Sifat Orang Munafiq
Sifat Orang Munafiq
Ayat ke77
Artinya:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah
sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada
mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka
berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang
kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?"
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan
kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. (4: 77)
Sebenarnya tipe manusia seperti ini tidak ingin tahu apa tugas
dan kewajibannya. Suatu saat mereka bersemangat bagaikan
ombak laut yang menggelegar,namun ketika ombak itu tiba di
tepi pantai, berubah menjadi busa yang tidak dapat bertahan
lama. Manusia seperti ini bagaikan tong kosong nyaring
bunyinya, dari luar begitu ramai namun dari dalam mereka tidak
berani apa apa.
ُ َ َََۡ
Ayat ke 78-79
ۡوج م َش َّي َدة ٖ ِإَون تُ ِص ۡب ُهم ُنت ۡم ِف بر
ُ ُ ت َول َ ۡو ُك ُ كونُوا ْ يُ ۡدركك ُم ٱل ۡ َم ۡو أينما ت
ٖۗ ٖ ِ ِ
ۡ َي ُقولُوا ْ َهَٰ ِذه ِۦ مِنٞٱللِه ِإَون تُ ِص ۡب ُه ۡم َسي َئة َّ ۡ َٰ َ ْ ُ َُ َٞ َ َ
حسنة يقولوا ه ِذه ِۦ مِن عِن ِد
ِ
َ ُ َ ۡ َ َ ُ َ َ َ ِ ۡ َ ۡ ٓ َ ُ َٰٓ َ َ َ َّ ۡ ُٞ ُۡ َ
ال هؤَلءِ ٱلقوم َل يكادون يفقهون ِ عِن ِدكَۚ قل ك مِن عِن ِد ٱللِه فم
ٗ
٧٨ َح ِديثا
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan
jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir
َ َ َ َ ٓ َ َ َّ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ٓ َّ
tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (4: 78)
َ ۡ َّ َ َ َ
َۚسكِ ما أصابك مِن حسن ٖة ف ِمن ٱللِه وما أصابك مِن سيِئ ٖة ف ِمن نف
ٗ َ َّ َٰ َ َ َ ٗ ُ َ َّ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ َ
ِ وأرسلنك ل ِلن
٧٩ اس رسوَل َۚ وكَف ب ِٱللِ ش ِهيدا
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa
saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap
manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (4: 79)
Ayat ini menyanggah hal ini. Semua yang ada di alam ini adalah
atas kehendak Tuhan dan tanpa kehendakNya tidak akan ada
sesuatu terjadi, baik itu kemenangan atau kekalahan. Namun
kehendak Tuhan bukanlah tanpa alasan dan perhitungan. Jika
kalian melaksanakan tugas kalian, maka Tuhan menakdirkan
kebaikan dan kemenangan bagi kalian. Sebaliknya, bila kalian
malas dan ingkar seperti dalam perang Uhud maka Allah Swt
menakdirkan kekalahan buat kalian.
Dari dua ayat tadi terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kematian sudah ditentukan oleh Tuhan, lalu apa gunanya lari
dari perang dan jihad?
2. Janganlah kita meletakkan dosa di pundak orang lain dan
jangan kita suka membuat alasan untuk lari dari
tanggung jawab.
3. Kematian dan kehidupan, kepahitan dan manisnya
kehidupan, semuanya adalah ketetapan Tuhan yang Maha
Bijaksana.
4. Dalam perspektif ilahi, setiap keindahan dan kesempurnaan
adalah dari Tuhan dan apa saja kekurangan adalah dari diri
kita sendiri.
5. Risalah Nabi bersifat mendunia dan tidak dikhususkan kepada
etnis atau kawasan tertentu. (IRIB Indonesia)