PEMBEKALAN
UJIAN SERTIFIKASI
MANAJEMEN RISIKO
TINGKAT 1
BUKU RINGKASAN
Bab 1 - Karakteristik risiko dan regulasi perbankan
I
1.1 Bank, risiko. dan perlunya regulasi
|ip9
1. Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan
untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta
IS) menerbitkan cek. Jasa keuangan merupakan lembaga yang menawarkan
produk keuangan seperti mortgage, dana pensiun, ausransi, atau obligasi
{ kepada nasabahnya.
2. Risiko didefinisikan sebagai peluang teijadinya hasil (outcome) yang
buruk.
3. Dua istilah penting lain yang terkait dengan risiko yaitu:
;V • Kejadian risiko didefinisikan sebagai terjadinya sebuah peristiwa yang
m Jg menyebabkan potensi kerugian (yaitu terjadinya sebuah outcome yang
*^-t - buruk)
• Risiko kerugian adalah kerugian yang terjadi sebagai konsekuensi
p ~, langsung ataupun tidak langsung dari kejadian risiko. Kerugian tersebut
dapat bersifat finansial atau non-finansial.
4. Kegagalan bank dapat memiiiki dampak jangka panjang yang mendalam
SBl
terhadap perekonomian.
5. Bank tidak bebas menentukan struktur modalnya. Struktur modal
menunjukkan cara yang ditempuh bank untuk memperoleh pendanaan,
umumnya dilakukan melalui kombinasi penerbitan saham, obligasi dan
»
penerimaan pinjaman. Struktur modal sebuah bank ditentukan oleh
otoritas pengawas perbankan.
6. Sebuah bank dikatakan memiiiki:
- Modal cukup, jika memiiiki sumber daya financial yang memadai untuk
mengantislpasi potensi kerugian (semakin besar risiko. semakin besar
modal).
- Likuiditas cukup, jika memiiiki sumber daya financial yang memadai
untuk mendanai aktivanya dan memenuhi kewajlbannya saat jatuh tempo
Persyaratan modal minimum yang ditetapkan pengawas adalah 8% dari
ATMR (Aktiva tertimbang menurut risiko).
7. Kebutuhan untuk meregulasi bank sebagai institusi bermula dari adanya
risiko yang melekat (inherent) pada slstem perbankan. Kegagalan sebuah
bank (baik kegagalan sebagian maupun keseluruhan), dapat menimbulkan
dampak pada perekonomian secara menyeluruh yang disebut Risiko Sistemik.
8. Risiko sistemik adalah risiko di mana kegagalan sebuah bank dapat
menimbulkan dampak yang menghancurkan perekonomian secara besar-
besaran dan bukan hanya dampak berupa kerugian yang secara langsung
dihadapi oleh pegawai, nasabah dan pemegang saham.
9. Solvabilitas sebuah bank merupakan perhatian pemegang saham, nasabah,
pegawai dan pengelola perekonomian secara keseluruhan
10. Waiaupun sudah dilakukan upaya diversifikasi portofolio dalam pemberian
kredit, bank tetap akan menghadapi risiko-risiko ekonomi dari pasar domestik.
Perekonomian sebuah negara dapat dipengaruhi oleh:
• gejolak eksternal, dapat berbentuk bencana alam atau peristiwa yang
disebabkan oleh manusia, dan/atau
• kesalahan manajemen perekonomian.
$p!)
ffK)
11. Jumlah debitur macet pada bank yang berada dalam sebuah
perekonomian sebagaimana digambarkan dapat meningkat secara
signifikan. Hal ini dapat terjadi karena:
• kualitas kredit perusahaan yang terpengaruh oleh keadaan
perekonomian yang memburuk.
• tingkat pengangguran yang meningkat pesat
• naiknya tingkat suku bunga.
12. Ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk me-mitigasi dampak negatif
gejolak ekonomi tersebut, antara lain:
• mematuhi regulasi (termasuk Basel II) yang semakin menuntut bank untuk
menyusun berbagai skenario dalam menghadapi gejolak ekonomi dan
memastikan bank memiiiki modal yang cukup untuk melindungi stakeholder
dari dampak gejolak ekonomi tersebut.
• melakukan estimasi tingkat kredit macet yang akan terjadi dan memastikan
bank memiiiki tingkat modal yang cukup _;
13. Bank diwajibkan untuk memiiiki modal yang cukup untuk menutupi risiko yang
dihadapi. Hal tersebut dikenal sebagai kecukupan modal (capital adequacy).
14. Basel Committee menerbitkan Basel I pada tahun 1988 mengenai risiko
kredit.
15. Basel Committee menerbitkan Market Risk Amendment pada tahun 1996
16. Basel II diadopsi pada tahun 2004 dan dijadwalkan untuk diimplementasikan
pada tahun 2006-2007. Basel II menghubungkan secara langsung antara
modal bank dengan risiko yang dimiliki
17. Implementasi Basel II secara diterapkan secara1 konsisten yang bermanfaat
untuk menghindari timbulnya ketidakjelasan sebagai akibat dari adanya
pelaporan ganda, yaitu kepada otoritas pengawas perbankan di mana bank
didirikan (disebut home country) dan otoritas pengawas di mana bank
memiiiki cabang atau anak perusahaan ( disebut host country).
18. Pembandingan kedua Accord tersebut
Basel 1 Accord B a s e l II A c c o r d
Fokus pada satu cara Fokus pada metodologi internal
pengukuran risiko
19. Jenis-jenis risiko utama di Basel II adalah Risiko Pasar, Risiko Kredit,
Risiko Operasional dan Risiko-Risiko lainnya (yaitu Risiko Bisnis, Risiko
Strategi, Risiko Reputasi).
1. Risiko pasar (market risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian baik pada
posisi on- maupun off- balance sheet yang timbul dari pergerakan harga
pasar.
2. Eksposur bank terhadap suatu rate yang ditetapkan pasar, seperti tingkat suku
bunga, timbul sebagai akibat dari salah satu hal berikut:
• traded market risk - dimana bank secara aktif berpartisipasi dalam
perdagangan instrumen pasar, seperti obligasi, yang nilainya dipengaruhi
1. Bank, sesuai sifatnya, adalah lembaga yang 'highly geared' (highly leverage).
2. Gearing didefinisikan sebagai rasio utang perusahaan (berapa banyak yang
dipinjam) terhadap jumlah modal yang dimilikinya. Dalam hal ini bank yang
memiiiki jumlah utang yang besar bila dibandingkan dengan modalnya akan
dikatakan 'highly gearecf atau "highlyleveraged'
3. Sumber daya terpenting yang dimiliki bank dalam menjamin terjaganya
solvabilitas adalah modal yang cukup. Modal bank adalah sumber daya
finansial yang 'siap pakai' untuk menyerap kerugian karena tidak membutuhkan
pembayaran kembali. Modal adalah jumlah investasi para pemegang saham di -
bank seperti yang terukur pada nilai neracanya.
4. Insolvabilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk^
membayar kembali klaim jenis apapun pada saat jatuh tempo. >= ii|e«W><r ^
5. Bank sentral memberikan dukungan tersebut melalui perannya sebagai
'lender of the last resort' untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan.
bank sentral siap menyediakan dana bagi bank umum untuk menjamin agar
keadaan solvabel maupun krisis likuiditas yang dialami bank umum tidak
berubah menjadi krisis ekonomi.
6. Stabilitas keuangan didefinisikan sebagai terjaganya keadaan dimana
kapasitas lembaga keuangan dan pasar untuk menyelenggarakan kegiatan
penyimpanan dana secara efisien, menyediakan likuiditas dan
mengalokasikan investasi tidak terganggu.
7. Stabilitas moneter didefinisikan sebagai stabilitas dalam nilai uang, (yaitu
inflasi yang rendah dan stabil).
8. Stabilitas moneter tidak sama dengan stabilitas keuangan. Walaupun terkadang
bisa hadir bersamaan, kedua jenis stabilitas tersebut tidak selalu menjadi 'teman
seperjalanan'.
9. Alasan utama mengapa kebijakan moneter yang berhasil tidak menyebabkan
terjadinya stabilitas keuangan adalah adanya 'gelombang' liberalisasi. Campur
tangan dan peran negara dalam perekonomian mulai berkurang setelah adanya
beberapa tindakan, termasuk:
• dihilangkannya halangan untuk berkompetisi antara lembaga keuangan,
termasuk liberalisasi dalam perizinan perbankan yang sebelumnya menjadi
bagian utama dari regulasi hingga tahun 1970-an.
• dihilangkannya batasan dalam pricing transaksi keuangan, seperti adanya
suku bunga maksimum atas bunga pinjaman dan deposito
• dihilangkannya larangan atas pergerakan modal internasional yang kemudian
mendorong dikenalnya nilai tukar mata uang.
10. Liberalisasi pasar keuangan meningkatkan tekanan kompetitif pada bank dengan
cara:
2.2. Basel 1 Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit isiko Pasar
: -
ATMR
5. Untuk menangani pos-pos off-balance sheet, Basel Committee menerapkan
konsep penyetaraan risiko kredit (credit risk equivalence). Konsep yang
melatarbelakangi penyetaraan risiko kredit adalah bahwa setiap transaksi off-
balance sheet dapat dikonversi menjadi transaksi setara kredit.
•
6. Nilai transaksi derivatif ditentukan berdasarkan nilai instrumen keuangan,
Indeks, komoditi, atau instrument derivatif lainnya.
7. Kontrak-kontrak Derivatif antara lain:
- Swap dan option suku bunga, forward agremeents, interest rate futures;
- Swap dan option nilai tukar, kontrak forward valuta asing, currency future
(diluar kontrak yg memiiiki jatuh tempo kurang dari 14 hari);
- Swap dan option logam mulia dan logam biasa, kontrak forward dan future
- Swap dan option ekuitas, dan kontrak future ekuitas
2.3. Pengqunaan pendekatan 'grid' dan tabel 'look up' untuk menghitung
kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I Risiko Kredit
1. Grid tabel digunakan untuk menghitung tingkat kesetaraan risiko kredit suatu
transaksi.
2. Look up' table digunakan untuk menghitung tingkat ATMR dalam rangka
menentukan persyaratan modalnya.
3. Return atas modal sesuai ketentuan adalah ukuran kinerja yang digunakan
untuk meyakinkan bahwa suatu transaksi menghasilkan return yang cukup
bagi bank untuk meningkatkan permodalannya.
Kerangka kerja Basel II dibangun pada tiga konsep regulasi yang lebih
dikenal sebagai tiga pilar, yaitu:
• Pilar 1 - Persyaratan modal minimum
• Pilar 2 - Supervisory review atas kecukupan modal dan proses
penilaian internal bank
• {Pilar 3 - Penggunaan disiplin pasar untuk mendorong pengungkapan
(disclosure) dan mendorong praktek perbankan yang aman dan sehat.
Basel II juga memiiiki pendekatan tiga Pilar
3.1.1;- Pilar1 - persyaratan modal minimum untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko
Hi operasional: \
3.1.2V Pilar? - Supervisory review
• Pilar 2 merupakan supervisory review yang saat ini sangat menyerupai
?- pendekatan pengawasan berbasis risiko yang digunakan oleh Federal
• Reserve Board di AS^dan Financial Services Authority di Inggris.
• Supervisory review dirancang untuk memberikan fokus pada:
- Persyaratan modal di atas tingkat minimum yang dihitung menurut Pilar 1
.-Tindakan awal yang dibutuhkan untuk memberikan respons terhadap
: risiko yang dapat terjadi.
• Pilar 2 juga meliputi evaluasi risiko suku bunga jenis tertentu dalam banking
book.
3.1.3. Pilar 3 - disclosure
• Pilar 3 adalah Pilar disiplin pasar (market discipline). Pilar 3 mencakup
hal-hal yang dibutuhkan dalam hal pengungkapan publik oleh bank
(disclosure).
• The Bank for International Settlements (BIS) mendefinisikan disiplin pasar
sebagai mekanisme governance internal dan eksternal dalam
perekonomian pasar tanpa adanya intervensi pemerintah secara langsung.
• Pilar 3 berupaya untuk meningkatkan transparansi atas permasalahan
seperti: portfolio aktiva bank dan profil risikonya.
Metodologi perhitungan modal untuk risiko kredit adalah Standardised Approach,
IRB-Foundation dan IRB Advance. Metodologi perhitungan modal untuk risiko
operasional adalah Basic Indicator Approach, Standardised Approach dan
Advance Measurement Approach.
1. Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga
pasar atas posisi yang diambil oleh bank baik pada sisi on maupun off
balance-sheet.
2. Bank yang berperan sebagai intermediary dalam sebuah transaksi yang
posisinya tidak tercatat dalam neracanya tidak akan ter-ekspos kepada risiko
pasar.
3. Risiko pasar terdiri atas: ^
• Risiko spesifik (specific risk) yaitu risiko yang timbul akibat pergerakan
harga atas surat berharga individual yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang terkait dengan surat berharga atau penerbitnya.
• Risiko pasar umum (general market risk) yaitu risiko yang timbul akibat
pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapa instrumen
keuangan
4. Untuk tujuan analisis, risiko pasar umum dibagi menjadi 4 (empat)
kategori sebagai berikut:
• risiko suku bunga -> potensi kerugian yang timbul akibat perubahan
tingkat bunga
• risiko posisi ekuitas -> potensi kerugian yang timbul akibat
perubahan harga saham
• risiko nilai tukar -> potensi kerugian yang timbul karena perubahan
nilai tukar
• risiko posisi komoditi -> potensi kerugian yang timbul akibat
perubahan harga komoditi
5. Harga pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:
• penawaran dan permintaan
• likuiditas dapat berpengaruh secara substantial terhadap harga pasar.
• intervensi oleh otoritas keuangan memberikan efek jangka pendek
terhadap tingkat harga pasar. Jangka waktu dapat berubah menjadi
panjang, jika misalnya, intervensi memberikan sinyal perubahan kebijakan
ekonomi.
• arbitrase, dimana tingkat harga pasar tertentu dibatasi oleh tingkat
harga di pasar lainnya, akan mempengaruhi pergerakan harga harian.
Misalkan jika harga saham diperdagangkan di pasar london dan new
york, sedangkan harga di london lebih tinggi dari new york, makan
trader akan menjual saham di london dan membeli di new york.
kondisi ekonomi dan politik dan bencana alam dapat mengakibatkan
perubahan harga jangka pendek.
• faktor-faktor fundamental ekonomi merupakan pembentuk utama tingkat
harga jangka panjang.
• Swap valas
Swap valas adalah gabungan antara transaksi spot dan transaksi forward.
Swap valas menimbulkan risiko suku bunga
• Trading ekuitas (equity trading) adalah jual beli saham perusahaan yang
terdaftar di bursa saham seluruh dunia. Trading ekuitas menimbulkan risiko
ekuitas dan risiko spesifik.
Swap valuta (currency swap) memiiiki fitur yang sama dengan swap suku
bunga, hanya saja terdapat flow bunga dalam valuta yang berbeda. Swap
valuta menimbulkan risiko suku bunga dalam dua valuta dan risiko valas.
1. Sasaran utama ALM adalah mengelola risiko tingkat suku bunga dalam
neraca bank dan memastikan bahwa risiko tingkat suku bunga yang
melekat pada bisnis bank tidak mengganggu kestabilan aliran
pendapatan bank.
2. Net Interest Income (Nil) adalah perbedaan antara biaya bunga untuk
mengumpulkan simpanan (dan utang lainnya) dengan bunga yang dibebankan
atas pinjaman (dan aktiva lainnya).
3. Risiko utama yang dicakup oleh ALM: risiko tingkat suku bunga dalam banking
book dan risiko likuiditas
p> 4. Risiko pasar dalam banking book adalah risiko kerugian dimana sebuah bank
ter-ekpos kepada risiko suku bunga pasar yang berubah karena struktur yang
mendasari bisnisnya, seperti aktivitas pemberian pinjaman dan penerimaan
deposito.
5. Asset-liability management tidak hanya berkepentingan dalam pengelolaan
risiko dan penstabilan nilai bisnis, namun juga mempunyai kepentingan dalam:
• mempertahankan struktur likuiditas kegiatan usaha pada tingkat yang
diinginkan
• masalah lain yang dapat mempengaruhi bentuk dan struktur neraca sebuah
bank, dan
• masalah yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan seiring
berjalannya waktu.
6. Manajer aktiva dan utang harus memahami hal-hal berikut:
m • Neraca bank komersial bukanlah kumpulan aktiva dan utang yang stabil
(pinjaman dan simpanan baru terus terjadi sementara pinjaman dan
simpanan lainnya jatuh tempo)
• Aktiva dan utang yang ditentukan kembali harganya dalam neraca bank
r komersial tidak semuanya kontraktual.
• Seringkali hanya ada sedikit atau tidak ada korelasi antara produk ritel
dengan bunga wholesale untuk penentuan harga aktiva dan utang
• Produk ritel sering mengandung option yang seringkali tidak dieksekusi
secara rasional.
1. Risiko kredit adalah risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat
kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. J
2. Ekspektasi investor untuk memperoleh tingkat pendapatan (return) yang tinggi
sangat berpengaruh pada proses pengembangan metode analisis kredit.
'3. Risiko Sovereign
v • Sovereign risk adalah risiko kerugian yang mungkin timbul akibat
kegagalan pemerintah negara penerbit surat berharga untuk
memenuhi kewajibannya, baik bunga maupun pokoknya
- -•:.•.
jSecara umum penerbitan obligasi pemerintah (sovereign debt bond) dapat
—r..
;"d[bedakan menjadi::
^ Obiigasi atau hutang pemerintah dalam mata uang domestik - kasus
default atas hutang ini sangat jarang ditemui mengingat negara memiiiki
wewenang untuk mencetak mata uang domestiknya; dan
- Obligasi atau hutang pemerintah dalam valuta asing- dalam hal ini valuta
asing harus diperoleh dari penghasilan negara penerbit dalam bentuk
devisa.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menilai risiko sovereign:
^Analisis rasio keuangan
Rasio utama yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah debt
service ratio, yaitu jumlah bunga dan pokok atas pinjaman valas
yang telah jatuh tempo dibandingkan dengan penerimaan negara
dari ekspor dan arus modal masuk .
- Investasi domestik
investasi domestik merupakan hal penting yang menjadi perhatian
investor dan industri perbankan khususnya terkait dengan terjadinya
suatu kondisi dalam kerangka kebijakan ekonomi domestik yang dikenal
dengan istilah bubbles (aktiva-aktiva tertentu yang dinilai terialu
tinggi dan dalam jangka panjang bersifat tidak berkesinambungan)
- Faktor-faktor lain
Terdapat faktor-faktor lain yang penting untuk dipertimbangkan dalam
penilaian sovereign risk yaitu Pinjaman swasta dalam valas secara
keseluruhan dapat mempengaruhi kemampuan pemenuhan kewajiban
sebuah negara dan kualitas data yang terkait dengan hal ini pada
umumnya rendah.
- faktor-faktor kualitatif
> Efisiensi sistem perbankan dalam hal penyaluran dana kepada
sektor-sektor produktif;
> Efisiensi sistem perpajakan dalam meningkatkan penerimaan negara;
> Kemampuan bank sentral dalam mengendalikan suku bunga;
> Tingginya tingkat suku bunga domestik yang mendorong peningkatan
pinjaman valas serta memberikan tekanan terhadap inflasi dalam
perekonomian; dan
> Transparansi dalam proses perekonomian serta pembagian tugas
dan wewenang yang jelas antara pemerintah, bank sentral, lembaga
pengawasan, sistem hukum dan pelaku bisnis .
'
- debitur mengajukan kolateral sebagai jaminan atas kewajibannya,
- "netting"
• Netting adalah proses offset antara keuntungan dan kerugian melalui
sejumlah transaksi dengan jenis kontrak yang sama atau dapat juga
dilakukan dengan jenis kontrak yang berbeda.
4Af # S S
4. Analisa nsiko kredit-risiko kredit perorangan
* asuransi
>
pSSZXSSSSS^ dan penu,upan asuransi (kesehat^
terhadap aktiva (rumah dan isi rumah)
>
perband.ngan antara besamya kredit dengan nilai rumah
>
penjam.nan kredit (mortgage indemnity insurance).
5. Pengelolaan portofolio (Portfolio management)
' ^2£" menC3kUP GkSP0SUr yana *"«•« yang terkait
- counterparty individual atau kelompok counterparties yang terkait
sama lain
- sektor ekonomi atau wilayah geografis
- ketergantungan pada suatu aktivitas atau komoditi tertentu
- jenis agunan atau counterparty tunggal
" suatu0nknTnfn|traSrduPat dlana'isa dengan ™emperhatikan cohort dari
*%*£££ ^"^ 3da,ah ^'ompokan aktiva berdasarkan
Disusun oleh: Ferry H, MBA, CFE copyright@2011 Level 1 Ha, 24 of43
-
-
• Risiko konsentrasi kredit dibahas pada Basel II Pilar 2
fM
(5$!8
4. Risiko sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dan
system. Kejadian risiko sistem dapat disebabkan oleh:
data yang tidak lengkap (data corruption)
kesalahan input data (data entry errors)
pengendalian perubahan data yang tidak memadai (inadequate change
control)
pengendalian proyek yang tidak memadai (inadequate project control)
kesalahan pemrograman (programming errors)
ketergantungan pada teknologi 'black box1 - keyakinan bahwa model
matematis yang terdapat pada sistem internal pasti benar
gangguan pelayanan (service interruption) - baik gangguan sebagian atau
seluruhnya
masalah yang terkait dengan keamanan sistem, misalnya virus dan
hacking
kecocokan sistem {system suitability)
penggunaan teknologi yang belum di uji coba (use of new untried
technology).
5. Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengan kejadian yang berada
diluar kendali bank secara langsung. Kejadian risiko eksternal umumnya
adalah kejadian low frequency/high impact dan sebagai konsekuensinya
dapat menyebabkan kerugian yang tidak diperkirakan.
Kejadian-kejadian risiko eksternal tersebut dapat disebabkan oleh:
kejadian pada bank lain yang memiiiki dampak pada keseluruhan industri
perbankan
pencurian dan external fraud
kebakaran
bencana alam
kegagalan perjanjian outsourcing
penerapan ketentuan baru^
kerusuhan dan unjuk rasa
7. Salah satu tantangan pada waktu mengukur dan mengelola risiko operasional
adalah untuk mengidentifikasi kejadian mana yang merupakan kejadian risiko
kredit, risiko pasar, ataupun kejadian risiko lainnya. Pada waktu suatu
kejadian risiko terjadi, menetapkan penyebab yang pasti seringkali tidak
mudah. Kejadian seperti ini dikenal sebagai boundary event karena
kejadian tersebut secara potensial dapat terjadi secara lintas batas antara
berbagai jenis risiko.
8. Solusi umum terhadap permasalahan "boundary risk evenf adalah dengan
mengklasifikasikan kejadian berdasarkan penyebab utamanya. identifikasi
"boundary evenf tetap perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencatatan
ganda dalam penghitungan modal atau tidak diperhitungkannya kejadian
tersebut sama sekali.
1
"
-
ninn?.S T*!*,
pengumpulan dapa! berikut:
informasi me,ibatkan berbagai kombinasi dari meioae
metode
• kunjungan ke bank (on site presence)
• review tanpa melakukan kunjungan ke bank
• pertemuan dengan manajemen bank
" rTvieT haSH tel,a aUdlt°r ekStema' yang feleVan dep9an Proses
• memonitor laporan-laporan periodik
• Prinsip 3 g
Pengawas harus mendapatkan keyakinan bahwa bank beropera! di
atas rasio permodalan minimum sesuai ketentuan dan harus memiiiki
mlZurn93" UntUk mem,nta b3nk meme,lhara ™«a' d, atL jumlah
S2^^ Pj,ar 1dlrancang untuk memberikan -2d.
• yang memiiiki aspek-aspek pengendalian yang memadai
• yang memiiiki portofolio risiko yang terdiversifikasi
• yang ^kegiatan usahanya mencakup risiko-risiko yang terdapat dalam
• Prinsip 4
mlLlZlt h3rUS daP3t me,akukan """akan sedini mungkin untuk
db££* pe.nu/Una" modal di bawah jumlah minimum yang
™."J1*"* mendukun9 karakteristik risiko bank dan hams
S hT^
dipertahankan ^daka" Perbaikan
atau dikembalikan i,kasemula.
ke posisi modal ba"k tidak dapat
'•3 Sifat Pengungkapan
Secara umum, perusahaan (baik yang sudah maupun yang belum go-
public) diharuskan menyusun laporan keuangan (misalnya, laporan laba cfafafrjws-
rugi, neraca, laporan pajak). Laporan keuangan ini harus diaudit oleh
auditor eksternal dan disusun menurut standar akuntansi nasional yang
beriaku (yang mungkin berupa International Accounting Standards).
Persyaratan otoritas pasar modal
Bagi perusahaan yang telah tercatat pada bursa saham, perusahaan
tersebut harus mengungkapkan hal-hal yang dipersyaratkan oleh ketentuan
yang beriaku di bursa saham. Peraturan pasar modal dapat
mempersyaratkan publikasi berbagai macam laporan (seringkali disebut
dengan penyerahan dokumen).
Legislasi
Contoh terkini yang terbaik mengenai legislasi adalah Sarbanes-
Oxley Act AS 2002 yang menetapkan kewajiban akuntabilitas suatu
perusahaan. Salah satu ketentuan didalamnya menetapkan bahwa
chief executive officer (CEO) dan chief financial officer (CFO)
perusahaan yang tercatat di bursa saham AS harus memberikan
pernyataan kebenaran laporan keuangan perusahaan melalui
pengungkapan (disclosure) kepada masyarakat.
'
Bab 8 - Corporate governance bagi bank
8. Transparansi
Corporate governance yang kuat dapat diterapkan melalui transparansi
yang memadai. Oleh karena itu, pengungkapan (disclosure) kepada
masyarakat harus mencakup:
• struktur direksi (besaran, keanggotaan, kualifikasi dan komite)
• struktur manajemen senior (tanggung jawab, garis pelaporan,
kualifikasi dan pengalaman)
• struktur dasar organisasi (struktur lini usaha, struktur badan hukum)
• informasi mengenai struktur insentif bank (kebijakan remunerasi,
kompensasi pejabat eksekutif, bonus, opsi saham)
• sifat dan cakupan transaksi dengan pihak terafiliasi dan pihak terkait.
1. Bank Indonesia (Bl) berperan sebagai bank sentral bagi sistem perbankan.
Sasaran yang ingin dicapai Bl adalah mempertahankan stabilitas nilai
rupiah, dan dalam upayanya memenuhi sasaran ini Bl bertanggung jawab
untuk:
a. memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan moneter
b. memelihara dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. mengatur dan mengawasi bank.
2. Kebijakan Moneter.
• Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter melalui penetapan
target suku bunga, yang dikenal dengan Bl Rate. Tingkat suku bunga ini
setara dengan suku bunga pasar satu-bulan dan merupakan bagian dari
Inflation Targeting Framework Bank Indonesia
• BJ Rate ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur triwulanan walaupun
dapat juga ditetapkan pada waktu pelaksanaan rapat bulanan jika
diperiukan.
• Bl Rate merupakan instrumen utama pengelolaan kebijakan moneter
bersama-sama dengan instrumen operasi pasar lainnya yang digunakan
Bank Indonesia, yang meliputi:
a. operasi pasar terbuka untuk mempengaruhi likuiditas
b. penetapan giro wajib minimum (gwm) untuk memperketat atau
melonggarkan kebijakan moneter
c.peran sebagai lender of last resort untuk mengatasi kesulitan pendanaan
jangka pendek
d. implementasi kebijakan nilai tukar untuk mempertahankan
stabilitas rupiah
e. manajemen cadangan devisa untuk memfasilitasi perdagangan
internasional.
3. Sistem Pembayaran
• Bank Indonesia bertanggung jawab terhadap sistem Wiring untuk
pembayaran dalam rupiah dan mata uang lainnya. nilai-nilai perusahaan.
• Bank Indonesia juga telah mengembangkan sistem pembayaran nasional.
Sistem pembayaran nasional meliputi sejumlah sub-sistem, yaitu
- Sistem Kliring Elektronis Nasional (National Electronic Clearing System)
- T+0 Clearing Scheduling
- Layanan Informasi dan Transaksi Elektronis Antar Bank (BI-LINE)
- Real Time Gross Settlement System (RTGS)
- US Dollar Fund Transfer System.
4. Regulasi dan Pengawasan
Bank Indonesia memiiiki kewenangan untuk menerbitkan regulasi perbankan
dan mengeluarkan izin usaha bank. Selain mengeluarkan izin usaha bank,
Bl juga berwenang untuk:
a. Menyetujui pembukaan atau penutupan kantor bank
b. Menyetujui kelayakan pemilik dan manajemen bank
c. Memberikan izin untuk aktivitas perbankan tertentu.
'
• eksposur yang sesungguhnya dibandingkan dengan limit yang
disetujui
• realisasi risiko (misalnya, kerugian), dibandingkan dengan target
kerugian (yaitu, risk appetite).
5. Chief Risk Officer harus secara teratur mengkaji laporan risiko yang
dihasilkan oleh sistem manajemen risiko.
Audit Internal merupakan fungsi yang independen di bank. Peran utamanya adalah
melaksanakan penilaian berkelanjutan melalui penyusunan laporan yang
menganalisis metodologi, prosedur dan proses di dalam organisasi manajemen
risiko bank.
Dalam perannya sebagai pengawas, umumnya audit internal menyampaikan
laporan kepada Direktur Utama bank; audit internal tidak memberikan laporan
kepada Chief Risk Officer.