Anda di halaman 1dari 49

Running head: [SHORTENED TITLE UP TO 50 CHARACTERS]1

TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK


HAMBATAN OKUPASIONAL PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS

DISUSUN OLEH :
Adina Anggy Pratiwi (P27228019162)
Muhammad Sayyid Azzam (P27228019191)

PRODI SARJANA TERAPAN TERAPI OKUPASI


POLITEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2020
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 2

BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang hidup di dunia ini akan mengalami berbagai macam
proses perkembangan kehidupan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
masa tua. Dari sekian banyaknya proses perkembangan kehidupan tersebut akan
dilewati oleh setiap individu secara bertahap dan tidak dapat dihindarkan lagi. Salah
satu proses perkembangan yang paling akhir adalah masa tua. Penuaan merupakan
proses alamiah dalam hidup ini,tidak mungkin ditolak maupun ditunda. Dengan
adanya permasalahan yang dihadapai oleh lansia maka perlu adanya sikap
kepedulian.
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan
suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan deoxyribonucleic acid
(DNA), ketidaknormalan kromosom dan penurunan fungsi organ dalam tubuh.
Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani
oleh seseorang yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai macam
masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi
(Nies & McEwen, 2007; Tamher & Noorkasiani, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi
penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa
ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050,
diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak
120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di
seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142
juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi,
dan tahun 2 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 3

total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015). Dari sensus penduduk
dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia (60 tahun ke atas) dari 3,7%
pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun 2011. Diperkirakan akan meningkat
menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada tahun 2050.
Masa lansia adalah masa perkembangan terakhir dalam hidup manusia
dikatakan sebagai perkembangan terakhir, karena ada sebagian anggapan bahwa
perkembangan manusia berakhir setelah menjadi dewasa. 1 Pada saat manusia
berkembang, terjadi beberapa perubahan yang ditandai dengan kondisi-kondisi khas
yang menyertainya. Menyebutkan beberapa kondisi khas yang menyebabkan
perubahan pada lansia, diantaranya adalah tumbuhnya uban, kulit yang mulai
keriput, penurunan berat badan, tinggalnya gigi geligi sehingga mengalami kesulitan
makan. Lansia membutuhkan kepedulian dan perhatian baik itu dari pemerintah,
lembaga swasta, masyarakat, maupun dari keluarga lansia itu sendiri. Perlu adanya
tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas kehidupan bagi lansia itu sendiri.
Pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan fisik maupun kognitif.
Menurut Argo Demartoto karakteristik seseorang dikatakan lanjut usia pada
umumnya ditandai oleh gejala-gejala fisik. Namun, saat yang bersangkutan
menyadari bahwa proses tersebut sudah mulai ada pada dirinya. Seiring dengan
bertambahnya usia seseorang akan memberikan pengaruh dan perubahan terhadap
perkembangan aspek biologis, ekonomi maupun sosial. 3 Apabila memasuki usia 60
tahun keatas yang merupakan masa akhir dari penuaan, maka dilihat dari segi
ekonomi lansia cenderung dianggap sebagai beban keluarga.
Jumlah orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat terbesar di dunia
setelah China, India, dan Amerika. Propinsi Jawa tengah adalah salah satu propinsi
yang mempunyai penduduk usia lanjut diatas jumlah lansia nasional yang hanya
7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun. Secara
kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Kadar,
Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013) Menurut Ambarwati (2014)
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 4

semakin tua umur seseorang, maka akan semakin menurun kemampuan fisiknya, hal
ini dapat mengakibatkan kemunduran pada peran sosialnya dan juga akan
mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya. Meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain dengan kata lain akan
menurunkan tingkat kemandirian lansia tersebut. Maslow (1962, dikutip oleh
Ambarwati 2014) menyebutkan teori tentang hierarki kebutuhan, tingkatan yang
tertinggi (ke-5) adalah kebutuhan aktualisasi diri (need for self Actualization) yang
terkait dengan tingkat kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta
memahami potensi diri sendiri.
Kemandirian sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Dengan pemikiran para lansia, diakui sebagai individu yang mempunyai karakteristik
yang unik. Kemandirian pada lanjut usia dapat dinilai dari kemampuannya dalam
melakukan aktivitas kesehariannya atau yang sering disebut dengan Activity of daily
living (ADL), sehingga meminimalkan morbiditas para lanjut usia. Salah satu ukuran
penting pada morbiditas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
seharihari, seperti mandi, berpakaian, toileting, dan makan. Ketika tidak dapat
melakukan self-care, maka akan menjadi tergantung dengan bantuan (Dunlop,
Hughes, dan Manheim, 1997; Sari, 2013).
Pada usia lanjut, tubuh akan mengalami penurunan pada sistem
muskuloskeletal yang ditandai dengan adanya nyeri pada persendian dan
melemahkan fungsi otot persendian khususnya di sendi lutut (Putra, RP dan Kumaat
Noortje A, 2016). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depkes RI Tahun
2004 yang menyatakan bahwa pada proses penuaan menyebabkan perubahan
struktur tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan. Sebanyak 8% yang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada
sendinya, terutama linu, pegal dan kadang-kadang terasa sangat nyeri (Nugroho,
2008). Sedangkan menurut Kusworini (2000), gangguan kesehatan termasuk
gangguan tulang atau sendi khususnya nyeri pada lutut mengalami kenaikan yang
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 5

signifikan seiring peningkatan usia harapan hidup manusia. Gangguan ini berupa
degenerasi yang dimulai dari usia 40 tahun dan mayoritas (90%) terjadi pada sendi
penumpu berat badan (Tulaar, 2006). Biasanya bagian yang terkena adalah
persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi penahan berat tubuh khususnya
lutut.
Osteoartritis adalah masalah penting bagi individu dan masyarakat (Bellamy,
2007), dan kesehatan masyarakatnya , Dampaknya terus bertambah karena populasi
yang menua, meningkatnya prevalensi dan kurangnya obesitas pengobatan definitif
untuk mencegah atau menghentikan perkembangan penyakit (Gaffney, 1995).
Namun osteoarthritis sulit untuk didefinisikan, dan diperlukan pemahaman yang
lebih baik tentang patofisiologinya (Gaffney, 1995). Kesamaan yang dimiliki semua
bentuk osteoartritis dan kelainan terkait adalah hilangnya tulang rawan terkait
dengan fitur tulang seperti osteofit dan sklerosis tulang subkondral (Wongkar, 2015).
Namun, riwayat osteoartritis kontroversial karena kemiripannya dengan kondisi
seperti hiperostosis skeletal idiopatik difus dan spondilitis ankilosa serta
kebingungan antara penyakit umum osteoartritis dan osteoartritis sekunder akibat
trauma sendi tunggal.
Istilahnya telah berubah juga; Selama bertahun-tahun, osteoartritis telah
dikenal sebagai osteoartrosis, degenerative penyakit sendi, deformans arthrosis dan
morbus (malum) coxae senilis, antara lain istilah (Wongkar, 2015).Terlepas dari
kesulitan ini, kejadian penyakit sepanjang sejarah mungkin salah satunya paling baik
didokumentasikan karena persistensi tulang dibandingkan dengan jaringan tubuh
lainnya (Von Roenn, 2006). Karakteristik patologis osteoartritis akibatnya tetap tidak
berubah (Wongkar, 2015), dan dapat dikatakan bahwa penyakit ini adalah bagian
kehidupan yang tidak dapat diubah (Bijlsma, 2011).
Osteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi yang
menyatu menjadi suatu predisposisi penyakit yang menyeluruh. Osteoarthritis
mengenai kartiloago artikuler, tulang subkondrium ( lempeng tulang yang
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 6

menyangga kartilago artikuler) serta sinovium dan menyebabkan keadaan campuran


dari proses degenerasi, inflamasi, serta perbaikan. Proses degeneratif dasar dalam
sendi telah berkembang luas hingga sudah berada diluar pandangan bahwa penyakit
tersebut hanya semata-mata proses “aus akibat pemakaian” yang berhubungan
dengan penuaaan. Pada perubahan metabolisme tulang dengan peningkatan
aktivitas enzim yang merusak makro molekul matriks tulang rawan sendi, terjadi
penurunkan kadar proteoglikan, sehingga akan mengurangi kadarnya, yang
mempengaruhi perubahan sifat sifat kolagen, berkurangnya kadar air tulang rawan
sendi. Berakibat permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan
timbul laserasi osteoarthritis.
Dampak dari keadaan ini hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan
masalah yang disebabkan oleh penyakit osteoartritis tidak hanya berupa
keterbatasan pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu
menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari-
hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan
organ dan mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah,
perubahan citra diri serta Resiko tinggi terjadi cidera.
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 7

BAB II
PEMBAHASAN
1. Demografi Pasien
Pasien berinisial Ny. IS dan berjenis kelamin perempuan. Ny. IS saat ini
berumur 87 tahun lebih 5 bulan. Tinggi Ny. IS adalah 158cm, dengan berat badan
72kg. Agama yang dianut Ny. IS adalah agama Islam. Ny. IS beralamat di Perum Situ
Gede Indah, B147, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Status Ny. IS adalah janda
dengan 3 anak dan 12 cucu. Pekerjaan Ny. IS saat ini adalah sebagai Pensiun PNS/Ibu
rumah tangga. Pendidikan terakhir dari Ny. IS adalah D3 dari APDN Bandung. Saat ini,
Ny. IS tinggal bersama salah satu anaknya dan cucunya. Diagnosis medis yang dialami
oleh Ny. IS adalah Osteoarthritis. Selain itu, Ny IS juga memiliki riwayat mengidap
penyakit asma
2. Hasil Wawancara dan Observasi
Pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 September 2020, Ny. IS
pertama kali menderita penyakit osteoarthritis setelah beliau pensiun dari
pekerjaannya sebagai PNS atau pada tahun 2000. Saat ini, Ny. IS bekerja sebagai
pensiun PNS/ibu rumah tangga. Pada aktivitas kesehariannya, Ny. IS memiliki
rutinitas tidur pukul 9 malam, lalu bangun pada pukul 2 pagi, selanjutnya Ny. IS
melaksanakan ibadah sampai pukul 3 pagi, lalu Ny. IS tidur lagi dan bangun kembali
pada pukul 4 pagi untuk melaksanakan ibadah salat subuh. Selanjutnya, pada pagi
hari Ny. IS biasanya melakukan beberapa pekerjaan rumah seperti menyapu.
Aktivitas selanjutnya, Ny. IS biasanya menghabiskan waktu untuk berkebun dan
merawat tanamannya. Sebagai hobi yang paling diminati, Ny. IS sangat suka
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 8

mengurus tanamannya. Di rumahnya terdapat jenis-jenis tanaman seperti tanaman


buah-buahan, tanaman hias dan hidroponik. Selain menjadi hobi, Ny. IS juga
mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemic seperti saat ini, karena tidak bisa
pergi kemana-mana maka Ny. IS menyalurkan aktivitasnya untuk focus merawat
tanaman. Selain merawat tanaman, Ny. IS juga memiliki hobi lainnya seperti
membaca, menulis, dan mengisi TTS yang diyakini dapat mengurangi proses pikun
pada orang lanjut usia. Pada wawancara juga, Ny. IS mengatakan bahwa sebelumnya
Ny. IS tinggal di bandung, namun menurutnya di Bandung sudah sulit sekali
mendapatkan oksigen bebas dan bersih sehingga hal itu membuat Ny. IS berpindah
tempat tinggal ke kota Tasikmalaya. Sebelum menjadi pensiun PNS/ibu rumah
tangga, Ny. IS bekerja sebagai PNS di sekretariatan daerah provinsi Jawa Barat.
Selama 30 tahun bekerja, Ny. IS memiliki mobilitas yang tinggi karena sering
melakukan pekerjaan lapangan yakni seperti kujungan kerja ke daerah, peninjauan
lapangan dan tugas dinas lainnya. Selanjutnya, di umur yang semakin tua, Ny. IS
merasa kalau organ-organ tubuhnya semakin berkurang fungsinya dan juga Ny. IS
merasa kalau tubuhnya semakin besar dikarenakan berat badannya yang semakin
bertambah. Selain itu, Ny. IS merasa bahwa otot-ototnya semakin lemah, pegal-pegal
di pundak dan lutut, serta tidak bisa berjalan cepat. Terkhusus pada lutut, Ny. IS
mendapat diagnosis bahwa terdapat penyakit Osteoarthritis pada lututnya. Penyakit
ini pertama kali dirasakan oleh Ny. IS pada tahun 2000 atau setelah Ny. IS pensiun
dari PNS. Selain osteoarthritis, Ny. IS mengaku tidak memiliki riwayat penyakit berat
lainnya. Meskipun begitu, Ny. IS mengatakan bahwa ia memiliki riwayat penyakit
asma yang cukup mengganggunya namun Ny. IS mengaku penyakit asma yang
dimilikinya sudah tidak pernah kambuh selama 30 tahun terakhir. Berkaitan dengan
factor genetic, Ny. IS mengatakan bahwa penyakit osteoarthritis di daerah lutut juga
dialami oleh saudara kandung Ny. IS baik yang laki-laki maupun perempuan
meskipun begitu Ny. IS mengatakan bahwa orang tua kandungnya tidak memiliki
riwayat penyakit osteoarthritis. Saat pertama kali merasakan osteoarthritis, langkah
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 9

yang dilakukan Ny. IS bukanlah dengan mengunjungi tukang pijat melainkan adalah
dengan pergi ke dokter rehab medic terdekat dan langsung melakukan jadwal terapi.
Keluhan yang dialami oleh Ny. IS akibat osteoarthritis ini bahwa ia merasa ototnya
melemah, sendinya kaku, terasa nyeri di sendinya sehingga membuatnya tidak bisa
berjalan cepat lagi, lalu tidak bisa berjalan jauh, lalu terdapat gangguan juga ketika
melakukan aktivitas menaiki tangga. Terkait dengan keluhan utama yang dialami, Ny.
IS mengaku menjadi sangat terganggu ketika melakukan aktivitas BAB. Dengan
kondisi yang dialami, hal itu membuat Ny. IS tidak bisa berjongkok saat melakukan
BAB, sehingga dengan kondisi tersebut memaksa Ny. IS melakukan BAB dengan
posisi setengah berdiri dan berpegangan pada pinggir bak mandi. Pada aktivitas BAB
ini, Ny. IS tidak memiliki masalah terkait dengan kemampuan menahan ataupun
melepaskan BAB, namun masalahnya berada pada cara/posisi untuk melakukan
aktivitas BAB. Ny. IS mengaku dengan adanya penyakit ini, membuatnya memerlukan
teman untuk pergi kemana-mana karena ditakutkan terjatuh atau hal-hal lain yang
tidak diinginkan. Terkait dengan mobilitas, Ny. IS mengatakan bahwa dirinya mampu
mengatur diri untuk tidak berjalan jauh ataupun tidak berjalan cepat. Sedangkan
untuk naik tangga, Ny. IS mengaku sangat meminimalisir aktivitas menaiki tangga
karena resiko nyeri yang dirasakan jika menaiki tangga. Lalu pada aktivitas yang
berkaitan dengan partisipasi social, Ny. IS mengalami kendala ketika ada acara yang
mengaruskannya untuk duduk lesehan. Maka dari itu, Ny. IS biasanya meminta izin
untuk dapat meluruskan kaki saat duduk. Selanjutnya pada saat berpindah posisi
dari duduk lesehan ke berdiri, Ny. IS tidak dapat melakukannya secara sekaligus,
melainkan membutuhkan istirahat sesaat ketika proses menyesuaikan posisi dari
duduk ke berdiri. Untuk yang berkaitan dengan pekerjaan rumah, Ny. IS tidak merasa
mengalami kendala apapun. Sedangkan untuk aktivitas leisure seperti berkebun,
ketika mengharuskan untuk berjongkok, maka Ny. IS mengantisipasinya dengan
menggunakan kursi kecil untuk membantunya menggapai barang yang posisinya
rendah. Untuk aktivitas rest and sleep, Ny. IS tidak merasa terkendala apapun,
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 10

namun Ny. IS memiliki kebiasaan untuk tidur dengan berpindah posisi menghadap
kanan atau kiri agar dapat segera tertidur lelap. Terkait dengan treatment yang
sudah dilakukan, Ny. IS mengaku ketika masih di Bandung sudah cukup rutin
melakukan terapi ke dokter RM. Namun dengan kondisi seperti ini, Ny. IS
mengatakan bahwa kegiatan terapinya tidak lagi dilakukan oleh dokter RM,
melainkan diterapi oleh cucunya. Ketika di dokter RM, terapi yang dilakukan adalah
seperti menggunakan alat pemanas, dilatih kekuatan kaki, dilatih cara jalan dan
berjongkok. Sedangkan terapi yang dilakukan oleh cucunya, adalah seperti dilatih
cara berjalan. Untuk mengatasi dampak dari penyakit osteoarthritis yang dialami, Ny.
IS sudah mampu mengatur diri untuk menghindari resiko-resiko yang akan terjadi,
seperti pada aktivitas berjalan, Ny. IS mampu mengetahui kemampuannya dalam
seberapa jauh ia akan berjalan sehingga dapat menghindari resiko sendi lutut terasa
nyeri. Pada saat melakukan aktivitas, Ny. IS selalu mampu menyadari seberapa batas
kemampuannya dan tidak memaksakan diri, sehingga ia dapat menghindari berbagai
resiko yang bisa timbul. Terkait dengan hambatan social, Ny. IS merasa tidak
mengalami hambatan apapun, justru lingkungan socialnya sangat aware dengan
kondisi yang dialami oleh Ny. IS. Selain itu, keluarganya justru sering membantu Ny.
IS dalam beraktivitas seperti misalnya mengangkat barang yang berat. Ny. IS juga
merasa bahwa lingkungan rumahnya tidak sama sekali menghambat mobilitas dan
aktivitasnya. Selanjutnya, Ny. IS juga memiliki beberapa harapan yang sangat ingin
tercapai, seperti, Ny. IS ingin sekali dapat kembali bertemu dengan teman-teman
sebayanya agar bisa saling berbagi suka dan duka, lalu Ny. IS juga memiliki keinginan
untuk dapat kembali berolahraga, selain itu Ny. IS juga sangat ingin dapat kembali
bisa berjongkok dan bisa berjalan dengan bebas.
Hasil dari observasi yang dilakukan, Ny. IS berpakaian rapih, memiliki postur
tubuh yang cukup besar dikarenakan memiliki berat badan yang cukup berlebih.
Selain itu, Ny. IS tidak terlihat memiliki gangguan dalam berjalan secara ringan,
terlihat dari caranya berjalan menghampiri terapis. Meskipun begitu terlihat
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 11

terdapat bengkak pada lututnya. Ny. IS juga terlihat tidak memiliki masalah pada
penglihatan maupun atensinya, hal ini terlihat ketika Ny. IS mampu dipanggil
anaknya sehingga segera menyadari keberadaan terapis dan langsung memberi
sapaan. Saat proses wawancara, Ny. IS terlihat antusias dan mampu menjawab
pertanyaan. Namun, terlihat juga bahwa Ny. IS memiliki sedikit masalah pada
pendengarannya tapi masih dapat menangkap setiap pertanyaan yang diajukan.
Selanjutnya Ny. IS juga tidak memiliki masalah saat berbicara. Ny. IS juga tidak
terlihat memiliki masalah pada emosi ekspresi, hal ini terlihat dari kemampuan Ny. IS
dalam berekspresi selama proses wawancara. Namun, setelah proses wawancara,
Ny. IS terlihat sedikit kesulitan ketika ingin beranjak dari tempat duduk. Hal ini
terlihat dari tangannya yang perlu menahan pinggiran kursi dengan kuat agar
mampu beranjak. Untuk observasi lingkungan, rumah Ny. IS terlihat rapih dan bersih.
Ruangan di rumah juga terlihat lapang dan memiliki lantai yang rata/tidak
bergelombang. Selanjutnya di rumah Ny. IS terlihat terdapat satu tangga yang
menuju ke loteng. Peralatan yang berada di rumah terlihat mudah sekali untuk
dijangkau kecuali lampu yang berada di atap. Selain itu, terdapat beberapa
perbedaan tinggi lantai, yaitu lantai menuju pintu masuk dari arah luar dan lantai
yang menuju halaman belakang. Meskipun begitu, perbedaan tinggi lantai tidak
terlalu tinggi sehingga Ny. IS tidak terlihat kesulitan saat melewatinya. Hasil dari
observasi dan informasi yang didapatkan dari anak Ny. IS, factor penyebab dari
terjadinya osteoarthritis yang dialami kemungkinan berasal dari 1) berat badan yang
cukup berlebih, 2) kemungkinan ada pengaruh genetic, 3) Pengaruh degenerative
karena usia yang semakin tua, 4) jenis kelamin. Anak dari Ny. IS juga mengatakan
bahwa Ny. IS ini adalah anak ke-3 dari 9 bersaudara. Selain itu, anak Ny. IS juga
mengatakan bahwa Ny. IS pertama kali pindah dari bandung ke tasik sejak tahun
2014
3. Hambatan
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 12

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Hambatan adalah sesuatu


hal seperti halangan atau rintangan. Hambatan yang timbul atau dimiliki oleh klien
dapat mengganggu serta mempengaruhi aktivitas okupasional klien. Secara umum,
hambatan yang terdapat pada klien berasal 2, yaitu hambatan dari dalam dan
hambatan luar. Hambatan dari dalam meliputi, hambatan fisik, hambatan mental,
dan social. Sedangkan hambatan dari luar meliputi yakni, hambatan lingkungan,
hambatan social, hambatan situasional, hambatan cuaca dan hambatan aktivitas.
a. Hambatan Fisik
Hasil dari wawancara dan observasi yang sudah dilakukan, hambatan fisik
yang dialami oleh Ny. IS adalah berkaitan dengan penyakit Osteoarthritis yang
diderita. Jenis Osteoarthritis yang dialami adalah Knee Osteoarthritis yaitu
Osteoarthritis yang topisnya berada di lutut penderita. Terkait dengan penyakit
Osteoarthritis yang dialami, Ny. IS tidak begitu memahami penyebab mengapa ia
mengalami Osteoarthritis. Meskipun begitu, hasil dari observasi yang dilakukan
terdapat beberapa factor yang dapat menjadi penyebab terjadinya Osterthritis pada
Ny. IS. Faktor-faktor tersebut adalah faktor usia, jenis kelamin, berat tubuh, dan
aktivitas saat bekerja. Akibat dari penyakit osteoarthritis yang dialami, Ny. IS
mengalami hambatan fisik terutama yang berkaitan dengan fungsi ekstremitas
bawah. Hambatan-hambatan yang terjadi disebabkan oleh kekuatan otot yang
berkurang, keterbatasan pada lingkup gerak sendi, rasa nyeri yang terdapat pada
lutut serta rasa kaku yang dirasakan.
Akibat dari hal tersebut, Ny. IS mengalami hambatan pada beberapa aktivitas
yang berhubungan dengan kemampuan fisik. Seperti pada aktivitas bangun dari
posisi duduk ke berdiri (sit to stand), Ny. IS mengalami rasa kaku dan nyeri pada
lututnya sehingga hal itu membuat Ny. IS tidak bisa melakukan posisi sit to stand
secara langsung. Pada posisi sit to stand, Ny. IS membutuhkan waktu istirahat pada
setiap pergantian posisi. Selain itu, Ny. IS juga membutuhkan pegangan untuk
membantu agar dapat lebih mudah dalam berganti poisisi duduk ke berdiri.
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 13

Selanjutnya, Ny. IS juga merasa terhambat pada saat melakukan aktivitas berjalan,
terkhusus untuk berjalan pada jarak yang jauh dan juga berjalan cepat. Hal ini
dikarenakan Ny. IS merasa terdapat kekakuan pada lututnya sehingga Ny. IS
mengatur dirinya agar tidak perlu berjalan jauh dan berjalan cepat. Hambatan fisik
juga berdampak pada aktivitas menaiki tangga, hal tersebut dikarenakan Ny. IS
merasa lututnya kaku dan nyeri sehingga sangat menyulitkan untuk aktivitas menaiki
tangga. Oleh karena itu, Ny. IS sangat mengantisipasi aktivitas yang
mengharuskannya menaiki tangga. Selanjutnya, hambatan fisik juga berdampak
pada aktivitas leisure yang dilakukan. Dengan timbulnya rasa nyeri dan kaku pada
lututnya, hal itu mengharuskan Ny. IS untuk menggunakan kursi kecil untuk
mengurusi tanaman yang posisinya rendah. Selain itu, hambatan fisik juga
berdampak pada social participation karena membuat Ny. IS kesulitan pada saat
duduk bersila ketika berkumpul dengan orang lain, sehingga Ny. IS mengantisipasinya
dengan meminta izin untuk dapat duduk dengan kaki diluruskan. Hambatan fisik
yang menjadi perhatian utama adalah dampaknya pada aktivitas toileting. Pengaruh
dari osteoarthritis pada aktivitas toileting membuat Ny. IS tidak mampu untuk
melakukan posisi jongkok pada saat BAB. Hal ini dikarenakan, rasa nyeri yang timbul
serta kekakuan pada sendi yang membuat Ny. IS tidak mampu untuk melakukan
posisi berjongkok pada saat BAB. Sehingga, Ny. IS mengantisipasinya dengan cara
BAB dengan posisi setengah berdiri sambil berpegangan pada sisi bak mandi.
b. Hambatan Mental
Hambatan mental yakni hambatan yang berkaitan dengan kondisi mental
yang dapat menyebabkan limiting belief dan hal-hal yang berkaitan dengan mental
lainnya pada pasien. Hambatan mental bisa saja terjadi akibat pengalaman
traumatik, pengalaman buruk di masa lalu, luka batin, dsb. Akibat dari timbulnya
penyakit pada seseorang, hal tersebut dapat juga mempengaruhi kondisi mental
seseorang tersebut. Hambatan mental yang bisa saja terjadi seperti kurang rasa
kepercayaan diri, timbulnya rasa malu, tidak mampu mengutarakan perasaan serta
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 14

perasaan inferior pada pasien. Dalam kaitannya dengan hambatan mental, hasil dari
wawancara dan observasi yang telah dilakukan, Ny. IS terlihat tidak memiliki
hambatan mental yang diakibatkan oleh penyakit osteoarthritis yang dialami.
Pada saat wawancara, Ny. IS terlihat memiliki kepercayaan serta optimistis
yang tinggi, hal ini terlihat dari sikap Ny. IS yang terus berusaha beraktivitas secara
aktif dan tidak menjadikan penyakitnya ini sebagai penghalang. Selain itu, sikap
optimistis juga terlihat pada semangat dan kemauan Ny. IS untuk terus melakukan
berbagai jenis terapi yang dapat dilakukan. Dalam hal ini Ny. IS mengaku tidak
pernah merasa kehilangan kepercayaan diri dan hal-hal hambatan mental lainnya.
Ny. IS juga sudah merasa ikhlas dan meyakini bahwa memang di umurnya yang
semakin tua sudah sepatutnya akan timbul berbagai penyakit serta gangguan
degeneratif lainnya. Selain itu, penyakit osteoarthritis yang diderita oleh Ny. IS juga
tidak membuatnya malu untuk dapat bersosialisai dengan tetangga dan teman. Ny.
IS mengaku masih sering bersosialisasi dan tidak terdapat gangguan dalam
mengutarakan sesuatu secara verbal serta hal kepercayaan diri pada saat
bersosialisasi. anak dari Ny. IS juga menambahkan bahwa Ny. IS memiliki pribadi
yang cukup tangguh. Anak dari Ny. IS menjelaskan bahwa Ny. IS tidak pernah terlihat
mengeluh berlebihan atau menyesali atas kondisi yang dialaminya saat ini.
Menurutnya, Ny. IS selalu meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya
adalah takdir tuhan yang harus diterima. Selama proses wawancara pun terlihat
bahwa Ny. IS adalah pribadi yang ceria, terbuka dan tidak malu atas kondisi yang
diderita.
c. Hambatan Lingkungan
Lingkungan (built environment) meliputi struktur seperti gedung, rumah,
sekolah, taman bermain, jalan atau trotoar yang telah dirancang dan dibangun oleh
manusia (Shalinsky, 1986). Lingkungan ini telah berkembang selama bertahun-tahun,
dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial, ekonomi, desain dan kebijakan perencanaan
(Hahn, 1986; Hodge, 1989; Lynch, 1989). Salah satu faktor yang jarang
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 15

dipertimbangkan dalam pembangunan lingkungan adalah heterogenitas individu.


Menurut Psomopoulos (1973), desain untuk lingkungan binaan selalu disusun untuk
"model fiktif manusia - khusus untuk pria (bukan wanita) di masa puncak kehidupan,
dan di puncak kebugaran fisiknya. Secara statistik berbicara, hanya sebagian kecil
dari populasi yang masuk ke dalam kategori ini, bahkan di antara yang cocok. Secara
alami tidak ada pemikiran untuk orang cacat. ". Hal ini berarti, Lingkungan itu
dibangun berdasarkan atau disesuaikan dengan kondisi individu yang normal.
Sehingga, mayoritas lingkungan kurang mendukung atau tidak suitable untuk
individu yang mengalami disabilitas, sehingga banyak individu dengan disabilitas
mengalami hambatan lingkungan. Salah satu pihak yang seling mengalami masalah
atau hambatan pada lingkungan adalah individu yang telah berusia diatas 60 tahun
(Geriatri) sebab ketika seorang manusia menginjak usia lanjut pasti akan mengalami
deficit atau berkurangnya kemampuan atau performa aktivitas, seperti berkurangnya
kekuatan otot, sendi, tulang dan sebagainya.
Pada kasus Ny. IS, beliau menderita Osteoarthritis pada bagian lutut, hal ini
tentu saja menyebabkan aktivitas beliau terganggu. Osteoarthritis menyebabkan
gangguan atau problem okupasional dalam hal mobilitas. Adapun hubungan antara
kondisi Ny. IS dengan lingkungan sekitar yaitu seperti yang kita ketahui, penderita OA
tidak mampu melakukan aktivitas berjalan dengan baik, selain itu mayoritas
penderita OA mengalami kesulitan ketika merubah posisi dari duduk ke posisi berdiri,
gangguan stabilitas dan biasanya kesulitan menaiki tangga. Hal ini dikarenakan Pain
atau rasa sakit yang dirasakan akibat radang/inflamasi yang dialami oleh penderita
OA. Lingkungan yang memiliki tanjakan seperti tangga akan menghambat atau
menimbulkan problem pada pasien. Oleh karena itu, mayoritas penderita OA
memilih untuk menghindari lingkungan yang memiliki tanjakan, tangga, jalan yang
tidak rata, dsb.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan Ny. IS menyatakan
bahwa beliau tidak mengalami hambatan dari segi lingkungan, sebab dari hasil
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 16

observasi rumah Ny. IS telah di modifikasi dan didesain dengan sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kondisi Ny. IS. Berdasarkan observasi, lingkungan rumah Ny.
IS memiliki lantai yang rata, hanya ada 1 tangga yang mana tangga tersebut
digunakan untuk mengakses loteng, Ny. IS menyatakan bahwa beliau jarang
mengakses tangga tersebut dan memilih untuk menghindari aktivitas menaiki
tangga, jadi tangga tersebut tidak menjadi masalah bagi beliau. Untuk alat-alat dan
perabotan rumah, juga telah didesain agar mudah terjangkau oleh Ny. IS sehingga
beliau tidak mengalami hambatan atau kesulitan.
Selanjutnya, untuk aktivitas di lingkungan luar rumah, Ny. IS juga tidak
mengalami hambatan sebab beliau selalu di dampingi oleh cucu beliau ketika
melakukan aktivitas di luar rumah seperti berbelanja, berkebun, jalan-jalan, dsb.
Sehingga beliau mampu melakukan aktivitas di luar rumah dengan aman. Jadi,
berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah diakukan disimpulkan bahwa
Ny. IS tidak memiliki hambatan dari segi lingkungan. Beliau memiliki self-
management yang baik, beliau mampu memperkirakan batas kemampuan dirinya,
beliau mendapat bantuan/dampingan dari orang disekitar beliau, lalu lingkungan
rumah Ny. IS juga telah dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi yang beliau alami,
sehingga bisa terhindar kondisi-kondisi atau kejadian yang tidak diinginkan.
d. Hambatan Cuaca
Hambatan cuaca atau iklim, yaitu hambatan yang dialami oleh pasien akibat
adanya perubahan cuaca dan kondisi pasien. Seperti yang sering kita dengar, bahwa
cuaca mempengaruhi kondisi Osteoarthritis. Banyak yang menyatakan bahwa
penderita OA, ketika sedang hujan atau musim dingin, suhu rendah, mengalami sakit
yang lebih dari pada biasanya di area lutut. Mayoritas masyarakat mempercayai
bahwa cuaca, iklim, dan suhu mempengaruhi Osteoarthritis.
Sebelumnya, ada beberapa studi yang meneliti efek hujan, kelembaban, dan
faktor terkait cuaca lainnya pada gejala radang sendi, akan tetapi hasilnya tidak
meyakinkan, dan dalam beberapa kasus, kontradiktif. Beberapa menyarankan bahwa
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 17

variabel kuncinya adalah meningkatnya tekanan barometrik. Penelitian lain


menemukan kebalikannya - bahwa penurunan tekanan dapat memicu nyeri atau
kekakuan sendi. Bahkan ada upaya untuk memvariasikan kondisi lingkungan secara
artifisial untuk meniru perubahan cuaca, seperti menempatkan penderita artritis di
ruang barometrik dan memvariasikan tekanan ke atas dan ke bawah.
Meskipun demikian, masih belum diketahui apakah cuaca mempengaruhi
kondisi osteoarthritis. Ada banyak faktor potensial - kelembaban, suhu, curah hujan,
dan tekanan udara di antaranya. Bahkan jika ada penelitian yang dapat secara tepat
mengidentifikasi bagaimana cuaca memengaruhi nyeri dan kekakuan artritis, masih
belum bisa ketahui mengapa - secara biologis - cuaca seharusnya berdampak pada
gejala sendi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa perubahan tekanan barometrik
dapat menyebabkan ekspansi dan kontraksi tendon, otot, tulang, dan jaringan parut,
sehingga menimbulkan nyeri pada jaringan yang terkena artritis. Temperatur rendah
juga dapat meningkatkan ketebalan cairan sendi, membuatnya lebih kaku dan
mungkin lebih sensitif terhadap rasa sakit saat bergerak. Akan tetapi, masih belum
bisa dipastikan apakah cuaca benar-benar memengaruhi timbulnya rasa sakit pada
pasien OA.
Kemudian, terkait dengan kondisi pasien, yakni Ny. IS, beliau mengatakan
bahwa beliau tidak mengalami problem apapun terkait perubahan cuaca maupun
iklim. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki problem atau hambatan
dalam hal cuaca/iklim.
e. Hambatan Situasional
Hambatan situasional adalah problem yang dialami pasien akibat situasi yang
sedang berlangsung. Adapun salah satunya yakni adalah situasi saat ini dimana kita
sedang mengalami masa pandemic virus corona. Akibat masa pandemic ini,
beberapa daerah melakukan lockdown dan memengaruhi segala aktivitas. Banyak
orang yang harus melakukan WFH (Work from Home), ditutupnya akses pariwisata,
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 18

penertiban protocol kesehatan, segala aktivitas dilakukan secara daring, dan lain-
lain.
Dalam hal ini, pasien menyatakan bahwa adanya hambatan situasional yang
beliau alami akibat masa pandemic Corona ini. Yang pertama, beliau menyatakan
bahwa beliau tidak dapat berkumpul dengan keluarga dan teman-teman beliau, yang
mana hal ini menyebabkan beliau tidak bisa berinteraksi social dengan orang lain.
Namun, meskipun begitu beliau memiliki aktivitas lain yang dapat mengalihkannya
dari rasa jenuh akibat tidak dapat melakukan interaksi social dengan keluarga besar
dan tema-teman beliau, yakni dengan berkebun.
Pada saat wawancara beliau menyatakan bahwa beliau memiliki hobi
berkebun, jadi untuk mengisi waktu luang aktivitas leisure yang dipilih oleh beliau
yakni berkebun. Ny. IS sangat suka mengurus tanamannya. Pada saat melakukan
observasi ditemukan bahwa di rumah beliau, terdapat jenis-jenis tanaman seperti
tanaman buah-buahan, tanaman hias dan hidroponik. Ny. IS juga mengatakan bahwa
di tengah kondisi pandemic seperti saat ini, karena tidak bisa pergi kemana-mana
maka Ny. IS menyalurkan aktivitasnya untuk fokus merawat tanaman. Selain
merawat tanaman, Ny. IS juga memiliki hobi lainnya seperti membaca, menulis, dan
mengisi TTS yang diyakini dapat mengurangi proses pikun pada orang lanjut usia.
Kemudian hambatan situasional yang kedua, akibat masa pandemic yaitu Ny.
IS tidak dapat melakukan aktivitas terapi dengan dr. RM. Terkait dengan treatment
yang sudah dilakukan, Ny. IS mengaku ketika masih di Bandung sudah cukup rutin
melakukan terapi ke dokter RM. Namun dengan kondisi seperti ini, Ny. IS
mengatakan bahwa kegiatan terapinya tidak bisa lagi dilakukan oleh dokter RM,
melainkan diterapi oleh cucunya. Ketika melakukan treatment bersama dokter RM,
terapi yang dilakukan adalah seperti menggunakan alat pemanas, dilatih kekuatan
kaki, dilatih cara jalan dan berjongkok. Sedangkan ketika beliau menjalani terapi yang
dilakukan oleh cucunya, adalah seperti dilatih cara berjalan. Jadi, meskipun karena
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 19

adanya hambatan situasional, Ny. IS tetap mendapatkan treatment dari cucu beliau.
Sehingga hambatan ini tidak menjadi masalah besar bagi Ny. IS.
Jadi, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa memang Ny. IS mengalami hambatan situasional akan tetapi
hambatan tersebut sudah dapat diatasi yakni dengan mengganti aktivitas
berkumpul-kumpul bersama keluarga besar dan teman-teman dengan aktivitas
leisure seperti berkebun, membaca, menulis dan mengisi TTS. Lalu, beliau juga
mengganti aktivitas treatment yang semula dilakukan bersama dokter RM menjadi
aktivits terapi bersama cucunya. Walaupun sedang dalam masa pandemic, beliau
mampu mengatasi problem-problem tersebut sehingga hambatan situasional telah
teratasi
f. Hambatan Sosial
Hambatan sosial yaitu adalah hambatan yang terkait dengan perilaku,
penampilan, interaksi sosial, atau pokok bahasan untuk diskusi. Proses yang
berkaitan dengan hambatan sosial adalah masalah evaluasi sosial, kecemasan dalam
melakukan interaksi sosial, penghindaran sosial, dan penarikan diri. Yang juga terkait
adalah komponen seperti pola otak kognitif, kecemasan selama interaksi sosial, dan
masalah internalisasi. Ini juga menggambarkan mereka yang menekan kemarahan,
membatasi perilaku sosial, menarik diri saat menghadapi hal baru, dan memiliki
latensi yang lama untuk berinteraksi dengan orang asing. Pada kasus ini, Ny. IS tidak
terlihat memiliki gangguan dalam segi sosial. Sebab, Ny. IS tidak memiliki masalah
pada penglihatan maupun atensinya, hal ini terlihat ketika Ny. IS mampu dipanggil
anaknya sehingga segera menyadari keberadaan terapis dan langsung memberi
sapaan. Saat proses wawancara, Ny. IS terlihat antusias dan mampu menjawab
pertanyaan. Namun, terlihat juga bahwa Ny. IS memiliki sedikit masalah pada
pendengarannya tapi masih dapat menangkap setiap pertanyaan yang diajukan.
Selanjutnya Ny. IS juga tidak memiliki masalah saat berbicara. Ny. IS juga tidak
terlihat memiliki masalah pada emosi ekspresi, hal ini terlihat dari kemampuan Ny. IS
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 20

dalam berekspresi selama proses wawancara. Jadi, jika dilihat dari observasi saat
melakukan wawancara, Ny. IS termasuk orang yang ramah, mudah gaul, dan
komunikatif. Jadi, tidak terdapat masalah pada diri Ny. IS yang mempengaruhi
kemampuan social beliau.
Selanjutnya, dalam lingkungan social keluarga, berdasarkan hasil wawancara
dan observasi Ny. IS mendapat dukungan dari keluarga. Keluarga beliau mampu
memahami kondisi yang dialami oleh Ny. IS hal ini dapat dilihat dari pernyataan
beliau bahwa beliau sering didampingi oleh cucunya ketika berjalan, berbelanja, dan
selalu mendapat dampingan dari pihak keluarga. Sehingga, ketika Ny. IS mengalami
kesulitan, keluarga beliau sudah aware dan memberikan bantuan serta dampingan
kepada beliau.
Kemudian, dalam lingkungan masyarakat, juga terlihat bahwa beliau tidak
mengalami masalah apapun, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kepribadian Ny. IS
yang ramah, baik hati, komunikatif dan mudah membaur dalam masyarakat. Selain
itu, masyarakat juga tidak memiliki persepsi negative terhadap Ny. IS terkait dengan
penyakit OA yang beliau alami. Sebab, di lingkungan masyarakat penyakit OA
merupakan hal yang sudah umum terjadi apalagi kebanyakan penderita OA
disebabkan oleh faktor usia, sehingga masyarakat mampu memahami kondisi Ny. IS.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, terlihat bahwa masyarakat sekitar
juga aware dengan kondisi Ny. IS, hal ini dibuktikan ketika Ny. IS mengalami kesulitan
akibat rasa nyeri pada lututnya terutama dalam hal aktivitas, masyarakat mau
memberikan bantuan kepada beliau, seperti mengangkat barang belanjaan Ny. IS
yang berat.
Jadi, berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan
bahwa Ny. IS tidak mengalami hambatan dalam segi sosial. Hal ini karena beliau
memiliki atensi yang baik, kemampuan komunikasi yang baik, kognitif yang baik, juga
kepribadian yang baik. Sehingga tidak terdapat masalah apapun dari dalam diri Ny. IS
yang mempengaruhi interaksi sosial. Lalu, dari dalam keluarga dan masyarakat pun
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 21

juga tidak ada hambatan, justru mereka aware dan mampu memahami kondisi yang
dialami oleh Ny. IS. Oleh karena itu, Ny. IS tidak mengalami problem atau hambatan
dari segi sosial.
g. Hambatan Aktivitas
Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan dari persendian diatrodial yang
dicirikan oleh fragmentasi dan terbelah-belahnya kertilago persendian. Lesi
permukaan itu disusul oleh proses pemusnahan kartilago secara progresif. Melalui
sela-sela yang timbul akibat proses degenerasi fibrilar pada kartilago, cairan synovial
dipenetrasikan ke dalam tulang dibawah lapisan kartilago, yang akan menghasilkan
kista-kista. Kartilago yang sudah hancur mengakibatkan sela persendian menjadi
sempit. Bereaksi terhadap lesi kartilago dengan pembentukan tulang baru (osteofit)
yang menonjol ke tepi persendian (Reeves, dkk, 2001).
Tanda dan gejala yang dijumpai pada kondisi osteoarthritis berupa antara lain
nyeri, kaku sendi, krepitasi, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan
penurunan kekuatan otot. Osteoarthritis juga dapat menimbulkan gangguan
fungsional seperti kesulitan berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi jongkok, naik
turun tangga, dan juga menyebabkan participation restriction terganggu (Kuntono,
2005). Jadi, penderita OA pasti mengalami hambatan pda beberapa aktivitas.
Adapun pada kasus Ny. IS ada beberapa hambatan aktivitas yang beliau alami
yaitu pada ADL (Activity of Daily Living), dalam hal Toiletting dan Functional Mobility.
Hal ini dibuktikan pada pernyataan beliau pada saat diwawancarai, beliau mengaku
bahwa beliau mengalami kesulitan ketika toileting, sebab beliau tidak mampu
jongkok, sehingga beliau beliau harus melakukan aktivitas toileting dalam keadaan
setengah berdiri/semi jongkok untuk menghindari rasa nyeri yang ia alami. Lalu,
dalam problem pada functional mobility terdeteksi saat kami melakukan observasi,
yakni dapat terlihat bahwa Ny. IS kesulitan melakukan aktivitas perpindahan dari
posisi duduk ke posisi berdiri. Ny. IS juga menyatakan bahwa beliau memang tidak
bisa berjalan jauh, berdiri dalam waktu yang lama, menaiki tangga, dan beliau juga
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 22

berjalan dengan lambat, karena OA yang diderita oleh beliau. Selain itu, pada
aktivitas leisure yang dilakukan, Ny. IS mengalami hambatan. Jadi, Ny. IS memiliki
hambatan pada leisure participation. Pada Occupational Framework : Domain and
Process oleh AOTA (2014) leisure participation adalah merencanakan dan
berpartisipasi dalam kegiatan waktu luang yang sesuai; menjaga keseimbangan
waktu luang aktivitas dengan pekerjaan lain; dan mendapatkan, menggunakan, dan
memelihara peralatan dan persediaan yang sesuai aktivitas. pada pada saat ia perlu
menggapai tanaman-tanaman yang berada lebih rendah sehingga ia perlu
menggunakan kursi kecil untuk membantunya menggapai tanaman tersebut.
Kemudian, berdasarkan pengakuan Ny. IS saat diwawancarai beliau tidak
memiliki masalah apapun pada aktivitas/arean okupasional lain, seperti rest and
sleep, work, dan social participation .

BAB III
JUSTIFIKASI
Salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan osteoarthritis berkaitan
erat dengan usia, peningkatan penderita osteoarthritis mungkin terjadi dengan
populasi yang menua. Insiden OA juga terlihat meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah obesitas di dalam populasi. Wanita gemuk memiliki risiko
hampir empat kali lipat terkena OA lutut dibandingkan dengan wanita non-obesitas
(Anderson, 1988). Penyebab dari terjadinya osteoarthritis pada Ny. IS tidak diketahui
secara pasti, namun hasil dari observasi dan wawancara dapat terlihat bahwa faktor-
faktor penyebab bisa dari beberapa faktor seperti usia, berat tubuh, jenis kelamin,
aktivitas mobilitas yang tinggi. Osteoartritis adalah proses degeneratif yang biasanya
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 23

mempengaruhi sendi sinovial tubuh. Penjelasan saat ini untuk timbulnya


osteoartritis lutut memerlukan perubahan beban sendi karena peristiwa traumatis
atau efek kumulatif dari penuaan dan penggunaan berulang yang mengarah pada
pergeseran beban tulang rawan (Andriacchi et al., 2004). Faktor usia, jenis kelamin
wanita, kelebihan berat badan dan obesitas, cedera lutut, penggunaan sendi yang
berulang dan terus-menerus, kepadatan tulang, kelemahan otot, dan kelemahan
sendi semuanya berperan dalam pengembangan OA sendi (Heidari, 2011)
Seiring bertambah tua seorang individu, mereka mengalami penurunan fisik
yang dapat memengaruhi kontrol motorik dan memengaruhi stabilitas gaya berjalan.
Sarkopenia, penurunan koordinasi otot, dan penurunan produksi kekuatan otot
membatasi jumlah kekuatan otot yang mampu dihasilkan oleh orang dewasa yang
lebih tua (Spirduso et al., 2005). Mereka cenderung berjalan lebih lambat dengan
pengurangan panjang langkah dan lebar langkah yang sedikit lebih lebar (Spirduso et
al, 2005). Penyesuaian ini dapat disebabkan oleh otot pinggul yang lemah, dapat
menyebabkan kelemahan pinggul, atau mungkin merupakan kompensasi untuk
defisit keseimbangan. Pada hasil wawancara, Ny. IS mengatakan bahwa dampak dari
osteoarthritis yang dialami menimbulkan rasa nyeri dan kaku pada lututnya,
sehingga hal itu membuat aktivitas yang berhubungan dengan fungsi ekstremitas
bawah dari Ny, IS seperti berjalan cepat, berjalan jauh, menaiki tangga, dan posisi
berjongkok terasa terganggu. menurut Walankar (2018) Gejala umum yang hadir
termasuk nyeri sendi lutut, rasa kaku, bengkak, mobilitas berkurang, kekuatan
ototnya juga berkurang, terdapat krepitasi ketika ada gerakan, kesulitan berjalan,
menaiki tangga dan aktivitas jongkok (Walankar, 2018). Ny. IS mengeluhkan bahwa
rasa nyeri yang timbul dapat mengganggu aktivitas kehidupah sehari-hari dan hal itu
membuat aktivitas yang berhubungan dengan fungsi ekstremitas bawah dari Ny, IS
seperti berjalan cepat, berjalan jauh, menaiki tangga, dan posisi berjongkok terasa
terganggu. Pada Occupational Therapy Framework : Domain and Process oleh AOTA
(2014) salah satu komponen pada ADL adalah toileting and toilet hygiene yang
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 24

memiliki pengertian untuk mendapatkan dan menggunakan perlengkapan toilet,


mengatur pakaian, mempertahankan posisi toileting, pindah posisi ke dan dari posisi
toilet, membersihkan tubuh, dan merawat menstruasi dan kebutuhan kontinensia
(termasuk kateter, kolostomi, dan manajemen supositoria), serta menyelesaikan
kontrol gerakan usus dan buang air kecil yang disengaja dan, jika perlu,
menggunakan peralatan atau agen untuk kontrol kandung kemih. Hasil dari
wawancara yang telah dilakukan, didapatkan bahwa Ny. IS mengalami kesulitan
dalam mempertahankan posisi toileting yang disebabkan oleh osteoarthritis yang
diderita, hal ini berkaitan dengan melemahnya otot, kurangnya stabilitas sendi serta
rasa nyeri yang terasa. Lebih lanjut karena pembebanan yang tidak seimbang pada
permukaan sendi akan terjadi peregangan kapsuloligamenter pada satu sisi sehingga
terjadi ligamen laxity dan pada sisi yang lain akibat penekanan yang berlebihan maka
akan menimbulkan erosi permukaan sendi, akibatnya akan terjadi instabilitas dan
deformitas sendi dalam posisi valgus dan varus (Hadi, 2009)
osteoartritis (OA) pada lutut adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan
biomekanik yang mempengaruhi tulang rawan artikular dan tulang subkondral lutut.
Penyakit ini akan menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan secara fungsional
(Bonnnin, 2008). Nyeri, terasa kaku di pagi hari dan lutut bengkak pada seorang
pasien yang berusia lebih dari 50 tahun harus dianggap sebagai konsekuensi dari OA
(Bennin, 2008). Selain itu, Ny. IS juga ternyata selalu membutuhkan teman ketika
harus pergi berjalan ke suatu tempat dikarenakan Ny. IS takut terjatuh atau
tergelincir pada saat berjalan. Hal itu sangat sesuai karena resiko lainnya yang timbul
dari osteoarthritis adalah yang bertanggung jawab atas peningkatan risiko jatuh saat
berjalan, seperti tersandung saat melewati rintangan atau tidak memadai dalam
kemampuan merespon terhadap gangguan postural (levinger, 2012). Karena proses
degeneratif yang sedang berlangsung, sendi osteoartritik terasa sakit dan
menunjukkan berkurangnya rentang gerak, kelemahan, dan defisit proprioseptif
(Messier et al., 2002; Messier et al., 1992). Faktor-faktor ini selain peningkatan
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 25

goyangan postural dikaitkan dengan fungsi subjektif dan objektif (Hurley et al.,
1997a). Banyak penelitian telah difokuskan pada gaya berjalan osteoarthritic,
menekankan momen adduktor di lutut selama siklus gaya berjalan (Chang et al.,
2004; Sharma et al., 1998).
Selanjutnya, pada hasil wawancara didapatkan bahwa Ny. IS memiliki
gangguan dalam salah satu komponen ADL yaitu functional mobility. Pada
Occupational Therapy Framework : Domain and Process oleh AOTA (2014)
functional mobility adalah Pindah dari satu posisi atau tempat ke tempat lain (saat
melakukan aktivitas sehari-hari), misalnya seperti mobilitas di tempat tidur, mobilitas
kursi roda, dan transfer (misalnya, kursi roda, tempat tidur, mobil, pancuran, bak
mandi, toilet, kursi, lantai). Termasuk perpindahan fungsional dan perpindahan
objek. Namun, individu osteoarthritis melaporkan kesulitan yang lebih besar dengan
gerakan fungsional yang membutuhkan fleksi lutut yang ekstrem seperti duduk-
berdiri, naik / turun tangga, dan masuk / keluar dari mobil (Marsh et al., 2003).
Penderita OA lutut sering menunjukkan kekakuan sendi, nyeri pada tekanan yang
terjadi, krepitasi, pembesaran sendi, deformitas, kelemahan otot, keterbatasan sendi
gerak, gangguan proprioseptif dan kecacatan. Penderita mungkin mengalami
dampak yang serius untuk aktivitas kesehariannya karena kesulitan berjalan,
bergerak, menaiki tangga, duduk di kursi yang disebabkan dengan ketidakstabilan
atau kelemahan saat menekuk sendi serta dengan kelemahan otot (Tsauo, 2008).
Pada perpindahan posisi sit to stand, Ny. IS mengalami keterbatasan yang
berkaitan dengan kondisi osteoarthritis yang dialami. Hal yang utama dari posisi sit
to stand adalah stabilitas dan perubahan base of support. Perubahan ligamen,
proprioseptif, dan kekuatan pada orang dewasa yang lebih tua dengan osteoartritis
ekstremitas bawah tampaknya memengaruhi kontrol keseimbangan dan stabilitas
postural. Stabilitas mengacu pada kemampuan untuk mengontrol pusat massa tubuh
(COM) relatif terhadap basis penyangga (BOS). Stabilitas biasanya dinilai dengan
menentukan gerakan pusat tekanan (COP) relatif terhadap BOS, baik dalam hal
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 26

besaran maupun kecepatan (Popovic et al., 2000). Gerakan STS adalah gerakan
transisi yang membutuhkan individu untuk memindahkan COM dari posisi stabil
(duduk) ke BOS yang lebih tidak stabil dengan dua kaki (Janssen et al., 2002).
Gerakan STS (Sit to Stand/ Duduk-Berdiri) adalah aktivitas dasar kehidupan
sehari-hari yang diperlukan untuk postur tegak, inisiasi gaya berjalan, dan tugas
perawatan pribadi. Kemampuan untuk menyelesaikan gerakan duduk-berdiri
dikaitkan dengan penurunan risiko disabilitas (Guralnik et al., 1995). Saat COP
individu bergerak menuju tepi BOS, pengangkatan tumit / jari kaki dan ekstremitas
atas serta penyesuaian seluruh tubuh memungkinkan stabilitas dipertahankan.
Ketika daerah yang tidak stabil (sekitar 30% dari BOS terluar) dicapai oleh COP,
individu diharuskan melangkah untuk mempertahankan posisi tegak tanpa jatuh.
Goyangan lateral COP tampaknya dipengaruhi oleh penuaan, karena beberapa orang
dewasa yang lebih tua menunjukkan peningkatan kecepatan dan perpindahan
goyangan (Raymakers et al., 2005). Stabilitas dipengaruhi oleh BOS, karena lebar kaki
dan sudut kaki maksimal (out-toeing) memberikan sikap yang lebih lebar yang juga
dapat mengubah mobilitas kaki dan memberikan masukan proprioseptif tambahan
melalui kopling pergelangan kaki / pinggul (Chiari et al., 2002). Individu dengan
ancaman terhadap stabilitas (seperti berkurangnya somatosensation atau kekuatan)
mungkin secara tidak sadar menggunakan sikap yang lebih luas (Stevermer et al.,
2005) atau meningkatkan lebar langkah untuk meningkatkan kontrol selama tugas
fungsional.
Penelitian menunjukkan bahwa individu osteoarthritis telah mengurangi
kontrol postural karena mereka menunjukkan peningkatan tindakan goyangan COP
selama sikap statis (Masui et al., 2006; Wegener et al., 1997) dan mengurangi
keseimbangan dinamis berdiri (Hinman et al., 2002; Messier et al., 2002; Messier et
al. ., 2002). Gerakan STS membutuhkan kekuatan lutut yang lebih besar, jangkauan
gerak lutut, dan momen pinggul daripada kenaikan tangga atau gaya berjalan
(Rodosky et al., 1989). Pergerakan STS adalah tugas yang menantang secara fisik
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 27

untuk orang dewasa yang lebih tua yang sehat karena membutuhkan 97% dari
kekuatan lutut yang tersedia sedangkan berdiri atau berjalan membutuhkan proporsi
yang jauh lebih kecil (Hughes et al., 1996). Banyak orang dewasa yang lebih tua
menemukan STS menjadi tantangan/kesulitan tanpa dukungan tambahan (Papa &
Cappozzo, 2000) karena keterbatasan ekstremitas bawah yang terkait dengan
patologi dan / atau penurunan stabilitas dinamis. Orang dewasa yang lebih tua,
individu dengan osteoartritis dan mereka yang telah menjalani penggantian sendi
total mungkin mengalami kesulitan tambahan dengan gerakan STS.
Selanjutnya, Ny. IS juga merasakan hambatan pada saat duduk bersila.
Menurut Suriani (2017) Kasus osteoarthritis sendi lutut menimbulkan problem
utama yaitu nyeri dan keterbatasan gerak. Nyeri pada kondisi ini dapat diperburuk
setelah melakukan aktivitas dan kekakuan dapat diperburuk setelah duduk dalam
waktu yang lama terutama duduk bersila atau duduk melantai. Problem nyeri dan
keterbatasan gerak dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot serta gangguan
fungsional padas sendi lutut terutama aktivitas berjalan dan naik turun tangga yang
akhirnya dapat menurunkan produktivitas seseorang dalam pekerjaannya. Adanya
keluhan umum yang dirasakan pada Penderita osteoarthritis lanjut usia pada
umumnya mengalami gangguan fungsional, penderita sulit bangkit dari duduk,
jongkok berdiri atau jalan, jalan naik turun tangga atau aktivitas yang membebani
lutut. Hal ini disebabkan karena pada penderita osteoarthritis merasakan adanya
nyeri (Ismaningsih, 2018). menurut Walankar (2018) Osteoartritis (OA) adalah
penyakit sendi degeneratif yang paling umum dan sering menjadi sumber penyebab
kecacatan, rasa nyeri dan mempengaruhi kesehatan individu. Penyakit ini
menyebabkan rasa sakit, gerakan disfungsi dan kesulitan dalam kinerja kegiatan
sehari-hari. Meningkatnya keterbatasan dalam berjalan, menaiki tangga, dan jongkok
hal itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan aktivitas rekreasi. Hal ini pada
gilirannya akan menyebabkan berkurangnya kinerja fungsional seorang individu yang
berdampak pada partisipasi social dari seorang individu yang mempengaruhi fisik
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 28

dan domain psikososial. Pada kasus Ny. IS, Pada saat melakukan aktivitas sehari-hari
dan juga saat melakukan aktivitas leisure, Ny IS merasa penyakitnya ini cukup
mengganggu pada saat Ny. IS harus mengandalkan fungsi dari ekstremitas
bawahnya. Pada aktivitas leisure, hal yang terganggu berkaitan posisi ketika Ny. IS
perlu menggapai tanaman-tanamn yang berada lebih rendah dari tubuhnya.

BAB IV
KESIMPULAN
Osteoarthritis (OA) merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai dengan
adanya kerusakan atau gangguan pada kartilagoartikuler, tulang subkondral,
permukaan sendi, sinovium dan jaringan paraartikular, dengan karakteristik
menipisnya kartilago secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru
pada tepi sendi (osteofit) dan trabekula subkondral.
Osteoarthtritis dapat terjadi pada sendi manapun, namun yang paling sering
terjadi yaitu osteoarthritis pada sendi lutut. Tanda dan gejala Osteoarthritis lutut
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 29

antara lain, nyeri disekitar lutut, kelemahan otot, keterbatasan lingkup gerak sendi
lutut, krepitasi pembengkakan sendi dan ketidakstabilan sendi lutut. Hal tersebut
menyebabkan gangguan gerak dan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan serta
aktivitas sehari – hari.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir rasa nyeri yang disebabkan oleh
Osteoarthritis ini diperlukan adanya self-management yang baik pada penderita.
Penderita diharapkan mampu memperkirakan batasan-batasan kemampuan yang ia
miliki agar tidak memperparah kondis dari Osteoarthritis yang dialami olehnya.
Selain itu, diperlukan juga adanya bimbingan, dukungan dan dampingan dari
keluarga dan lingkungan sekitar supaya penderita Osteoarthritis dapat menjalankan
kehidupan dengan maksimal. Dengan hal itu, hambatan-hambatan yang dialami oleh
penderita Osteoarthritis dapat berkurang.

LAMPIRAN
A. Lampiran Dokumentasi

B. Lampiran Transkrip Wawancara


Nama : Ida Suwida (78 Tahun)
Lokasi : Rumah responden
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 30

Transkrip Terapis Transkrip responden Open Coding


Assalamualaikum bu, Waalaikumsalam, iyaa
Perkenalkan nama saya
Muhammad Sayyid
Azzam dari Poltekkes
kemenkes Surakarta.
Kedatangan saya kesini
terkait dengan tugas
kampus saya bu, jadi
saya mohon bantuannya
ya bu. Jadi terkait
dengan tugas saya, saya
disini akan
mewawancarai ibu
terkait dengan hal-hal
yang mengganggu ibu
dalam keseharian.
Kalau boleh saya tau, Nama saya ibu Ida
nama ibu siapa?
Untuk nama lengkapnya Ida Suwida, Nahh untuk
bu? umur?
Iyaa bu, untuk umurnya Umur saya teh sekarang
berapa yaa hehe? tuh 78 tahun, lebih 5
bulan
Tapi keliatannya masih Alhamdulillah
cantik ya buu
Alhamdulillah, nah di Mungkin yaa kalau Salah satu peran
umur ibu yang sekarang disebut pekerjaan ya, yaa klien saat ini adalah
ini, eehmn pekerjaan ibu kalau sesuai dengan KTP, pensiunan PNS
apa yaa? yaa saya pensiunan PNS
dari mulai 1 Juni tahun
2000. Jadi sudah 20 tahun
pensiun.
Wah sudah cukup lama Iyaa, ibu rumah tangga Klien saat ini
yaa bu, berarti untuk bekerja dan berperan
sekarang, ibu rumah sebagai ibu rumah tangga
tangga yaa bu?
Nah berarti kan ibu, Iyaa, betul
bekerjanya untuk
pekerjaan di sekitar
keperluan rumah tangga
ya bu?
Nah kalau untuk Yaaa, mungkin artinya Kegiatan sehari-hari
keseharian ibu, ibu kegiatan saya itu, yaa klien berada di rumah
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 31

biasanya ngapain aja yaa rutinitas saya gitu lah ya.


bu? Tidur jam 21 atau jam 9
malem. Yaa itu
diharuskan sama diri
sendiri aja tidur jam 9
malem. Terus jam 2
bangun, kemudia sudah
selesai melaksanakn
kegiatan ibadah, jam 3
tidur lagi lalu jam 4
bangun lagi sampe subuh
atau sampe
menyelesaikan sholat
subuh, yaa terus kegiatan
yang rutinn yaa biasa aja
di rumah. Seperti nyapu-
nyapu gitu. Tapi kalau
untuk rutinitas di pagi
hari yaa saya. Hmmn kan
saya sukan berkebun, yaa
di rumah ini ada urban
farming, yaa kebun di
perkotaan seperti tabulam
pot. Jadi tanaman buah-
buahan dalm pot dan yaa
sedikit ada tanaman hias.
Kenapa ada tanaman
hias, yaitu apalagi dengan
adanya covid-19 ini yaa
untuk menghalau, atau
untuk supaya tidak jenuh
gitu mas, pan kalau diem
aja jenuh. Sekarang pergi
kemana-mana gaboleh,
pergi keluar engga boleh,
nah makanya saya
menyalurkannya pada
merawat tanaman. Satu
ituu, dan yang kedua yaa
saya senang yaitu dengan
menanam sayuran
hidroponik gituu. Nah
gituu kegiatan sehari-hari
saya yaa
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 32

Wahh hebat, begitu bu. Yaa di samping hobi pada Klien memiliki
Berarti kesehariannya tanaman, juga saya beragam hobi
seperti itu yaa bu. Naah senang membaca,
kalau ibu sendiri punya kemudian menulis,
hobi apa yaa bu? Dalam artinya dan juga yang
keseharian ibu, apakah paling penting dalam hal
ibu ada berbagai hobi? ini, kan saya langganan
Mungkin dapat Koran yaa, Koran PR
disebutkan bu atau Pikiran Rakyat.
Yaaa Yaa yaitu mengisi TTS
mas
Ohh mengisi TTS, iyaa Karena apa itu, jadi Klien
bu mungkin yaa kata orang mengantisipasi penurunan
bijak ya supaya untuk kualitas ingatan
mengurangi proses pikun,
Karen pikun mah pasti
yaa mas, apalagi
menjelang usia 80 yaa
mas.
Oalah iyaa bu Tapi untuk mengurangi
itu, jadi saya berusaha
keras untuk mengisi TTS
kemudian belajar menulis
karena terus terang mas,
menulis itu susah sekali
mas sekarang. Yaa
mungkin kembali ke
alamnya gitulah?
Ohh iya-iya bu jadi nulis juga harus
belajar gitu. Jadi saya
paling tidak suka kalau
disebut, tanda tanga
susah, apa susah. Nah
saya paling tidak suka
kalau sakit ini, sakit itu
karena factor U. karena
dalam kedokteran gaada
yaa mas, masnya dari
kesehatan, ada engga
yang namanya penyakit
Karena factor U itu? Pan
tidak ada itu yang
namanya penyakit
Karena factor U itu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 33

Hehehe iyaa bu Heeh makanya itumah


alamiah saja, begitu mas
Ohh iyaaa bu. Berarti Alhamdulillah mas, jadi Tujuan hidup dan
ibu cukup produktif yaa karena saya bertekad dan klien ikhlas dan religius
bu. Bahkan bisa dibilang berniat kepada Allah tuh,
sangat produktif yaa yaa Allah berilah saya
kesehariannya bu kesehatan jangan sampai
saya tuh menyusahkan
keluarga. Gitu aja,
keinginan saya tidak
bermacam-macam mas
Sungguh mulia banget Nah kebetulan kalau Klien mengetahui
yaa bu y a, nah untuk di saya, terus terang yaa dan mengindari resiko
rumah sendiri biasanya mas, saya ini asalnya dari sehingga mencari
ibu ditemenin sama bandung yaa mas. Tetapi lingkungan yang lebih sehat
siapa bu? kesini, ke tasik sudah
pensiun itu. Jadi masa tua
itu dihabiskan di tasik
kenapa? Kalo di bandung
itu kan sudah padat sekali
mas, sudah penuh, jadi
saya mencari oksigen saja
susah, karena saya sekali
ke dokter untuk terapi
ozone, itu mahal sekali
mas untuk pensiun.
Makanya saya ke tasik,
kebetulan ada anak saya
yang di tasik, jadi kondisi
di tasik masih banyak
ozone, masih banyak
oksigen gitu jadi pohon
masi banyak.
Jadi ibu, menghabiskan Iyaa, insya allah. Apalagi Mobilitas terganggu
waktu tua ibu di tasik dengan adanya musibah hambatan situasional
yaa bu covid ini, yaa saya gabisa
kemana-mana mas
Jadi ibu diem aja gitu di Iyaa, di rumah aja gitu
rumah? mas
Nah kan tadi ibu Kalau disebut sibuk
aktivitasnya sibuk banget sepertinya engga
banget yaa bu, kalau yaa mas yaa. Karena
boleh saya tau ibu waktu terus terang lah jadi ini Kesibukan klien
mudanya kerjanya cerita ke masa lalu yaa. pada saat bekerja dahulu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 34

seperti apa bu? Saya ini dulu 30 tahun


bekerja jadi PNS di
kantor pemprov jabar.
Kebetulan karena saya di
pemerintahan, jadi
aktivitas tuh padat sekali
lah gitu mas, namanya
juga pemerintahan.
Karena pemerintahan itu
lebih dari 70% tuh roda
pemerintahanan itu
adanya di bagian
pemerintahan. Berartiu
saya kunjungan kerja,
peninjauan lapangan,
kemana-mana lah. Sering
gitu kegiatannya.
Berarti memang, dari Yaa karena apa, yaa Klien merasa
pekerjaan mungkin di memori saya perubahan kondisi tubuh
sebelumnyapun ibu tuh sudah gitu (sambil
sudah cukup sibuk yaa menunjukkan tangan ke
bu ya bawah). Karena
berpuluh-puluh tahun
bekerja begitu. Beda lah
dengan bukan bekerja
menjadi karyawan gitu
lah ya. Di rumah murni
saya ibu rumah tangga
gitu lah
Ohh iyaa bu, baik. Nah itulah mas, jadii ini Proses degenerative
Selanjutnya, saat ini secara alamiah yaa mas, pada klien dan kondisi
kalau boleh saya tau. bukaan karena udzur yaa, kelebihan berat badan pada
Saat ini ibu sedang karena saya ini sudah klien
menderita penyakit apa senior. Gitu lah ya, jadi
yaa bu? itu otomatis organ-organ
tubuh yaa mungkin
berkurang nah kemudia
postur tubuh juga yaa
berubah, yaa tadinya
seperti biola gitu
sekarang mah mercy. Nah
mercy itu tanda kuti yaa
mas, bukan mercy mobil
mewah yaa, mercy itu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 35

mebernya ke sisi gitu


Hehehehe iyaa bu Jadi timbangan Mengalami
bertambah, otot-otot juga penurunan kondisi tubuh
yaa mulai terasa yaa mas.
Dulu kan kalau masih
dinas mah, masih kerja
kan tidak terasa yaa. Tapi
karena sekarang diam,
baru semuanya terasa.
Nah kalau mugkin,
penyakit berat mah
Alhamdulillah tidak ada
mas. Tapi yaa itu karena Mengalami pegal-
ini, bukan karena factor pegal dan diagnosis
U yaa, tapi secara osteoarthritis
alamiah yaa. Mungkin ini
pan waktu kecil, itupan
ada kalo olahraga itu kan
daripundak lutut kaki.
Jadi yang sekarang terasa
itu, yaa pundak pegel,
lutut begitu juga, kaki
tidak bisa berjalam cepat,
tidak bisa lari. Nah kalau
lutut, yaa itulah lutut kan
berpangkunya di lutut ini
(sambil menepuk kedua
lutut). Jadi lutut kalau
dokter bilang itu sudah
OA, karena mungkin yaa
alamiah itu mungkin yaa
Ohhh iyaa bu Sehingga dengan OA ini, Hambatan dalam
‘mengganggu’ kalau saya melakukan aktivitas
mau melaksanakan BAB. berjongkok pada saat BAB
Nah kebetulan di rumah
ini kebetulan klosetnya
bukan kloset duduk mas,
jadi disini klosetnya itu
kloset jongkok. Nah
sehingga kalau akan
BAB, nah itu berarti
ekmm (sambil mencoba
memperagakan setengah
berdiri)
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 36

Setengah berdiri yaa bu Iyaa setengah berdiri, lalu


untuk tumpuannya saya
tanagn tuh berpegang
pada ujung bak mandi.
Baru saya bisa
melaksanakan tuh
Berarti akibat dari OA Yaa karena apa, BABnya Ketidakmampuan
ini, bisa mengakibatkan nya mah tidak dalam posisi berjongkok
ibu cukup sulit dalam (mengeluarkan BAB).
melakukan BAB ini BABnya mah bisa, tapi
sepertinya yaa bu. caranya, caranya saya
tidak bisa berjongkok
gitu. Sehingga yaitu
dengan, setengah berdiri
gitu itu.
Selain pada penyakit Kalo penyakit lain yaa,
Osteoarthritis yaa bu. dulu masih muda. Karena
Selain pada penyakit itu, mas mah belum
apakah ibu memiliki merasakan tua yaa, kalau
riwayat penyakit lain? saya kan sudah
merasakan muda
Hhehe iya buu Nah yaitu saya suka Riwayat penyakit
sesak napas dulu, tapi terdahulu
dengan bergulirnya waktu
dan dengan kesibukan
yaa, naah sudah 30 tahun
itu tidak terasa yaa,
karena saya ini alergi
debu dan alergi dingin.
Jadi seandainya cuaca
dingin, yaa suka kambuh
Berarti semacam asma Iyaa, iyaa
yaa bu
Nah untuk penyakit Yaa pokoknya sesudah
Osteoarthritisnya itu, pensiun yaa mas, sesudah
terkenanya sejak kapan 58 tahun, sejak tahun
yaa bu 2000
Ohh iya-iya, berarti Yaa karena mungkin
setelah ibu pensiun, baru sebelumnya mah tidak
ibu terasa terasa, dan juga tidak
dirasakan gituu. Karena
dengan kesibukan yaa
tidak terasa, karena
sekarang diem jadi baru
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 37

terasa.
Hehehe iyaa bu, nah Yaa pertama jadi tidak Hambatan dalam
waktu pertama kali ibu bisa berjalan cepat ya, melakukan functional
mengidap osteoarthritis yang kedua tidak bisa mobility
ini, apa saja yang ibu berjalan jauh, berarti kan
rasakan? harus istirahat dulu.
Misalnya naik tangga,
trus diem dulu gitu, itu
terasanya.
Nah ketika itu, ibu kan Iyaa
merasakan nyeri yaa bu
berarti?
Nah ketika ibu Ohh engga mas, saya Pengobatan yang
merasakan nyeri ini apa engga ke tukang pijit, nah dilakukan
yang ibu lakukan? kebetulan yaa artinya yaa
Apakah pergi ke tukang sedikit sekali
pijit atau bagaimana bu? pengetahuan gitulah. Jadi
saya secara medis aja
mas. Jadi saya perginya
ke dokter gitu
hmmmn Jadi ke dokter RM gitu
mas
Ohh dokter rehab medic Iyaa ke dokter RM, Pengobatan yang
yaa bu sehingga disana diterapi dilakukan
gitu mas
Ouhhh begituu Jadi di sana diterapi pake
alat, dipanasin, di ini, itu
Ohh terapinya, seperti Maksudnya?
terapi apa kah?
Fisioterapi kah atau apa
ibu?
Jenis terapinya bu? Bukan, hmmn jadi ada, Bentuk pengobatan
karena dokter RM yaa yang dilakukan
jadi pertama kan di terapi
gitu kemudian tahap 2 itu
pake alat gitu. Ada yang
di panasin gitu, di
gimana, di latih kaki apa,
cara berdiri gitu, cara
jongkok. Jadi menurut
dokternya saya ini OA
gitu
Nah kalau untuk Yaaa kebetulan sudah Riwayat penyakit
keluarga dari ibu sendiri, pada senior yaa, saya keluarga
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 38

apakah ada yang keluarga besar, senior,


mengidap Osteoarthritis adaa, baik yang laki-laki
ini bu? maupun perempuan. Dan
semuanya itu adanya di
lutut. Semua rata-rata OA
Kalau hubungan secara Kalau dari orang tua
langsung, apakah dari engga ada ya, karena
orang tua ibu kah? Atau sebagaimana mas tau
dari saudara ibu? kalau orang tua dulu,
tidak ada makan cepat
saji, gaada apa-apa, jadi
tidak ada yaa (yang
mengidap OA), tapii yaa
dari keluarga yaa, dari
kakak atau adik itu ada
(yang mengidap OA)
Ohh begitu bu, Nah kebetulan dokter RM Tidak mampu
selanjutnya bu, berarti nya di bandung Mas, berobat akibat hambatan
kan di dokter rehab kemudian sekarang lagi situasional
medic diberi terapi yaa covid yaa, nah kita pan
bu. Apakah sampai saat takut yaa mau pergi ke
ini masih berlangsung dokter juga, gitu lah ya.
kah terapinya atau Yaa sekarang mah
bagaimana bu? akhirnnya dilanjutkan yaa
terapi aja hanya terapi
bukan ke RM
Jadi tetap melakukan Yaa tetap
terapi yaa bu?
Jenis terapinya kalau Apa yaa, Yaa kebetulan,
boleh saya tau apa yaa sebut cucu boleh?
bu?
Ohh cucu ibu? Kebetulan saya punya
cucu, dia terapis gitu, jadi
sama dia aja lah kalau
sempat.
Seperti pijat kah, atau Ohh bukan pijat, engga
fisioterapi, atau okupasi dipijat.
terapi bu?
Ohh engga dipijat bu heeh, di terapi aja gitu,
dilatih gitu, ini gimana,
cara ini gimana
(tangannya sambil
mengisyaratkan berjalan)
berarti pan itumah di
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 39

terapi gitu
Ohh iya bu, nsh akibat Yaa
dari penyakit ibu ini
selain kan tadi sudah
disebutkan kalau ibu
memiliki gangguan
ketika ibu melakukan
kegiatan di toilet yaa bu
Nah selain itu aktivitas Yaa artinya saya kalau Klien merasakan
apa saja yaa bu yang pergi kemana-mana, hambatan fisik
terganggu akibat adanya harus ada teman, yaa
osteoarthritis ini? takut jatuh, takut apa,
gituu aja.
Kalau berjalan apakah Saya rasa kalau disebut Penerimaan serta
ibu terganggu juga? terganggu, sepertinya solusi atas hambatan yang
tidak yaa mas. Tapi saya terjadi
bisa memanage diri saya
sendiri, artinya tidak
jalan terlalu jauh, tidak
jalan cepat. Gitu aja,
kalau untuk jalan mah
Kalau untuk naik Kalau untuk naik tangga, Antisipasi yang
tangga, merasakan nyeri saya tuh di minimalisir dilakukan
kah atau bagaimana? yaa mas
Ohh begitu Karena resikonya pan Menyadari
kalau naik tangga itu kan kemampuan atas
sakit, jadi saya keterbatasan yang dialami
diminimalisir kalau
engga perlu sekali mah
saya gapernah naik
tangga
Jadi ketika ibu naik Ada, ada
tangga, ibu merasakan
nyeri yaa?
Nah berarti pada Ototnya yang lemah mas, Mengalami
penyakit ibu tersebut, yaa tidak secepat dulu kelemahan fisik
apa saja kah yang ibu gitu.
rasakan? Apakah
kekuatan otot ibu
menjadi lemah kah, atau
sendi ibu seperti kaku
yaa.
Tapi ketika ibu Ahh engga terlalu mas,
beraktivitas, apakah rasa engga terlalu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 40

nyeri juga kah lututnya?


Tapi tetap, ada sedikit Ada. Tapi saya Solusi atas
yaa bu? minimalisir, jadi artinya hambatan yang terjadi
tidak full terus-terusan,
ahh kira-kira ini kita
istirahat, kira-kira sudah
cukup gitu
Ohh berart mengatur Iyaa betul, betul. Tidak Antisipasi pasien
diri yaa bu memaksakan dan tidak
terlalu di forsir gitu mas
Nah kalau seandainya, Heeh, kalo tiba-tiba ini, Solusi atas
pas ibu mengalami nyeri saya hentikan kegiatan, hambatan yang dilakukan
pada lutut, apa yang ibu kemudian saya langsung oleh pasien
lakukan? Ketika istirahan berbaring, lalu
misalkan ibu sedang kaki saya di keatasin. Yaa
beraktivitas, ibu tiba- gatau salah, gatau benar,
tiba merasakan nyeri artinya yaa supaya
gitu peredaran darah lancer
gitu aja yang saya
lakukan kalau tiba-tiba
rasa nyeri- atau rasa
terganggu gitu ah udah
aja istirahat
Ohh begitu bu, nah Yaa kalau disebut Mengetahui
akibat dari penyakit ini berpengaruh yaa pasti kemampuan diri serta
apakah berpengaruh ada, tetapi artinya saya hambatan pada aktivitas
pada kehidupan social memanage diri sendiri. duduk
ibu kah? Misalnya ada kegiatan
yang harus lesehan,
misalnya pengajian, atau
apa. Yaa say amah minta
ini aja, minta izin untuk
kaki diluruskan gitu.
Misalkan dari lesehan ke Bukan nyeri gitu yaa Keluhan kaku yang
berdiri, apakah mas, tapi merasa kaku. dialami akibat
merasakan nyeri juga Jadi harus pelan-pelan osteoarthritis.
bu? dan juga tidak bisa
ditolong orang, karena
saya sendiri yang
mengatur gitulah. Tidak
bisa ini tolong, ini tolong,
engga. Jadi saya sendiri
yang mengatur, Karena
tau, ohh ini berat ini,
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 41

beratnya kan Karena


berat badan gitu lah yaa.
Berarti ini harus begini
dulu, harus begitu dulu
gitu, dari duduk untuk
berdiri gitu.
Nah kalau untuk Yaa mungkin sebetulnya,
pekerjaan rumah tangga, secara umum mah tidak
apa saja yang terganggu ada yang terganggu
akibat osteoarthritis ini pekerjaan rumah tangga
mah, Karena nyapu bisa,
masak masak masih bisa,
bikin nasi masih bisa, yaa
gitu, tidak terganggu
Ohiya kan ibu punya Oh itu pan tadi itu mas, Menyadari
hobi mengurus tanaman saya memanage diri kemampuan diri serta solusi
yaa bu yaa, berkebun sendiri, seandainya atas keterbatasan yang
segala macam. Nah sekarang untuk pan kalau dimiliki
dalam berkebun apakah mengambil yang ini
terganggu kah, semisal (tangan sambil
mengambil tanaman menunjukkan ke bawah)
yang di bawah, harus jonkok gitu harus
mengangkat tanaman, apa, yaa saya pakenya
atau sebagainya? kursi pendek aja mas.
Jadi engga jongkok
gitulah
Ohh iyaa Dan juga saya tidak di
forsir mas, jadi paling-
paling, udah ini nyiram
sehari2x, atau ganti
media, atau ngasi pupuk
tanaman, udah gitu aja
Oh begitu, nah kalau Itu bukan nyeri mas Mengalami rasa
misalkan ibu berdiri menurut hemat saya, tapi kaku
lama yaa bu ya, apakah itu pasti kaku gitulah ya
ibu berdiri lama apakah
ibu merasa sedikit nyeri
di lutut ibu?
Ohh lututnya merasa Kaku, karena berdiri Menyadari
kaku yaa bu terus, jadi saya me kemampuan diri
manage diri. Jadi berdiri
jangan terlalu lama,
duduk juga jangan terlalu
lama, terus kalau habis
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 42

duduk langsung berdiri


yaa itu harus istirahat
dulu gitu, jadi ga
langsung duduk-berdiri-
jalan
Kalau seperti itu, Yaa berarti saya mah
sepertinya akan ambil yang nyaman aja
merasakan nyeri yaa bu gitu
Jadi ibu mengatur diri Dan juga tidak secara Ketidakmampuan
ibu, agar tidak terasa tiba-tiba gitulah, kalo melakukan posisi sit to
nyeri gitu yaaa duduk misalnya berdiri stand
langsung jalan, yaa
enggak kalo habis duduk,
berdiri lalu diem dulu
beberapa detik, baru jalan
gitu, gitu aja
Ohh begitu, nah kalau Kalo nyut-nyutan mah
saat ibu tidur apakah tidak mas kalo sedang
kadang kakinya merasa tidur tidak nyut-nyutan,
sesuatu atau seperti paling kita ngaturnya gini
nyut-nyutan, nyeri atau mas kalau tidur jadi saya
bagaimana. selalu prinsipnya bolak-
balik gitu mas, pan
memang seharusnya tidur
itu mengahadp ke kanan
yaa, rasullullah kan ke
kanan naah saya selalu
ini, pas ini kanan, trus
berapa menit kiri. Gitu
aja jadi dirobah-robah lah
gitu, sampe mungkin
sampe pules. Jadi
sebelum pules yaa terus
aja kalo sudah kanan,
kiri, kalau sudah kiri,
kanan gitu aja terus
Yaa bu berarti kalo Ohh enggak, enggak
untuk saat tidur, ibu
tidak merasakan nyeri
apapun yaa bu
Nah terkait penyakit ibu, Yaa alhamdulilah mas, Dukungan dari
bagaimana respon jadi dilingkungan lingkungan sosial keluarga
orang-orang di sekitar keluarga jadi sangat
ibu? Apakah kalo ibu aware sekali yaa, jadi
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 43

kesulitan apakah misalnya ada benda atau


membantu, atau barang yang berat, yaa
bagaimana? tidak mungkin kan saya
bisa, paling-paling saya
minta tolong, tolong
ambilin, tolong angkatin,
yaa gitu aja.
Ohhh begitu bu, nah Ohh enggak, enggak.
kalau di rumah ibu, Membantu sekali.
apakah lingkungan di
rumah ibu menghambat
ibu juga atau
bagaimana?
Ohh begitu, berarti Ohh enggak, enggak
lingkungan rumah ibu
tidak menghambat
aktivitas ibu karena
gangguan ibu itu
Ohh begitu bu Membantu sekali
Lalu apa harapan ibu Yaa harapan sayamah Harapan klien
kedepannya pertama saya tuh hanya
mohon ingin diberi
kekuatan dan diberi
kesehatan dan paling
penting saya di wafatkan
husnul khotimah itu aja,
gaakan di bawa apa-apa
Iyaa bu, mulia sekali yaa Gitu aja mas
bu
Lalu adakah aktivitas Nahh ini mungkin wajar, Harapan klien untuk
ibu yang ingin sekali ibu dan ini manusiawi. Dan dapat kembali bertemu
dapat lakukan namun saya itu ingin, kan ini dengan teman-temannya
terhalang akibat harapan juga keinginan.
penyakit ini apa Jadi saya tuh ingin sering
aktivitas yang sangat bersilaturahmi mas,
ingin dapat kembali ibu berkumpul dengan
lakukan kawan-kawan ataun
dengan teman-teman.
Yang artinya yang se
usia, karena tidak
mungkin saya sudah
senior ini ingin
berkumpul dengan junior
gitu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 44

Ohh begitu Nah itu mungkin, dengan Hambatan


situasi kondisi begini nah situasional
itu yang belum bisa
dilaksanakan gitu
Memang asyik yaa bu Itu wajar, wajar mas. Kan
berkumpul dengan kita perlu “hiburan”.
orang-orang terdekat Dalam hal ini hiburan itu
kan saling, hanya saling
mengemukakan
kegembiraan, kesusahan,
jadi ingim berbagi rasa
lah gitu. Intinya itu. Jadi
ingin silaturahmi gitulah
Jadi ingin dapat Yaa ituu, yang belum di
bersilaturahmi kembali dapatkan gitulah ya
ya bu ya
Lalu kalau untuk Bagaimana maksudnya?
aktivitas keseharian atau
aktivitas pekerjaan ibu,
apa yang ingin ibu
kembali lakukan
Kan kebetulan ibu saat Yaa pertama pan kegiatan Harapan pasien
ini terkena osteoarthritis, olahraga, olahraganya
mungkin ada hal yang yaitu jalan, apaa gitu.
membuat ibu tidak bisa Karena pan dengan
melakukan itu, aktivitas kondisi ini pan karena
apa yang ingin ibu dapat tidak bisa yaa, olahraga
kembali lakukan tuh dalam hal ini, yaa
hanya jalan kaki lah.
Heeh bukan olah raga
yang berat-berat
Begituu, juga berarti ibu Waah itumah harapan Harapan pasien
juga ingin bisa kembali saya mas, yaa semoga
dapat berjongkok lagi allah mengijabah yah,
yaa bu? untuk saya bisa jongkok
gitu lah ya. Itu
harapannya. Yaamudah-
mudahan allah
mendengar keinginan
saya.
Mungkin apakah ibu Iyaa jelas, jelas
juga ingin bisa dapat
berjalan lebih bebas lagi
ya bu yaa
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 45

Ohh begitu, baik bu. Engga, engga apa-apa.


Terima kasih Makasih mas makasih.
sebelumnya. Mohon Semoga sukses yaa
maaf sekali, kalo saya
mengganggu waktu ibu
yaa bu
Baik buu, Aamiin, Dimudahkan
aamiin segala urusannya
Aamiin bu, iya ibu juga Aamiin yaa allah, amin,
semoga sehat selalu ya amin. Maapin yaa, saya
bu. mungkin ee.., bicaranya
tidak runtut gitulah ya.
Maklum lah map aja
Engga apa-apa, saya Sama-sama, sama-sama
yang minta maaf karena
mengganggu waktu ibu.
Saya minta maaf yaa bu
Saya sangat Heee wani piro,
berterimakasih karena, hehehehehe
ibu mau mau waktunya
diganggu sama saya
Aduh, saya gaaada uang Mudah-mudahan
yaa bu, jadi gimana saja, semoga jadi anak
hehehe yang soleh yaa,
bermanfaat bagi orang
lain. Di doain saja.
Aamiin bu, terima kasih Sama-sama, sukses selalu
buu yaa
Baik buu
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 46

Referensi
Anderson JJ, Felson DT. Factors associated with osteoarthritis of the knee in the
first national Health and Nutrition Examination Survey (HANES I). Evidence for an
association with overweight, race, and physical demands of work. Am J Epidemiol.
1988;128(1):179–89.
Bonnin, Michel & Chambat, Pierre. (2008). Osteoarthritis of the knee.
10.1007/978-2-287-74175-3.
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 47

Levinger, P., Lai, D. T., Menz, H. B., Morrow, A. D., Feller, J. A., Bartlett, J. R.,
Bergman, N. R., & Begg, R. (2012). Swing limb mechanics and minimum toe
clearance in people with knee osteoarthritis. Gait & posture, 35(2), 277–281.
https://doi.org/10.1016/j.gaitpost.2011.09.020
Tsauo, J. Y., Cheng, P. F., & Yang, R. S. (2008). The effects of sensorimotor training
on knee proprioception and function for patients with knee osteoarthritis: a
preliminary report. Clinical rehabilitation, 22(5), 448–457.
https://doi.org/10.1177/0269215507084597
Ismaningsih, Iit Selviani. 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus
Osteoarthritis Genue Bilateral Dengan Intervensi Neuromuskuler Taping Dan
Strengthening Exercise Untuk Meningkatkan Kapasitas Fungsional. Jurnal Ilmiah
Fisioterapi (JIF) Volume 1 nomor 02.
Heidari B. (2011). Knee osteoarthritis prevalence, risk factors, pathogenesis and
features: Part I. Caspian journal of internal medicine, 2(2), 205–212.
Barker, R.G. (1978). Habitats, environments, and human behavior. San Francisco:
Jossey-Bass.
Law, Merry. (1991). Muriel Driver Lecture. The environment: a focus for
occupational therapy.
Drane D, Berry G, Bieri D, McFarlane AC, Brooks P. The association between
external weather conditions and pain and stiffness in women with rheumatoid
arthritis. J Rheumatol 1997; 24:1309–16.
Hollander JL. Whether weather affects arthritis. J Rheumatol 1985; 12:655–6.
Aikman H. The association between arthritis and the weather. Int J Biometeorol
1997;40:192- 9.
Bellamy N, Campbell J, Robinson V, Gee T, Bourne R, Wells G. Intra-articular
Corticosteroid for treatment of osteoarthritis of the knee (Review). The Cochrane
Collaboration. Published by John Wiley & Sons Ltd, 2007; 3:2-7
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 48

Gaffney K, Ledingham J, Perry JD. Intra-articular triamcinolone hexacetonide


in knee osteoarthritis: factors influencing the clinical response. Ann Rheum Dis
1995;54:379-81
Wongkar MD, Gessal J, Angliadi LS. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien
Terhadap Penanganan Terapi Okupasi Di Instalasi Rehabilitasi Medik Rsup Prof. Dr. Rd
Kandou Manado . e-CliniC. 2015; 3(2)
Von Roenn, Jamie, Paice Judith A, Preodor,. Michael E. (2006). Current
Diagnosis & Treatment. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc
Bijlsma JWJ, Berenbaum F, Lafeber FPJG. Osteoarthritis: an update with
relevance for clinical practice. Lancet. 2011;377(9783):2115–26.
Altman R.D., 1987. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of
Rheumatology. (suppl.65) p. 31 - 39.
Arden, Nigel., and Nevitt, Michael C., 2005. Osteoarthritis: Epidemiology. Best
Practice & Research Clinical Rheumatology. Vol. 20, No. 1, p. 3–25
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pharmaceutical Care untuk
Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Roman-Blas, Jorge A., Castañeda, Santos., Largo, Raquel., and Herrero-
Beaumont, Gabriel., 2009. Osteoarthritis associated with estrogen
deficiency. Arthritis Research & Therapy, Vol. 11, No. 5, p. 1-14

Waranugraha, Yoga., Suryana, BP Putra., dan Pratomo, Bogi., 2010. Hubungan


pola penggunaan OAINS dengan gejala gastropati pada pasien rematik. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. Vol. 26, No. 2. P. 107-112

Stevermer, Catherine. (2010). Functional movement assessment for individuals


with knee osteoarthritis.
TUTORIAL TEORI OT & OKUPASI TERAPEUTIK II 49

Suriani, Suriani, and Suharto Suharto. "Pengaruh Micro Wave Diathermy dan
Rhytmical Stabilisasi terhadap Perubahan Fungsional Sendi Lutut Penderita
Osteoartritis di Bagian Fisioterapi Rmc Makassar." Media Kesehatan Politeknik
Kesehatan Makassar, vol. 12, no. 1, 2017, doi:10.32382/medkes.v12i1.30.

Anda mungkin juga menyukai