Pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana korporasi harus mempertimbangkan upaya effective
deterrent karena kejahatan korporasi dapat merusak sendi-sendi kehidupan perekonomian suatu
bangsa dan dapat membahayakan kelangsungan hidup suatu bangsa. Meskipun demikian,
penggunaan hukum pidana sebagai primum remidium harus dilakukandengan hati-hati dan bersifat
selektif.Mengungkap kejahatan korporasi bukan sesuatu yang sederhana karena tingkat
kompleksitas dan kerumitannya Dalam perkembangan hukum pidana di Indonesia, ketentuan
ketentuan pidana di luar KUHP telah memperluas pelaku tindak pidana, yaitu tidak hanya terbatas
kepada manusia tetapi juga kepada korporasi. Menurut Barda Nawawi Arief, berdasarkan peraturan
perundang-undangan di Indonesia, ada yang menyatakan korporasi sebagai subjek tindak pidana,
tetapi yang dapat dipertanggungjawabkan hanya pengurus, dan ada pula yang menyatakan
korporasi sebagai subjek dan dapat dipertanggungjawabkan. Hukum acara pidana tentang kejahatan
korporasi secara umum dapat berpedoman pada Pasal 20 UU No 31/1999 jo UU No 20/2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi