Anda di halaman 1dari 7

ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM

(SPBU) 64-755-01 BLINTUT BARONG TONGKOK


KUTAI BARAT
Siken. H. Eddy Soegiarto K. Adi Suroso

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75234, Indonesia.

ABSTRAKSI

SIKEN, Antrian Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 64-755-01
Blintut Barong Tongkok Kutai Barat; Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi 17 Agustus
1945 Samarinda dibawah bimbingan Bapak H. Eddy Soegiarto K selaku Dosen
Pembimbing I, dan Bapak Adi Suroso selaku Dosen Pembimbing II.
Masalah antrian berhubungan dengan efesiensi dimana terjadinya antrian akan
mengurangi kenyamanan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini juga salah satunya yang
terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 64-755-01 Blintut Barong
Tongkok Kutai Barat, antrian ini terjadi karena banyaknya fasilitas yang tidak sebanding
dengan laju kedatangan pelanggan, sehingga kinerja pelayanan antrian belum
optimal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pelayanan sistem
antrian SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat.
Untuk membuktikan dugaan ini diadakan penelitian langsung kelapangan dengan
landasan teori yang dianggap relevan, yaitu teori antrian atau line theory. Penelitian ini
dilakukan di Blintut Kutai Barat selama 7 (tujuh) hari.
Pengumpulan data pada studi kuantitatif ini menggunakan data primer yaitu
observasi serta wawancara dan juga data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan juga
diperoleh dari berbagai pustaka dan literatur lainnya yang memiliki relevansi dengan
sasaran penelitian seperti buku-buku teks mengenai sistem antrian.
Analisis dari penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan pelayanan antrian pada
SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah optimal karena lama
pelanggan mengantri masih berada dibawah standar pelayanan yang SPBU 64-755-01
Blintut Barong Tongkok Kutai Barat yang ditetapkan.
Alat analisis dari penelitian ini adalah model antrian M/M/S (Multiple Channel
Query System atau model antrian jalur berganda) yaitu model yang diterapkan di SPBU 64-
755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat dengan 4 buah stasiun pengisian, dan
berdasarkan perhitungannya SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai Barat sudah
optimal karena waktu terpanjang selama 0,2621 menit yang dibutuhkan oleh seorang
pelanggan dalam antrian tidak melebihi dari batas standar yaitu 0,75 menit. SPBU Blintut
Barong Tongkok Kutai Barat sudah cukup meningkatkan kinerja pelayanannya. Ini terbukti
karena antrian yang terjadi tidak terlalu panjang dan membuat pelanggan tidak menunggu
terlalu lama dalam mendapatkan pelayanan. Adapun standar waktu yang ditentukan adalah
0,75 menit.

Kata kunci :Efisiensi Pelayanan, Sistem Antrian


I. PENDAHULUAN Kampung Blintut Kecamatan Barong
SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. SPBU
Tongkok Kutai Barat merupakan salah 64-755-01 Blintut Barong Tongkok ini
satu stasiun pengisian bahan bakar umum menyediakan dua fasilitas pengisian bahan
didaerah Barong Tongkok Kutai Barat bakar untuk pengendara mobil dan motor,
yang terletak di Jalan Sendawar Raya I dengan jenis bahan bakar Pertamax dan
Premium. Terdapat dua jalur untuk Berdasarkan rumusan masalah
pengendara sepeda motor, yang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
diharapkan dapat mengurangi masalah untuk menganalisis kinerja pelayanan
antrian ketika pelanggan datang pada saat sistem antrian SPBU 64-755-01 Blintut
tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Barong Tongkok Kutai Barat.
Namun, seiring dengan kemajuan jaman
di semua sektor yang menyebabkan
pengguna sepeda motor saat ini II. DASAR TEORI
mengalami peningkatan dan keinginan Manajemen operasi (operation
pelanggan yang sama saat ingin management -OM) adalah serangkaian
memenuhi kebutuhan akan bahan bakar aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
pada saat-saat tertentu dapat bentuk barang dan jasa dengan mengubah
menyebabkan masalah antrian, karena input menjadi output (Heizer dan Render,
jumlah fasilitas yang kurang untuk 2009:4). Tampubolon (2004:13) juga
memenuhi pelayanan pelanggan. mengemukakan bahwa manajemen
Mencegah timbulnya antrian atau operasional didefinisikan sebagai
mengurangi antrian yang panjang adalah manajemen proses konvensi dengan
menggunakan cara, menganalisis sistem bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga
antrian SPBU 64-755-01 Blintut Barong kerja, modal, dan manajemen masukan
Tongkok dengan menerapkan teori (inputs) yang diubah menjadi keluaran
antrian. Analisis dapat dilakukan dengan yang diinginkan berupa barang atau jasa.
mengadakan penelitian dimana antrian Jasa atau layanan sering
yang panjang terjadi, bertujuan agar dipandang sebagai suatu fenomena yang
keputusan yang diambil dari hasil analisis rumit. Kata jasa atau layanan itu sendiri
dapat berlaku untuk berbagai kondisi mempunyai banyak arti, mulai dari
pelayanan, sehingga analisis dapat pelayanan personal (personal service)
memberikan masukan yang bermanfaat sampai jasa sebagai produk. Sejauh ini,
untuk menyelesaikan masalah dengan sudah banyak pakar pemasaran yang
lebih optimal. telah berusaha mendefenisikan pengertian
Berdasarkan uraian pada latar jasa. Pengertian jasa menurut
belakang masalah, maka dirumuskan Kotler dan Keller (2009:42) :
permasalahan yaitu, apakah kinerja “Jasa adalah setiap tindakan atau
pelayanan sistem antrian dan fasilitas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
untuk pengisian bahan bakar pada SPBU satu pihak kepihak lainnya yang pada
64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai dasarnya tidak berwujud dan tidak pula
Barat sudah optimal? berakibat kepemilikan sesuatu dan
produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk fisik”.
Menurut Soegito (2007:152)
pelayanan adalah setiap kegiatan atau
manfaat yang dapat memberikan suatu
pihak kepada pihak yang lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula
berakibat pemilikan sesuatu dan
produksinya dapat atau tidak dapat
dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Menurut William J. Stanton (dalam


Alma, 2004:243) mengungkapkan bahwa
jasa adalah sesuatu yang tidak dapat berwujud atau tidakMenurut Heizer dan
diidentifikasi secara terpisah dan tidak Render (2006:658) antrian adalah ilmu
berwujud, ditawarkan untuk memenuhi pengetahuan tentang bentuk antrian dan
kebutuhan dan jasa dapat dihasilkan merupakan orang-orang atau barang dalam
dengan menggunakan benda-benda barisan yang sedang menunggu untuk
dilayani atau meliputi bagaimana menunggu giliran untuk
perusahaan dapat menentukan waktu dan menerima pelayanan.
fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat 2. Queue Formation. Deretan
melayani pelanggan dengan efisien. berbentuk dari beberapa
Komponen dasar proses antrian waktu bilamana permintaan
adalah kedatangan, pelayanan, danantri. untuk dilayani melampaui
Karakteristikantrianyaituterdiridarikarakt fasilitas pelayanan yang ada.
eristik kedatangan atau masukan sistem, 3. Queueing situation. Siapa
karakteristik antrian, dan karakteristik saja yang sudah terdaftar
pelayanan. terlebih dahulu itulah yang
Ada empat model struktur antrian akan mendapat pelayanan
dasar yang umumnya terjadi dalam pertama.
seluruh sistem antrian yaitu : 4. Queues economics. Pada
a. Single Channel – Single Phase kenyataannya situasi dan
b. Single Channel – Multi Phase kondisi antrian dipengaruhi
c. Multi Channel – Single Phase oleh perkembangan ilmu
d. Multi Channel – Multi Phase ekonomi.
Beragam model antrian dapat 5. Waiting time. Rata-rata
digunakan di bidang Manajemen lamanya waktu menunggu
Operasi.Empat (4) model yang paling untuk mendapatkan
sering digunakanyaitu : pelayanan.
a. Model A: M/M/I (Single Channel 6. Holding time. Waktu yang digunakan
Query System atau model antrian sejak pelayanan dimulai sampai satu
jalur tunggal). unit selesai dilayani
b. Model B: M/M/S (Multiple Channel 7. The arrival pattern.
Query System atau model antrian Komponen antrian dapat
jalur berganda). berbentuk dari beberapa
c. Model C: M/D/1 (constant service macam variasi.
atau waktu pelayanan konstan). 8. The service pattern. Sistem
d. Model D : (limited population atau pelayanan terhadap beberapa
populasi terbatas). macam variasi antrian dapat
Menurut Elwood S. Buff dan Rakesh k. secara teratur atau betul-
Sarin (1999:244), memberikan betul memerlukan pada saat
ulasan tentang pengertian antrian itu juga.
antara lain adalah sebagai berikut : 9. The traffic intensive.
1. Queueing atau waiting line. Perbandingan antara
Deretan berbentuk yang kecepatan rata-rata dan
dilakukan bilamana kedatangan rata-rata dan
kedatangan rata-rata dalam
pelayanan.
10. The number of service
channels. Kedatangan dan
struktur pelayanan seringkali
berdasarkan urutan-urutan,
tapi kadang-kadang segera
memerlukan pelayanan
tergantung dari saluran
pelayanan.
11. The queue discipline. pelayanan dipilih untuk
Merupakan urutan menerima pelayanan.
(order) dimana anggota 12. Queue and system. Merupakan
dalam antrian yaitu suatu bentuk khusus dari linear
para penerima list dan sistem yang bekerja
didalamnya M/M/S (Multiple Channel Query Sistem
atau model antrian jalur berganda).
Hipotesis Hipotesis ini diterima apabila
Berdasarkandasarteoridanrumusanmasala kinerja pelayanan sistem antrian pada
h,makahipotesisdaripenelitianinidirumusk SPBU 64-755-01 Blintut Barong
ansebagaiberikut Tongkok Kutai Barat belum optimal,
: yaitu waktu antrian berdasarkan model
“KinerjaPelayananSistemAntrianpadaSta perhitungan berada diatas 0,75
siunPengisianBahanBakarUmum menit.Sebaliknya hipotesis ini ditolak
(SPBU) 64-755-01 Blintut Barong apabila kinerja pelayanan sistem antrian
TongkokKutai Barat Belum Optimal”. pada SPBU 64- 755-01 Blintut Barong
Tongkok Kutai Barat sudah optimal,
III. METODE yaitu waktu antrian berdasarkan model
PENELITIAN Alat Analisis perhitungan M/M/S berada dibawah 0,75
Data menit.
Model Antrian Jalur Berganda
merupakan model antrian yang terdapat IV. HASIL PENELITIAN
dua atau lebih jalur atau stasiun
pelayanan yang tersedia untuk menangani DATA KEDATANGAN PELANGGAN

pelanggan yang akan datang. Alat Kedatangan Total


Hari
analisis yang digunakan adalah model No
Kerja
Tanggal Pelanggan/
Orang
Jam
Kerja
M/M/S (Multiple Channel Query System)
1. Senin 6 / 4 / 2015 553
menurut Heizer dan Render
(2006:672)artinya terdapat lebih dari satu 2. Selasa 7 / 4 / 2015 539
jalur fasilitas dan hanya ada satu tahapan
3. Rabu 8 / 4 / 2015 538
pelayanan yang harus dilalui oleh
pelanggan untuk menyelesaikan 4. Kamis 9 / 4 / 2015 512 6 Jam
pelayanan. Waktu yang dibutuhkan oleh
5. Jumat 10 / 4 / 2015 478
pelanggan bersifat acak (random), karena
jumlah kebutuhan setiap pelanggan 6. Sabtu 11 / 4 / 2015 557
berbeda-beda. SPBU 64-755-01 Blintut
7. Minggu 12 / 4 / 2015 508
Barong Tongkok Kutai Barat menerapkan
pelayanan first-come, first-served (FCFS) Total 3685 6 Jam
dimana pelanggan yang datang pertama Pada SPBU 64-755-01 Blintut
akan dilayani terlebih dahulu. Barong Tongkok Kutai Barat terdapat
empat jalur yang disediakan untuk
melayani pelanggan. Jenis sistem antrian
Uji Hipotesis yang diberlakukan adalah jenis sistem
Diterima atau ditolaknya hipotesis antrian model Multiple Channel Query
penelitian ini mengacu pada hasil System atau model antrian jalur berganda
pengujian antrian menggunakan model (M/M/S). Dimana terdapat empat petugas
yang dapat melayani para pelanggan dan
proses pelayanan melalui petugas hanya
satu kali.
Waktu yang dibutuhkan oleh petugas
untuk melayani para pelanggan adalah
bersifat random (acak). Dalam upaya
mempertahankan tingkat optimalnya
08.00 – 09.00 57
DATA KEDATANGAN PELANGGAN PERJAM 09.00 – 10.00 113
Senin 10.00 – 11.00 97
Hari/Tangga Periode Waktu Kedatangan(s 1.
No 6 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 102
l (per jam) epeda motor)
14.00 – 15.00 93
15.00 – 16.00 91
08.00 – 09.00 53
09.00 – 10.00 121 pelayanan petugas adalah lamanya waktu
Selasa 10.00 – 11.00 105
2.
7 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 82 pelayanan yang disediakan oleh petugas
14.00 – 15.00 91 untuk melayani konsumen, dimana
15.00 – 16.00 87
08.00 – 09.00 63 standar waktu pelayanan adalah rata-rata
09.00 – 10.00 113
104
0,75 menit.
Rabu 10.00 – 11.00
3.
8 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 99 Data kedatangan pelanggan diperoleh
14.00 – 15.00 78
15.00 – 16.00 81 dengan cara melakukan pengamatan
08.00 – 09.00 77 jumlah pelanggan yang memasuki sistem
09.00 – 10.00 118
Kamis 10.00 – 11.00 101 antrian pada SPBU 64-755-01 Blintut
4.
9 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 111 Barong Tongkok Kutai Barat.
14.00 – 15.00 53
15.00 – 16.00 52 Pengamatan dilakukan pada jam 08.00 –
08.00 – 09.00
09.00 – 10.00
65
106
16.00, jumlah pelanggan yang memasuki
5.
Jumat 10.00 – 11.00 93 sistem antrian pada SPBU dicatat setiap
10 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 62
14.00 – 15.00 79 interval satu jam.
15.00 – 16.00 73
08.00 – 09.00 48 V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
09.00 – 10.00 93
Sabtu 10.00 – 11.00 101
Analisis Sistem Antrian dengan
6.
11 / 4 / 2015 13.00 – 14.00 99 Model Multiple Channel Query System
14.00 – 15.00 112
15.00 – 16.00 104 atau model antrian jalur berganda
08.00 – 09.00 32
72
(M/M/S) pada Stasiun Pengisian Bahan
09.00 – 10.00
Minggu 10.00 – 11.00 87 Bakar Umum (SPBU) 64-755-01 Blintut
7. 104
12 / 4 / 2015 13.00 – 14.00
14.00 – 15.00 116
Barong Tongkok Kutai Barat terdapat
15.00 – 16.00 97 empat petugas dan empat jalur yang
proses pelayanan maka SPBU 64-755-01 disediakan untuk melayani pelanggan.
Blintut Barong Tongkok Kutai Barat Tingkat kedatangan pelanggan per
menetapkan standar waktu pelayanan jamnya dapat dicari dengan cara
bagi setiap petugas adalah maksimal 0,75 menjumlahkan kedatangan pelanggan
menit.Disiplin pelayanan yang tiap jam yang sama dibagi dengan 7 hari
diberlakukan oleh SPBU 64-755-01 kerja.
Blintut Barong Tongkok Kutai Barat
adalah disiplin pelayanan First Come
First Serve (FCFS).
Tingkat kedatangan merupakan RATA-RATA TINGKAT KEDATANGAN
Rata-rata Tingkat
banyaknya pelanggan yang datang untuk Periode Waktu
Kedatangan
(Jam)
mendapatkan pelayanan dari petugas, (sepeda motor)
dinyatakan dalam beberapa banyak 08.00 – 09.00 56
pelanggan (orang) dalam periode waktu
09.00 – 10.00 105
tertentu. Tingkat kedatangan konsumen
diasumsikan mengikuti distribusi poisson. 10.00 – 11.00 98
Proses poisson sendiri adalah kedatangan
13.00 – 14.00 94
pelanggan lain tidak tergantung pada
waktu (tidak terbatas).Sedangkan tingkat 14.00 – 15.00 89

15.00 – 16.00 84

RATA-RATA TINGKAT PELAYANAN


Standar Tingkat
Periode Waktu Waktu Pelayanan
(Jam) Pelayanan (Sepeda
(Menit) Motor)
14.00 yaitu selama 0,4107 menit dan jumlah antrian terpendek adalah selama 0,0046 menit
08.00 – 09.00
terjadi pada periode 08.00 – 09.00.
4. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang pelanggan untuk menunggu dalam antrian
(Wq09.00
) : Waktu
– 10.00
terpanjang yang diperlukan pelanggan dalam antrian adalah 0,2621 menit
ini terjadi pada 13.00 –
10.00 – 11.00 Standar Waktu 14.00 dan waktu yang terpendek
80 kendaraan
(45 detik / 60
(diperoleh dari adalah 0,0049 menit terjadi pada
menit) 0,75
60 menit / 0.75
menit periode 08.00 – 09.00.
13.00 – 14.00 menit)
Berdasarkan analisis maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan sistem antrian
berdasarkan perhitungan model M/M/S pada SPBU 64-755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai
14.00 – 15.00
Barat sudah optimal, hal ini terlihat dari hasil analisis bahwa standar waktu pelayanan (Wq)
HASIL KINERJA SISTEM ANTRIAN

0,2621 menit
Periode karena waktu
Waktu standar yang ditentukan adalah selama 0,75 menit.
Kinerja Sistem Antrian
(Jam)
15.00 – 16.00 P0 Ls Ws Lq Wq

08.00 – 09.00 0,8849 0,7046 0,755 0,0046 0,0049


LAMANYA WAKTU
09.00 – 10.00 0,158 1,341 0,766 0,028 0,016 NO STANDAR TERPANJANG TERPENDEK
(MENIT) (MENIT) (MENIT)
Dari10.00
hasil
– 11.00analisa
0,205 tabel
1,249 terlihat
0,78 bahwa
0,024 :
0,015

Rata-rata
1. 13.00 – 14.00 jumlah
0,2394 dalam
1,1973 0,7642sistem
0,4107 (L s) :
0,2621 1 0,75 0,2621 0,0049
Rata-rata jumlah pelanggan yang
14.00 – 15.00 0,289 1,1322 0,763 0,0197 0,0133

menunggu
15.00 – 16.00 dalam
0,0132 1,2023 sistem
0,8588 terpanjang
0,1523 0,1087
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi pada periode waktu 09.00 –
Kesimpulan
10.00 dimana jumlah pelanggan yang
a. Jenis sistem antrian yang diterapkan pada
menunggu dalam sistem sebanyak
SPBU 64-755-01 Blintut Barong
1,341 atau 2 orang. Sedangkan
Tongkok Kutai Barat adalah jenis sistem
jumlah rata-rata pelanggan yang
antrian model Multiple Channel Query
menunggu dalam sistem terpendek
System atau M/M/S, dimana terdapat
terjadi pada periode waktu 08.00 –
beberapa petugas yang melayani
09.00 sebanyak 0,7046 atau 1 orang.
pelanggan namun fase yang dilewati
2. Waktu rata-rata yang dihabiskan
pelanggan hanya satu kali melakukan
seorang pelanggan dalam sistem (Ws)
transaksi / pengisian.
: Waktu terpanjang yang dihabiskan
b. Disiplin pelayanan yang diberlakukan
oleh seorang pelanggan dalam sistem
SPBU 64-755-01 Blintut Barong
adalah selama 0,8588 menit ini
Tongkok Kutai Barat adalah disiplin
terjadi pada periode waktu 15.00 –
pelayanan First Come First Served
16.00 dan waktu terpendek adalah
(FCFS), yaitu dimana pelanggan
0,75 menit pada periode waktu
mengantri sesuai urutan untuk
13.00–14.00.
mendapatkan pelayanan.
3. Rata-rata jumlah pelanggan dalam
c. Kinerja sistem antrian pada SPBU 64-
antrian (Lq) : Rata-rata jumlah
755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai
pelanggan dalam antrian terpanjang
terjadi pada periode waktu 13.00 –
Barat, waktu terpendek yang perlu ditambah.
dibutuhkan oleh seorang pelanggan d. Hipotesis ini ditolak karena pada SPBU
dalam mendapatkan pelayanan adalah 64-755-01 Blintut Barong Tongkok
0,0049 menit. Waktu terpanjang yang Kutai Barat waktu pelayanan terpanjang
dibutuhkan oleh pelanggan dalam hanya selama 0,2621 menit. Sedangkan
mendapatkan pelayanan adalah selama pelayanan standarnya selama 0,75
0,2621 menit, ini menunjukan kinerja menit.
sistem antrian pada SPBU 64-755-01 Saran
Blintut Barong Tongkok sudah a. Kinerja sistem antrian pada SPBU 64-
optimal karena waktu yang dibutuhkan 755-01 Blintut Barong Tongkok Kutai
untuk pelayanan adalah 0,75 menit. Barat sudah optimal. Tapi masih perlu
Dan fasilitas untuk pengisian bahan ditingkatkan lagi dari segi pelayanan
bakar sudah mencukupi dan tidak petugas yaitu keramahan dan
kenyamanan agar pelanggan yang Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller,
mengantri merasa nyaman.
2009, ManajemenPemasaran
b. Dari segi keamanan SPBU pun harus
diperhatikan agar tidak terjadi hal (edisike 12). Indeks : Jakarta
yang tidak diinginkan seperti adanya
Elwood S. Buff dan Rakesh K. Sarin,
pengantri yang langsung menyelip
pengantri lain yang sudah terlebih 1999. Manajemen Operasi dan
dahulu mengantri, ataupun yang Produksi Modern, Binarupa
langsung masuk dari depan antrian. Aksara : Jakarta

VII.DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Rander, Barry. 2004.
Manajemen Operasi (edisi
ketujuh), Salemba Empat : Jakarta
Soegito, Eddy Soeryatno. 2007.
Marketing Research : Panduan
bagi Manajer Pemimpin
Perusahaan Organisasi. Elex
Media Komputindo : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai