Anda di halaman 1dari 12

JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


BERKAITAN DENGAN ADANYA KEBIJAKAN PENGHAPUSAN
SANKSI PAJAK
Istiqomah
Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
istiqomah.istiqomah.08@gmail.com

Abstrak: Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Berkaitan dengan Adanya Kebijakan
Penghapusan Sanksi Pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan WPOP Usaha
sebelum dan sesudah berlakunya penghapusan sanksi pajak tahun 2014 – 2015. Metode pengumpulan
data dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rasio
kepatuhan wajib pajak pada tahun 2014-2015. Uji statistik menggunakan Uji Beda Sampel
Berpasangan (Paried Sample t-Test). Hasil penelitian menunjukkan jumlah kepatuhan WPOP Usaha
yang menyampaikan SPT Tahunan tepat waktu mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar
30,00% dan tahun 2015 sebesar 32,20%. Jumlah kepatuhan WPOP Usaha yang menyampaikan SPT
Tahunan tidak tepat waktu mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 9,00% dan tahun 2015
sebesar 9,01%. Jumlah kepatuhan WPOP Usaha yang tidak menyampaikan SPT Tahunan mengalami
penurunan dari tahun 2014 sebesar 61,01% kemudian tahun 2015 sebesar 58,78%. Hasil Uji Beda
Berpasangan (Paried Sample t-Test) tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah berlakunya
kebijakan penghapusan pajak, yaitu hasil (-3,295 < 4,303) jadi hasil hipotesis ditolak.

Kata kunci: Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, Penghapusan Sanksi Pajak

Abstract: An Analysis of Individual Taxpayer Compliance in Relation oo the Policy on The


Elimination of Tax Administrative Sanctions. This study aimed to investigate the compliance of
individual taxpayers with business before and after the policy on the elimination of tax administrative
sanctions applied in 2014 -2015. The data were collected through documentation. They were analyzed
by means of the ratio of taxpayer compliance in 2011-2015. The statistical test was the paired
samples t-test. The results of the study showed that the amount of the compliance of individual
taxpayers with business submitting annual tax notifications on time increased in 2014 by 30,00% and
in 2015 by 32.20%. The amount of the compliance of individual taxpayers with business submitting
annual tax notifications not on time increased in 2014 by 9,00% and in 2015 by 9.01%. The amount of
the compliance of individual taxpayers with business not submitting annual tax notifications
decreased in 2014 by 61.01% and in 2015 by 58.78%. The results of the paired samples t-test showed
that there was not has a difference between the compliance before and after the application of the
policy on the elimination of tax administrative sanctions, indicated by tobserved (-3.295 < 4.303), so that
the hypothesis was rejected.

Keywords: Compliance of Individual Taxpayers, Elimination of Tax Administrative Sanctions

81
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

PENDAHULUAN dalam peraturan perundang-undangan


Secara umum pajak adalah pungutan yang berlaku. Adanya sistem self
dari masyarakat oleh negara (pemerintah) assessment diharapkan pelaksanaan
berdasarkan undang-undang yang bersifat administrasi perpajakan akan semakin
dapat dipaksakan dan tergantung oleh efisien dan tidak berbelit-belit. Sehingga
yang wajib membayarnya dengan tidak tugas administrasi perpajakan akan
mendapatkan prestasi kembali (kontra semakin rapi dan terstruktur dengan baik.
prestasi/balas jasa) secara langsung, yang Sebagai upaya untuk melakukan terobosan
hasilnya digunakan untuk membiayai khusus dalam menggali potensi
pengeluaran negara dalam pendapatan perpajakan.
penyelenggaraan pemerintah dan Pemerintah secara berkelanjutan
pembangunan, Marihot (2013:7). Hal ini mengeluarkan kebijakan dalam rangka
menunjukkan bahwa pajak adalah penerimaan pajak, baik secara
pembayaran wajib pajak yang dikenakan ekstensifikasi maupun intensifikasi.
berdasarkan undang-undang yang tidak Ekstensifikasi berfokus pada program
dapat dihindari bagi yang berkewajiban peningkatan jumlah WP terdaftar.
dan bagi mereka yang tidak mau Intensifikasi mengacu pada perluasan
membayar pajak dapat dilakukan paksaan. objek pajak yang dapat dikenakan. Salah
Dengan demikian, akan terjamin bahwa satu kebijakan terbaru pemerintah
kas negara akan selalu berisi uang pajak. dibidang perpajakan adalah pelaksanaan
Peraturan perundang-undangan penghapusan sanksi pajak. Program
perpajakan selalu mengalami perubahan, menekankan pada aspek penghapusan
tetapi tidak merubah ciri dan corak sistem sanksi administrasi pajak dan diharapkan
pemungutan pajak yang berlaku, yaitu dapat mendorong WP untuk memenuhi
sistem self assessment, yang artinya Wajib kewajiban perpajakan.
Pajak (WP) diwajibkan menghitung, Kebijakan Penghapusan Sanksi
memperhitungkan, dan membayar sendiri Pajak berlaku di tahun 2015. Pemerintah
jumlah pajak yang seharusnya terhutang berusaha menyampaikan peraturan
sesuai dengan ketentuan peraturan kebijakan Penghapusan Sanksi Pajak
perundang-undangan pajak yang berlaku. melalui sosialisasi media masa atau media
WP berkewajiban untuk melaporkan elektronik. Pemerintah berharap pesan
secara teratur jumlah pajak yang terhitung yang disampaikan dapat diterima oleh
dan yang dibayar sebagaimana ditentukan masyarakat, khususnya WP yang belum

82
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

taat perpajakan. Kenyataannya informasi maka tidak perlu lagi menyampaikan SPT
peraturan Kebijakan Penghapusan Sanksi Tahunan. Perorangan di Bantul yang
Pajak tidak sepenuhnya dapat diterima terdaftar WP dan terdata di lembaga
oleh masyarakat. Jumlah WP yang tidak perpajakan sekitar 90.000 Wajib Pajak.
mau membayar atau menyampaikan Surat Namun, dari angka tersebut yang
Pemberitahuan (SPT) Tahunan masih melakukan pembayaran pajak sekitar
banyak. 30.000.
Kewajiban perpajakan tidak hanya Daerah Bantul termasuk daerah yang
mendaftarkan diri sebagai WP, tetapi berpotensi berpenghasilan pajak tinggi.
kewajiban perpajakan yaitu menghitung, Dilihat dari segi pendidikan yang sudah
membayar dan menyampaikan pajaknya. baik. Pendidikan menjadi jembatan antara
Kewajiban tersebut harus menghitung dan WP dengan pendapatan pajak. Semakin
memperhitungkan dengan baik dan benar, berpendidikan tinggi maka akan semakin
kemudian membayar dan menyampaikan sadar WP yang mengerti pentingnya pajak.
SPT tepat waktu. Kewajiban DJP adalah Dilihat dari segi pekerjaan juga Daerah
mengawasi kegiatan penelitian, Bantul sudah maju, karena kebanyakan
pemeriksaan dan penyidikan tindak pidana dari penduduk Bantul banyak yang
agar WP selalu patuh. Upaya untuk terus- bekerja, baik sebagai PNS maupun Swasta.
menerus mengawasi merupakan potensi Potensi pendapatan pajak untuk Daerah
untuk mendapatkan kepatuhan WP. Bantul sangat tinggi tetapi realisasi yang
Kepatuhan WP dalam melakukan terjadi sampai tahun 2015 masih dikatakan
menyampaikan SPT Tahunan belum rendah, mengingat dari jumlah wajib pajak
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik. yang berkewajiban membayar dan
Kondisi yang menunjukkan bahwa melaporkan pajaknya. Penerimaan oajak
pelaksanaan pemenuhan kewajiban pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp
perpajakan dalam hal penyampaian SPT 750 Miliar. Namun, hingga akhir
Tahunan adalah masih banyaknya WP Desember tercapai sekitar Rp 635 Miliar
yang belum sepenuhnya sadar akan atau 85%, (Bisnis.com, 7 Januari 2016)
pentingnya menyampaikan SPT Tahunan, METODE PENELITIAN
masih banyaknya WP yang telah Jenis Penelitian
membayarkan pajak tetapi tidak Penelitian ini menggunakan
menyampaikan SPT Tahunan. WP penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
beranggapan ketika sudah membayarkan penelitian yang dilakukan pada kondisi
pajak kemudian untuk SPT Tahunan nihil objek yang alamiah tanpa adanya

83
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

manipulasi, dimana peneliti sebagai Teknik Analisis Data


instrumen kunci, Sugiyono (2010:14). 1. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak
Penelitian ini lebih menitikberatkan pada Sebelum Berlakunya Kebijakan
penelitian lapangan, karena penelitian ini Penghapusan Sanksi Pajak Tahun 2014
dilakukan dengan cara berhubungan a. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak
langsung dengan objek pnelitian. Tepat Waktu
Waktu dan Tempat Penelitian Peraturan Menteri
Penelitian ini dilaksanakan di Keuangan Republik Indonesia
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul. No:74/PMK.03/2012 mengatur
Waktu yang digunakan penelitian yaitu bahwa Wajib Pajak disebut Wajib
pada bulan Maret – April 2016. Pajak patuh apabila memenuhi
Objek dan Subjek Penelitian beberapa persyaratan, salah
Subjek dalam penelitian ini adalah satunnya adalah tepat waktu dalam
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT. Wajib Pajak
Mempunyai Usaha. Objek penelitian ini yang patuh adalah Wajib Pajak
adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang yang melaksanakan kewajibannya
Pribadi Setelah Berlakunya Kebijakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Penghapusan Sanksi Pajak. perundang-undangan perpajakan.
Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan teknik dokumentasi b. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak
dan wawancara. Data yang dibutuhkan Tepat Waktu
meliputi jumlah data WPOP Usaha yang Jumlah SPT Tahunan
menyampaikan SPT Tahunan dan jumlah WPOP yang digunakan dalam
WPOP terdaftar di KPP Pratama Bantul perhitungan ini adalah SPT
tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Tahunan WPOP yang tidak tepat
Peneliti menggunakan wawancara tidak waktu yaitu: disampaikan lebih
terstruktur, peneliti tidak menggunakan dari tiga bulan setelah akhir Tahun
pedoman wawancara atau secara Pajak. Perhitungan ini dilakukan
sistematis, pedoman peneliti berupa garis- untuk Tahun 2014.
garis besar permasalahan Kepatuhan
WPOP Usaha, permasalah Kebijakan
c. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak
Penghapusan Sanksi Pajak, dan
Menyampaikan SPT Tahunan
Penyampaian SPT Tahunan.

84
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Jumlah WPOP yang tidak ini adalah SPT Tahunan WPOP


menyampaikan SPT Tahunan yang tidak tepat waktu yaitu:
dalam perhitungan ini adalah disampaikan lebih dari tiga bulan
selisih antara jumlah WPOP setelah akhir Tahun Pajak.
terdaftar yang wajib SPT Tahunan Perhitungan ini dilakukan untuk
dengan jumlah seluruh penerimaan Tahun 2015.
SPT Tahunan WPOP selama satu
tahun.
c. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak
Menyampaikan SPT Tahunan
Jumlah WPOP yang tidak
2. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak
menyampaikan SPT Tahunan
Berkaitan dengan Adanya Kebijakan
dalam perhitungan ini adalah
Penghapusan Sanksi Pajak Tahun 2015
selisih antara jumlah WPOP
a. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak
terdaftar yang wajib SPT Tahunan
Tepat Waktu
dengan jumlah seluruh penerimaan
Peraturan Menteri Keuangan
SPT Tahunan WPOP selama satu
Republik Indonesia
tahun.
No:74/PMK.03/2012 mengatur
bahwa Wajib Pajak disebut Wajib
Pajak patuh apabila memenuhi
3. Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired
beberapa persyaratan, salah
Sampel t-Test)
satunnya adalah tepat waktu dalam
Paried Sampel t-Test digunakan
menyampaikan SPT. Wajib Pajak
untuk menguji dua sampel yang
yang patuh adalah Wajib Pajak
berpasangan, apakah keduanya
yang melaksanakan kewajibannya
mempunyai rata-rata yang secara nyata
sesuai dengan ketentuan peraturan
berbeda atau tidak.
perundang-undangan
Hipotesis :Terdapat perbedaan antara
perpajakan
kepatuhan wajib WPOP
Usaha berkaitan dengan
b. Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak adanaya kebijakan
Tepat Waktu penghapusan sanksi pajak.
Jumlah SPT Tahunan WPOP Menentukan kriteria pengujian
yang digunakan dalam perhitungan Ho diterima apabila t_tabel> t_hitung

85
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Ho ditolak apabila t_hitung≤ t_tabel Analisis Kepatuhan Wajib Pajak


Berkaitan dengan Adanya Kebijakan
HASIL PENELITIAN DAN
Penghapusan Sanksi Pajak Tahun 2014
PEMBAHASAN
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Tepat
Tabel 3. Jumlah WPOP Usaha yang
Waktu
menyampaikan SPT Tahunan Tahun 2014-
2015 Tabel 5. Jumlah WPOP Usaha yang
Bulan Tahun Menyampaikan SPT Tahuanan Tepat
2014 2015 Waktu Tahun 2014
Bulan WPOP Rasio
Januari 232 312 Tepat Waktu %
Februari 527 780 Januari 232 3,30
Maret 1.348 1.509 Februari 527 7,50
April 342 375 Maret 1.348 19,19
Mei 75 65 Jumlah 2.107 30,00
Juni 62 12 Sumber: Data Diolah
Juli 37 24
Agustus 54 31 Hasil hitung tabel diatas
Bulan Tahun menunjukkan bahwa rasio kepatuhan WP
2014 2015
yang menyampaikan SPT tepat waktu
September 15 75
Okrober 18 51 mengalami perubahan. Rasio kepatuhan
November 20 75 WP yang melaporkan SPT Tahunan tepat
Desember 9 20 waktu mengalami peningkatan sebanding
Jumlah 2.739 3.329
dengan pertambahan jumlah WPOP Usaha
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan
Informasi KPP Pratama Bantul yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bantul. Jumlah WPOP
Tabel 4. Jumlah WPOP Usaha yang
Menyampaikan SPT Tahunan Tepat Usaha tepat waktu sebelum berlakunya
Waktu, tidak Tepat Waktu dan tidak penghapusan sanksi pajak tahun 2014
Melapor
Tahun Tepat Tidak Tidak Jumlah sebanyak 2.107 dengan rasio kepatuhan
Waktu Tepat Melaporka
WPOP
Waktu n WP sebesar 30,00%. Rasio Kepatuhan WP
Usaha
Terdaftar
paling tinggi sebesar 19,19% pada bulan
Maret.
2014 2.107 632 4.285 7.024

2015 2.601 728 4.748 8.077

Sumber : Seksi Pengolahan Data dan


Informasi KPP Pratama Bantul

86
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Tabel 7. Jumlah WPOP Usaha yang


Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak tepat tidak menyampaikan SPT Tahunan Tahun
2014
Waktu Tahun WPOP WPOP Rasio
Tabel 6. Jumlah WPOP Usaha yang Terdaftar tidak %
Melapork
Menyampaikan SPT Tahunan tidak Tepat an
Waktu Tahun 2014
Bulan WPOP tidak Rasio 2014 7.024 4.285 61,01
Tepat Waktu %
Sumber: Data Diolah
April 342 4,87 Hasil perhitungan tabel diatas
Mei 75 1,07
menunjukkan bahwa jumlah WPOP Usaha
Juni 62 0,88
yang tidak menyampaikan SPT Tahunan
Juli 37 0,53
Agustus 54 0,77 sebanyak 4.285 dengan persentase rasio
September 15 0,21 kepatuhan WP sebesar 61,01%.
Okrober 18 0,26 Analisis Kepatuhan Wajib Pajak
November 20 0,28 Berkaitan dengan Adanya Kebijakan
Desember 9 0,13
Penghapusan Sanksi Pajak Tahun 2015
Jumlah 632 9,00
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Tepat
Sumer : Data Diolah Waktu
Tabel 5. Jumlah WPOP Usaha yang
Hasil perhitungan tabel Menyampaikan SPT Tahuanan Tepat
menunjukkan bahwa rasio kepatuhan WP Waktu Tahun 2014
Bulan WPOP Tepat Rasio
yang tidak tepat waktu menyampaikan Waktu %
Januari 312 3,86
SPT Tahunan tahun 2014 selalu
Februari 780 9,66
mengalami perubahan. Jumlah WPOP Maret 1.509 18,68
Usaha tidak tepat waktu sebelum Jumlah 2.601 32,20
berlakunya penghapusan sanksi pajak Sumber: Data Diolah
tahun 2014 sebanyak 632 dengan rasio Hasil hitung tabel diatas
kepatuhan WP sebesar 9,00%. Rasio menunjukkan bahwa rasio kepatuhan WP
Kepatuhan WP paling tinggi sebesar yang menyampaikan SPT tepat waktu
4,87% pada bulan Maret. mengalami perubahan. Rasio kepatuhan
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak WP yang melaporkan SPT Tahunan tepat
Menyampaikan SPT Tahunan waktu mengalami peningkatan sebanding
dengan pertambahan jumlah WPOP Usaha
yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Bantul. Jumlah WPOP
Usaha tepat waktu sebelum berlakunya

87
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

penghapusan sanksi pajak tahun 2014 Tabel 7. Jumlah WPOP Usaha yang tidak
menyampaikan SPT Tahunan Tahun 2015
sebanyak 2.107 dengan rasio kepatuhan Tahun WPOP WPOP Rasio
WP sebesar 32,20%. Rasio Kepatuhan WP Terdaftar tidak %
Melapork
paling tinggi sebesar 18,68% pada bulan an

Maret. 2014 8.077 4.748 58,78

Sumber: Data Diolah


Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak tepat
Waktu Hasil perhitungan tabel diatas

Tabel 6. Jumlah WPOP Usaha yang menunjukkan bahwa jumlah WPOP Usaha
Menyampaikan SPT Tahunan tidak Tepat yang tidak menyampaikan SPT Tahunan
Waktu Tahun 2015
Bulan WPOP tidak Rasio % sebanyak 4.748 dengan persentase rasio
Tepat Waktu kepatuhan WP sebesar 58,78%.
April 375 4,64 Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired
Mei 65 0,80 Sampel t-Test)
Juni 12 0,15 Tabel 11. Output Paried Sampel t-Test
Juli 24 0,30 Mean N Std. Std. Error
Deviati Mean
Agustus 31 0,38 on
Tahun 702,33 578,29 333,876
3
September 75 0,93 2014
P 33 087 39
Pair 1 Tahun 867,00 603,22 348,271
51 0,63 3
Okrober 2015 00 384 45

November 75 0,93
Desember 20 0,25 N Correl Sig.
ation
Jumlah 728 9,01 Tahun
2014 &
3 0,990 0,089
Sumer : Data Diolah Pair 1 Tahun
2015

Hasil perhitungan tabel menunjukkan


bahwa rasio kepatuhan WP yang tidak
Paired Differences t d S
df ig.
tepat waktu menyampaikan SPT Tahunan (2-
Mea Std. Std. 9
n Devi Error 5% taile
tahun 2014 selalu mengalami perubahan. atio Mean Confidence d)
n Interval of
Jumlah WPOP Usaha tidak tepat waktu the
Difference
Lowe Uppe
sebelum berlakunya penghapusan sanksi r r

pajak tahun 2014 sebanyak 632 dengan Tahun


P
-
P -164, 86, -379, 50, ,
2014 – 49, - 2
ai 6666 5582 6893 3559 0,08
rasio kepatuhan WP sebesar 9,01%. Rasio r
Tahun
2015
7 7
97444
2 9
3,29
5
2
1
1
Kepatuhan WP paling tinggi sebesar
Sumber : Data Diolah
4,64% pada bulan Maret.
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak tidak Hasil tabel diatas menunjukkan

Menyampaikan SPT Tahunan nilai t_hitung=-3,295<4303 sehingga


penelitian ini tidak berhasil atau ditolak.

88
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Hal ini berarti bahwa tidak terdapat yang melakukan pelangaran. Peraturan
perbedaan antara kepatuhan WPOP Usaha penghapusan sanksi pajak berlaku 1 (satu)
yang menyampaikan SPT Tahunan antara tahun, yaitu tahun 2015. Sehingga
sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan disayangkan ketika WP yang belum benar
penghapusan sanksi pajak di Kantor dalam melaporkan pajak atau WP yang
Pelayan Pajak Pratama Bantul. belum aktif tidak memanfaatkan peraturan
Pembahasan tersebut.
Hasil pengujian hipotesis Hasil penelitian ini menunjukkan
menggunakan Uji Statistik Beda Sampel bahwa penerapan kebijakan penhapusan
Berpasangan tidak terdapat perbedaan sanksi pajak belum berhasil menjadi solusi
antara WPOP Usaha sebelum dan sesudah untuk meningkatkan kepatuahan WPOP
berlakunya kebijakan penghapusan sanksi khususnya WPOP Usaha. Kemudahan-
pajak Tahun 2014-2015 pada Kantor kemudahan yang diberikan DJP ternyata
Pelayanan Pajak Pratama Bantul. Hasil belum mampu meningkatkan kepatuhan
yang diperoleh dari t_hitung sebesar - WPOP Usaha yang menyampaikan SPT
3,295 dengan ketentuan t_tabel sebesar Tahunan tepat waktu. Dibuktikan dari
4,303 sehingga diperoleh t_hitung lebih hasil uji beda sampel berpasangan antar
kecil dari t_tabel dan hasil hipotesis sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan
ditolak. penghapusan sanksi pajak.
DJP mengeluarkan kebijakan baru Salah satu faktor yang
berupa kebijakan penghapusan sanksi mempengaruhi kebijakan penghapusan
pajak dengan tujuan untuk meningkatkan sanksi pajak belum berhasil untuk daerah
pelayanan kepada WP baik WPOP Bantul yaitu kesadaran Wajib Pajak.
maupun WP Badan dalam melaksanakan Menurut Kepala Seksi Pengolahan Data
kewajiban perpajakan. Salah satu dan Informasi ada sebagian WP yang telah
kewajiban WP adalah menyampaikan SPT membayarkan pajak, tetapi WP tidak
Tahunan sebelum jatuh tempo yang telah menyampaikan SPT Tahunan. Sedikit atau
ditentukan. Kebijakan penghapusan sanksi banyak WP yang telah membayar pajak
pajak memberikan keuntungan kepada WP dan tidak menyampaikan SPT Tahunan,
yang belum aktif serta WP yang belum tetap akan mengurangi jumlah kepatuhan
tepat dalam melaporankan pajak ditahun WPOP Usaha pada Kantor Pelayanan
sebelumnya. Sanksi bunga sebesar 2% Pajak Pratama Bantul. Kriteria WP
(dua persen) atau denda penyampaian SPT dikatakan patuh yaitu WP yang
Tahunan akan dihapuskan di tagihan WP

89
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

menghitung, membayar, dan sebesar 61,01% dan tahun 2015 sebesar


menyampaikan SPT tepat waktu. 58,78%. Hasil yang diperoleh dari rasio
kepatuhan wajib pajak kebijakan
SIMPULAN DAN SARAN penghapusan sanksi pajak berhasil
Simpulan meningkatkan WPOP Usaha untuk aktif
a. Jumlah WPOP Usaha yang melaporkan kembali sebagai wajib pajak, dimana wajib
SPT Tahunan tepat waktu setelah pajak harus melaporkan, membayarkan
berlakunya kebijakan penghapusan sanksi kemudian melaporkan SPT Tahunan.
pajak bertambah sebanyak 494, dari tahun d. Hasil statistik menggunakan uji beda
2014 diperoleh 2.107 dan ditahun 2015 berpasangan dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 2.601. Rasio kepatuhan WPOP tidak terdapat perbedaan antara sebelum
Usaha tepat waktu setelah berlakunya dan sesudah berlakunya kebijakan
penghapusan sanksi pajak meningkat penghapusan sanksi pajak di Kantor
sebesar 2,20%, pada tahun 2014 sebesar Pelayanan Perpajakan Pratama Bantul. Hal
30,00% dan tahun 2015 sebesar 32,20%. ini ditunjukkan dari hasil pengujian
b. Jumlah WPOP Usaha yang melaporkan hipotesis menggunakan Paired Sample t-
SPT Tahunan tidak tepat waktu setelah Test yang diperoleh nilai dari
adanya kebijakan penghapusan sanksi sebesar -3,295 dengan ketentuan
pajak bertambah sebanyak 96, yaitu tahun sebesar 4,303 sehingga diperoleh
2014 sebanyak 632 dan di tahun 2015
lebih kecil dari dan hasil
sebesar 728. Hasil rasio kepatuhan WPOP
hipotesis ditolak. Berarti Direktorat
Usaha tidak tepat waktu setelah
Jenderal Pajak belum berhasil
berlakunya kebijakan penghapusan sanksi
meningkatkan kepatuhan WPOP Usaha
pajak meningkat sebesar 0,01% yaitu
melalui peraturan kebijakan penghapusan
tahun 2014 sebesar 9,00% dan tahun 2015
sanksi pajak.
sebesar 9,01%.
Saran
c. Jumlah WPOP Usaha yang tidak
a. Direktorat Jendral Pajak harus selalu
melaporkan SPT Tahunan setelah adanya
memberikan sosialisasi kepada masyarakat
kebijakan penghapusan sanksi pajak
akan pentingnya melaporkan pajak.
bertambah sebanyak 463, yaitu diperoleh
Sosialisasi paling efektif dilakukan dengan
hasil untuk tahun 2014 sebanyak 4.285 dan
eksekusi atau mendatangi warga Bantul
tahun 2015 sebanyak 4.748. Tetapi untuk
yang telah mempunyai usaha sendiri, tanpa
rasio kepatuhan wajib pajak dikatakan
memperhatikan besar kecilnya usaha yang
menurun sebesar 2,23%, yaitu tahun 2014

90
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

dimiliki karena banyak sekali UMKM di Ida, Zuraida, dan L.,Y., Hari Sih Advianto.
(2011). Penagihan Pajak. Bogor :
Bantul yang belum terdaftar sebagai wajib
Ghalia Indonesia.
pajak.
Imam, Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis
b. Setiap Wajib Pajak baru yang telah
Multivariate dengan Program IBM
mendaftarkan diri langsung diberikan SPSS 19. Semarang:Undip.
penjelasan mengenai hak dan kewajiban
Incuna, Surawijaya. (2015). “Pengurangan
sebagai Wajib Pajak, tidak hanya dalam atau Penghapusan Sanksi
Administrasi Tahun 2015” Artikel.
bentuk CD atau hard-copy tetapi harus
Diunduh dari
diberikan penjelasan secara lisan. Agar pajaktaxes.blogspot.com/2015/05/pe
ngurangan-atau-penghapusan-
Wajib Pajak memahami betul peran
sanksi.html?m=1 pada hari Senin, 19
sebagai Wajib Pajak yang patuh sesuai Oktober 2015.
dengan UU perpajakan.
Jonathan, Sarwono. (2006). Metode
c. Aparatur perpajakan harus mengawasi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
wajib pajak ketika wajib pajak mulai lalai
dalam membayarkan maupun melaporkan Liberti, Pandiangan. (2014). Administrasi
Perpajakan. Jakarta: Erlangga
pajakanya, dengan cara selalu memberikan
peringatan kepada wajib pajak yang telat Mardiasmo. (2011). Perpajakan.
Yogyakarta: Andi Offset.
dalam membayar ataupun menyampaikan
SPT Tahunan. Surat teguran, sebaiknya Rimsky, K. Judisseno. (2005). Pajak dan
Strategi Bisnis. Jakarta : Gramedia
segera sesudah WP lalai tanpa harus
Pustaka Utama.
menunggu tahun-tahun berikutnya.
Robinson, Taligan. (2008). Perencanaan
Pembangunan Wilayah. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
Sinar Grafika Offser.
Abdul, Rahman. (2010). Administrasi
Pahala, Marihot, Siahaan. (2013). Pajak
Perpajakan. Bandung : Nuansa.
Daerah dan Retribusi Daerah.
Jakarta: Rajawali Pers.
Herry, Purwono. (2010). Dasar-dasar
Perpajakan dan Akuntansi Pajak.
Siti, M., Haris, W. dan Intan, Immanuel.
Jakarta: Erlangga.
(2014) Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Untuk Membayar Pajak
Eprints. “Bab II kajian Teori”. Artikel.
Orang Pribadi yang Melakukan
Diunduh dari
Pekerjaan Bebas (Studi pada KPP
http://eprints.uny.ac.id/7889/3/BAB
pratama Kota Madiun). Jurnal.
%202-09409134015.pdf pada hari
Sabtu, 31 Oktober 2015.
Siti, Resmi. (2011). Perpajakan. Jakarta :
Salemba Empat.
Erly, Suandy. (2013). Hukum Pajak.
Jakarta: Salemba Empat.

91
JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 / TAHUN 2017

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suwanto, Dian, Pranoto. (2015).


“Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi Tahun 2015”.
Artikel. Diunduh dari
http://www.jtanzilco.com/blog/detail
/137/slug/pengurangan-atau-
penghapusan-sanksi-administrasi-
tahun-2015-tax-amnesty pada hari
Kamis, 29 Oktober 2015.

Wikipedia. (2013). “Kepatuhan”. Artikel.


Diunduh dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepatu
han pada hari Kamis, 29 Oktober
2015.

Yustinus, Prastowo, et al. (2011). Buku


Pintar Menghitung Pajak.
Jakarta:Raih Asa Sukses.

92

Anda mungkin juga menyukai