Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN MANFAAT DARI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DI RUANGAN IGD


Eva Romayani HRP/ 181101109
romayanisakti@gmail.com

ABSTRAK
Perawat dituntut melakukan pertolongan pada pasien secara cepat dan tepat untuk menjaga
keprofesionalannya sebagai pemberi asuhan keperawatan. Namun, perawat yang bekerja di IGD
merasa bekerja melebihi kapasitas dan tidak berdaya, kurang dihormati, tidak dihargai, mendapat
tekanan moral, stres dan kelelahan. Hal tersebut berdampak pada kurangnya kualitas pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien di ruangan IGD. Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien di
IGD belum optimal. Asuhan keperawatan belum memenuhi prinsip-prinsip holistik care. Hal ini tidak
sesuai dengan tuntutan profesionalisme perawat, yaitu perawat harus merawat manusia secara utuh
tidak terpisah antara fisik dengan psikologis, sosial, kultural, dan spiritualnya. Pelaksanaan asuhan
keperawatan yang optimal menunjukkan efek yang positif baik bagi pasien maupun keluarga pasien.
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan asuhan keperawatan secara holistik seperti menghadirkan
keluarga atau orang tercinta dalam ruangan IGD dapat meningkatkan semangat hidup bagi pasien
selama proses penyembuhan. Efek positif lain dari penerapan keperawatan holistik adalah dapat
menumbuhkan perasaan dihargai dan dihormati akan nilai-nilai dari pasien dan keluarga pasien kritis.
Dokter dan perawat berpedoman pada guidelines untuk menolong pasien, namun ada hal yang
membedakan antara praktik kedokteran dan keperawatan. Perbedaan yang mendasar antara keduanya
bahwa perawat memberi caring (perawatan) sedangkan dokter adalah curing (pengobatan).
Menekankan bahwa fokus keperawatan seharusnya “perawatan-penyembuhan” bukan “diagnosis-
penatalaksanaan.

Kata kunci: Perawat, asuhan keperawatan, kinerja perawat


PENDAHULUAN adanya gugatan terhadap pelayanan rumah
sakit maupun terhadap petugas rumah
Latar Belakang sakit, baik dokter, perawat, atas tindakan
yang dilakukan dengan rangka pelayanan
Upaya peningkatan derajat
pasien sehingga muncul adanya gugatan
kesehatan secara optimal menuntut profesi
malpraktek.
keperawatan mengembangkan mutu
pelayanan yang profesional sesuai dengan Menghadapi kondisi yang
tuntutan masyarakat di era globalisasi. demikian itu perawat rumah sakit perlu
Keperawatan menjadi salah satu profesi memahami dan menyadari bahwa apa yang
terdepan bagi tenaga kesehatan dalam dilakukan pelayanan terhadap pasien harus
upaya menjaga mutu tempat pelayanan dilakukan secara profesional disertai rasa
kesehatan baik di masyarakat, negeri, tanggung jawab dan tanggung gugat.
maupun swasta. Standar asuhan Undang-undang No.23 tahun 1992
keperawatan merupakan salah satu strategi merupakan wujud rambu-rambu atas hak
mewujudkan bentuk pertanggung jawaban dan kewajiban tenaga kesehatan termasuk
tenaga keperawatan profesional. para perawat dalam bentuk dokumen
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, asuhan keperawatan merupakan salah satu
sikap, dan motivasi bagi tenaga alat pembuktian atas perbuatan perawat
keperawatan, khususnya dalam bentuk selama menjalankan tugas pelayanan
seminar, namun hasil yang dicapai belum keperawatan.
dapat memuaskan. Hal ini dapat diketahui
Dokumentasi asuhan keperawatan
dari keluhan-keluhan yang disampaikan
menjadi hal yang penting sebagai alat
oleh pasien dan keluarganya maupun
bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
masyarakat umum. Tuntutan masyarakat
dari perawat dalam menjalankan tugasnya.
dalam suasana keterbukaan, keluhanan-
Perawat profesional diharapkan pada suatu
keluhan pasien atas pelayanan rumah sakit
tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi
semakin mudah disampaikan melalui
dan tanggung gugat setiap tindakan yang
berbagai media komunikasi, sehingga
dilaksanakan. Artinya intervensi
banyak cara untuk mengkritisi pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada klien
rumah sakit, baik pelayanan pasien rawat
harus dihindari terjadinya kesalahan-
jalan maupun pasien rawat inap. Dengan
kesalahan dengan melakukan pendekatan
maraknya lembaga-lembaga bantuan
proses keperawatan dan pendokumentasian
hukum tidak menolak kemungkinan
yang akurat dan benar.
Tujuan tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan yang didapatkan adalah
Peningkatan manfaat asuhan
mayoritas dokumen pengkajian dalam
keperawatan di ruangan IGD bertujuan
kategori baik, yaitu sekitar 81 dokumen
untuk mengetahui hubungan perilaku
(98,8%). Pada diagnose keperawatan
dengan kemampuan perawat dalam
seluruhnya terisi, perencanaan di dapatkan
melaksanakan patient safety. Selain itu,
78 dokumen terisi dalam kategori baik
dapat juga digunakan untuk mengetahui
(95,1%), implementasi sebanyak 66
gambaran pendokumentasian asuhan
dokumen (80,5%) terisi dengan kategori
keperawatan di Instalasi Gawat Darurat,
baik, dan pada aspek evaluasi didapatkan
untuk mengetahui gambaran
tidak ada evaluasi berdasarkan SOAP di
pendokumentasian asuhan keperawatan
Instalasi Gawat Darurat, pada aspek legal
pada tahap rumusan diagnosis keperawatan
dokumentasi di dapatkan 62 dokumen
Instalansi Gawat Darurat, untuk
(75,6%) dengan kategori baik. (Jurnal
mengetahui gambaran pendokumentasian
perpustakaan stikes Jenderal A. Yani
asuhan keperawatan pada tahap
Yogyakarta. 2015). Deskripsi proses
implementasi keperawatan Instalansi
keperawatan meliputi pengkajian
Gawat Darurat, Untuk mengetahui
keperawatan, diagnosa keperawatan,
gambaran aspek legal dokumentasi asuhan
perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan di Instalansi Gawat Darurat.
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar perawat (80,4%) melakukan
pengkajian keperawatan dan 19,6%

METODE perawat yang masih kurang dalam


melakukan pengkajian keperawatan, untuk
Rancangan penugasan kajian ini diagnosa keperawatan terdapat 60,8%
menggunakan buku teks, buku referensi, yang sudah melakukan diagnosa
jurnal, e-journal (10 tahun terakhir) dengan keperawatan dengan baik dan 39,2%
menganalis, eksplorasi dan kajian bebas. perawat yang masih kurang dalam
melakukan diagnosa keperawatan. Dalam
HASIL
melakukan perencanaan keperawatan
Pada hasil penelitian di ruangan terdapat 74,5% perawat yang sudah
Instalansi Gawat Darurat RSUD melaksanakan perencanaan keperawatan
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan cukup dan 25,5% yang masih
kurang dalam melaksanakan implementasi dari proses keperawatan terus mengalami
keperawatan. Sedangkan untuk evaluasi penyempurnaan. Yura dan Walsh pada
keperawatan terdapat 60,8% perawat yang tahun 1967 menjabarkan bahwa proses
sudah melaksanakan evaluasi keperawatan keperawatan mencakup pengkajian,
dengan cukup dan 39,2% yang masih perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
kurang pkemenkes Gorontalo. 2014) Pada tahun 1975 Mundinger dan Jaurou
dikutip Nursalam menambah adanya
PEMBAHASAN
diagnosa dari pada proses keperawatan
Peran perawat dalam pemenuhan sengga proses keperawatan mencakup 5
kebutuhan spiritual pasien merupakan tahapan, yaitu pengkajian, diagnosis,
bagian dari peran dan fungsi perawat perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi.
dalam pemberian asuhan keperawatan. Adapun faktor-faktor kelengkapan
Untuk itu diperlukan metode ilmiah untuk dokumentasi asuhan keperawatan meliputi
menyelesaikan masalah keperawatan, yang formulir asuhan keperawatan, sumber daya
dilakukan secara sistematis yaitu dengan manusia, standar operasional rumah sakit,
pendekatan proses keperawatan yang faktor keuntungan bagi perawat
diawali dari pengkajian data, penetapan profesional, dan motivasi.
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
Perawat yang bekerja di IGD
evaluasi. Lahirnya dokumen asuhan
memili persepsi yang berbeda-beda
keperawatan tidak terlepas dari
terhadap asuhan keperawatan. Persepsi
perkembangan profesi keperawatan.
individu yang berbeda, sebab stimulus
Sebagai profesi, keperawatan merupakan
yang diterima oleh masing-masing
suatu proses sebagai metode, yang
individu tidak sama. Penerimaan respon
merupakan suatu konsep dalam praktik
tersebut akan berbeda bergantung respon
keperawatan dengan pendekatan problem
individu itu sendiri. Perasaan, kemampuan
solving.
berpikir, pengalaman-pengalaman yang
Oleh sebab itu diperlukan ilmu, teknik dan dimiliki individu pun tidak sama, maka
keterampilan interpersonal untuk dalam mempersepsikan sesuatu stimulus
memenuhi kebutuhan klien/ keluarga akan berbeda antara individu satu dengan
dalam suatu asuhan keperawatan. Sebagai individu lain. Beberapa perawat
suatu proses keperawatan pertama kali memandang asuhan keperawatan sebagai
dijabarkan oleh Hall pada tahun 1955. suatu kegiatan mengasuh pasien yang
Dalam perkembangannya, tahapan-tahapan dimulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi dengan memperhatikan prinsip- SARAN
prinsip keutuhan dimensi manusia yang
Pihak rumah sakit di harapkan
disebut dengan holistik. Pandangan ini
menyusun suatu format dokumentasi
diperoleh berdasarkan pengetahuan
asuhan keperawatan yang cocok
mereka yang mereka dapatkan saat
diaplikasikan di Instalansi Gawat Darurat
menempuh pendidikan.
dan mempresentasikan asuhan
Asuhan keperawatan dipersepsikan keperawatan. Dan di harapkan pihak
sebagai suatu yang merepotkan bagi rumah sakit membuat pelatihan asuhan
perawat sendiri. Persepsi merepotkan ini keperawatan yang baik dan tepat.
timbul karena perawat merasa harus
melakukan banyak hal di Instalansi Gawat DAFTAR PUSTAKA
Darurat sehingga merasa direpotkan jika
Ali, Z. 2004. Dasar-Dasar Keperawatan
harus melakukan setiap tahap proses
Profesional. Jakarta: Widya Medika
keperawatan yang memerlukan waktu
yang lama. Depkes RI. 2006. Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat. Jakarta: Depkes RI
PENUTUP
Darmawati, E., L., dkk.. 2015. Jurnal
Keseluruhan proses asuhan Medika Respati, Vol.10, No. 4, Studi
keperawatan pada pasien yang dilakukan Fenomenologi: Pengalaman Perawat
perawat di Instalansi Gawat Darurat dapat Dalam Melaksanakan Asuhan
dikatakan belum optimal. Belum Keperawatan pada Pasien Henti Jantung di
optimalnya pelaksanaan asuhan Salah Satu IGD Rumah Sakit Tipe A di
keperawatan ini dapat dilihat dari adanya Jawa Timur
krisis peran dalam melaksanakan asuhan
Hidayat, A. 2010. Pengantar Konsep
keperawatan, adanya perawat yang tidak
Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
bisa merumuskan diagnosa dengan baik
Medika
dan akurat serta adanya hambatan perawat
dalam mendokumentasikan asuhan Kusnanto,S.Kp,M.Kes. 2004. Pengantar
keperawatan. Tetapi di lain sisi perawat Profesi dan Praktek Keperawatan
tetap berusaha memberikan yang terbaik Profesional. Jakarta: EGC
untuk pasien diantaranya yaitu pemenuhan
Lismindar. 2000. Proses Keperawatan.
hak-hak pasin dan keluarga.
Jakarta: Universitas Indonesia
Musliha, S. 2010. Keperawatan Gawat Tim Depkes RI. 1996. Standar Asuhan
Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika Keperawatan. Jakarta: Departemen
Kesehatan
Nursalam. 2002. Manajemen
Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Wartonah, T. 2006. Kebutuhan Dasar
Keperawatan Profesional. Jakarta: Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi
Salemba Medika 3. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika

Prihardjo, R. 1995.Praktek Keperawatan


Profesional Konsep Dasar dan Hukum.
Jakarta: EGC

PPNI. 2000. Standar Praktik


Keperawatan. Jakarta: PPNI

Ristianingsih, D, C., S., I., Y. 2014. Jurnal


ilmiah kesehatan keperawatan,Vol 10, No
2, Gambaran dan Motivasi Tindakan
Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruangan
ICU PKU Muhammadiyah Gombong

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat


yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekate
Publisher

Siswanto, A. 2015. Gambaran


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Skripsi

Tari, C. (2019, September 27). Pentingnya


Pengaplikasian Berpikir Kritis Bagi
Perawat di IGD. Osf.io

Anda mungkin juga menyukai