Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR DAN KONSEP DASAR MENGHITUNG

PERNAFASAN DAN MENGATUR POSISI TIDUR PASIEN

Dosen Pengajar :

Ns. Nina Sunarti, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Alifia Zalfaa Khaerani (19002) 6. Hanifah Salma (19024)


2. Annisa Putri (19005) 7. Nina Sumiyati (19035)
3. Desty Fionita (19012) 8. Nurul Ismiyanti (19036)
4. Ellinda Yohanita (19018) 9. Shellawati Maylani (19045)
5. Ersa Salia (19020)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Jl. Cumi No. 37, Tanjung Priuk, Jakarta Utara

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. Menghitung Pernafasan
1. Pengertian
Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, serta menghembuskan
udara yang banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari
oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi. Secara normal orang dewasa bernafas
kira – kira 16 – 20x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebih cepat
daripada orang dewasa. Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea.
Jika suhu badan naik kecepatan bernafas bertambah, karena tubuh
berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas. Pemeriksaan pernafasan
merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola
pernafasan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:
1) Faktor fisiologis
a) Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti pada anemia
b) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti obstruksi
saluran pernafasan bagian atas.
c) Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun yang
mengakibatkan terganggunya O2
d) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obeisitas, penyakit kronis, seperti TBC paru.

2) Faktor perkembangan
a) Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan
dan merokok

ii
b) Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru.
c) Dewasa tua adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun

3) Faktor perilaku
a) Nutrisi
b) Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c) Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
d) Kecemasan

4) Faktor lingkungan
a) Tempat kerja
b) Suhu lingkungan
c) Ketinggian dari permukaan air laut

Faktor yang meningkatkan frekuensi pernafasan:


1) Olahraga
2) Stress
3) Peningkatan suhu lingkungan
4) Penurunan konsentrasi oksigen pada darah yang tinggi

Tujuan menghitung pernafasan :


1) Mengetahui keadaan umum pasien
2) Mengikuti perkembangan penyakit
3) Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose

iii
a. Menghitung pernafasan
1) Alat yang digunakan
a) Jam tangan/arloji
b) Buku catatan
2) Pelaksanaan
a) menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b) membawa alat kesamping klien
c) mencuci tangan
d) hitunglah naik turunnya dada klien (pernafasan) sambil memegang
arteri radialis dan menekukkan ke dada klien seperti pura – pura
menghitung denyut nadi (mengupayakan agar pasien tidak merasa
di observasi).
e) jika irama respirasi teratur hitung selama 30 detik dan kalikan
hasilnya dengan dua. Jika irama respirasi tidak teratur hitung
selama 1 menit penuh
f) membereskan alat
g) mencuci tangan
h) mencatat hasil

b. Masalah yang harus dikaji pada pernafasan


1) Ritme pernafasan
a) Eupnea : irama normal
b) Kusmaul : cepat dan dalam
c) Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normalzzz Biot’S :
Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan
saraf)
d) Cheyne stoke : bertahap dangkal – lebih cepat dan dalam – lambat
–apnea (kerusakan saraf)

iv
e) Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan
nafas
f) Orthopnea :  sesak pada waktu posisi berbaring
g) Suara batuk : produktif / tidak

2) Palpasi
a) Nyeri dada tekan :kemungkinan fraktur iga
b) Kesimetrisan ekspansi dada
        Caranya :      letakkan kedua telapak  tangan secara datar
- Bisa pada anterior, sisi dan posterior
- Anjurkan tarik nafas
        Amati : normal bila gerakan tangan simetris
- Taktil fremitus
        Caranya :    
- etakkan tangan sama dengan cara pemeriksaan ekspansi
dada
- anjurkan pasien menyebut tujuh-tujuh / enem-enam
- rasakan getaran
        Kurang bergetar : pleura effusion, pneumothoraks
- lakukan pada seluruh permukaan dada
(atas,bawah,kiri,kanan,  depan,belakang)

3) Perkusi
a) Suara perkusi
- Paru normal : sonor/resonan
- Pneumothoraks : hipersonor
- Jaringan padat (jantung, hati) : pekak/datar
- Daerah yang berongga : tympani
- Batas organ

v
b) Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan-
tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
c) Sisi dada  kanan : ICS 4/5 (paru-Hati)
d) Dinding posterior  :-Supraskapularis (3-4jari di pundak) batas atas
paru
- Setinggi vertebratorakal 10 garis skapula batas bawah    paru

4) Auskultasi
a) Suara / bunyi nafas vesikuler
- Terdengar disemua lapang paru normal
- Bersifat halus, nada rendah
- Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
- Bronchovesikuler
b) Ruang interkostal pertama dan kedua area interskapula
c) Nada sedang, lebih kasar dari vesikuler
d) Inspirasi sama dengan ekspirasi
e) Bronchial
f) Terdengar di atas manubarium,
g) Bersifat kasar, nada tinggi
h) Inspirasi lebih pendek dari ekspirasi
i) Suara ucapan
j) Anjurkan penderita mengucapkan tujuh-tujuh berulang2 secara
berisik sesudah inspirasi
k) Lakukan dengan intonasi yang sama kuat sambil mendengarkan
secara sistematik disemua lapang paru dengan menggunakan
stetoskop
l) Bandingkan bagian kiri dan kanan

vi
5) Suara Tambahan
a) Ronchi (ronchi kering)
Suara yang tidak terputus, akibat adanya getaran dalam lumen
saluran pernafasan karena penyempitan : ada sekret kental/lengket
b) Rales (ronchi basah)
Suara yang terputus, akibat aliran udara melewati cairan dan
terdengar pada saat inspirasi
c) Wheezes – wheezing
Suara terdengar akibat obstruksi jalan napas, terjadi penyempitan
sehingga ekspirasi dan inspirasi terganggu, sangat jelas terdengar
saat ekspirasi.

c. Batasan Normal Pernafasan


Usia Frekuensi (x/menit)
Balita 30 – 60
Anak 30 – 50
Pra sekolah 25 – 32
Sekolah 20 – 30
Remaja 16 – 19
Dewasa 12 – 20

vii
B. Mengatur Posisi Tidur Pasien
1. Semi Fowler
a. Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk (15-60 derajat)

b. Tujuan
1) Mengurangi Sesak Nafas
2) Memberikan rasa nyaman
3) Membantu memperlancar keluarnya cairan
4) Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan

c. Di lakukan pada :
1) Pasien sesak napas
2) Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik, atau bila pasien
sudah benar - benar sadar

d. Persiapan :
Persiapan alat
1) Sandaran punggung atau kursi
2) Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
3) Tempat tidur khusus (functional bed) jika perlu
Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan
1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran
dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2) Pastikan identitas klien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang dapat
dipahami oleh klien
4) Siapkan peralatan

viii
5) Cuci tangan
6) Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
7) Berikan privasi klien

e. Prosedur :
1) Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah
atau di atas kasur di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di
rapikan. Bantal di susun menurut kebutuhan. Pasien di baringkan
kembali dan pada ujung kakinya di pasang penahan.
2) Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya
langsung di atur setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai
kebutuhan. Kedua lengan di topang dengan bantal.
3) Pasien di rapikan.

f. Hal – hal yang harus di perhatikan :


1) Perhatikan keadaan umum pasien
2) Bila posisi pasien berubah, harus segera di betulkan
3) Khusus untuk pasien pasca bedah di larang meletakkan bantak di bawah
perut.
4) Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5) Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang
tepat

2. Fowler
a. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien

ix
b. Tujuan
1) Membantu mengatasi masalah kardiovaskular atau pernafasan
2) Membantu pasien beraktivitas ( makan, minum, membaca dll)
3) Menurunkan tekanan intra abdomen
4) Memperlancar uterine drainage pada wanita post partum

c. Dilakukan Pada :
1) Pasien dengan masalah kardiovaskuler
2) Pasien wanita post partum untuk memperlancar uterine drainage

d. Persiapan
Persiapan Alat :
1) Tempat tidur
2) Bantal kecil 2 buah
3) Bantal biasa 3 buah
4) Handuk gulung
5) Footboard / bantalan kaki
6) Sarung tangan
Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan
1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran
dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2) Pastikan identitas klien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang dapat
dipahami oleh klien
4) Siapkan peralatan
5) Cuci tangan
6) Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas

x
e. Prosedur
1) Memperkenalkan diri
2) Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan
dilakukan dan lihat respon klien
3) Dekatkan alat ke klien
4) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5) Minta klienuntuk memfleksikaN lutut sebelum kepala dinaikkan
6) Naikkan kepala tempat tidur 150 – 450 untuk fowler rendah dan 450 –
900 untuk fowler tinggi
7) Letakan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada
celah di sana
8) Letakan bantal kecil dibawah kepala klien
9) Letakkan bantal kecil di bawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
10) Pastikan tidak ada tekanan pada area popletia dan lutut dalam keaadan
fleksi
11) Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
12) Topang kaki dengan bantalan kaki
13) Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan jika ada
kelemahan pada klien
14) Dokumentasikan tindakan 

xi
Daftar Pustaka

Bates, Barbara. 1998. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta. EGC

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Bates.Jakarta. EGC

xii

Anda mungkin juga menyukai