka perbedaan kadar mencintai tidak bisa dihindari.
Kesimpulan
Mengajarkan untuk berbakti kepada orang tua. Abdullah bin Mas’ud ra. pernah bertanya kepada
beliau tentang amal yang paling Allah sukai. Rasulullah saw menjawab: shalat pada waktunya,
berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah (HR. Muslim no. 85).
Anak adalah rezeki dari Allah sekaligus amanah yang harus dijaga. Bagaimana anak
memperlakukan orang tuanya adalah timbal balik dari apa yang ia terima, seperti dalam riwayat
Sayyidina Umar bahwa anak yang durhaka bisa jadi karena orang tua yang lebih dulu durhaka
kepada mereka.
Semoga kita bukan hanya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, tetapi juga dapat
menjadi orang tua yang berbakti, sehingga anak-anak kita kelak akan terus mendoakan kebaikan
untuk kita sepanjang hayat. Rasulullah saw bersabda:
ُح يَ ْدعُو لَه َ َأوْ َولَ ٍد اريَ ٍة َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه
ٍ ِصال َ ِإ َذا َماتَ اِإل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَالَثَ ٍة ِإالَّ ِم ْن
ِ ص َدقَ ٍة َج
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya (HR. Muslim no. 1631).
Referensi: Muhammad bin Ismail Al-Bukhari; Al-Jami’ As-Shahih, Muslim bin Hajjaj; Shahih Muslim, Abu Al-Laits As-
Samarqandi; Tanbih Al-Ghafilin, An-Nawawi; Al-Majmu’, Al-Munawi; Faidh Al-Qadir, Ibnu Manzhur; Lisan Al-‘Arab, Ibnu Katsir;
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.