NPM : 202101500742
Kelas : R1K
Mata Kuliah : Dasar Pelayanan BK
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan baginya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Konseling adalah pelayanan bantuan professional untuk seorang atau sejumlah individu dalam
pengambangan kehidupan efektif sehari-hari dan penanganan kehidupan efektif sehari-hari yang
terganggu individu dengan focus kemandirian dan kemampuan mengendalikan diri melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Terkait langsung dengan pengertian pendidikan dan pengertian konseling itu, praktik
konseling pada dasarnya terarah pada pengembangan kondisi kehidupan efektif sehari hari
( disingkat KES ) dan penanganan kondisi KES yang terganggu (disingkat KES-T) dengan fokus
kemandirian dan kemampuan pengendalian diri klien/konseling, melalui implementasi berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling, semuanya itu diselenggarakan dalam proses
pembelajaran/konseling.
2. PRADIGMA PENDIDIKAN DAN KONSELING
1. Komponen hakikat manusia, yaitu manusia adalah makhluk tuhan yang maha esa
Daya takwa
Daya cipta
Daya rasa
Daya karsa
Daya karya
Zona kefitrahan
Zona keindividualan
Zona kesosialan
Zona kesusilaan
Zona keberagamaan
Berdasarkan kondisi HAM demikian itu manusia dihidupkan oleh tuhan yang maha esa,sang
maha pencipta.di hidupkannya manusia adalah untuk terwujudkannya HMM seutuhnya, dengan tiga
komponen dan semua unsur unsurnya itu.
Melalui proses pembelajaran itu dikembangkan hasil pembelajaran yang berdimensi triguna
yaitu maknaguna, dayaguna, dan karyaguna:
Maknaguna : Apa yang diproleh peserta didik benar-benar dipahami dengan penuh
makna.
Dayaguna : Hasil belajar demikian itu mendorong/memotivasi peserta didik untuk
secara aktif melakukan sesuatu.
Karyaguna : Apa yang dilakukan itu merupakan karya yang benar benar berguna bagi
diri peserta didik sendiri,orang lain dan lingkungannya
“Mengaktifkan” yang dimaksud dalam moto tersebut adalah terwujudnya perilaku peserta
didik yang dinamis, efektif, dan nomatif mengarah kepada kondisi kehidupan sejahera dan bahagia
di dunia dan di akhirat. Dalam aktivitas yang dimaksud itu termasuk berkerja,sehingga secara lebih
terarah, untuk pendidikan yang berorientasi kejuruan misalnya, moto itu bisa dikembangkan
menjadi: pendidikan yang membelajarkan dan pembelajaran yang mempekerjakan.
Bahasan tentang profesi didasarkan pada dan dimulai dengan penegasan yang ada dalam UU
No.20 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional ( Pasal 39 ayat
2 ), dengan pengertian bahwa:
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran,atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. (UU
No.14/2005 pasal 1 butir 4)
1. Pekerjaan/kegiatan
2. Penghasilan untuk kehidupan
3. Kemahiran,kecakepan,keterampilan
4. Standar mutu/norma
5. Pendidikan profesi.
Pengertian dan komponen profesi yang dimaksudkan itu menjadi isi dari ciri atau kriteria
profesi pada umumnya,yaitu
1. Keintelektualan : pelayanan profesi yang didasarkan pada hasil pemikiran dan kaidah kaidah
keilmuan
2. Kompetensi yang dipelajari : kemampuan profesional pelayanan profesi diproleh melalui
proses pembelajaran,bukan dari mimpi atau semedi atau “pemberian” yang tidak tentu asal
usulnya
3. Objek praktis spesifik : masing masing profesi mempunyai objek sendiri,sehingga obyek
berbagai profesi tidak saling tumpah tindih.
4. Motivasi altruistik : pelayanan profesi adalah demi subjek yang dilayani; kepentingan dan
kebahagian sebjek yang dilayani adal utama dan sepenuhnya mengalahkan pamrih pribadi
pemegang profesi yang melayani.
5. Komunikasi dan organisasi profesi : isi, dinamik-teknik dan pengelolaan pelayanan profesi
dapat di komikasi kepada pihak pihak yang berkempentingan, kecuali hal hal berkenaan
dengan asas kerahasiaan. Komunikasi ini terutama dalam pendidikan dan pengembangan
profesi serta kerja sama antarprofesi.
Dari pengertian, komponen dan ciri atau kriteria profesi dapat ditarik suatu pemahaman tentang
trilogi profesi yang di dalamnya terintegrasikan tiga komponen menjadi satu, yaitu komponen dasar
keilmuan,substansi profesi dan praktik profesi
Praktik konseling
TRILOGI
PROSESI
Dasar Keilmuan profesi merupakan basis keintelektualan profesi dalam bidang keilmuannya,
yang selanjutnya menjadi landasan dalam pengembangan/pengolahan substansi profesi yang di
maksud. Substansi profesi ini terliput di dalamnya objek praktis spesifik dan kompetensi profesi.
Praktik Pendidikan/
Pembelajaran
Trilogi
Profesi Pendidik
Praktik Konseling
Ilmu Pendidikan Substansi Konseling