Anda di halaman 1dari 8

KAIN TENUN TORAJA

KELOMPOK 4 :
AISYAH FADDILLAH TANJUNG
AJENG ISNAINING LUBIS
M. AKIM NOVIANTO
VIONA TRIA SENJA
WINCHA ARDICHA RAMADANA LUBIS

X IPA 2
T.A 2019/2020
KAIN TENUN TORAJA, APA ITU ?

Salah satu kain khas Indonesia yang kini banyak di eksplor adalah
kain tenun Toraja, kain tenun toraja merupakan warisan dari
generasi ke generasi Hingga kini tenun Toraja merupakan salah satu
kerajinan tangan yang keberadaannya terus dilestarikan dan
dikembangkan. Tenun Toraja menjadi tanda kasih bagi sanak saudara
yang telah tiada, Kain tanda kasih itu berperan penting dalam ritual
pemakaman keluarga Toraja yang tersebar di dataran tinggi Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Barat. Itulah ungkapan pertalian kasih yang
menghubungkan sanak saudara.

Kain Toraja biasanya bermotif bidang segitiga dan memiliki corak


menyerupai panah yang disusun berselang-seling dengan garis zig-
zag membentuk pola geometris yang dramatis. Terdapat pula corak
kait dan sekon yang merupakan stilasi dari gambaran tubuh manusia.
Motif dari tenun Toraja biasanya diperoleh dari meniru ukiran di
Tongkonan, rumah adat Toraja, banyak juga yang terinspirasi dari
upacara adat dan kehidupan di sekitar mereka. tenun ini juga
berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan bagi para
pemiliknya. Zaman dulu hanya orang-orang tertentu seperti
bangsawan saja yang mampu memilikinya, namun kini siapa saja bisa
memilikinya dan memakainya.

Pembuatan Kain Tenun Toraja


Zaman dahulu pembuatan tenun toraja masih menggunakan proses
tradisional yaitu manual namun sekarang sudah canggih. Walaupun
sudah ada ATBM atau alat tenun bukan mesih bukan berarti
membuat kan tenun itu mudah. Tetap saja sulit dan butuh kesabaran
untuk menghasilkan motif yang bagus dan indah. Alat ini hanya
memermudah dalam proses penenunan. Zaman sekarang sudah
memakai pewarna tekstil untuk kain sehingga lebih beragam
warnanya. Motif yang di hasilkan pun juga beragam dengan
berkembangnya motif-motif baru.
Bahan untuk menenun
1. Kapas
Kapas adalah bahan yang peling utama atau bahan dasar untuk
membuat kain tenun. Kapas yang nantinya akan di jadikan
benang setelah di proses.
2. Kepompong Ulat Sutera
Kepompong sutra akan menghasilkan benang sutra dan benang
emas. Benang ini sangat lembut dan tergolong mahal harganya
karena di hasilkan dari ulat sutra. Kain songket menggunakan
bahan dasar benang sutera atau benang emas.

3. Akar Serai Wangi


Akar serai wangi digunakan sebagai pengawet benang.
Pengawet masih menggunakan bahan yang alami misalnya akar
serai wangi ini. Kualitas benang jika menggunakan pengawet
akar serangi sangat bagus dan tahan lama.
4.Lilin Sarang Lebah
Lilin sarang lebih di gunakan untuk memisahkan antar benang-
benang. Banyaknya benang akan sutit jika menggumpal jadi satu.
Akan lebih mudah jika menggunakan lilin sarang lebih yang bertugas
memisahkan sehingga bisa tersusun rapi berjejer.

Bahan pewarna
Pewarna yang bagus adalah pewarna yang keluar alami. Banyak
penenun yang menggunakan pewarna alami sehingga hasilnya
sangat indah warnanya. Berikut ini adalah warna-warna alami yang di
gunakan :
Merah = Mengkudu, Kulit Pohon Angsana, Kulit Pohon jati, Buah
Manggis, dan Kesumba
Hijau = Daun pandan, daun mangga, daun rumput putri malu
Kuning = Kunyit, Bunga Tembelekan, Bunga Matahari
Hitam = Tumbuhan Tatum, Jambu Mete, Buah Pinang
Biru = Bunga Telang, Daun Nila
Cokelat = Kulit Mengkudu, Buah Pinang, Buah Mundu

Alat Tenun
Gambar di atas adalah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) seperti
namanya, alat ini bukan mesin. Alat ini di gunakan untuk
mempermudah dalam proses penenunan. Terbuat dari kayu yang di
desain sedemikian rupa untuk memudahkan si penenun. Penenun
harus duduk dengan kaki selonjoran sejajar je depan. Dengan alat ini
penenun dapat mudah menyusun benang-benang lungsi kemudian
benang lain akan di selip-selipkan hingga membentuk sebuah pola
dan motif.

Cara membuat Tenun Toraja


--Menentukan Ukuran dan Motif Tenun
Dalam membuat kain tenun, membuat perencanaan sangat penting.
Ukurannya berapa, motifnya mau dibuat seperti apa, termasuk
warna yang akan digunakan apa saja,
--Menghitung Benang Tenun
Ketrampilan menghitung secara praktis seperti ini diperlukan, agar
pengrajin mampu menerima custom order dengan ukuran kain
sesuai kebutuhan pelanggan. Ada variasi ukuran kain tenun yang
lebih banyak untuk berbagai kebutuhan seperti baju bawahan
wanita, syal, dan ikat kepala yang mempunyai lebar kain berbeda.
--Ngeteng dan Membuat Motif Tenun
Menyiapkan benang lungsi yang dimulai dari menghitung dan
mengelompokkan benang, memindahkan benang ke dalam sepulan
dengan alat jontro, mengelompokkan dan mmindahkan benang lagi
dari sepulan ke bentangan alat figura atau plankan, yang diakhiri
menggambar motif corak ke dalam bentangan benang di plankan.
--Memasang Benang pada Alat Tenun
Dimulai dengan mensetting alat tenun, Selesai setting alat tenun,
peserta magang bergantian mencoba memainkan tangan dan kaki
pada alat tenun. Mengayun tangan dan menginjakkan kaki
bergantian, tentu tidak mudah bagi yang belum pernah
melakukannya sama sekali.
Kesimpulannya, Menenun juga memerluka ketrampilan tambahan
seperti cara memasukkan benang pakan ke dalam teropong atau
sekoci, cara menyambung benang bila benang pakan putus atau
habis, sampai cara mengambil kain tenun yang sudah jadi dari
gulungan pada alat tenun. Semua diajarkan dengan jelas dan
langsung diterapkan dengan praktek. Apalagi Menenun dengan alat
tenun ATBM memerlukan gerakan tangan dan kaki yang bergantian
seirama. Demikian pula antara kaki kanan dan kaki kiri mesti
mengikuti ritme gerakan tangan.

Anda mungkin juga menyukai