Anda di halaman 1dari 5

Sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah

salah satunya dalam mineral dan energi, Indonesia menjadi lahan subur

bagi industri pertambangan dewasa ini. Salah satunya dengan 39% hasil

pertambangan emas, nomor dua di bawah negara Tiongkok.  Indonesia

memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sama

kayanya, di mana harta ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan demikian, seharusnya Indonesia tidak memiliki kesulitan untuk

menggarap dan mengolah semua yang dimiliki dalam usaha

meningkatkan kualitas hidup nasional. Indonesia memiliki segudang kekayaan

alam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa sektor atau usaha yang mengelola
sumber daya alam tersebut. Salah satunya adalah sektor pertambangan yang
berfokus pada pengelolaan dan pemanfaatan hasil barang tambang melalui kegiatan
ekonomi pertambangan.

Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang menopang dalam


pembangunan perekonomian negara Indonesia. Hal ini karena perannya dalam
mengelola sumber daya barang tambang yang memiliki nilai jual tinggi.

3 Kegiatan Ekonomi  di Bidang Pertambangan


Pertambangan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka meneliti, mengelola, dan
juga mengolah barang tambang. Pertambangan juga dapat diartikan sebagai
kegiatan penggalian ke dalam tanah, guna mendapatkan suatu sumber daya alam
berupa barang tambang.

Baca Juga: Pengertian Pertambangan yang Jarang Diketahui


Secara garis besar, usaha pertambangan terbagi menjadi dua, yaitu pertambangan
mineral dan pertambangan batu bara. Pertambangan mineral terbagi lagi menjadi
empat komoditas tambang, yaitu pertambangan mineral logam, pertambangan
mineral non logam, pertambangan mineral radioaktif, dan pertambangan batuan.

Adapun hasil tambang yang didapatkan dari usaha pertambangan sangatlah


beragam, mulai dari jenis mineral logam seperti emas dan perak hingga jenis
mineral non logam seperti intan dan belerang. Selain itu, terdapat juga hasil
pertambangan dari golongan batubara yakni batuan aspal, bitumen padat, gambut,
dan batubara.

Apabila Anda berminat melakukan usaha di bidang pertambangan, berikut ini adalah
3 kegiatan ekonomi pertambangan yang dapat Anda lakukan.
Pengelolaan Barang Tambang
Kegiatan pengelolaan barang tambang merupakan salah satu kegiatan ekonomi
pertambangan yang mampu mengolah barang tambang menjadi sesuatu yang
memiliki nilai jual tinggi. Kegiatan ini meliputi eksplorasi, eksploitasi, dan pengolahan
barang tambang.

Eksplorasi tambang merupakan kegiatan mempelajari suatu wilayah yang


mempunyai potensi sumber daya alam bahan tambang. Hal tersebut juga
merupakan kegiatan yang umumnya disebut sebagai penambangan. Disamping itu,
pengolahan merupakan kegiatan mengolah barang tambang dengan cara
memisahkan antara barang tambang yang tercampur dengan kotoran agar memiliki
nilai jual yang tinggi.

Untuk memulai 3 kegiatan tersebut, sektor pertambangan diharuskan mengikuti


aturan ataupun prosedur hukum yang telah ditetapkan. Hal ini seperti aturan yang
ditetapkan oleh kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) dan juga aturan
aturan lain yang menyangkut kebijakan daerah dan masyarakat di sekitar wilayah
eksplorasi.

BERIKUT KONDISI PERTAMBANGAN DI INDONESIA DAN


TANTANGAN BAGI PARA PELAKU USAHA:
1. Energi yang Tidak Terbarukan

Sebagian besar sumber daya alam yang menjadi fokus dalam dunia pertambangan
adalah sumber daya yang tidak terbaharukan, hal ini menjadi poin tersendiri
terhadap dinamika industri pertambangan bahwa selain menjadikan energi tersebut
sebagai sumber profit dan pendapatan tetapi harus mampu untuk menemukan
sumber energi pengganti ketika sumber energi tersebut mulai mencapai batas akhir.
Karena memang belum ditemukan energi daur ulang yang mampu untuk
menghasilkan mineral seperti emas, nikel, dan lain-lain selain melalui metode
pertambangan.
2. Regulasi Pertambangan

Bergelut dalam bisnis industri pertambangan memiliki tantangannya sendiri.


Indonesia walaupun terdiri dari luasnya eumber daya alam yang menyebar dari Aceh
ke Marauke, dengan potensi pertambangan yang melimpah juga mebutuhkan
regulasi yang jelas dan ketat dalam memberikan izin usaha kepada para pebisnis
industri pertambangan. Melihat bahwa dalam industri ini akan berkaitan erat
terhadap dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang ada disekitar area
pertambangan yang dilakukan.

Melalui Peraturan dan Kebijakan yang jelas dan ketat ini diharapkan pula para
pelaku bisnis dan masyarakat terkait dan dinas yang terlibat dapat mengontrol
proses pertambangan sehingga segala aspek yang berkaitan pun dapat saling
memberikan manfaat dan keuntungan satu sama lain. Tidak meninggalkan masalah
atau problom yang tidak terselesaikan dan malahan menimbulkan kerusakan.
Seperti diketahui bahwa proses industri pertambangan sangat berkaitan erat dengan
keberlanjutan hayati suatu lingkungan, sehingga tidak hanya tegas terhadap regulasi
pemberian ijin pertambangan tetapi juga diperlukan ketegasan rugulasi pasca
pertambangan, yang dimana setiap perusahaan atau pelaku usaha bertanggung
jawab terhadap lokasi ijin usaha pertambangannya dalam pembenahan dan
mengembalikan fungsi lahan tersebut menjadi layak untuk ditanami dan
dimanfaatkan yang tentu menggunakan metode pemulihan yang tepat.
3. Metode Bio Rehab Memulihkan Lahan Bekas Pertambangan
Agricola Nusantara Baramineral sebagai Perusahaan Jasa Konsultan Pertambangan
dan Lingkungan Indonesia hadir dengan metode untuk memulihkan lahan terganggu
akibat eksploitasi pertambangan yang ada. Metode tersebut dikenal dengan Metode
Bio Rehab atau Bioremediasi yang merupakan aktivitas pembenahan lahan
menggunakan hayati atau mikroorganisme. Dimana Lahan yang terganggu setelah
eksploitasi memerlukan perlakuan khusus sebelum melakukan penanaman kembali
(revegetasi).
Metode Bio Rehab atau Bioremediasi  diawali pada 2 bulan pertama yang berfokus
kepembenahan dan aplikasi Bio Rehab di lahan yang akan direklamasi. Selanjutnya
menanam fast growing species, berupa Sangon dan Jabon sebagai tanaman perintis,
lalu  tanaman penutup tanah Legume Cover Crop (LCC). Setelah proses penataan
lahan, aplikasi Bio Rehab dan penanaman tanaman perintis berikut tanaman
penutup tanah yang membutuhkan waktu 4 bulan, barulah masuk ke fase
pemeliharaan tanaman.

Titik krusial dari proses reklamasi pascatambang dengan metode Bio Rehab terletak
pada proses penataan,  penyiapan dan perlakuan pada lahan sebelum ditanami
tumbuhan. Aktivitas penambangan yang merusak lapisan atas tanah (top soil)
menyisakan subsoil yang tidak subur dan minim unsur hara. Sehingga Metode Bio
Rehab menjawab permasalahan tersebut dengan mengembalikan unsur hara tanah
melalui pengayaan mikroorganisme pada tanah. Dengan begitu tanah yang sudah
menerima aplikasi Bio Rehab akan layak untuk ditumbuhi tanaman di atasnya.
Metode ini telah diaplikasikan juga di beberapa lahan kritis bekas kolam tailing
tambang timah di Kabupaten Bintan dan Lingga Kepulauan Riau. Hasilnya berhasil
me-revegetasi lahan yang tadinya sudah mati. Harapannya merode ini dapat
menjadi solusi bagi setiap perusahaan tambang yang seringkali kesulitan dalam
mempersiapkan lahan kritis bekas tambang untuk direklamasi.

Dengan reklamasi yang tepat, maka dampak kerusakan lingkungan bisa dikurangi


dan pada saat yang sama lahan yang ditinggalkan setelah penambangan akan
kembali fungsinya sebagai lahan yang layak untuk ditanami kembali oleh
masyarakat. Sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan dan pembangunan
yang berkelanjutan bagi masyarakat dan komunitas yang ada disekitarnya.

Di antara semua kekayaan alam yang tersedia, kekayaan yang paling menjanjikan
untuk dikelola berada di sektor pertambangan mengingat kita hanya perlu
mengambil harta yang ada dari dalam Bumi, menyerap begitu banyak tenaga kerja,
menggairahkan begitu banyak sektor pendukung, dan nilai jual produk yang diambil
begitu bernilai. Indonesia kaya akan wilayah tambang, meliputi : tambang batu bara
di Pulau Kalimantan, tambang pasir di Kepulauan Bangka Belitung, tambang minyak
dan gas alam, tambang emas di Papua, tambang batu, tambang aspal, dan tambang
mineral lainnya. Pantas

jika tambang kita jadikan sumber daya alam utama di Indonesia.

Pertambangan dan tenaga kerja

Kehidupan pertambangan menyerap begitu banyak tenaga kerja dengan berbagai


kualifikasi kemampuan, dari yang tertinggi hingga yang terendah dalam setiap
prosesnya. Suatu kegiatan pertambangan membutuhkan begitu banyak tenaga
terlibat di lapangan dan melibatkan berbagai kehalian yang terkait. Untuk
membangun infrastruktur yang dibutuhkan, kita membutuhkan ahli teknik sipil. Untuk
memastikan para pegawai terhindar dari risiko kecelakaan kerja, perusahaan
membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang K3. Untuk merawat
mesin-mesin yang digunakan, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki
kompetensi dalam bidang teknik mesin.

Untuk menentukan prosedur yang tepat, perusahaan membutuhkan tokoh yang


memiliki kompetensi dalam bidang teknik pertambangan dan kebumian. Untuk
memperbaiki kondisi lingkungan pasca kegiatan penambangan, perusahaan
membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik lingkungan.
Kehidupan pertambangan yang berlangsung di daerah terpencil juga membutuhkan
tenaga pendukung kenyamanan pegawai selama mereka tinggal dan bekerja di
sana, meliputi asisten rumah tangga, koki, dan dokter umum.

Setelah mendapatkan harta yang diharapkan, harta tersebut akan diangkut kepada
pihak yang membeli. Proses transportasi ini lagi-lagi melibatkan banyak tenaga, baik
dalam dunia transportasi darat, penerbangan kargo, dan perkapalan. Ke depannya,
seiring keinginan Pemerintah kepada para perusahaan untuk membangun smelter,
kegiatan pengolahan produk ini akan melibatkan lebih banyak tenaga lagi, termasuk
di dalamnya buruh pabrik dan ahli industri di bidang fisika serta kimia.

Bahan bakar fosil

Ketika produksi energi terbarukan belum bisa diandalkan, kita banyak bergantung
pada bahan bakar fosil. Merekalah yang menghidupkan aktivitas dalam hidup kita.
Tanpa bahan bakar fosil, kita tidak akan bisa menggunakan energi listrik. Tanpa
bahan bakar fosil, kita tidak akan bisa menikmati kenyamanan dalam kendaraan
bermotor kita. Bagaimana kita bisa memindahkan berbagai barang kebutuhan dari
satu daerah ke daerah lain? Tanpa bahan bakar fosil, kita tidak bisa memasak.

Aspal
Aspal sangat dibutuhkan ketika Indonesia membangun infrastruktur jalan raya. Kita
tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkannya karena kita memiliki sumbernya di
Pulau Sulawesi, yaitu Buton.

Emas dan perak

Emas dan perak diolah untuk memenuhi kebutuhan prestise manusia ketika mereka
menggunakan perhiasan, meliputi : cincin, gelang, giwang, anting, kalung, dan
masih banyak lagi. Emas yang diolah menjadi logam mulia batangan bisa dijadikan
aset investasi bersifat safe haven dengan nilai cenderung stabil dan terus meningkat
mengingat posisinya sebagai cadangan devisa yang berlaku di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai