Anda di halaman 1dari 2

Contoh cerpen (3):

Namaku adalah Riko Agung Pratama, kawanku di kampus sering sekali


memanggilku Agung, entah apa yang mereka pikirkan memanggilku
dengan nama tengahku. Aku sedang kuliah di salah satu universitas
swasta di Depok, dengan jurusan Sistem Komputer.

Pada waktu itu, tepat hari Jumat, dimana aku akan menuju ke Lab
Robotika untuk menguji alat yang kubuat. Tapi, siapa sangka,
sesampainya aku disana aku bertemu dengan dosen yang mengajarku
pada semester 6 lalu. Dia adalah Pak Lingga, mengajar mata kuliah
Matematika Diskrit waktu itu.

Aku sangat menghormatinya karena dia adalah salah satu dosen senior di
kampusku. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah menginjak 70 tahun
dia tetap bugar dan semangat mengajar mahasiswanya. Bahkan tidak
jarang dialah orang pertama yang sudah datang di kelas.

Di lab tersebut, di sela aku membuat data pengamatan, mataku selalu


tertuju ke arahnya. Pak Lingga begitu serius dengan apa yang dia kerjakan
di hadapannya. Sesekali aku mendekatinya, lalu melihat apa yang dia
kerjakan.

“Pak, sudah sore begini, apa yang bapak kerjakan di lab? Aku bertanya
dengan wajah penasaran.

“Oh ini, bapak sedang riset alat yang bapak kembangkan untuk pentas
robot nanti. Makanya bapak ke sini mau minta ajararin ke pak Sultan”
ujarnya

Pak Sultan sendiri adalah kepala lab robotika yang kini menjadi kepala
jurusanku.

“Loh, bapak seharusnya tidak perlu repot-repot datang dan belajar di lab
ini. Biar mahasiswa bapak saja yang datang kesini” sambungku.

“Bukan begitu, ko. Bapak sendiri dari dulu ingin belajar mengenai system
gerak pada robot ini, kebetulan kan sekarang Pak Sultan ada disini”
balasnya.
Kekagumanku kepadanya semakin menjadi-jadi, mengingat usianya yang
sudah lanjut tapi keinginan belajarnya masih saja tinggi. Berbeda
denganku, di umurku yang masih muda kadang aku masih saja berjibaku
dengan rasa malas yang meradang. Benar kata orang tuaku, mencari ilmu
itu sebenarnya bukan sampai ke negeri China, tapi sampai ujung usia

Anda mungkin juga menyukai