Anda di halaman 1dari 8

JurnalIlmiah

Jurnal IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume11
11No
No1,1,Hal
Hal177
177-184,
- 184,Januari
Januari2021
2021 p-ISSN 2089-0834
SekolahTinggi
Sekolah TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal e-ISSN 2549-8134

PENDIDIKAN KESEHATAN, MOBILISASI DAN DETEKSI DINI RESIKO


DEKUBITUS DALAM PENCEGAHAN KEJADIAN DIKUBITUS PADA PASIEN
STROKE
Moh Alimansur*, Puguh Santoso
Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri, Jl. Penanggungan No.41a, Bandar Lor, Kec. Kota Kediri, Kota
Kediri, Jawa Timur, Indonesia 64114
*ali.mansur75@gmail.com

ABSTRAK
Kelumpuhan akibat stroke memerlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkanya sehingga akan
berpengaruh terhadap lamanya pasien di rawat di rumah sakit. Bedrest atau tirah baring yang lama
menyebabkan pasien stroke beresiko tinggi untuk terkena dekubitus. Diperlukan pendidikan
kesehatan, mobilisasi dan deteksi dini untuk mencegah terjadinya decubitus pada pasien stroke.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan, mobilisasi dan
deteksi dini resiko decubitus untuk mencegah terjadinya luka dekubitus. Desain penelitian yang
digunakan adalah descriptif analitic dengan responden penelitian adalah pasien stroke yang di rawat
inap di RSUD di Kota Kediri sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel menggunakan Purposive
Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pencegahan dekubitus dan lembar
pemeriksaan dekubitus. Kuesioner telah diuji validitasnya dengan uji Pearson sedangkan untuk
reliabilitasnya di uji dengan Cronbach’s Alpha. Analisa data menggunakan analisa Regresi Ordinal.
Hasil uji statistik Pendidikan Kesehatan, Mobilisasi dan Deteksi Resiko dekubitus didapatkan nilai
p-value < 0,05 yang berarti variabel pencegahan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan luka
dekubitus. Deteksi faktor resiko dekubitus harus dilakukan dengan segera untuk menentukan
rencana mobilisasi dan pencegahan luka decubitus, sedangkan pendidikan kesehatan meningkatkan
peran serta klien dan keluarga dalam pencegahan luka decubitus.

Kata kunci: decubitus; deteksi dini; mobilisasi; pendidikan kesehatan; stroke

HEALTH EDUCATION, MOBILIZATION AND EARLY DETECTION OF


DECUBITUS RISK IN PREVENTION OF CUBITUS EVENTS IN STROKE
PATIENTS

ABSTRACT
Paralysis due to stroke takes a long time to recover, so it will affect the length of time the patient is
hospitalized. Long bed rest or bed rest puts stroke patients at high risk of developing pressure sores.
Health education, mobilization, and early detection are needed to prevent decubitus in stroke
patients. The purpose of this study was to identify the effect of health education, mobilization, and
early detection of the risk of decubitus to prevent pressure sores. The research design used was
descriptive-analytic with the respondents of the study were 40 stroke patients who were hospitalized
in the hospital in Kediri. Sampling using purposive sampling. Data collection used a decubitus
prevention questionnaire and decubitus examination sheet. The validity of the questionnaire was
tested using Pearson's test, while its reliability was tested with Cronbach's Alpha. Data analysis
used Ordinal Regression analysis. The results of statistical tests of Health Education, Mobilization,
and Risk Detection of the risk of decubitus obtained p-value <0.05, which means that the prevention
variable affects the development of decubitus sores. Detection of risk factors for decubitus must be
done immediately to determine the plan for mobilization and prevention of decubitus sores, while
health education increases the participation of clients and families in preventing decubitus sores.

Keywords: decubitus; early detection; mobilization; health education; stroke

177
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN friksi, kelembaban, nutrisi buruk,


Tekanan yang terlalu lama terutama pada anemia,infeksi, demam, gangguan
bagian tulang-tulang yang menonjol sirkulasi perifer, obesitas, kakesia, dan
akibat tirah baring yang lama di tempat usia(Apostolopoulou & Tselebis, 2014).
tidur dapat menyebakan luka
dekubitus(Morrison, 2015). Posisi Dampak dari dekubitus dapat
penderita yang tidak berubah dalam meningkatkan hari rawat, dan biaya
jangka waktu lebih dari 6 jam sangat perawatan serta memperlambat program
beresiko untuk terjadi luka rehabilitasi (Maskun, 2017; Sauliyusta &
tekan(Apostolopoulou & Tselebis, 2014). Rekawati, 2016; Setiyawan, 2010).
Dekubitus merupakan nekrosis jaringan Komplikasi sering terjadi pada luka
lokal yang cenderung terjadi ketika dekubitus derajat III dan IV, walaupun
jaringan lunak tertekan diantara tonjolan dapat terjadi pada luka yang superfisial.
tulang dengan permukaan eksternal dalam Luka dekubitus sangat rentan untuk
jangka waktu lama(Apostolopoulou & mengalami infeksi multibakterial baik
Tselebis, 2014; Tayyib, Coyer, & Lewis, aerobik maupun anaerobik, dampak dari
2013). Kelumpuhan anggota gerak infeksi pada luka dekubitus dapat
sebagai akibat gangguan fungsi otak menyebar ke jaringan tulang dan sendi
merupakan kondisi yang paling sering atau dapat menyebabkan osteomielitis,
dialami oleh penderita stroke(Amir, septikemia atau bahkan
Halfens, Lohrmann, & Schols, 2013). kematian(Maskun, 2017).
Kecacatan akibat stroke berpengaruh
terhadap tingkat ketergantungan dan Melihat dampak yang begitu serius maka
lamanya pasien di rawat di rumah sakit. melakukan deteksi terhadap faktor resiko
Pasien dengan tingkat ketergantungan dekubitus pada pasien stroke yang
minimal hampir seluruhnya (88,24%) mengalami perawatan bedrest atau tirah
tidak memiliki risiko untuk terjadinya baring harus dilakukan secara rutin (Kale,
dekubitus, pasien dengan partial care Nurachmah, & Pujasari, 2014). Braden
hampir setengahnya (45,95%) berisiko Scale merupakan instrumen yang dapat
terjadinya dekubitus dan total care sebesar digunakan untuk melakukan deteksi dini
44,12% atau hampir setengahnya yang resiko dekubitus pasien stroke yang
memiliki risiko tinggi terjadinya bedrest atau tirah baring(Bhoki,
dekubitus (Okatiranti, Sitorus, & Mardiyono, & Sarkum, 2014; Committee,
Tsuawabeh1, 2013). Hasil. Kejadian 2014). Dekubitus merupakan komplikasi
dekubitus pada pasien tirah baring di RS akibat tirah baring yang dapat di cegah
Cakra Husada Klaten sebanyak 17,65% dengan melakukan tindakan pencegahan
(Setiyawan, 2010). dan di Indonesia 25% yang tepat. Dengan deteksi dini akan bisa
kasus stroke mengalami kejadian luka segera diidentifikasi berbagai faktor yang
tekan selama perawatan (Maskun, 2017). mempengaruhi terjadinya luka dekubitus
sehingga luka tekan bisa dicegah. Deteksi
Dekubitus merupakan salah satu indikator dini yang dilakukan secara rutin akan
mutu pelayanan rumah sakit, tingginya dapat mencegah terjadinya luka dekubitus
angka kejadian pasien dengan dekubitus pada pasien stroke, dengan (Kale et al.,
mencerminkan rendahnya mutu pelayanan 2014).
keperawatan, karenanya perlu adanya
upaya pencegahan sejak dini yang Melakukan mobilisasi secara rutin dapat
merupakan tanggungjawab mencegah terjadinya luka dekubitus pada
perawat(Sauliyusta & Rekawati, 2016). pasien dengan tirah baring (Aini &
Faktor yang mempengaruhi pembentukan Purwaningsih, 2014). Perawatan pasien
luka dekubitus diantaranya gaya gesek, stroke yang meliputi latihan mobilisasi

178
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dan perawatan lainnya membutuhkan penurunan kesadaran dan mengalami


waktu yang lama bahkan harus kelemahan secara umum maka lembar
dilanjutkan dengan perawatan dirumah persetujuan penelitian ditanda tangani
oleh karenanya diperlukan kerjasama oleh keluarga yang saat itu sedang
yang baik antara perawat, klien dan menunggu. Besar sampel yang didapat 40
keluarga. Kerjasama yang baik akan responden. Variabel independent dalam
meningkatkan keefektifan perawatan penelitian ini adalah Pendidikan
stroke sehingga luka decubitus bisa di Kesehatan, Mobilisasi dan Deteksi Dini
cegah. Pendidikan kesehatan terhadap Resiko Dekubitus sedangkan variabel
keluarga dan pasien akan meningkatkan dependentnya adalah Luka dekubitus.
pemahaman mereka tentang bagaimana
merawat dan mencegah terjadinya luka Pengumpulan data diawali dengan
decubitus pada pasien stroke (Mas’amah, melakukan seleksi pasien yang memenuhi
2014; Sunaryanti, 2015). kriteria inklusi. Pasien terpilih kemudian
diberikan penjelasan tentang tujuan
Penelitian ini penting dilakukan untuk penelitian beserta haknya untuk
mencegah terjadinya dekubitus pada mendapatkan informed consent dari
pasien stroke melalui peningkatan pasien. Selanjutnya diberikan kuesioner
pengetahuan pasien dan keluarga serta tentang pencegahan luka dekubitus,
pendeteksian tanda gejala dekubitus sejak kuesioner ini telah diuji validitasnya
pasien dirawat. Penelitian ini termasuk dengan uji Pearson dan reliabiltas
penelitian observasional dengan tujuan instrumen dengan uji Cronbach’s Alpha.
penelitian untuk melihat pengaruh Pemeriksaan tanda dekubitus digunakan
pendidikan kesehatan, mobilisasi dan lembar observasi dekubitus (NPUAP,
deteksi dini resiko decubitus dalam 2016). Selanjutnya setelah data terkumpul
mencegah terjadinya luka dekubitus pada dan ditabulasi, untuk mengetahui
pasien stroke. pengaruh dari variabel Pendidikan
Kesehatan, mobilisasi dan Deteksi Dini
METODE resiko Dekubitus terhadap kejadian luka
Desain penelitian yang digunakan adalah dekubitus di uji dengan Regresi Ordinal.
Deskriptif Analitik agar bisa mendapatkan Penelitian ini telah disetujui oleh Komite
data secara rinci untuk kemudian Etik Penelitian Kesehatan Dharma
dianalisis. Populasi yang diteliti oleh Husada Kediri No: 001/KEPK-Dharma
peneliti adalah seluruh pasien Stroke yang Husada/2019.
rawat inap dirumah Sakit Umum Daerah
Kota Kediri. Sampel dalam penelitian ini HASIL
adalah sebagian pasien Stroke yang rawat Tabel 1 dapat diketahui hampir
inap di Rumah Daerah Kota Kediri. setengahnya (37,5%) responden berusia
Teknik pengambilan sampel 56-65 tahun. Berdasarkan jenis kelamin
menggunakan teknik Purposive Sampling, sebagian besar (55%) responden yang
dengan kriteria inklusi dalam penelitian menderita stroke adalah perempuan.
ini adalah bersedia menjadi responden, Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian
pasien yang mengalami tirah baring atau besar (65%) berpendidikan SD.
bedrest selama 3 hari di rumah sakit, pada Berdasarkan lama tirah baring atau
pasien yang memiliki kesadaran secara bedrest, sebagian besar (72,5%) menjalani
penuh dan mampu menandatangani rawat inap dengan tirah baring selama 3-5
lembar persetujuan penelitian maka hari.
pasien yang akan menandatangani lembar
persetujuan penelitian tersebut sendiri,
namun pada pasien yang mengalami

179
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Karakteristik Pasien Stroke (n= 40)
Variabel Kategori f %
Umur 36-45 tahun 4 10
46 - 55 tahun 10 25
56 - 65 tahun 15 37,5
> 65 tahun 11 27,5
Jenis Kelamin Laki-laki 18 45
Perempuan 22 55
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 1 2,5
SD 26 65
SMP 5 12,5
SMA 8 20
Lama Bedrest 3-5 hari 29 72,5
6-10 hari 7 17,5
11-14 hari 1 2,5
>14 hari 3 7,5

Tabel 2.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Deteksi dini Resiko Dekubitus terhadap Kejadian Luka
Dekubitus Pasien Stroke (n=40)
Variabel Nilai estimasi P-value Keterangan
Pendidikan Kesehatan -1,97 0,00 Signifikan
Mobilisasi -2,51 0,00 Signifikan
Deteksi Resiko Dekubitus -1,58 0,04 Signifikan

Tabel 2 dapat dilihat hasil Regresi Ordinal diberikan, sehingga terjadi perubahan
untuk variabel Pendidikan Kesehatan, perilaku dari klien setelah dilakukan
Mobilisasi dan Deteksi Resiko dekubitus pendidikan kesehatan (Sunaryanti, 2015)
didapatkan nilai p-value < 0,05 yang .Hasil penelitian menunjukkan ada
berarti ada pengaruh dari variabel perbedaan yang signifikan antara
pencegahan tersebut terhadap kejadian pemberian minyak kelapa dan penyuluhan
luka dekubitus. Berdasarkan hasil ditabel 2 kesehatan tentang reposisi terhadap
diatas dapat dilihat nilai estimasi yang pencegahan dekubitus (Sunaryanti, 2015).
negative menunjukkan bahwa pendidikan Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
kesehatan, mobilisasi dan deteksi dini pendidikan kesehatan pada pasien dan
resiko decubitus yang baik akan keluarga mampu meningkatkan
menurunkan kejadian decubitus pada pemahaman mereka tentang dekubitus dan
pasien stroke. bagaimana cara mencegahnya. Dalam
proses perawatan kerjasama antara
PEMBAHASAN perawat, pasien dan keluarganya
Pendidikan Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting
Pendidikan kesehatan (health education) untuk mencapai keberhasilan tujuan
merupakan salah satu bagian penting perawatan(Amir et al., 2013) . Dalam
dalam upaya pencegahan dekubitus. Peran upaya pencegahan dekubitus maka
edukator dari perawat dilakukan dengan pemberian pendidikan pada pasien dan
membantu pasien dalam meningkatkan keluarga atau penunggu pasien sangat
tingkat pengetahuannya tentang kesehatan, penting. Pasien dan keluarga harus
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan informasi tentang definisi luka

180
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

dekubitus, tanda dan gejalanya, dan cara mengalami hipoksia yang kemudian bisa
mencegah terjadinya ulkus dekubitus menyebabkan kerusakan jaringan dan
tersebut(NPUAP, EPUAP, & PPIA, 2014; terjadilah luka dekubitus(Sauliyusta &
Tayyib & Coyer, 2016) Rekawati, 2016). Mobilisasi dapat
mencegah terjadinya hal ini. Mobilisasi
Memberikan pendidikan kepada pasien akan meningkatkan aliran darah pada
stroke dan keluarganya merupakan daerah yang tertekan serta melancarkan
tantangan tersendiri bagi perawat. aliran darah sistemik dari pasien dengan
Penurunan kesadaran, kelemahan dan tirah baring(Buijck & Ribbers, 2016).
kondisi psikologis pasien dan keluarga
menghadapi kondisi kritis sering menjadi Mobilisasi pada pasien dengan tirah baring
penghambat dalam pemberian pendidikan lama dapat mencegah terjadinya aliran
kesehatan. Kondisi ini memerlukan darah yang statis, dengan melakukan
ketrampilan yang lebih dari perawat pergerakan maka aliran darah menjadi
sehingga tetap bisa memberikan lancar, tekanan darah sistolik meningkat,
pendidikan kesehatan yang diperlukan oleh MAP menjadi normal(Ningtyas, Pujiastuti,
pasien dan keluarganya(Buijck & Ribbers, & Indriyawati, 2017). Kondisi ini akan
2016). meningkatkan aliran darah secara
keseluruhan termasuk aliran darah ke
Pendidikan kesehatan yang baik akan daerah kulit yang tadinya mengalami
mampu merubah perilaku pasien dan penekanan akibat tirah baring sehingga
keluarga dalam perawatan pasien stroke. metabolisme jaringannya menjadi normal
Peningkatan pengetahuan meningkatkan kembali sehingga luka dekubitus dapat
pemahaman seseorang yang akhirnya akan dicegah atau diperbaiki(Maskun, 2017)
merubah tingkah lakunya(Notoatmodjo,
2013). Perubahan perilaku ini sangat Mobilisasi pada penderita stroke bisa
penting karena perawatan pasien stroke dengan perubahan posisi miring kanan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk miring kiri. Hasil penelitian menunjukkan
memulihkan kembali kondisi bahwa perubahan posisi setiap 2 jam dapat
fisiknya(Buijck & Ribbers, 2016). mencegah terjadinya luka dekubitus pada
pasien stroke(Aini & Purwaningsih, 2014).
Pendidikan kesehatan yang harus diberikan Mobilisasi progresif level I dan II juga
pada pasien dan keluarga dalam mencegah dapat meningkatkan status haemodinamik
dekubitus meliputi aspek gizi, mobilisasi, pasien dan mampu mencegah terjadinya
hidrasi, perawatan kulit dan lai- luka dekubitus(Ningtyas et al., 2017).
lain(NPUAP et al., 2014). Pemahaman Mobilisasi yang dilakukan dengan rutin
tentang hal ini akan membuat pasien dan akan mampu menurunkan angka kejadian
keluarga menjadi ikut serta berpartisipasi luka dekubitus pada pasien stroke.
dalam upaya pencegahan dekubitus pasien
stroke. Mengingat pentingkan melakukan
mobilisasi pada penderita stroke yang
Mobilisasi menjalai perawatan tirah baring maka
Pasien stroke sering mengalami kelemahan diperlukan adanya penjadwalan agar
dan kelumpuhan yang mengharuskan latihan mobilisasi mendapatkan hasil yang
mereka untuk menjalani perawatan dengan maksimal. Penilaian terhadap kondisi
tirah baring yang cukup lama(Norrving, pasien juga perlu dilakukan sebelum
2013). Penekanan yang terus menerus pada dilakukan mobilisasi untuk mencegah
daerah tonjolan tulang akan menyebabkan komplikasi yang tidak diinginkan
aliran darah ke jaringan tersebut menjadi (Källman, 2015).
berkurang sehingga jaringan akan

181
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Deteksi Resiko Dikubitus Pengembangan istrumen untuk deteksi dini


Hasil Penelitian menunjukkan bahwa resiko dekubitus pada institusi perawatan
deteksi dini resiko dekubitus sangat bisa digunakan sebagai standar yang bisa
menentukan dalam pencegahan luka digunakan untuk mendeteksi faktor resiko
dekubitus. Deteksi dini merupakan tahapan dekubitus pada pasien stroke sehingga
awal yang sangat penting dalam upaya pasien stroke tidak mengalami luka
pencegahan dekubitus. Melakukan dekubitus. Dalam unit perawatan intensive
penilaian risiko secara terstruktur harus sangat diperlukan suatu standar untuk
dilakukan sesegera mungkin (maksimal melakukan deteksi dini terhadap resiko
delapan jam setelah masuk) untuk luka dekubitus karena karakteristik pasien
mengidentifikasi resiko ulkus dekubitus yang dirawat di unit intensive care unit
pada pasien stroke (Amir et al., 2013; Kale sangat beresiko untuk terjadinya luka
et al., 2014; Niezgoda & Mendez-Eastman, dekubitus(Cooper, 2013).
2006; Tong, Yip, Yick, & Yuen, 2016).
SIMPULAN
Penilaian risiko harus dilakukan Pendidikan Kesehatan akan membuat
pengulangan sesering mungkin sesuai pasien dan keluarga kooperatif dan
kondisi pasien. Saat melakukan pengkajian berkerjasama dengan baik dalam
resiko pemeriksa sekaligus harus mencegah dan merawat decubitus pasien
melakukan pemeriksaan kulit sebagai satu stroke. Mobilisasi pasien stroke harus
kesatuan pemeriksaan untuk mengevalusi dilakukan sedini mungkin melalui
keutuhan kulit pasien. Setelah melakukan pengkajian dan penjadwalan latihan
pengkajian resiko dan pemeriksaan kulit, mobilisasi secara bertahap. Melakukan
pemeriksa harus segera deteksi resiko dekubitus memiliki
mendokumentasikan semua hasil pengaruh yang lebih besar dalam
penilaiannya. Selanjutnya berdasarkan mencegah dekubitus pasien stroke
hasil pengkajian dikembangkan dan
diimplementasikan rencana pencegahan DAFTAR PUSTAKA
berbasis risiko untuk individu yang Aini, F., & Purwaningsih, H. (2014).
diidentifikasi berisiko mengalami ulkus Pengaruh Alih Baring terhadap
dekubitus. Jangan hanya menggunakan Kejadian Dekubitus pada Pasien
skor total dari hasil penilaian resiko Stroke yang Mengalami Hemiparesis
sebagai dasar menyusun rencana di Ruang Yudistira di RSUD Kota
pencegahan dekubitus. Skor dari masing- Semarang. Jik, 2(4), 25–35.
masing indikator penilaian resiko https://doi.org/10.1016/j.cplett.2014.
dekubitus harus diperhatikan dan 07.055
digunakan sebagai dasar dalam
perencanaan dan pencegahan luka Amir, Y., Halfens, R. J. G., Lohrmann, C.,
dekubitus. Untuk bisa melakukan deteksi & Schols, J. M. G. A. (2013).
resiko dengan baik maka diperlukan Pressure ulcer prevalence and quality
pengetahuan, dan pengalaman dari perawat of care in stroke patients in an
atau dokter (NPUAP et al., 2014). Indonesian hospital. Journal of
Wound Care, 22(5), 254–260.
Deteksi resiko dekubitus dapat https://doi.org/10.12968/jowc.2013.2
menggunakan berbagai skala yang tersedia 2.5.254
yaitu Braden scale,Norton Scale, Andersen
Scale, dll. Institusi perawatan juga dapat Apostolopoulou, E., & Tselebis, A. (2014).
mengembangkan instrumen sendiri Pressure ulcer incidence and risk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada di factors in ventilated intensive care
tempat perawatan tersebut(Trust, 2011). patients. Health Science Journal, 8,

182
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

333–342. pasien stroke. Surakarta.

Bhoki, M. W., Mardiyono, & Sarkum. Morrison, M. (2015). Manajemen luka. (T.
(2014). Braden Scale and Norton in A.F., Ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Predicting Risk of Pressure Sores in Kedokteran: EGC.
ICU Room. Jurnal Riset Kesehatan,
3(2), 576–586. Niezgoda, J. A., & Mendez-Eastman, S.
(2006). The effective management of
Buijck, B., & Ribbers, G. (2016). The pressure ulcers. Advances in Skin &
Challenges of Nursing Stroke Wound Care, 19 Suppl 1(February),
Management in Rehabilitation 3–15.
Centres. Bohn Stafleu van Loghum, https://doi.org/10.1097/00129334-
Houten. https://doi.org/10.1007/978- 200601001-00001
3-319-76391-0
Ningtyas, N. W. R., Pujiastuti, S. E., &
Committee, B. C. P. N. S. and W. (2014). Indriyawati, N. (2017). Effectiveness
Guideline: Braden S cale for of Progressive Mobilization Level I
Predicting Pressure Ulcer Risk in and II on Hemodynamic Status and
Adults and Children. Retrieved July Decubitus Ulcer Risk In Critically Ill
5, 2018, from Patients. Belitung Nursing Journal.,
https://www.clwk.ca/buddydrive/file/ 3(6), 662–669. Retrieved from
guideline-braden-risk-assessment/ https://belitungraya.org/BRP/index.p
hp/bnj/article/view/289
Cooper, K. L. (2013). Evidence-Based
Prevention of Pressure Ulcers. Norrving, B. (2013). Oxford Textbook of
Critical Care Nurse, 33(6), 57–66. Stroke and Cerebrovascular Disease.
(C. Kennard, Ed.). United Kingdom:
Kale, E. D., Nurachmah, E., & Pujasari, H. Oxford University Press.
(2014). Penggunaan Skala Branden
Terbukti Efektif dalam Memprediksi Notoatmodjo, S. (2013). Pendidikan dan
Kejadian Luka Tekan. Jurnal Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Keperawatan Indonesia, 17(3), 95– Cipta.
100.
NPUAP. (2016). NPUAP Pressure Injury
Källman, U. (2015). Evaluation of Stages. NPUAP 2016 Staging
Repositioning in Pressure Ulcer Consensus Conference, 1–2.
Prevention. Linkping University. Retrieved from
Sweden: Linkoping University. http://www.npuap.org/resources/edu
https://doi.org/10.3384/diss.diva- cational-and-clinical-
117447 resources/npuap-pressure-injury-
stages/
Mas’amah. (2014). Efektifitas Tindakan
Perawat Dalam Pencegahan NPUAP, EPUAP, & PPIA. (2014).
Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Prevention and Treatment of
Lama Di Icu Rumah Sakit Eka BSD Pressure Ulcers : Quick Reference
(Vol. 22). Jakarta. Guide. (E. Haesler, Ed.). Western
https://doi.org/10.1007/978-94-007- Australia: Cambridge Medi:
0753-5_2393 NPUAP.

Maskun, A. L. Z. (2017). Upaya Okatiranti, Sitorus, R. E., & Tsuawabeh1,


perawatan integritas kulit pada D. (2013). Risiko Terjadinya

183
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Dekubitus Berdasarkan Tingkat (2016). Pressure Ulcer Wound Care


Ketergantungan Pasien di Ruang for Elderly in Home: A Case Report.
Perawatan Neurologi. Jurnal Journal of Dermatology Research
Keperawatan Padjadjaran, 1(3). and Therapy, 2(3), 1–5.
Retrieved from https://doi.org/10.23937/2469-
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php 5750/1510028
/jkp/article/view/66/63
Trust, H. (2011). Pressure ulcer risk
Sauliyusta, M., & Rekawati, E. (2016). assessment. Nursing Times 24.01.12,
Mobilisasi Dan Timbulnya Luka 108(4), 2004–2007. Retrieved from
Tekan Pada Pasien Tirah Baring. https://pdfs.semanticscholar.org/16aa
Jurnal Keperawatan Indonesia, /89a22d9e95cc4c5a306819d11c9aa7
19(2), 71–77. https://doi.org/1410- d82f32.pdf
4490

Setiyawan. (2010). Hubungan Tingkat


Pengetahuan, Sikap Dengan Perilaku
Perawat Dalam Upaya Pencegahan
Dekubitus Di Rumah Sakit Cakra
Husada Klaten. Jurnal Kesehatan
Kusuma Husada, 1(1). Retrieved
from
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.i
d/index.php/JK/article/view/16

Sunaryanti, B. (2015). Pencegahan


Dekubitus Dengan Pendidikan
Kesehatan Reposisi Dan Minyak
Kelapa. PROFESI, 12(September
2014), 58–64.

Tayyib, N., & Coyer, F. (2016).


Effectiveness of Pressure Ulcer
Prevention Strategies for Adult
Patients in Intensive Care Units: A
Systematic Review. Worldviews on
Evidence-Based Nursing, 13(6),
432–444.
https://doi.org/10.1111/wvn.12177

Tayyib, N., Coyer, F., & Lewis, P. (2013).


Pressure ulcers in the adult intensive
care unit : a literature review of
patient risk factors and risk
assessment scales. Journal of
Nursing Education and Practice,
3(11), 28–42.
https://doi.org/10.5430/jnep.v3n11p2
8

Tong, S., Yip, J., Yick, K., & Yuen, M. C.

184

Anda mungkin juga menyukai