Anda di halaman 1dari 2

Tugas 6

1. Dampak lemahnya penegakan hukum


Penegakan hukum di Indonesia yang dianggap lemah dan tumpul pun dijadikan para
pelaku tersebut menjadi peluang dalam melakukan tindak kejahatan korporasi Pada
dasarnya ancaman sanksi pidana terhadap korporasi sangat berat. misalnya,
mengancam perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana, penutupan
seluruh atau sebagian tempat usaha, atau perbaikan akibat tindak pidana.hal ini di mulai
oleh beberapa aparat penegak hukum menerima suap/janji atau hadiah (yang
merupakan bentuk dari korupsi) dari para koruptor dengan melobi untuk memeriksa
dan memenangkan perkaranya atau meminta para pengegak hukum untuk
melakukan sesuatu yang bertentangan atau tidak dilakukan kewajibannya.hal inilah
yang emnjadi hambatan lemanaya penegakan terhadap penegakan hukum
korporasi

2. Dampak pencemaaran dan penmgerusakan lingkungan hidup


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk
melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup hukum lingkungan mengatur kegiatan manusia yang mempercepat penurunan
kualitas lingkungan melalui suatu kegiatan usaha yang hanya mungkin apabila kegiatan usaha
tersebut dilaksanakan oleh suatu korporasi yang berbadan hukum dan kegiatan usahanya
diduga dapat mencemari dan merusak lingkungan serta memberikan dampak besar dan penting
kepada lingkungan. Berdasarkan Pasal 97 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tindak pidana lingkungan dikategorikan
sebagai kejahatan, sehingga dalam tanggung jawab pidananya dapat dibebankan kepada organ
yang ada dalam korporasi. Ini bertujuan mencegah perusahaan melindungi diri dan melepas
tanggung jawab dengan melimpahkannya pada para pekerjanya. Dalam penegakan hukum
lingkungan, pada prinsipnya kegiatan usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting
sebagian besar atau cenderung akan dilakukan oleh kegiatan usaha yang berbentuk korporasi,
sehingga pertanggungjawaban apabila terjadi pencemaran atau perusakan lingkungan
dibebankan kepada korporasi. Dalam penegakan hukum administrasi, perdata dan pidana,
korporasi dibebankan pertanggungjawaban berdasarkan peraturan perundang-undang, namun
permasalahan dalam penyelesaian melalui mekanisme hukum pidana dapat menjadi premium
remedium apabila memenuhi unsur tingkat kesalahan pelaku relatif berat, akibat perbuatanya
relatif berat, dan perbuatan.

3. Dampak kemiskinan
Jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang terus meningkat merupakan masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya. Penurunan jumlah angka kemiskinan di Indonesia merupakan
tanggungjawab bersama semua elemen yang ada dimasyarakat kita disamping pemerintah yang
memang menurut Undang-Undang Dasar diamanatkan untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Perusahaan sebagai bagian dari elemen yang ada dimasyarakat kita yang dituntut perannya
dalam ikut memecahkan masalah kemiskinan yang dihadapi di negeri ini. Apabila semua
perusahaan yang ada yang nota bene jumlahnya ribuan tersebut melakukan CSR maka potensi
dana yang tersedia mencapai puluhan triliyun rupiah. Pemberian-pemberian kepada masyarakat
miskin melalui program-program pemerintah lebih banyak mengarah pada charity, ibarat kita
memberikan ikan yang akan habis dalam sekali konsumsi. Sementara korporasi mempunyai
alternatif dalam ikut merurunkan angka kemiskinan di Indonesia dengan melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan (corporate sosial responsibility) dalam bentuk
pengembangan masyarakat (community development) suatu bentuk tanggungjawab sosial
perusahaan yang lebih berorientasi pada pemberdayaan kepada masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat akan memancing suatu komunitas menjadi masyarakat yang produktif dengan cara
kita memberikan kailnya. Keberhasilan program community development sangat membantu
bangkitnya perekonomian nasional. Mengingat pentingnya peran program community
development dalam mengembangkan usaha kecil (termasuk koperasi), maka upaya untuk
meningkatkan peran program community development perlu terus kita dukung sekaligus
sebagai upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam jangka panjang juga penting bagi
perusahaan..

4. Dampak tidak efektif/mandulnya perundang-undangan

KUHP yang kita pakai saat ini tidak mengenal pertanggungjawaban korporasi dalam hukum
pidana, artinya KUHP hanyalah mengenal pertanggungjawaban individu atau manusia.
Pertanggungjawaban korporasi secara khusus diatur dalam beberapa peraturan perundangan di
luat KUHP. Dari peraturan perundangan itu terlihat tidak konsistennya dalam
mempertanggungjawabkan korporasi dalam hukum pidana, sehingga tindak pidana korporasi
semacam ini telah mendapat perhatian dari pemerintah, yakni dengan mengadakan
pembaharuan dibidang hukum pidana, khususnya KUHP dengan menyusun rancangan Kitab
Undang Undang Hukun Pidana yang baru atau lebih dikenal dengan nama Konsep Rancangan
KUHP baru, tindak pidana korporasi termuat didalamnya. Tetapi konsep rancangan KUHP ini,
yang dimulai sejak tahun 1964 dan telah mengalami beberapa kali perubahan, hingga kini belum
disahkan menjadi undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai