Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Bilal

NPM : 202101500742
Kelas : R1K
Mata Kuliah : Dasar Pelayanan BK

A. KONSELING ADALAH PENDIDIKAN

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional


(pasal 1) :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan baginya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pengertian konseling yang menginduk pada pengertian Pendidikan :

Konseling adalah pelayanan bantuan professional untuk seorang atau sejumlah individu dalam
pengambangan kehidupan efektif sehari-hari dan penanganan kehidupan efektif sehari-hari yang
terganggu individu dengan focus kemandirian dan kemampuan mengendalikan diri melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran.

Komponen-komponen yang beterkaitan antara pengertian konseling dengan pngertian Pendidikan:

 Pelaksana pelayanan konseling, yaitu konselor adalah pendidik


 Subjek sasaran pelayanan konseling, yaitu klien atau konseling
 Wujud pelayanan konseling
 Dinamika proses konseling
 Konteks materi pelayanan konseling.

Terkait langsung dengan pengertian pendidikan dan pengertian konseling itu, praktik
konseling pada dasarnya terarah pada pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari hari
( disingkat KES ) dan penanganan kondisi KES yang terganggu (disingkat KES-T) dengan fokus
kemandirian dan kemampuan pengendalian diri klien/konseling, melalui implementasi berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling, semuanya itu diselenggarakan dalam proses
pembelajaran/konseling.
2. PRADIGMA PENDIDIKAN DAN KONSELING

Upaya pendidikan, demikian juga konseling untuk mengembangkan dan membentuk


manusia seutuhnya, berlangsung DARI MANUSIA, UNTUK MANUSIA, DAN OLEH MANUSIA (Prayitno,
2016) .paradigma dari, untuk dan oleh manusia (disingkat DUOM) itu perlu di kembangkan dan
dilaksanakan mulai dari teori, praktis sampai dengan praktik nyatanya di lapangan kinerja
pendidikan/ konseling dalam berbagai jalur, jenjang, dan jenisnya.
Kajian demikian itu menghasilkan konsep tentang harkat dan martabat manusia (HMM) yang
mengandung tiga komponen dasar dengan unsur-unsurnya masing-masing:

1. Komponen hakikat manusia, yaitu manusia adalah makhluk tuhan yang maha esa

 Beriman dan bertakwa


 Diciptakan paling sempurna
 Paling tinggi derajatnya
 Terarah untuk menjadi khalifah di muka bumi
 Menyandang hak-hak asasi manusia

2. Komponen potensi dasar manusia, yaitu pancadaya

 Daya takwa
 Daya cipta
 Daya rasa
 Daya karsa
 Daya karya

3. Komponen zona kehidupan manusia

 Zona kefitrahan
 Zona keindividualan
 Zona kesosialan
 Zona kesusilaan
 Zona keberagamaan

Berdasarkan kondisi HAM demikian itu manusia dihidupkan oleh tuhan yang maha esa,sang
maha pencipta.di hidupkannya manusia adalah untuk terwujudkannya HMM seutuhnya, dengan tiga
komponen dan semua unsur unsurnya itu.

Melalui proses pembelajaran itu dikembangkan hasil pembelajaran yang berdimensi triguna
yaitu maknaguna, dayaguna, dan karyaguna:

 Maknaguna : Apa yang diproleh peserta didik benar-benar dipahami dengan penuh
makna.
 Dayaguna : Hasil belajar demikian itu mendorong/memotivasi peserta didik untuk
secara aktif melakukan sesuatu.
 Karyaguna : Apa yang dilakukan itu merupakan karya yang benar benar berguna bagi
diri peserta didik sendiri,orang lain dan lingkungannya

Memperhatikan segenap pengertian komponen,unsur,dimensi dan ideologi sebagaimana


dikemukakan di atas dapat dirumuskan moto tentang pendidikan/pembelajaran komprensif,sebagai
berikut :
Pendidikan yang membelajarkan dan pembelanjaran yang mengaktifkan

“Mengaktifkan” yang dimaksud dalam moto tersebut adalah terwujudnya perilaku peserta
didik yang dinamis, efektif, dan nomatif mengarah kepada kondisi kehidupan sejahera dan bahagia
di dunia dan di akhirat. Dalam aktivitas yang dimaksud itu termasuk berkerja,sehingga secara lebih
terarah, untuk pendidikan yang berorientasi kejuruan misalnya, moto itu bisa dikembangkan
menjadi: pendidikan yang membelajarkan dan pembelajaran yang mempekerjakan.

3. KONSELING ADALAH PROFESI

Bahasan tentang profesi didasarkan pada dan dimulai dengan penegasan yang ada dalam UU
No.20 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional ( Pasal 39 ayat
2 ), dengan pengertian bahwa:

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran,atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU
No.14/2005 pasal 1 butir 4)

Komponen yang ada di dalam pengertian profesi :

1. Pekerjaan/kegiatan
2. Penghasilan untuk kehidupan
3. Kemahiran,kecakepan,keterampilan
4. Standar mutu/norma
5. Pendidikan profesi.

Kriteria dan trilogi profesi

Pengertian dan komponen profesi yang dimaksudkan itu menjadi isi dari ciri atau kriteria
profesi pada umumnya,yaitu

1. Keintelektualan : pelayanan profesi yang didasarkan pada hasil pemikiran dan kaidah kaidah
keilmuan
2. Kompetensi yang dipelajari : kemampuan profesional pelayanan profesi diproleh melalui
proses pembelajaran,bukan dari mimpi atau semedi atau “pemberian” yang tidak tentu asal
usulnya
3. Objek praktis spesifik : masing masing profesi mempunyai objek sendiri,sehingga obyek
berbagai profesi tidak saling tumpah tindih.
4. Motivasi altruistik : pelayanan profesi adalah demi subjek yang dilayani; kepentingan dan
kebahagian sebjek yang dilayani adal utama dan sepenuhnya mengalahkan pamrih pribadi
pemegang profesi yang melayani.
5. Komunikasi dan organisasi profesi : isi, dinamik-teknik dan pengelolaan pelayanan profesi
dapat di komikasi kepada pihak pihak yang berkempentingan, kecuali hal hal berkenaan
dengan asas kerahasiaan. Komunikasi ini terutama dalam pendidikan dan pengembangan
profesi serta kerja sama antarprofesi.

Dari pengertian, komponen dan ciri atau kriteria profesi dapat ditarik suatu pemahaman tentang
trilogi profesi yang di dalamnya terintegrasikan tiga komponen menjadi satu, yaitu komponen dasar
keilmuan,substansi profesi dan praktik profesi
Praktik konseling

TRILOGI
PROSESI

Dasar Keilmuan Substansi Profesi

Dasar Keilmuan profesi merupakan basis keintelektualan profesi dalam bidang keilmuannya,
yang selanjutnya menjadi landasan dalam pengembangan/pengolahan substansi profesi yang di
maksud. Substansi profesi ini terliput di dalamnya objek praktis spesifik dan kompetensi profesi.

Seseorang pemegang suatu profesi diwajibkan menguasai sepenuhnya secar teritntegrasikan


ketiga komponen tilogi profesinya. Tidak ada profesi tanpa dasar keilmuan; tanpa substansi profesi;
tanpa praktik profesi.

Konselor adalah Pendidik. Sebagai pendidik, seorang konselor profesional diwajibkan


menguasai sepenuhnya trilogi profesi pendidik, dan lebih khusus lagi trilogi profesi konselor.

Praktik Pendidikan/
Pembelajaran

Trilogi
Profesi Pendidik

Ilmu Pendidikan Substansi Pendidikan :


Proses Pembelajaran

Dengan memperhatikan delapan kualifikasi pendidik menurut undang-undang, dapat dispesifikasi


delapan prosesi pendidik, yaitu profesi guru, profesi dosen, profesi konselor, prosesi pamong belajar,
prosesi widyaiswara, profesi tutor, profesi instruktur, profesi fasilitator.

Trilogi Profesi Pendidik/Konselor

Praktik Konseling
Ilmu Pendidikan Substansi Konseling

Komponen triologi profesi konselor adalah :

 Dasar keilmuan : ilmu pendidikan


 Substansi profesi : substansi konseing: peserta didik dan proses pembelajaran melalui
modus pelayanan konseling
 Praktik profesi : proses pembelajaran melalui modus pelayanan konseling

Anda mungkin juga menyukai