“MAKALAH AGRESI”
DOSEN PEMBIMBING :
Babby Hasmayni
OLEH :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “AGRESI” mata
kuliah pendidikan dan kewarganegaraan tepat pada waktunya.
Dengan sepenuh hati kami menyadari betapa besar ibu Babby
Hasmayni dalam membibimbing kami dapat memahami mata kuliah
Teori dasar psikologi ini dengan memberikan kesempatam dalam
penyelesaian
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Maka daripada itu kami mengharapkan kritik
maupun sarankepada pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca maupun kelompok diskusi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi agresi
2. Proses Agrasi
3. Jenis-jenis agresi
4. Tipe-tipe agresi
5. Teori-teori agresi
6. Bentuk agresi
7. Pemcahan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Agrasi
B. Proses Agrasi
2. Melalui pembelajaran
Dalam proses pemodelan, meakipun peniru merasa
mendapatkan hadiah dengan melakukan hal yang sama dengan
pelaku, sebenarnya antara peniru dan yang ditiru memiliki
hubungan yang jelas dalam konteks prosesnya. Disisi lain, sering
ada kesengajaan seseorang meminta orang lain melakukan suatu
perbuatan dengan memberi imbalan apabila orang tersebut mau
melakukan. Contah yang ekstrim dalam hal ini adalah eksekutor
yang bekerja sebagai tukang jagal. Hubungan inilah yang biasanya
disebut sebagai proses belajar terkondisi.
C. Jenis-Jenis Agresi
a. Agresi Predatori
Agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah(mangsa).
Biasanya terdapat pada organisme atau spesies hewan yang
menjadikan hewan dari spesies lain sebagai mangsanya
b. Agresi antar jantan
Agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama
jantan pada suatu spesies.
c. Agresi ketakutan
Agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk
menghindar dari ancaman.
d. Agresi tersinggung
Agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau
kemarahan, respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas
(tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek hidup maupun objek-
objek mati.
e. Agresi Pertahanan
Agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka
mempertahankan melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
f. Agresi Materal
Agresi yang spesifik pada spesies atau organisme betina (induk)
yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai
ancaman.
g. Agresi Instrumental
Agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced) dan dilakukan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
E. Teori- Teori Agrasi
1. Teori Bawaan
Teori bakat atau bawaan terdiri atas teori Psikoanalisis
dan teori Biologi.
2. Teori Naluri
Freud dalam teori psikoanalis klasiknya mengemukakan bahwa
agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi
atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros.
Jika naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan, naluri agresi
berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam
alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang
disebut Id yang pada prinsipnya.
3. Teori Biologi
Teori biologi mencoba menjelaskan prilaku agresif, baik dari
proses faal maupun teori genetika (ilmu keturunan). Yang mengajukan
proses faal antara lain adalah Moyer (1976) yangberpendapat bahwa
perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan
susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki-laki (testoteron)
dipercaya sebagaipembawa sifat agresif. Menurut tim American
Psychological Association (1993), kenakalanremaja lebih banyak
terdapatpada remaja pria, karena jumlah testosteronmenurutn sejak 25
tahun.
4. Teori Lingkunga
Inti dari teori lingkungan ini adalah bahwa perilaku agresi
merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulasi yang terjadi di
lingkungan.
F. Bentuk Agresi
G. Pemecahan Masalah
1. Hukuman
Menurut kaum behaviorisme, hukuman dapat dipakai untuk
mengurangi perilaku yang tidak diharapkan, yang dalam hal ini adalah
perilaku agresi. Namun agar dapat efektif mengurangi suatu tingkah
laku, hukuman harus memenuhi tiga syarat: (1) diberikan sesegera
mungkin setelah perilaku yang ingin dikurangi muncul, (2) setimpal
dengan perilaku yang muncul, (3) diberikan setiap kali perilaku yang
ingin dikurangi timbul.
3. Katarsis
Katarsismerupakanpelepasan ketegangan dan kecemasan
dengan jalan melampiaskannya dalam dunia nyata. Teori katarsis
menyatakan bahwa pemberian kesempatan kepada individu yang
memiliki kecenderungan pemarah untuk berperilaku keras (dalam
aktivitas katarsis), tapi dalam cara yang tidak merugikan, akan
mengurangi tingkat rangsang emosional dan tendensi untuk
melakukan perilaku agresi. Sedikit bertentangan dengan teori katarsis,
Baron dan Byrne (dalam Hanurawan, 2004) menyatakan bahwa
katarsis bukanlah merupakan instrumen yang efektif untuk mengurangi
agresi yang bersifat terbuka. Penelitian Robert Arms dan kawan-kawan
melaporkan bahwa penonton sepak bola gaya Amerika, gulat, dan hoki
ternyata malah semakin menunjukkan sifat kekerasan setelah
menonton pertandingan olah raga itu dibanding sebelum menonton.
Pada konteks katarsis itu, partisipasi individu dalam aktivitas
katarsis non agresi ternyata hanya memiliki pengaruh yang bersifat
sementara terhadap rangsang emosional dan tendensi berperilaku
agresi dalam dirinya. Setelah melewati jangka waktu tertentu,
rangsang dan tendensi itu kemudian akan muncul kembali apabila
individu itu bertemu atau berpikir tentang orang yang sebelumnya
menyebabkan dirinya marah.
Dalam situasi tertentu orang akan melakukan agresi atau tidak, ditentukan
oleh tiga variabel:
1) Intensitas amarah seseorang, yang sebagian ditentukan oleh taraf frustasi atau
serangan yang menimbulkannya, dan sebagian ditentukan oleh tingkat persepsi
individu terhadap frustasi yang menimbulkan amarah ini.
a) Mengurangi frustrasi
b) Orang dapat diajar untuk tidak melakukan agresi dalam situasi tertentu, atau
dapat belajar untuk menekan agresivitas pada umumnya. Misalnya, anak belajar
untuk tidak berkelahi dalam kelas, dan pada umumnya juga diajari untuk berhati-hati
agar tidak saling melukai.
A. Kesimpulan
a. Agresi adalah tingkah laku individu ang di tunjukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut
b. Dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan-tindakan agresif,
berkowitz membedakan agresi dalam dua macam, yakni agresi instruresi di bagi
dalam mental dan agresi benci.
c. Teori-teori tentang agresi di bagi dalam dua kategori utama yaitu teori-teori yang
berpandangan bahwa agresi bersifat naluriah atau merupakan kodrat bawaan
manusia.
d. Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi
mempunyai kemampuan untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain.
e. Pada dasarnya, emosi bukan sekedar suatu reaksi umum, namun merupakan
reaksi spesifik pula.
f. Fenomena peningkatan tingkah laku delinkuen sebagai akibat perang pada
masyarakat.
g. Manusia bersifat damai hanya terdapat manusia lain dalam kelompok kecinya saja,
misalnya terhadap sesama anggota clan. Sebaliknya manusia memusuhi orang-
orang dari luar kelompoknya dan ingin menghancurkan mereka untuk
mempertahankan eksistensi kelompoknya sendiri.
Adapun periku agresif itu sendiri dikarenakan berbagai faktor, antara lain:
1. Faktor Biologis
3. Faktor Amarah
4. Faktor Frustrasi
DAFTAR PUSTAKA
Psikologi umum, Drs.alex sobur, M.Si, Pustaka setia bandung, 2003.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Moyer, KE. 1968. Kinds of aggression and their physiological
basis. Communications in Behavioral Biology2A:65-87.
http://ahmadtaufikby.blogspot.com/2012/07/makalah-agresi.html