MODEREN
(IAIN) BONE
Oleh :
NAMA : HERAWATI
NIM : 01.18.1215
NIM : 01.18.1213
(IAIN) BONE
2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
A. Proses Lahirnya Perundang undangan Hukum Keluarga Dunia Islam Moderen 4
1. Perkembangan hukum Islam dalam bentuk perundang-undangan dan peraturan-
peraturan hukum. 4
2. Perundang-undangan dan peraturan-peraturan hukum Islam di berbagai Negara 5
BAB III 15
PENUTUP 15
A. Simpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR RUJUKAN 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa permasalahan yang menyangkut unsur hukum keluarga selalu
bermunculan dan perkembangan seiring dengan perbedaan tempat dan waktu.
Hal ini yang selanjutnya menuntut adanya sebuah perangkat hukum yang ada
harus bisa menyelesaikan dan mengakomodir beberapa permasalahan
kontemporer yang muncul. Salah satu permasalahan yang akan selalu muncul
adalah isu gender dan penyetaraan antara laki-laki dan perempuan. Hal itu,
disebabkan selama dalam aktivitas rumah tangga. Perempuan selalu diidentikkan
dengan sebuah pekerjaan di bawah laki-laki, yang selanjutnya disebut dengan
penindasan terhadap peremuan. Permasalahan ini yang kemudian menuntut
untuk segera diselesaikan dengan terobosan-terobosan hukum yang lebih ramah
terhadap kaum perempuan.
1
keluarga ini adalah untuk melindungi dan meningkatkan derajat kaum
perempuan. Selain itu, untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
tidak bisa terjawab oleh fikih konvensional.
2
selanjutnya jika ditemukan permasalahan-permasalahan baru yang tidak bisa
dijawab oleh hukum keluarga saat ini dan diperlukan melakukan pembaharuan.
Signifikansi dari kajian ini adalah guna menentukan langkah dan model
pembaharuan hukum keluarga Islam kontemporer. Hal ini sangat penting
mengingatkan problematika hukum keluarga akan selalu muncul dalam ruang
dan waktu yang berbeda. Sehingga diperlukan sebuah langkah pembaharuan
hukum keluarga Islam yang lebih solutif dan bisa berdialog dengan sosio kultur
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Lahirnya Perundang undangan Hukum Keluarga di Dunia
Islam Moderen?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Proses Lahirnya Perundang undangan Hukum Keluarga di
Dunia Islam Moderen?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mohammad Daud Ali, Hukum Keluarga Dalam Masyarakat Muslim Kontemporer (Dalam Hukum
Islam dan Peradilan Agama), Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 90.
4
hukum barat, juga menjadi rujukan mereka dalam pengkodifikasian hukum islam
tersebut.
Ketiga sikap di atas dapat kita lihat dalam berbagai bentuk perundang-
undangan yang berlaku saat ini di negara-negara muslim saat ini, sebagaimana
dipaparkan pada point pembahasan berikut.
5
dalam perundang-undangan negara. Bahkan mayoritas negara hanya
menonjolkan hukum keluarga Islam dalam perundang-undangan mereka.
a. Negara Arab
1) Al-Jazair
3
.Tahir Mahmood, Personal Law In Islamic Countries, New Delhi, Academy Of Law and Religion,
1997,
hlm.15.
4
.Tahir Mahmood, Family Law Reform In The Muslim World, Bombay, N.M. Tripathi PVT. LTD,
1972, hlm. 129.
6
Berikut legislasi hukum Islam yang terakomodasi di negara Aljazair: 5
2) Mesir
5
Tahir Mahmood, Op.Cit, hlm. 16-17.
6
.Tahir Mahmood, Family Law …., Op.Cit, hlm. 48.
7
.Ibid, hlm.28-32
7
a) Hukum tentang status personal (Al-Ahwal al-Sakhshiyah) 1920 -1929.
Hukum ini mengatur tentang hukum privat dan public yang berlaku di Mesir.
dasar Negara Mesir yang ruhnya sudah diwarnai oleh Syari’at Islam.
3) Iraq
8
d) Undang-undang tentang Hak tempat tinggal bagi wanita yang dicerai (Law on
Divorced Wife's Right to Residence). Undang-undang ini mengatur tentang
perlindungan dan jaminan hak-hak wanita yang mengalami perceraian dalam
sebuah ikatan perkawinan.
4) Yordania
c) Undang-undang sipil dan Undang-undang lain (Civil Code and some other laws)
1952-1976.
5) Kuwait
8
.Ibid, hlm.73-75.
9
beberapa aturan perundang- undangan lain yang dirujuk dari hukum material
Mesir dan Prancis yang menghasilkan; Undang-Undang Hukum Sipil (Perdata) dan
Prosedur Perniagaan (Civil an Commercial Procedur Code) pada tahun 1960. Dan
setahun sesudahnya (1961) disempurnakan dengan terbentuknya Undang-
Undang Hukum Perdata Kuwait, Undang-undang Hukum Niaga, Undang-Undang
Hukum Perbuatan Kriminal dan Undang-Undang tentang Ganti Rugi (Law on
Damages).9
1) Afghanistan
2) Bangladesh
9
.Ibid, hlm.88.
10
.Ibid, hlm.89.
11
.Ibid, hlm. 184-186.
10
Republik Bangladesh merupakan negara muslim yang terletak di Asia Selatan
yang mayoritas populasi muslimnya bermadzhab hanafi. Sistim hukum yang
berlaku di Bangladesh hingga tanggal 14 Agustus 1947 menjadi satu dengan
sistim hukum India. Sedangkan dari tanggal tersebut hingga akhir 1971 menjadi
satu dengan Pakistan. Melihat kenyataan sejarah di atas, maka secara praktis
Bangladesh baru dikatakan memiliki konstitusi yang mandiri pada tahun 1972. 12
3) Brunei Darussalam
4) Indonesia
12
.Ibid, hlm.188.
13
.Ibid, hlm190-191.
11
Indonesia merupakan salah satu negara mayoritas muslim yang hingga saat
ini hanya mengakomodasi hukum perkawinan Islam dan sebagian dari hukum
personal Islam dalam perundang-undangannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
aturan perundang-undangan yang ada di bawah ini:
5) Iran
Seiring terjadinya revolusi Islam Iran yang dikomandoi oleh Imam Khamaini,
seluruh dinamika hukum yang berkembang di Iran dirujukkan dengan hukum
Islam.15 Adapun hukum Islam yang berkembangkan di Iran merupakan
14
.Ibid, hlm.214-215.
15
.Ibid, hlm.216.
12
implementasi dari fiqih madzhab Syi'ah sebagai madzhab mayoritas masyarakat
muslim Iran.
6) Malaysia
7) Pakistan
8) Turki
16
.Gorton, S., sebagaimana dikutip oleh Ibrahim dalam, Islamic Law in Malaya, Singapore, t.p,
1965, hlm. 2.
17
Tahir Mahmood, Personal Law…, Op.Cit, hlm.221.
13
a) Undang-Undang tentang Hak-hak Keluarga (Qonun al-Qarar al-Huquq al-
Ailah al-Utsmaniyah) 1917.
9) Pilipina
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi
hukum Islam dalam bentuk perundang-undangan di negara muslim sebagian
besar hanya yang berkenaan dengan hukum keluarga ataupun hukum personal.
Hanya sebagian kecil negara yang mencoba mengimplementasikan semua aspek
hukum Islam dalam perundang-undangan mereka. Faktor pengaruh hukum barat
dirasa masih dominan dalam aspek-aspek hukum diluar dua aspek di atas.
Mungkin benar ungkapan Daud Ali bahwa hukum Pidana dan Perdata Islam telah
kehilangan ruh Wahyu Ilahi dan Sunnah Rasulullah. Kalau itu benar, maka tugas
kita adalah mengupayakan agar ruh itu hidup kembali.
B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat
mengambil hikmahnya bagi kalangan pemuda pemudi bangsa. Untuk itu, kita
sebagai generasi penerus bangsa harus lebih berusaha dalam menutut ilmu.
Mohon maaf jika makalah kami jauh dari kata sempurna, kami harap kritik dan
sarannya.
15
DAFTAR RUJUKAN
Mahmood, Tahir, Personal Law In Islamic Countries, New Delhi, Academy Of Law
and Religion, 1997.
Mahmood, Tahir, Family Law Reform In The Muslim World, Bombay, N.M.
Tripathi PVT. LTD, 1972.
16