Anda di halaman 1dari 14

27

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS KERJA TRANSMISI OTOMATIS

4.1 PENDAHULUAN

Perlakuan yang salah pada transmisi dapat juga menyebabkan persoalan. Walaupun tak
fatal, kekeliruan kecil ini jadi awal dari rusaknya transmisi otomatis. Terkadang
pengguna mobil otomatis terbuai dengan keringanan yang diberikannya. Terhitung saat
berhenti lama di dalam kemacetan atau sewaktu lampu merah. Keadaan ini membuat
transmisi bekerja lebih ekstra, lantaran mesti bekerja disaat suplai hembusan angin
segar terbatas saat mobil berhenti.

Sebaiknya, geser posisi tuas ke N saat anda tengah berhenti dengan waktu lebih
dari 60 detik. Hal semacam ini mempunyai tujuan supaya kerja pelumas di transmisi tak
meningkat drastis saat menghadapi keadaan seperti itu.

Karena sering tergesa-gesa, pengendara mobil otomatis memindahkan posisi tuas


ke D serta menginjak pedal gas saat itu dengan cepat, walau sebenarnya transmisi
otomatis membutuhkan waktu untuk melakukan sistem tersebut "Engage" dengan
memindahkan desakan fluida ke arah torque conventer. Apabila rutinitas ini tak
dihentikan, maka katup solenoid didalam transmisi lebih mudah rusak hingga kerusakan
untuk perangkat lainnya rawan terjadi

Untuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis dapat dipakai pada posisi gigi
yang lebih rendah. Akan tetapi sebaiknya kerjakan perpindahan gigi pada putaran mesin
di bawah 3000 Rpm. Karena, apabila di atas angka itu, mengakibatkan terjadi hard
friction yang dapat mengurangi usia dari kanvas kopling gesek di dalam transmisi
otomatis.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
`

Gambar 4.1 Transmisi Otomatis

(Sumber: Teknovanza.com,2014)

4.1.1 Syarat-syarat penting yang di perlukan transmisi otomatis

 Harus mudah, tepat dan cepat cara kerjanya


 Dapat memindahkkan tenaga dengan lembut dan tepat
 Ringan praktis dalam bentuk, bebas masalah dan mudah di operasikan
 Harus ekonomis dan mempunyai efisiensi yang tinggi
 Mempunyai kemampuan yang tinggi
 Mudah dalam perawatannya
 Pergantian oli transmisi secara rutin
 Cara pakai pengendara yang baik

Perawatan Cara Penggunaan

pergantian oli tidak sesuai pengoperasian gigi yang tidak sesuai

Kerusakan
Kendaraan

Kerusakan dari pabrikan Pemakaian yang sudah lama

Cacat Material Usia Pemakaian

Gambar 4.2 Diagram Fishbone

http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
`

4.1.2 Masalah umum pada Transmisi Otomatis

1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)


2. Gigi seperti ngunci digigi teratas, bila masuk dari N ke D. Walau pedal gas
diinjak untuk menggerakkan mobil (harusnya matic, saat telah dimasukkan ke
posisi D maju pelan
3. Tombol OD (Over Drive tak jalan)
4. Telah masuk gigi R, Mobil tak mundur
5. Mobi bergetar saat dipacu pada kecepatan tinggi
6. Bau terbakar diarea transmisi
7. Sulit oper gigi

4.1.3 Kontrol serta Penanganan

Ada beberapa tahapan yang harus di lakukan sebelum membongkar transmisi


otomatis adalah:

a) Reset ECU ===== bila hasil tetap sama atau tetap ada masalah ditransmisi
lanjut ke langkah berikutnya.
b) Ganti / Kuras oli Transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik ===== Bila
hasil tetap sama atau tetap ada masalah ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya.
c) Menguras oli transmisi, dengan maksud membersihkan kotoran-kotoran yang
telah mengendap dikomponen transmisi, diluar itu juga bersihkan kotoran yang
menyumbat lubang aliran oli matic. Menguras oli matic ini tak bisa dikerjakan
di bengkel sembarangan, dikarenakan tidak seluruhnya bengkel mempunyai alat
menguras oli matic namanya (ATF Exchanger) ==== Bila hasil tetap sama juga
atau tetap ada masalah ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi otomatis.
d) Bersihkan Body Valve pada transmisi matic serta ganti Filter oli Transmisi
(Strainer) ===== Bila hasil tetap sama juga atau tetap ada masalah ditransmisi
lanjut ke langkah berikutnya.
e) Over Houl Transmisi (periksa dan ganti kanvas kopling dan komponen gear)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
`

Tabel 4.1 Kerusakan transmisi otomatis

NO Gejala yang sering terjadi Penyebab gangguan Kodisi Cara mengatasi


Mobil tidak ada tenaga (saat 1.Kualitas oli 1. Kotor 1. Kuras oli transmisi
1. RPM tinggi) Transmisi 2. 2. Tipis / 2. Ganti Kanvas kopling
Kanvas kopling tipis Habis
Mobil sering tersendat 1.Tersumbatnya body 1. Kotor 1.Bersihkan
2. (Adanya hentakan saat valve 2. Kotor / 2.Ganti
perpidahan gigi) 2. Filter / Strainer kotor Tersumbat
Tidak dapat berpindah gigi 1. Body valve 1. Kotor 1. Bersihkan
3. secara otomatis tersumbat 2. 2. Kotor 2. Ganti
Filter / Strainer kotor
Perpindahan tuas terasa keras 1. Tuas selektor macet 1. Kotor / 1. Bersihkan
4. (menyentak) Berkarat 2. Lumasi
Tuas transmisi sulit di geser 1. Kabel atau Tuas 1. Kotor / 1. Lumasi / Ganti
5.
selector macet Berkarat
Tuas transmisi terasa bergetar 1. Transmisi Mounting 1. Lemah / 1. Ganti
6.
Retak
Tidak kuat menanjak (tuas di 1. Kanvas kopling 1. Tipis 1. Ganti
7.
posisi L ) habis
Laju Mobil tertahan tidak 1. Kualitas oli 1. Kotor 1. Ganti
8. sebanding dengan putaran Transmisi 2. 2. Macet 2. Bersihkan / Ganti
mesin Planetay Gear
9. Konsumsi BBM boros 1. Kanvas kopling tipis 1. Terkikis 1. Ganti
Timbulnya suara dari 1. Oli transmisi 1. Kurang 1. Tambahkan
10. transmisi 2. Adanya kesalahan 2. Tidak rapat 2. Kencangkan
pemasangan

Dari gejala – gejala di atas dapat di analisis faktor penyebab, dan proses
perawatan atau perbaikannya.
Untuk menentukan lokasi penyebab kerusakan, gejala-gejala terlebih dahulu di
periksa dengan baik, di butuhkan problemnya. Pertama-tama ketahuilah
permasalahannya kemudian lihat penyebab utamanya. Hal ini penting untuk memeriksa
part dengan benar dan berurutan atau bertahap di perlukan untuk menentukan penyebab
kerusakan secara cepat dan tepat.
Ada beberapa tahapan yang harus di lakukan sebelum membongkar transmisi
automatic adalah:

a) Reset ECU (Elektronik Control Unit) bila hasil tetap sama juga atau tetap ada
masalah ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
`

Gambar 4.3 Cara meriset Foul Code dengan Scaner

b) Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ubah oli maticnya. Ingat,
ubah oli transmisi sesuai sama dengan spesifikasi dari pabrik. Bila hasil tetap
sama juga atau tetap ada masalah ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya.

Gambar 4.4 Cara membersihkan Body Valve

c) Menguras oli transmisi, dengan maksud bersihkan kotoran-kotoran yang telah


mengendap dikomponen transmisi, diluar itu juga bersihkan kotoran yang
menyumbat lubang aliran oli matic. Menguras oli matic ini tidak bisa dikerjakan
di bengkel sembarangan, soalnya tidak seluruhnya bengkel mempunyai alat
menguras oli matic (ATF Exchanger). Bila hasil tetap sama juga atau tetap ada
masalah ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi matic.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
`

Gambar 4.5 Cara menguras oli transmisi dengan (ATF Exchanger)

Menguras oli automatic, sekurang-kurangnya menggunakan oli sejumlah 8 - 14


liter, sesuai spesifikasi transmisi tersebut. Umumnya bila hanya mengganti oli transmisi
automatic hanya menggunakan 4 liter saja tidak akan mengganti oli automatic secara
keseluruhan dan akan tercampur kembali dengan oli kotor di dalam transmisi yang
belum terkuras.

4.2 MEMBONGKAR DAN MEMASANG TRANSMISI OTOMATIS SERTA


SISTEM PENGOPERASIANNYA

Transmisi automatic mesti di overhaul, untuk memeriksa keadaan serta ketebalan


kampas kopling yang ada di dalam transmisi, diluar itu juga bersihkan komponen
transmisi serta menyingkirkan kotoran-kotoran yang menyumbat aliran oli automatic,
karena transmisi otomatis memercayakan desakan fluida/oli ATF, bila terhalang
kotoran sedikit saja, maka transmisi bakal trouble lantaran lubang dibody valve kecil.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
`

4.2.1 Pergantian oli transmisi otomatis

Tidak ada barang yang awet selamanya, namun jika tidak rutin oli ATF/CVTF diganti/
di kuras, makin besar juga kemungkinan kampas kopling pada transmisi ini terkikis
habis. Ingat-ingatlah, bahwasanya oli ATF adalah nyawa dari transmisi otomatis ini.
Dengan memakai tekanan hidrolik, tenaga mesin dapat diteruskan ke roda. Makin baik
mutu oli ATF, makin baik juga perpindahan tenaga mesin ke roda. Pergantian oli ATF
dengan cara teratur tiap-tiap 20.000 km serta menguras keseluruhan tiap-tiap 40.000 km
telah jadi keharusan untuk pemakai mobil yang menggunakan transmisi otomatis, agar
komponen dalam transmisi tidak cepat rusak.

Penentuan mutu oli ATF berkualitas terbaik menjadi keharusan. supaya


viskositas (kekentalan) senantiasa stabil walau suhu tinggi sekalipun, pada keadaan
beban atau load ekstrem, oli (ATF) dapat meraih suhu di atas 150 derajat celcius

Makin sering oli ATF meraih suhu tinggi, makin pendek juga usia pakainya. Dapat
dipikirkan/ pelajari apabila mobil digunakan stop and go tiap-tiap hari tidak sempat
mengganti oli.

Sebatas ilustrasi, beban kerja transmisi mobil matik yang konstan dengan kisaran
suhu 93-107 derajat celcius, oli ATF hanya dapat digunakan untuk 24. 000 - 40. 000
km, walau sebenarnya keadaan ekstrem meraih 150 derajat celcius yang terus-menerus
setiap hari, oli ATF akan rusak setelah digunakan berjalan selama 900 km

Dapat dipikirkan/ peljari apabila pelumas ATF digunakan hingga mendidih


terus-menerus setiap harinya hinggai suhu 160 derajat celcius. Tidak akan mencapai
hingga jarak tempuh 800 Km, oli ATF sudah tidak layak digunakan.

4.2.2 Spesifikasi Oli Transmisi Automatic

Langkah pengoperasian transmisi otomatis ataupun CVT (Continuous Variable


Transmission) memanglah sama, tetapi jangan di samakan cara kerjanya. Ke-2
transmisi ini mempunai langkah kerja yang berbeda.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
`

Pada transmisi otomatis, tak hanya untuk pelumas, oli ATF juga dipakai untuk
tenaga hidrolis yang bertekanan tinggi, yang memicu perpindahan gigi serta memutar
kopling sampai berlangsung perpindahan tenaga ke roda. Sementara pada transmisi
CVT yang mempunyai jalinan mekanis, desakan oli yang dihasilkan torque conventer
tidak hanya menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli. Oli tidak hanya untuk
pelumas juga berperan untuk pelindung putaran puli.

Itu penyebab benar-benar utama untuk mengetahui type tranmisi otomatis yang
ada pada mobil . Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi mobil yang sesuai sama
dengan spesifikasi yang ditetapkan produsen kendaraan. Janganlah sekali-kali memakai
ATF umum untuk transmisi CVT

Cairan transmisi pada mobil otomatis harus di ganti secara berkala. Pada buku
Pedoman Manual pemilik kendaraan dengan memberikan interval yang
direkomendasikan berkisar dari 15.000 kilometer sampai ke 100.000 kilometer.
Kebanyakan para bengkel ahli merekomendasikan pergantian oli transmisi dan
menguras secara keseluruhan setiap 25.000 km.

Beberapa transmisi memiliki lubang pembuangan untuk mengalirkan oli yang


lama, ketika oli sudah turun, teknisi dapat memeriksa serutan atau kikisan logam dan
gram lainnya yang merupakan indikator dari masalah transmisi. Dalam kebanyakan
kasus selama pergantian oli transmisi ini, hanya sekitar setengah minyak yang diganti
dari unit. Hal ini karena banyak minyak dalam torque converter oli yang lama tetap
berada di dalam sistem. tidak dapat dikeluarkan tanpa pembongkaran besar

Setiap produsen transmisi memiliki rekomendasi mereka sendiri untuk cairan


yang tepat untuk digunakan dan komponen internal dirancang untuk itu formula khusus.
GM biasanya menggunakan Dexron, Ford sebelum 1983 menggunakan Type F , untuk
saat ini menggunakan Mercon. Akhir Model produk Chrysler menggunakan ATF +3 +4
(Tidak menggunakan cairan yang benar untuk transmisi Chrysler adalah alasan paling
umum untuk masalah transmisi mereka.) Toyota kadang-kadang menggunakan Type T
yang hanya tersedia melalui Toyota dan Lexus Parts departemen. Honda juga

http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
`

spesifikasi rumus mereka sendiri yang tersedia dari Honda atau Acura bagian
departemen. Transmisi A tidak akan bekerja dengan baik atau bahkan mungkin
tergelincir atau gemetar dengan cairan yang salah, jadi pastikan periksa buku manual
pemilik kendaraan dimana akan memberitahu cairan yang diperlukan. Buku petunjuk
pemilik akan berusaha meyakinkan pemakai untuk hanya menggunakan merek
pembuatnya, tetapi mereka juga akan menyediakan dengan spesifikasi untuk minyak
pelumas lainnya. Jika produk aftermarket menunjukkan pada wadah yang mereka
memenuhi atau melampaui spesifikasi untuk jenis tertentu cairan transmisi, umumnya
dapat untuk menggunakan produk tersebut.

4.3 TAHAPAN PEMBONGKARAN

Gambar 4.6 Diagram Alir Perbaikan (Flow Chart)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
`

4.3.1 Cara membongkar dan memasang transmisi

 Sediakan kendaraan yang akan di perbaiki dan alat yang di perlukan


 Masukan kendaraan pada car lift dan pasang vender cover pada sisi luar body bagian
mesin
 Lepaskan terminal negatif accu, untuk menghindari terjadinya hubungan singkat saat
bekerja
 Lepaskan baut pengikat dinamo stater dan baut donut matic pada fly wheel
 Naikan kendaraan pada carlift sesuai ketingian yang di butuhkan

Gambar: 4.7 Menaikan kendaraan dengan Lift Car

 Lepaskan baut pengikat deck cover dan Cross Member beserta transmisi mounting.
 Buang oli transmisi pada carter oli transmisi pada wadah agar tidak berserakan.
 Lepaskan baut pengikat transmisi pada mesin dan tuas selektor transmisi serta
soket kabel penghubung pada transmisi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
`

Gambar: 4.8 Pelepasan Tuas Transmisi, dinamo stater dan Cross Member

 Lepaskan baut pengikat propeler shaft, berikan tanda agar saat pemasangan tidak
keliru.
 Pasangkan hidrolik stand pada transmisi dengan posisi datar agar saat pelepasan
transmisi dapat di lakukan dengan mudah

Gambar: 4.9 Menarik transmisi keluar secara vertikal

 Tarik transmisi ke arah belakang hingga tidak ada komponen yang masih
menempel, menghalangi dan turunkan secara perlahan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
`

4.3.2 Pemeriksaan

 Periksa sambungan kabel dan soket penghubung


 Periksa kodisi minyak pelumas
 Periksa keausan bantalan tuas transmisi
 Lepaskan baut pengikat carter dan housing transmisi
 Pemeriksaan visual komponen transmisi
- Poros input dan output - Cluch hub
- Bantalan poros input - Hub sleeve
- Poros counter - Pegas pengunci
- Roda gigi percepatan - Ring sincromesh

4.3.3 Pengukuran

 Pemeriksaan ring sincromesh STD 1,0 – 2,0 mm celah minimum 0,8 mm


 Pengukuran garpu pemindah dan hub shift
 Pemeriksaan celah oli roda gigi terhada poros STD 0,06 - ,11 mm

Gambar: 4.10 Komponen-komponen transmisi

 Bersihkan atau ganti filter (strainer) di bawah solenid transmisi


 Periksa atau ganti kanvas kopling transmisi otomatis, jika sudah tipis

http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
`

Gambar 4.11 Kanvas kolping, Body Valve dan Strainer

 Ganti semua seal dan paking untuk menghindari kebocoran pada saat pemasangan.

4.3.4 Pemasangan

 Pasang dan naikan transmisi dengan hidrolik stand ada posisi datar hingga posisi
donut sejajar dengan flwheel mesin.
 Dorong transmisi hingga masuk ke dalam mesin dan posisikan nut transmisi sesuai
dengan mesin.
 Pasangkan baut baut pengikat transmisi dan donut pada flwheel sesuai dengan
moment pengerasan pada buku manual.
 Pasang kembali dinamo stater, propelershaft sesuai tanda yang di berikan dan
mounting transmisi kencangkan baut sesuai dengan moment pengerasan pada buku
manual.
 Pasangkan kabel dan soket penghubung.
 Isi oli transmisi sesuai kapasitasnya dan pasangkan terminal kabel negatif accu yang
sudah di lepaskan.
 Hidupkan mobil selama 15 menit dengan posisi tuas transmisi pada posisi P dan cek
kebocooran oli transmisi.
 Turunkan mobil dari car lift dan tes jalan (tes drive).

http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
`

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai