Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PESIKO SOSIAL

TENTANG

ASUHAN KEPERAWATAN STRES ADAPTASI

OLEH KELOMPOK 2:

APRILA DEYA SHAVIRA

DEA ANANDA

DIVA MERLIONI

FITRI YOUHANA

NURHAYATI

NUR ISLAMI LUBIS

SUPRIA NINGSIH

SOVIA KHOIRUN NISA

ZAINUL HALIL

FAJMINJAR

BENI PRATAMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal.
Dan berkat rahmat serta hidayahnya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah
PESIKO SOSIAL dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN STRES ADAPTASI”
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ns.Siska Damaiyanti,S,Kep.M.Kep selaku dosen pembimbing mata


kuliah PESIKO SOSIAL
2. Teman-Teman Program Studi Ilmu Keperawatan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat
banyak kekurangan baik dari segi bahasa, materi, maupun dari segi lainnya. Kami
sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun, khususnya dari
dosen mata kuliah PESIKO SOSIAL demi terciptanya kesempurnaan dan untuk
memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi para pembaca khususnya para mahasiswa UNIVERSITAS MOHAMMAD
NATSIR

Lubuk Basung, 6 Oktober 2021

                                                       

                                                                         

                               

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................................................................

2. Rumusan Masalah......................................................................................................

3. Tujuan Penulisan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Stres dan Adaptasi......................................................................................................


2. Mekanisme koping.....................................................................................................
3. Asuhan keperawatan steres adaptasi..........................................................................
4. Pengkajian .................................................................................................................
5. Masalah keperawatan.................................................................................................
6. Intervensi …………………………………………………………………………...
7. Implementasi dan evaluasi………………………………………………………….
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan................................................................................................................
2. Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang
selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan
waktu, merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan.
Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam
segala masalah, kita harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu
keseluruhan (holistic) sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.

Sumber gangguan jasmani (somatic) maupun psikologis (koping tidak


efektif) adalah stress. Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku
cenderung berorientasi pada tugas (task oriented), yang intinya untuk
menghadapi tuntutan keadaan, semisal pekerjaan. Namun, apabila stress
mengancam perasaan, kemampuan, dan harga diri kita, reaksi kita
cenderung pada orientasi pembelaan ego (ego defence-oriented).
Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi
pada pembelaan ego disebut “mekanisme pertahanan diri atau MPE = Mekanisme
Pertahanan / Pembelaan Ego ( Ego defence mechanism) 

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan manajemen stress dan adaptasi pada pasien


dengan gangguan psikososial?

C. Tujuan Penulisan
1.  Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan klien dengan gangguan

 psikososial stress adaptasi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian, jenis,
tahapan stress dan adaptasi, serta asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan psikososial stress adaptasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.   Stres dan Adaptasi
1.  Stres
a.  Pengertian

Menurut Nasir (2011), Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul


pada tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika
manusia menghadapi tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada
ancaman, atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak
realistis dari lingkungannya. Faktor yang menimbulkan stres dapat berasal
dari sumber internal maupun eksternal menurut Hidayat (2006), yaitu:

1. Internal merupakan faktor stres yang bersumber dari diri sendiri.


Stresor individual dapat muncul dari pekerjaan, ketidak puasan
dengan kondisi fisik tubuh, penyakit yang dialami, pubertas, dan
sebagainya.

2. Eksterna merupakan faktor stres yang bersumber dari dari keluarga,


masyarakat dan lingkungan.

 b.  Macam-macam Stres

Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam beberapa


jenis menurut Hidayat (2006), yaitu :
1)   Stres fisik

Merupakan stres yang disebabkan oleh keadaan fisik, seperti suhu


yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara bising, sinar matahari
yang terlalau menyengat.

2)   Stres kimiawi

Merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia


yang terdapat dalam obat-obatan, zat beracun asam, basa, faktor
hormon, gas, dan lain-lain.
3)   Stres mikrobiologi
Merupakan stres yang disebabkan oleh kuman, seperti virus, bakteri
atau parasit.

4)   Stres fisiologis
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi organ
tubuh, yaitu gangguan struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan
lain-lain.
5)   Stres proses tumbuh kembang

Merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang


seperti pada masa pubertas, pernikahan, dan pertambahan usia.

6)   Stres psikologis dan emosional

Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis


untuk menyesuaikan diri, misalnya dalam hubungan interpersonal,
sosial budaya, atau keagamaan.
c.  Menurut Nasir (2011), stres dapat menghasilkan berbagai respon yang
dapat terlihat dalam berbagai aspek yaitu :
1) Respon psikologis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah, nadi, jantung, dan pernapasan.
2) Respon kognitif dilihat dari terganggunya proses kognitif individu,
seperti fikiran kacau, menurunnya daya kosentrasi, dan fikiran tidak
wajar.

3) Respon emosi berkaitan dengan emosi yang mungkin dialami


individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya.
4) Respon tingkah laku dapat dibedakan menjadi fight yaitu melawan
situasi yang menekan, sedangkan flight yaitu menghindari situasi
yang menekan.
2.   Adaptasi

Menurut Surafino (2005), Adaptasi merupakan proses penyusuaian


diri terhadap beberapa lingkungan agar sesorang dapat bertahan hidup.
Ssedangkan menurut Gerungan (2006), adaptasi atau penyusuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga
mengubah lingkungan dengan keadaan atau keinginan diri.

a.  Adaptasi fisiologis

Menurut Hidayat (2008) adaptasi fisiologis merupakan proses


penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan
atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbangan.
b.  Adaptasi Psikologis

Menurut Hidayat (2008) adaptasi psikologis merupakan suatu


proses penyesuaian secara psikologis akibat adanya stresor, dengan cara
memberikan mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat
melindungi dan bertahan dari serangan yang tidak menyenangkan.

c. Adaptasi perkembangan

Pada setiap tahap, seseorang biasanya menghadapi tugas


perkembangan dengan menunjukkkan karekteristik perilaku dari tahap
perkembangan tersebut. Stres yang berkepanjangan dapat menganggu
atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan
dalam bentuk yang ekstrem, stres yang  berkepanjangan
dapat mengarah pada krisis pendewasaan kritik.
B.   Mekanisme Koping

Mekanisme koping merupakan setiap upaya yang diarahkan


pada penatalaksanaan stres, yaitu cara dalam penyelesaian masalah dengan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. Mekanisme
koping pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri terhadap
perubahan bahan yang terjadi baik dalam diri maupun dari luar diri (Stuart,
2009).
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang
membantu seseorang menentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang
berresiko. Sumber koping adalah faktor pelindung. Hal yang termasuk
sumber koping adalah asset finansial/ kemampuan ekonomi, kemampuan
dan keterampilan, dukungan sosial, motivasi, serta hubungan antara
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Stuart, 2009).
1.   Model mekanisme koping :
a.   Mekanisme koping yang berfokus pada masalah
Adalah mekanisme koping yang melibatkan tugas dan upaya
langsung untuk mengatsi ancaman itu sendiri. Contohnya yaitu
negosiasi, konfrontasi, dan mencari saran.
b. Mekanisme koping berfokus pada kognitif

Adalah mekanisme dimana seseorang mencoba untuk mengontrol


makna dari suatu masalah dan dengan demikian menetralisirnya.
Contohnya yaitu perbandingan positif, ketitaktahuan slektif,
subtitusi penghargaan, dan devaluasi benda yang diinginkan.

c.  Mekanisme koping berfokus pada emosi


Adalah mekanisme dimana pasien berorientasi pada
tekanan emosional moderat. Contohnya termasuk penggunaan
mekanisme pertahanan ego seperti penyangkalan, denial, supresi,
dan proyeksi.
2.   Gaya mekanisme koping

Menurut Nasir dan Muhith (2011), gaya koping


merupakan  penentuan dari gaya seseorang dalam memecahkan
suatu masalah berdasarkan tuntutan yang dihadapi, ada dua macam
gaya koping:
a.  Gaya koping positif
Merupakan gaya yang mampu mendukung integritas ego, yaitu:

1)   Problem solving

Merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah, dimana


pada gaya koping ini masalah harus dihadapi, dipecahkan, dan
tidak dihindari atau menganggap masalah itu tidak berarti.
Pemecahan masalah ini digunakan untuk mengindari tekanan
atau beban psikologis akibat adanya stresor yang masuk dalam
diri seseorang
2)   Utilizing social support
Merupakan suatu tindak lanjut dari menyelesaikan masalah
belum terselesaikan. Tidak semua orang mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri, hal ini terjadi karena
rumitnya masalah yang dialami., oleh sebab itu apabila
seseorang mempunyai masalah yang tidak bisa diselesaikan
sendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri tetapi carilah
dukungan dari orang lain yang dapat dipercaya dan mampu
memberikan bantuan dalam bentuk masukan ataupun saran
dan lainnya.
3)   Looking for silver lining

Masalah yang berat terkadang akan membawa kebutaan


dalam upaya menyelesaikan masalah, walaupun sudah dengan
usaha yang maksimal, terkadang masalah belum ditemukan
titik temu, oleh sebab itu seberat apapun masalah yang
dihadapi manusia harus tetap berfikir positif dan dapat diambil
hikmah dari setiap masalah. Pada fase ini diharapkan manusia
mampu menerima kenyataan sebagai sebuah ujian dan cobaan
yang harus dihadapi selalu berusaha menyelesaikan masalah
tanpa menurunkan semangat motivasi.

 b.  Gaya koping Negatif


Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego,
dimana gaya koping ini dapat merusak dan merugikan dirinya
sendiri, yang terdiri atas sebagai berikut:
1) Avoidance
Merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasi tertekan
dengan cara lari dari situasi tersebut dan menghindari masalah
dan akhirnya terjadinya penumpukan masalah. Bentuk
melarikan diri seperti merokok, menggunakan obat-obatan,
dan , dan berbelanja tujuannya untuk menghilangkan masalah
tetapi menambah masalah.
2) Self-blam
Yaitu ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi,  biasanya
menyalahkan diri sendiri yang dapat menyebabkan seseorang
menarik diri dari lingkungan sosial.
3) Wishfull thinking
Merupakan kesedihan mendalam yang dialami sesorang akibat
kegagalan mencapai tujuan, karena penentuan keinginan
terlalu tinggi sehingga sulit tercapai.
3.   Respon koping

Menurut Model Adaptasi Stres Stuart respon idividu terhadap


stres berdasarkan faktor predisposisi, sifat stresor, persepsi terhadap
situasi dan analisis sumber koping dan mekanisme koping. Respon
koping klien dievaluasi dalam suatu rentang yaitu adaptif atau
maladaptif (Stuart, 2009).
a.   Respons mekanisme koping adaptif
Respon yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar,
dan mencapai tujuan, seperti berbicara dengan orang lain,
memecahkan masalah dengan orang lain, memecahkan masalah
secara efektif, tehnik relaksasi, latihan seimbang dan aktifitas
konstriktif.
b. Respon mekanisme koping maladaptif
Respon yang menghambat fungsi integrasi
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menghalangi penguasaan terhadap lingkungan, seperti makan
berlebihan atau bahkan tidak makan, kerja berlebihan,
menghindar, marah-marah, mudah tersinggung, dan menyerang.
Mekanisme koping yang maladaptif dapat memberi dampak
yang buruk bagi seseorang seperti isolasi diri, berdampak pada
kesehatan diri, bahkan terjadinya resiko bunuh diri.

C. Asuhan Keperawatan Stres Dan Adaptasi

A. Pengkajian 
Pengkajian model stress Adaptasi dalam keperawatan kesehatan jiwa
menurut Stuart dan Laraia, 2005 adalah sebagai berikut :
1.  Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang menjadi sumber
terjadinya stress yang memengaruhi tipe dan sumber dari individu
untuk menhada[pi stress baik yang biologi, psikososial, dan
sosiokultural. Adapun macam-macam faktor predisposisi meliputi hal
sebagai berikut:
a. Biologis : latar belakang genetik, status nutrisi, kepekaan biologis,
kesehatan umum, dan terpapar racun.
b. Psikologis: kecerdasan, keterampilan verbal, moral, personal,
pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi, pertahanan psikologis,
dan kontrol.
c. Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan,
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan,
politik, pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
2.  Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Adapun


faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
a. Kejadian yang menekan (Stressful)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kehidupan,
yaitu aktivitas sosial, lingkungan sosial, dan keinginan sosial.
b. Ketegangan hidup
Stress dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi
ketegangan keluarga yang terus-menerus, ketidakpuasan kerja, dan
kesendirian.

3. Penilaian terhadap Stressor

Penilaian terhadap stressor meliputi respons kognitif, afektif,


fisiologis, perilaku, dan respons sosial. Penilaian adalah
dihubungkan dengan evaluasi terhadap pentingnya suatu kejadian yang
berhubungan dengan kondisi sehat.
a. Respon kognitif
Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam adaptasi. Faktor
kognitif mencatat kejadian yang menekan, serta memilih pola
koping yang digunakan serta emosional, fisiologi, perilaku, dan
reaksi sosial seseorang.
b. Respon afektif
Dalam penilaian terhadap stressor respons afektif utama adalah
reaksi tidak spesifik atau umumnya merupakan reaksi kecemasan,
yang hal ini diekspresikan dalam bentuk emosi.
c. Respon fisiologis
Respon fisiologis merefleksikan interaksi beberapa neuroendokrin
yang meliputi hormon, prolaktin, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), vasopresin, oksitosin, insulin, epineprin morepineprin,
dan neurotransmitter lain di otak.
d. Respon perilaku

Respon perilaku hasil dari respon emosional dan fisiologis.


e.  Respon sosial
Respon ini didasarkan pada tiga aktivitas, yaitu mencari arti, atribut
sosial, dan perbandingan sosial.
4.  Sumber Koping

Sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan


keterampilan, teknik pertahanan, dukungan sosial, serta motivasi.

5.  Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah suatu usaha langsung dalam manajemen


stress. Ada tiga tipe mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :

a. Mekanisme koping Problem Focus


Usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri.
b. Mekanisme koping Cognitively Focus

Usaha seseorang agar dapat mengontrol masalahdan


menetralisasinya.
c.  Mekanisme koping Emotion Focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distress emosional secara tidak
berlebihan.

B. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang berkaitan dengan stress adaptasi, seperti
yang disebutkan oleh Esparenza.et all,. (1998) dapat dikategoriakan
sebagai berikut:

1.   Isolasi social berhububgan dengan:


2.   Gangguan konsep diri
3.   Koping individu tidak efektif berhubungan dengan:
a. Perubahan pola hidup.
 b. System pendukung tidak adekuat.

c. Koping yang tidak ampuh.


d.  Stress yang berkepanjangan.
4.   Koping keluarga yang tidak efektif berhubungan dengan : a. 
Masalah ekonomi.
 b.  Kecacatan yang berkepanjangan.

c.  Stress berkepanjangan (psikologis, fisiologis, situasi). 5. 


Gangguan aktivitas berhubungan dengan:
a.  Stress fisiologis.
 b.  Krisis emosi atau situasi.
6.   Keputusasaan berhubungan dengan:

a.  Tidak mampu menyelesaikan masalah.


 b.  Tidak mampu mengontrol stress.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
a.  Krisis situasi atau emosi
C.Intervensi
1. Mendukung klien dan keluarga

R : Sering klien dan keluarga memerlukan seseorang


untuk mengekspresikan perasaan,kekhawatiran,dan masalahnya.
Ungkapan perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stres.

2. Mengorientasikan klien

R: Mengorientasikan klien tentang rumah sakit, fasilitas dan


peraturan yang berlaku. Informasi tentang rumah sakit dibutuhkan
klien dan keluarga untuk dapat beradaptasi dengan situasi rumah
sakit yang

 berbeda dengan situasi rumah sendiri.


3. Mempertahankan identitas klien

R: Mempertahankan identitas klien dengan memanggil


nama klien,
memberi kesempatan menggunakan peralatan sendiri selama
tidak
 bertentangan dengan kondisi klien.
4. Memberi informasi yang dibutuhkan klien

R: Sering stres timbul karena informasi yang tidak


jelas.Misalnya :  prosedur pemeriksaan dan tindakan keperawatan.

5.  Mengulangi informasi jika klien sukar mengingat


R: Dapat diberikan berupa leaflet, brosur, booklet agar dapat di
baca dan di pelajari lebih lanjut.

6.   Meningkatkan harga diri klien


R: Libatkan klien dalam tindakan keperawatan. Beri
penghargaan
 pada perilaku positif.
7.   Membantu latiohan menejemen stress

R: Latihan nafas dalam, latihan relaksasi (anggota badan, perut,


dada, kepala dan leher), latihan lima jari ( hipnose diri sendiri)

D. Imlementasi & Evaluasi


Implementasi dan evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yang sudah dibuat sebelumnya

BAB II
KESIMPULAN
Setiap individu pasti pernah mengalami stress dan manusia juga
haruslah mampu dan pandai beradaptasi terutama pada wanita. Karena
wanita sangat rentan dan mudah mengalami stress. Dari masa remaja,
pranikah, kehamilan, melahirkan, nifas menyusui hingga menopause.

Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi
tantangan yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau
ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari
lingkungannya. Sementara adaptasi adalah proses penyusuaian diri
terhadap lingkungan agar sesorang dapat bertahan hidup dengan
mengatasi kesulitan dan hambatan dari persoalan yang ada karena
perbedaan dari kebiasaan.

Stress memang tidak dapat dihilangkan tapi perlu dipelajari cara-


cara penanganannya. Keberhasilan menyelesaikan berbagai stress
merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang.
Klien yang dirawat di rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang
mungkin sudah tidak mampu mengatasinya. Karena itu, perawat perlu
berupaya membantu klien menyelesaikan masalah, melatih klien
menghadapi dan menyelesaikannya serta menggerakkan sumber yang
dimiliki klien. Dengan membantu klien menyelesaikan stress berarti
perawat telah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia,

mengehemat biaya perawatan serta meningkatkan produktivitas


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A. 2006.  PengantarKebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep
dan

 Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika


 Nasir, Abdul, Muhith. 2011.  Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi ; teori dan pohon masalah
keperawatan edisi pertama. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Stuart dan Laraia. 2005.  Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
edition. St. Louis : Mosby.

Yusuf, Ah, dkk. 2015.  Buku Ajar ; Keperawatan Kesehatan Jiwa.  Jakarta :
Salemba Medika.

 NANDA. 2011.  Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.


Yogyakarta : MediActio

Anda mungkin juga menyukai