Anda di halaman 1dari 6

Artikel Asli

Penggunaan Granulocyte Colony-Stimulating


Factor pada Pasien Tumor Padat yang
0HQJDODPL1HXWURSHQLD
Rosary, Hikari Ambara Sjakti
Departemen Ilmu Kesehatan Anak , RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta

Infeksi yang terkait dengan neutropenia pasca kemoterapi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas yang cukup sering pada pasien kanker. Neutropenia pasca kemoterapi selain akan memperpanjang
lama rawat dan meningkatkan risiko infeksi, juga menyebabkan tertundanya pemberian kemoterapi dan
pengurangan dosis kemoterapi. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kesintasan pasien.
Hematopoietic growth-stimulating factor adalah sitokin yang mengatur proliferasi, diferensiasi
dan fungsi sel hematopoietik. Penggunaan granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) dan granulocyte-
macrophage colony-stimulating foctor(GM-CSF) saat ini banyak diteliti pada pasien kanker yang berisiko
mengalami neutropenia. Pemberian G-CSF pada manusia menyebabkan peningkatan neutrofil yang
bersirkulasi karena berkurangnya masa transit dari sel induk menjadi neutrofil matur, oleh karenanya
zat ini sering dipakai untuk mengatasi neutropenia. Tujuan penulisan untuk mengetahui kegunaanya
pada pasien tumor padat yang mengalami neutropenia. (Sari Pediatri 2010;11(6):428-33).

Kata kunci: G-CSF, neutropenia, kemoterapi, tumor padat, anak

H
ubungan antara neutropenia dan derajat dan durasi neutropenia merupakan faktor
infeksi merupakan salah satu penyebab penting yang berhubungan dengan risiko dan outcome
utama morbiditas dan mortalitas pasien infeksi. Komplikasi neutropenia akibat kemoterapi
kanker yang mendapat kemoterapi yang menyebabkan perawatan yang lebih lama, juga
bersifat mielosupresif. Pemberian segera antibiotik menyebabkan banyak tertundanya atau direduksinya
spektrum luas secara empiris dapat memperbaiki dosis kemoterapi yang dapat berpengaruh pada
outcome pasien dengan demam neutropenia. Baik kesintasan pasien tumor padat.1,2
Hematopoietic growth-stimulating factors adalah
Alamat korespondensi:
sitokin yang mengatur proliferasi, diferensiasi, dan
Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A. Divisi Hematologi Onkologi Departemen fungsi sel hematopoietik. Penggunaan granulocyte
Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCM Jl. Salemba no. 6, Jakarta 10430. colony stimulating factor (G-CSF) dan granulocyte-
Telepon: 021-3907744, 31901170 Fax.021-3913982 macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) saat ini

428 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010


Rosary dkk: Penggunaan GCSF pada tumor padat yang mengalami neutropenia

banyak diteliti pada pasien kanker yang berisiko terjadi Perbaikan demam terlihat pada hari kedua dan terdapat
neutropenia. Produksi dari lineage neutrofil diatur oleh peningkatan ANC dari 0/μL menjadi 13.348/μL pasca
G-CSF. Pemberian G-CSF pada manusia menyebabkan pemberian 5 hari. Filgastrim pada episode neutropenia
peningkatan neutrofil yang bersirkulasi dan bersifat terakhir diberikan untuk mencegah tertunda lebih
dose-dependent karena berkurangnya masa transit lamanya kemoterapi pada pasien. Dosis filgrastim yang
dari sel induk menjadi neutrofil matur. Pemberian diberikan 4 μg/kg selama 4 hari memperbaiki jumlah
GM-CSF akan menstimulasi pertumbuhan koloni leukosit dan pasien dapat menjalani kemoterapi yang
granulosit, makrofag, dan eosinofil. Beberapa contoh sebelumnya tertunda.
G-CSF adalah filgrastim dan lenograstim, sedangkan Kasus ketiga adalah anak R, perempuan, usia 6
beberapa contoh GM-CSF adalah sargramostim tahun dengan diagnosis osteosarkoma. Pasien sudah
dan molgramostim. Pemberian G-CSF atau GM- mendapat kemoterapi adjuvan yang terdiri dari cisplatin,
CSF merupakan salah satu upaya untuk mengatasi ifosfamide, dan adriamisin, serta pembedahan. Pasien
neutropenia.3,4 Tujuan penulisan untuk mengetahui mengalami empat episode demam neutropenia. Pada
kegunaannya pada pasien tumor padat yang mengalami episode demam neutropenia pertama yang terjadi saat
neutropenia. kemoterapi siklus ketiga dengan derajat neutropenia
berat, pasien mendapat terapi suportif tanpa pemberian
filgrastim. Perbaikan demam terlihat dalam satu hari,
Kasus namun perbaikan neutropenia baru terlihat pada hari
ketujuh (ANC 1350/μL). Episode demam neutropenia
Empat orang pasien tumor padat dengan neutropenia kedua dengan ANC 66,7/μL terjadi pasca-kemoterapi
yang mendapat G-CSF (filgrastim) dilaporkan selama siklus keempat. Selain terapi suportif lainnya, pasien
dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS mendapat filgrastim dengan dosis 4 μg/kg selama dua
Dr.Cipto Mangunkusumo. Kasus pertama adalah anak hari. Suhu tubuh menjadi normal dan neutropenia
R, laki-laki, usia 2 tahun dengan tumor mixed germ cell membaik (ANC 2890/μL) pada hari ketiga. Saat jadwal
yang telah mendapat kemoterapi cisplatin, vinblastin, masuk kemoterapi siklus keenam, pasien mengalami
dan bleomisin tiga siklus. Pasien telah mengalami episode demam neutropenia ketiga dengan derajat
dua episode neutropenia dengan absolute neutrophyl neutropenia berat. Kemoterapi pada pasien ditunda,
count (ANC) 51,7/μL dan 148/μL pasca-kemoterapi dan pasien mendapat filgrastim 2 μg/kg selama 3
siklus pertama dan kedua, serta satu episode demam hari. Pasca-pemberian filgrastim demam menghilang
neutropenia dengan neutropenia berat pada pasca- namun dijumpai neutropenia (ANC 1190/μL). Pasca-
kemoterapi siklus ketiga. Kemoterapi pada pasien kemoterapi siklus keenam, pasien kembali mengalami
tertunda satu kali akibat ditemukan neutropenia. demam dengan derajat neutropenia berat. Pasien
Pasien mendapat filgrastim 2,5 μg/kg pada episode mendapat filgrastim 2 μg/kg selama enam hari, namun
neutropenia kedua dan ketiga. Terdapat perbaikan pasien tetap demam dan mengalami neutropenia.
neutropenia setelah pemberian 5 dan 7 hari. Dosis filgrastim dinaikkan menjadi 2,5 μg/kg dan
Pasien kedua adalah anak F, laki-laki, usia 6 tahun jumlah neutrofil meningkat terjadi setelah tiga hari
dengan diagnosis limfoma non-Hodgkin. Pasien pengobatan.
telah selesai mendapat kemoterapi protokol limfoma Pasien keempat adalah anak laki-laki K, usia 17
non-Hodgkin yang terdiri dari 6-merkaptopurin, tahun dengan diagnosis karsinoma nasofaring telah
metotreksat, vinkristin, siklofosfamid dan adriamisin mendapat kemoterapi yang terdiri dari cisplatin
selama 18 bulan. Selama menjalani kemoterapi, dan 5-fluorourasil, dilanjutkan radioterapi dengan
pasien mengalami sembilan episode neutropenia dan chemosensitizer cisplatin. Pasien mengalami satu
tiga episode demam neutropenia. Akibat neutropenia episode demam neutropenia pasca kemoradioterapi
tersebut, kemoterapi pada pasien tertunda sembilan siklus ke-5 dengan derajat neutropenia berat. Empat
kali dan dosis kemoterapi direduksi sebanyak tiga hari pertama pasien hanya mendapat terapi suportif
kali. Dari 12 episode neutropenia, pasien mendapat (antibiotik dan transfusi), demam menghilang dalam
filgrastim saat episode neutropenia ke-3 dan ke- satu hari, namun tetap neutropenia. Setelah empat
12. Filgrastim pada episode demam neutropenia hari masih ditemukan neutropenia, pasien mendapat
ketiga diberikan dengan dosis 2 μg/kg selama 5 hari. filgrastim 2 μg/kg selama lima hari. Pada pemberian

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010 429


Rosary dkk: Penggunaan GCSF pada tumor padat yang mengalami neutropenia

hari ketiga sudah terlihat peningkatan jumlah neutrofil anak dengan tumor padat saja, namun terdapat tiga
(ANC 1771/μL). studi yang meneliti pada populasi anak dengan tumor
padat dan kanker hematologi. Sebagian besar studi
menggunakan G-CSF, sedangkan GM-CSF ditemukan
Masalah klinis pada tiga artikel.
Semua penelitian menunjukkan hasil yang konsisten
Neutropenia dengan atau tanpa demam merupakan dalam durasi perbaikan jumlah neutrofil berbeda
kejadian yang cukup sering ditemukan pasien bermakna, yaitu kelompok CSF memiliki durasi yang
keganasan yang mendapat kemoterapi. Hal ini lebih pendek dalam mencapai target ANC daripada
berakibat terjadinya infeksi, tertundanya ataupun kelompok plasebo. Hal ini misalnya terlihat pada
berkurangnya dosis kemoterapi. Oleh karena itu studi multisenter di Spanyol oleh Garcia Carbonero
G-CSF diberikan sebagai terapi pada pasien yang R dkk6 yang meneliti pasien tumor padat dengan
mengalami neutropenia, namun kegunaannya masih demam (suhu >38°C) dan neutropenia (ANC<500/
belum jelas. Berdasarkan hal tersebut, diajukan μL). Dua ratus tiga pasien dilakukan randomisasi, 104
pertanyaan sebagai berikut: ‘Pada pasien dengan tumor pasien mendapat antibiotik dan G-CSF dosis 5 μg/
padat yang mengalami neutropenia, apakah pemberian kg, sementara 99 pasien menjadi kelompok kontrol
G-CSF akan memberikan respons terapi yang lebih yang hanya mendapat antibiotik. Hasil penelitian
baik dibandingkan hanya terapi suportif?’ menunjukkan lama periode neutropenia berkurang
33% (p<0,00004) (level of evidence: 1b).
Outcome hasil penelitian yang lain bervariasi antar
Penelusuran studi. Garcia Carbonero R dkk6 menunjukkan terdapat
durasi perawatan dan lama penggunaan antibiotik
Prosedur pencarian literatur untuk menjawab masa- yang lebih pendek (masing-masing berkurang 29%
lah klinis dengan menelusuri pustaka secara online dan 17%) pada kelompok pasien yang mendapat
dengan mempergunakan instrumen pencari Pubmed, G-CSF yang berbeda bermakna dari kelompok kontrol.
Highwire, Cochrane Library, Google, dan Yahoo. Kata Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Hartmann
kunci yang dipergunakan neutropenia, febrile neutro- dkk7 yang meneliti pada 143 pasien tumor padat
penia dengan G-CSF, GM-CSF atau filgrastim dengan dengan neutropenia (ANC<500/μL) tanpa demam
menggunakan batasan: studi yang dilakukan pada yang dirandomisasi untuk mendapat G-CSF 5 μg/kg
manusia, publikasi bahasa Inggris, kata kunci terdapat dan plasebo. Penelitian tersebut tidak menunjukkan
pada judul atau abstrak, serta jenis publikasi berupa uji perbedaan yang bermakna antara kelompok G-CSF
klinis, uji klinis terandomisasi, meta-analisis, dan re- dan plasebo dalam hal lama perawatan dan pemberian
view. Penelusuran lebih lanjut secara manual dilakukan antibiotik (level of evidence: 1b).
pada daftar pustaka yang relevan. Setelah penelusuran Hampir semua penelitian menggunakan dosis CSF
judul dan abstrak artikel-artikel tersebut, didapatkan sebesar 5 μg/kg, kecuali satu penelitian yang dilakukan
16 artikel yang relevan dengan enam artikel review. oleh Maher DW dkk8 di Australia yang melakukan
Levels of evidence ditentukan berdasarkan klasifikasi uji acak terkontrol pada 218 pasien demam (suhu
yang dikeluarkan oleh Oxford Centre for Evidence-based >38,2°C) dan neutropenia (ANC<1000/μL). Pada
Medicine Levels of Evidence.5 kelompok uji diberikan G-CSF (filgrastim) dengan
dosis 12 μg/kg dengan median lama pemberian tujuh
hari. Pada kelompok uji ditemukan durasi neutropenia
Hasil penelusuran yang lebih singkat, yaitu berkurang 25% pada pasien
dengan derajat neutropenia berat (ANC<500/μL) dan
Penelitian yang mempelajari kegunaan colony stimulating 40% pada pasien dengan derajat neutropenia sedang
factor (CSF) pada pasien tumor padat dengan demam (ANC<1000/μL), namun tidak terdapat perbedaan
neutropenia umumnya menggunakan populasi dewasa. yang bermakna dalam lama perawatan, lama demam,
Hanya satu penelitian yang melaporkan pada pasien dan pemberian antibiotik (level of evidence: 1b).
tumor padat dengan neutropenia tanpa demam. Tidak Salah satu studi pada populasi anak dilakukan
ada studi yang meneliti penggunaan CSF pada pasien oleh Mitchell PLR dkk9 yang meneliti anak dengan

430 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010


Rosary dkk: Penggunaan GCSF pada tumor padat yang mengalami neutropenia

kanker dan mengalami demam (suhu >38°C) dan CSF dengan plasebo dan tiga studi membandingkan
neutropenia (ANC <500/μL). Penelitian tersebut dengan GM-CSF dengan G-CSF (level of evidence:
melakukan randomisasi pada 186 episode demam 1a).
neutropenia. Kelompok uji (94 episode) mendapat Telaah sistematik lain dilakukan oleh Berghmans
G-CSF dengan dosis 5 μg/kg. Perbedaan bermakna T dkk14 pada studi-studi tahun 1980-1999 mengenai
antara kelompok G-CSF dan plasebo ditemukan pengunaan terapeutik G-CSF dan GM-CSF pa-
dalam hal lama rawat, lama terjadi neutropenia dan da pasien kanker dengan demam neutropenia.
lama pemberian antibiotik, namun lama demam tidak Hasil penelitian menunjukkan tidak ada dampak
menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (level menguntungkan yang berpengaruh pada mortalitas.
of evidence: 1b). Hasil studi yang hampir sama juga Efektivitas pada lama demam, lama perawatan,
ditemukan oleh Ozkaynak MF dkk10 yang melakukan dan mortalitas berhubungan dengan infeksi tidak
randomisasi pada 67 pasien anak dengan demam (suhu konsisten, sehingga peneliti tidak merekomendasi
>38,3°C) dan neutropenia (ANC<500/μL). Kelompok penggunaan rutin CSF pada demam neutropenia
perlakuan 32 pasien mendapat antibiotik dan G-CSF 5 (level of evidence: 1a). Meta-analisis yang lebih baru
μg/kg, sedangkan 34 pasien mendapat antibiotik saja. dilakukan oleh Clark OAC dkk15 terhadap 13 uji
Perbedaan hasil studi ini dengan Mitchell PLR dkk9 acak terkontrol juga menunjukkan angka mortalitas
menunjukkan bahwa lama pemberian antibiotik tidak tidak berbeda secara signifikan pada penggunaan
berbeda bermakna di antara kedua kelompok (level of CSF, namun terdapat perbedaan bermakna dalam
evidence: 1b). hal berkurangnya mortalitas yang berhubungan
Riikonen P dkk11 juga melakukan studi pada anak dengan infeksi, durasi perawatan lebih pendek dan
usia 6 bulan sampai 15 tahun dengan demam (suhu peningkatan jumlah neutrofil. Lama demam dan
>38°C) dan neutropenia (ANC<200/μL), namun penggunaan antibiotik jarang dilaporkan pada studi
yang diteliti adalah efek pemberian GM-CSF. Dari yang dibahas sehingga meta-analisis tidak dapat
58 episode demam neutropenia yang dirandomisasi, dilakukan (level of evidence: 1a).
28 episode mendapat GM-CSF dengan dosis 5 μg/
kg. Hasil penelitian menunjukkan durasi neutropenia,
perawatan, dan pemberian antibiotik yang lebih Pembahasan
singkat pada kelompok pasien yang mendapat GM-
CSF (p<0,05), namun tidak terdapat perbedaan yang Neutropenia pada pasien kanker sering disebabkan oleh
bermakna dalam lama demam (level of evidence: 1b). efek mieloablatif kemoterapi sistemik, menyebabkan
Hasil studi ini tidak sama dengan hasil penelitian imunitas nonspesifik rentan terhadap mikroba patogen,
yang dilakukan oleh Vellenga E dkk12 yang juga sehingga meningkatkan risiko terjadi infeksi berat
menggunakan GM-CSF pada 134 pasien kanker pasca-kemoterapi. Derajat neutropenia tergantung
dengan demam (suhu >38°C) dan neutropenia intensitas regimen kemoterapi dan jadwal pemberian.
(ANC<500/μL). Setelah dilakukan randomisasi, 65 Risiko mortalitas berhubungan dengan derajat dan
pasien mendapat GM-CSF dosis 5μg/kg dengan durasi neutropenia. Derajat neutropenia dapat dibagi
median lama pemberian 5 hari. Perbedaan yang menjadi derajat ringan (ANC 1000-1500/μL), sedang
bermakna (p<0,001) ditemukan dalam peningkatan (ANC 500-1000/μL), dan berat (ANC <500/μL).16
jumlah neutrofil, namun tidak dalam lama demam, Pada serial kasus yang ditampilkan demam neutropenia
perawatan, dan pemberian antibiotik (level of evidence: ditemukan pada pasien dengan derajat neutropenia
1b). berat (pasien kedua dengan ANC 0 dan pasien ketiga
Pemberian GM-CSF pada pasien tumor padat dengan ANC 66,7). Beratnya derajat neutropenia
menyebabkan lama rawat, lama infeksi serta pemberian juga dipengaruhi oleh regimen kemoterapi. Regimen
antibiotik yang lebih singkat daripada pasien yang kemoterapi yang cukup berat, seperti protokol
mendapat plasebo, namun hal tersebut tidak berbeda osteosarkoma (pasien kedua) dan limfoma non
bermakna bila dibandingkan dengan kelompok pasien Hodgkin (pasien ketiga), juga mempengaruhi derajat
yang mendapat G-CSF. Hasil ini terdapat pada telaah neutropenia.
sistematik yang dilakukan oleh Dubois RW dkk13 pada Demam neutropenia secara signifikan dapat
enam uji acak terkontrol yang membandingkan GM- mempengaruhi kelangsungan terapi akibat tertundanya

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010 431


Rosary dkk: Penggunaan GCSF pada tumor padat yang mengalami neutropenia

atau reduksi dosis kemoterapi berikutnya. Hal ini dapat kemoterapi karena neutropenia karena pada pasien
mempengaruhi pemberian kemoterapi yang optimal tersebut rentan terjadi neutropenia kembali. Sebagai
dan mengurangi respons terapi pasien yang dapat upaya preventif yang diberikan bersama kemoterapi,
menyebabkan angka kesintasan yang lebih rendah. studi klinis G-CSF menunjukkan berkurangnya durasi
Suatu studi yang dilakukan oleh Oncology Hematology neutropenia dan insidens demam neutropenia sampai
Group of South Florida pada 165 pasien kanker tahun 50%.2 Pada semua serial kasus yang ditampilkan,
1998 menunjukkan adanya 38% reduksi dosis dan G-CSF digunakan sebagai terapi. Banyak pasien
42% penundaan kemoterapi yang disebabkan oleh tumor padat yang tidak mendapatkan terapi G-CSF
neutropenia. Setelah implementasi pedoman mengenai saat neutropenia karena keterbatasan biaya. Pemberian
pemberian G-CSF, yang antara lain diberikan pada G-CSF sebagai profilaksis neutropenia tampaknya
pasien dengan demam neutropenia dan pasien yang sulit diterapkan akibat alasan yang sama. Penggunaan
tertunda kemoterapinya karena neutropenia, pada profilaksis sulit dilakukan di negara berkembang karena
tahun 2000 persentase reduksi dosis dan penundaan harganya yang cukup mahal.
kemoterapi berkurang menjadi masing-masing 20%
dan 35%.2 Hal yang sama terlihat terutama pada pasien
kedua pada serial kasus. Pasien mengalami 12 episode Kesimpulan
neutropenia (dengan dan tanpa demam) dengan
sembilan kali terdapat penundaan kemoterapi dan tiga Pemberian G-CSF sebagai terapi pada pasien
kali dosis kemoterapi direduksi. Pasien pertama dan tumor padat dengan neutropenia secara bermakna
ketiga juga mengalami tertundanya kemoterapi akibat dapat memperpendek lamanya neutropenia apabila
neutropenia. Apabila dari serial kasus dihitung secara dibandingkan dengan terapi suportif saja. Efek lain
total terdapat 20 episode neutropenia, maka terdapat yang menguntungkan adalah mengurangi lamanya
55% episode yang mengakibatkan tertundanya demam, lama perawatan, serta pemberian antibiotik,
kemoterapi dan 15% episode yang menyebabkan dosis namun hal ini belum memberikan hasil yang konsisten.
kemoterapi direduksi. Pemberian G-CSF sebagai profilaksis dapat mengurangi
Pemberian G-CSF dapat meningkatkan jumlah insidens demam neutropenia dan episode neutropenia,
neutrofil yang bersirkulasi yang bersifat dose-dependent sehingga dapat mengurangi kejadian tertundanya
terutama karena berkurangnya masa transit dari sel kemoterapi ataupun reduksi dosis kemoterapi maka
induk menjadi neutrofil matur. Sesuai dengan hasil pasien diharapkan akan memiliki kesintasan yang
penelusuran, sebagian besar literatur memakai dosis lebih baik.
5 μg/kg/hari. Beberapa artikel mencantumkan lama
pemberian, yaitu pada umumnya 5-7 hari. Pada serial
kasus dosis G-SCF yang diberikan berkisar antara 2 Daftar Pustaka
sampai 4 μg/kg/hari dengan lama pemberian 4-7 hari.
Dosis yang relatif kurang adekuat bila dibandingkan 1. Pascoe J, Cullen M. The prevention of febrile neutropenia.
dengan literatur ini pada sebagian besar kasus sudah Curr Opin Oncol 2006;18:325-9.
dapat memperbaiki neutropenia pada pasien, namun 2. White N, Maxwell C, Michelson J, Bedell C. Protocols for
terdapat satu pasien yang memerlukan peningkatan managing chemotherapy-induced neutropenia in clinical
dosis dan baru menunjukkan perbaikan setelah oncology practices. Cancer Nursing 2005;28:62-9.
sembilan hari perbaikan. 3. Raposo CG, Marin AP, Baron MG. Colony-stimulating
Penggunan CSF pada pasien onkologi dapat factors: Clinical evidence for treatment and prophylaxis
dipakai sebagai profilaksis primer (inisiasi CSF sebelum of chemotherapy-induced febrile neutropenia. Clin
kejadian neutropenia), profilaksis sekunder (inisiasi Transl Oncol 2006;8:729-34.
CSF pada siklus kemoterapi setelah sebelumnya 4. Kaushansky K. Lineage-spesific hematopoietic growth
terdapat neutropenia atau demam neutropenia), dan factors. N Engl J Med 2006;354:2034-45.
terapi (insiasi CSF pada neutropenia dengan atau 5. Oxford Centre of Evidence-based Medicine. Oxford
tanpa demam).17 Profilaksis G-CSF sekunder bersama Centre for evidence-based medicine levels of evidence
dengan kemoterapi siklus berikutnya diberikan apabila (March 2009). Diunduh dari: http://www.cebm.net/index.
terdapat riwayat demam neutropenia dan tertundanya asox?o=1025. Diakses tanggal 22 Juli 2009.

432 Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010


Rosary dkk: Penggunaan GCSF pada tumor padat yang mengalami neutropenia

6. Garcia-Carbonero R, Mayordomo JI, Tornamira MV, placebo-controlled study in children. Pediatr Infect Dis
Lopez-Brea M, Rueda A, Guillem V, dkk. Granulocyte 1994;13:197-202
colony-stimulating factor in the treatment of high risk 12. Vellenga E, Uyl-de Groot CA, de Wit R, Keizer HJ,
febrile neutropenia: A multicenter randomized trial. J Lowenberg B, ten Haaft MA, dkk. Randomized placebo-
Natl Cancer Inst 2001;93:31-8. controlled trial of granulocyte-macrophage colony-
7. Hartmann LC, Tschetter LK, Habermann TM, Ebbert stimulating factor in patients with chemotherapy-related
LP, Johnson PS, Mailliard, dkk. Granulocyte colony- febrile neutropenia. J Clin Oncol 1996;14:619-27.
stimulating factor in severe chemotherapy induced 13. Dubois RW, Pinto LA, Bernal M, Badamgarav E, Lyman
afebrile neutropenia. N Engl J Med 1997;336:1776- GH. Benefits of GM-CSF versus plasebo or G-CSF
80 in reducing chemotherapy-induced complications: A
8. Maher DW, Lieschke GJ, Green M, Bishop J, Stuart- systematic review of the literature. Supportive Cancer
Harris R, Wolf M, dkk. Filgrastim in patients with Therapy 2004;2:34-41.
chemotherapy-induced febrile neutropenia. Ann Intern 14. Berghmans T, Paesmans T, Lafitte JJ, Mascaux C, Meert
Med 1994;121:492-501 AP, Jacquy C, dkk. Therapeutic use of granulocyte and
9. Mitchell PLR, Marland B, Stevens MCG, Dick G, Easlea granulocyte-macrophage colony-stimulating factors in
D, Meyer LC. Granulocyte colony-stimulating factor in febrile neutropenic cancer patients. Support Care Cancer
established febrile neutropenia: A randomized study in 2002;10:181-8
pediatric patients. J Clin Oncol 1997;15:1163-70. 15. Clark OAC, Lyman G, Castro AA, Clark LGO,
10. Ozkaynak MF, Krailo M, Chen Z, Feusner J. Randomized Djulbegovic B. Colony stimulating factors for
comparison of antibiotics with and without granulocyte chemotherapy induced febrile neutropenia. Cochrane
colony-stimulating factor in children with chemotherapy- Database Syst Rev 2009;3:CD003039
induced febrile neutropenia: A report from the children’s 16. Schwartzberg LS. Neutropenia: Etiology and pathogenesis.
oncology group. Pediatr Blood Cancer 2005;45:274- Clinical Cornerstone 2006;8 (Suppl5):S5-11.
80. 17. Smith TJ, Khatcheressian J, Lyman GH, Ozer H,
11. Riikonen P, Saarinen UM, Makipernaa A, Hovi L, Armitage JO, Balducci L, dkk. 2006 update of
Komulainen A, Pihkala J, dkk. Recombinant human recommendations for the use of white blood cell growth
granulocye-macrophage colony-stimulating factor in factors: An evidence-based clinical practice guideline. J
the treatment of febrile neutropenia: a double blind Clin Oncol 2006;24:3187-205.

Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6, April 2010 433

Anda mungkin juga menyukai