Pendkes Dekub 985-Article Text-4981-2-10-20210116
Pendkes Dekub 985-Article Text-4981-2-10-20210116
Jurnal IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume11
11No
No1,1,Hal
Hal177
177-184,
- 184,Januari
Januari2021
2021 p-ISSN 2089-0834
SekolahTinggi
Sekolah TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal e-ISSN 2549-8134
ABSTRAK
Kelumpuhan akibat stroke memerlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkanya sehingga akan
berpengaruh terhadap lamanya pasien di rawat di rumah sakit. Bedrest atau tirah baring yang lama
menyebabkan pasien stroke beresiko tinggi untuk terkena dekubitus. Diperlukan pendidikan
kesehatan, mobilisasi dan deteksi dini untuk mencegah terjadinya decubitus pada pasien stroke.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan, mobilisasi dan
deteksi dini resiko decubitus untuk mencegah terjadinya luka dekubitus. Desain penelitian yang
digunakan adalah descriptif analitic dengan responden penelitian adalah pasien stroke yang di rawat
inap di RSUD di Kota Kediri sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel menggunakan Purposive
Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pencegahan dekubitus dan lembar
pemeriksaan dekubitus. Kuesioner telah diuji validitasnya dengan uji Pearson sedangkan untuk
reliabilitasnya di uji dengan Cronbach’s Alpha. Analisa data menggunakan analisa Regresi Ordinal.
Hasil uji statistik Pendidikan Kesehatan, Mobilisasi dan Deteksi Resiko dekubitus didapatkan nilai
p-value < 0,05 yang berarti variabel pencegahan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan luka
dekubitus. Deteksi faktor resiko dekubitus harus dilakukan dengan segera untuk menentukan
rencana mobilisasi dan pencegahan luka decubitus, sedangkan pendidikan kesehatan meningkatkan
peran serta klien dan keluarga dalam pencegahan luka decubitus.
ABSTRACT
Paralysis due to stroke takes a long time to recover, so it will affect the length of time the patient is
hospitalized. Long bed rest or bed rest puts stroke patients at high risk of developing pressure sores.
Health education, mobilization, and early detection are needed to prevent decubitus in stroke
patients. The purpose of this study was to identify the effect of health education, mobilization, and
early detection of the risk of decubitus to prevent pressure sores. The research design used was
descriptive-analytic with the respondents of the study were 40 stroke patients who were hospitalized
in the hospital in Kediri. Sampling using purposive sampling. Data collection used a decubitus
prevention questionnaire and decubitus examination sheet. The validity of the questionnaire was
tested using Pearson's test, while its reliability was tested with Cronbach's Alpha. Data analysis
used Ordinal Regression analysis. The results of statistical tests of Health Education, Mobilization,
and Risk Detection of the risk of decubitus obtained p-value <0.05, which means that the prevention
variable affects the development of decubitus sores. Detection of risk factors for decubitus must be
done immediately to determine the plan for mobilization and prevention of decubitus sores, while
health education increases the participation of clients and families in preventing decubitus sores.
177
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
178
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
179
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 1.
Karakteristik Pasien Stroke (n= 40)
Variabel Kategori f %
Umur 36-45 tahun 4 10
46 - 55 tahun 10 25
56 - 65 tahun 15 37,5
> 65 tahun 11 27,5
Jenis Kelamin Laki-laki 18 45
Perempuan 22 55
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 1 2,5
SD 26 65
SMP 5 12,5
SMA 8 20
Lama Bedrest 3-5 hari 29 72,5
6-10 hari 7 17,5
11-14 hari 1 2,5
>14 hari 3 7,5
Tabel 2.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Deteksi dini Resiko Dekubitus terhadap Kejadian Luka
Dekubitus Pasien Stroke (n=40)
Variabel Nilai estimasi P-value Keterangan
Pendidikan Kesehatan -1,97 0,00 Signifikan
Mobilisasi -2,51 0,00 Signifikan
Deteksi Resiko Dekubitus -1,58 0,04 Signifikan
Tabel 2 dapat dilihat hasil Regresi Ordinal diberikan, sehingga terjadi perubahan
untuk variabel Pendidikan Kesehatan, perilaku dari klien setelah dilakukan
Mobilisasi dan Deteksi Resiko dekubitus pendidikan kesehatan (Sunaryanti, 2015)
didapatkan nilai p-value < 0,05 yang .Hasil penelitian menunjukkan ada
berarti ada pengaruh dari variabel perbedaan yang signifikan antara
pencegahan tersebut terhadap kejadian pemberian minyak kelapa dan penyuluhan
luka dekubitus. Berdasarkan hasil ditabel 2 kesehatan tentang reposisi terhadap
diatas dapat dilihat nilai estimasi yang pencegahan dekubitus (Sunaryanti, 2015).
negative menunjukkan bahwa pendidikan Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
kesehatan, mobilisasi dan deteksi dini pendidikan kesehatan pada pasien dan
resiko decubitus yang baik akan keluarga mampu meningkatkan
menurunkan kejadian decubitus pada pemahaman mereka tentang dekubitus dan
pasien stroke. bagaimana cara mencegahnya. Dalam
proses perawatan kerjasama antara
PEMBAHASAN perawat, pasien dan keluarganya
Pendidikan Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting
Pendidikan kesehatan (health education) untuk mencapai keberhasilan tujuan
merupakan salah satu bagian penting perawatan(Amir et al., 2013) . Dalam
dalam upaya pencegahan dekubitus. Peran upaya pencegahan dekubitus maka
edukator dari perawat dilakukan dengan pemberian pendidikan pada pasien dan
membantu pasien dalam meningkatkan keluarga atau penunggu pasien sangat
tingkat pengetahuannya tentang kesehatan, penting. Pasien dan keluarga harus
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan informasi tentang definisi luka
180
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dekubitus, tanda dan gejalanya, dan cara mengalami hipoksia yang kemudian bisa
mencegah terjadinya ulkus dekubitus menyebabkan kerusakan jaringan dan
tersebut(NPUAP, EPUAP, & PPIA, 2014; terjadilah luka dekubitus(Sauliyusta &
Tayyib & Coyer, 2016) Rekawati, 2016). Mobilisasi dapat
mencegah terjadinya hal ini. Mobilisasi
Memberikan pendidikan kepada pasien akan meningkatkan aliran darah pada
stroke dan keluarganya merupakan daerah yang tertekan serta melancarkan
tantangan tersendiri bagi perawat. aliran darah sistemik dari pasien dengan
Penurunan kesadaran, kelemahan dan tirah baring(Buijck & Ribbers, 2016).
kondisi psikologis pasien dan keluarga
menghadapi kondisi kritis sering menjadi Mobilisasi pada pasien dengan tirah baring
penghambat dalam pemberian pendidikan lama dapat mencegah terjadinya aliran
kesehatan. Kondisi ini memerlukan darah yang statis, dengan melakukan
ketrampilan yang lebih dari perawat pergerakan maka aliran darah menjadi
sehingga tetap bisa memberikan lancar, tekanan darah sistolik meningkat,
pendidikan kesehatan yang diperlukan oleh MAP menjadi normal(Ningtyas, Pujiastuti,
pasien dan keluarganya(Buijck & Ribbers, & Indriyawati, 2017). Kondisi ini akan
2016). meningkatkan aliran darah secara
keseluruhan termasuk aliran darah ke
Pendidikan kesehatan yang baik akan daerah kulit yang tadinya mengalami
mampu merubah perilaku pasien dan penekanan akibat tirah baring sehingga
keluarga dalam perawatan pasien stroke. metabolisme jaringannya menjadi normal
Peningkatan pengetahuan meningkatkan kembali sehingga luka dekubitus dapat
pemahaman seseorang yang akhirnya akan dicegah atau diperbaiki(Maskun, 2017)
merubah tingkah lakunya(Notoatmodjo,
2013). Perubahan perilaku ini sangat Mobilisasi pada penderita stroke bisa
penting karena perawatan pasien stroke dengan perubahan posisi miring kanan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk miring kiri. Hasil penelitian menunjukkan
memulihkan kembali kondisi bahwa perubahan posisi setiap 2 jam dapat
fisiknya(Buijck & Ribbers, 2016). mencegah terjadinya luka dekubitus pada
pasien stroke(Aini & Purwaningsih, 2014).
Pendidikan kesehatan yang harus diberikan Mobilisasi progresif level I dan II juga
pada pasien dan keluarga dalam mencegah dapat meningkatkan status haemodinamik
dekubitus meliputi aspek gizi, mobilisasi, pasien dan mampu mencegah terjadinya
hidrasi, perawatan kulit dan lai- luka dekubitus(Ningtyas et al., 2017).
lain(NPUAP et al., 2014). Pemahaman Mobilisasi yang dilakukan dengan rutin
tentang hal ini akan membuat pasien dan akan mampu menurunkan angka kejadian
keluarga menjadi ikut serta berpartisipasi luka dekubitus pada pasien stroke.
dalam upaya pencegahan dekubitus pasien
stroke. Mengingat pentingkan melakukan
mobilisasi pada penderita stroke yang
Mobilisasi menjalai perawatan tirah baring maka
Pasien stroke sering mengalami kelemahan diperlukan adanya penjadwalan agar
dan kelumpuhan yang mengharuskan latihan mobilisasi mendapatkan hasil yang
mereka untuk menjalani perawatan dengan maksimal. Penilaian terhadap kondisi
tirah baring yang cukup lama(Norrving, pasien juga perlu dilakukan sebelum
2013). Penekanan yang terus menerus pada dilakukan mobilisasi untuk mencegah
daerah tonjolan tulang akan menyebabkan komplikasi yang tidak diinginkan
aliran darah ke jaringan tersebut menjadi (Källman, 2015).
berkurang sehingga jaringan akan
181
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
182
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Bhoki, M. W., Mardiyono, & Sarkum. Morrison, M. (2015). Manajemen luka. (T.
(2014). Braden Scale and Norton in A.F., Ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Predicting Risk of Pressure Sores in Kedokteran: EGC.
ICU Room. Jurnal Riset Kesehatan,
3(2), 576–586. Niezgoda, J. A., & Mendez-Eastman, S.
(2006). The effective management of
Buijck, B., & Ribbers, G. (2016). The pressure ulcers. Advances in Skin &
Challenges of Nursing Stroke Wound Care, 19 Suppl 1(February),
Management in Rehabilitation 3–15.
Centres. Bohn Stafleu van Loghum, https://doi.org/10.1097/00129334-
Houten. https://doi.org/10.1007/978- 200601001-00001
3-319-76391-0
Ningtyas, N. W. R., Pujiastuti, S. E., &
Committee, B. C. P. N. S. and W. (2014). Indriyawati, N. (2017). Effectiveness
Guideline: Braden S cale for of Progressive Mobilization Level I
Predicting Pressure Ulcer Risk in and II on Hemodynamic Status and
Adults and Children. Retrieved July Decubitus Ulcer Risk In Critically Ill
5, 2018, from Patients. Belitung Nursing Journal.,
https://www.clwk.ca/buddydrive/file/ 3(6), 662–669. Retrieved from
guideline-braden-risk-assessment/ https://belitungraya.org/BRP/index.p
hp/bnj/article/view/289
Cooper, K. L. (2013). Evidence-Based
Prevention of Pressure Ulcers. Norrving, B. (2013). Oxford Textbook of
Critical Care Nurse, 33(6), 57–66. Stroke and Cerebrovascular Disease.
(C. Kennard, Ed.). United Kingdom:
Kale, E. D., Nurachmah, E., & Pujasari, H. Oxford University Press.
(2014). Penggunaan Skala Branden
Terbukti Efektif dalam Memprediksi Notoatmodjo, S. (2013). Pendidikan dan
Kejadian Luka Tekan. Jurnal Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Keperawatan Indonesia, 17(3), 95– Cipta.
100.
NPUAP. (2016). NPUAP Pressure Injury
Källman, U. (2015). Evaluation of Stages. NPUAP 2016 Staging
Repositioning in Pressure Ulcer Consensus Conference, 1–2.
Prevention. Linkping University. Retrieved from
Sweden: Linkoping University. http://www.npuap.org/resources/edu
https://doi.org/10.3384/diss.diva- cational-and-clinical-
117447 resources/npuap-pressure-injury-
stages/
Mas’amah. (2014). Efektifitas Tindakan
Perawat Dalam Pencegahan NPUAP, EPUAP, & PPIA. (2014).
Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring Prevention and Treatment of
Lama Di Icu Rumah Sakit Eka BSD Pressure Ulcers : Quick Reference
(Vol. 22). Jakarta. Guide. (E. Haesler, Ed.). Western
https://doi.org/10.1007/978-94-007- Australia: Cambridge Medi:
0753-5_2393 NPUAP.
183
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 11 No 1, Hal 177 - 184, Januari 2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
184