Anda di halaman 1dari 40

ETIKA PROFESI

Etika Profesi
I. MITOS BISNIS AMORAL
Beberapa ungkapan sering kita dengar yang menggambarkan bahwa bisnis dan
etika adalah dua hal yang terpisah. Argumen yang mencoba menjelaskan
keterpisahan itu :
• Bisnis adalah bentuk persaingan, seperti halnya permainan judi, yang lebih
mengutamakan kepentingan pribadi dan berusaha untuk menang. Untuk
menang dalam persaingan yang ketat maka cenderung menghalalkan segala
cara.
• Aturan yang dipakai dalam permainan penuh persaingan berbeda dengan
aturan yang ada. Baik tidaknya bisnis dinilai bukan berdasarkan pantas
tidaknya berdasarkan aturan moral melainkan berdasarkan aturan dan
kebiasaan yang dipraktekkan dalam dunia bisnis.
• Orang bisnis yang masih mau mematuhi aturan moral berada dalam posisi
yang tidak menguntungkan

Etika Profesi
APAKAH HAL TERSEBUT BENAR?
Bisnis amoral sesungguhnya tidak sepenuhnya benar! Alasannya :
• Bisnis tidak sama seratus persen dengan judi. Yang dipertaruhkan dalam
bisnis lebih dari sekedar uang tetapi juga mempertaruhkan nama baik, harga
diri sendiri, keluarga, karyawan, serta umat manusia pada umumnya.

• Bisnis adalah bagian yang penting dari masyarakat. Bisnis dilakukan diantara
manusia satu dengan manusia lainnya. Ini berarti bahwa norma atau nilai yang
dianggap baik dan berlaku dalam kehidupan manusia pada umumnya, mau
tidak mau berlaku pula dalam bisnis.

Etika Profesi
• Harus dibedakan antara legalitas dengan moralitas. Dalam praktek sesuatu
yang legal belum tentu baik secara moral/etis karena bisa saja aturan
hukumnya tidak baik, dan tidak adil. Karena itu sesuatu kegiatan yang
diterima secara legal tidak dengan sendirinya bisa diterima secara etis.

• Etika harus dibedakan dari ilmu emperis. Dalam ilmu emperis, suatu fakta
yang berulang terus dan terjadi dimana-mana menjadi alasan yang sah untuk
menarik teori atau hukum ilmiah yang berlau universal. Etika tidak demikian
karna etika tidak didasarkan pada kenyataan faktual yang berulang.

• Masih banyak orang atau kelompok masyarakat yang menghendaki agar


bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma norma moral

Etika Profesi
II. PRINSIP ETIKA BISNIS
Prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia. Terdapat prinsip umum dan juga terdapat pengaruh spesifik yaitu nilai
yang berlaku di masyarakat.
1.PRINSIP OTONOMI
• Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap
baik untuk dilakukan.
• Agar menjadi otonom, maka setiap orang harus mempunyai kebebasan yang
bertanggungjawab.
• Hanya orang yang bebas yang dapat bertindak secara etis.
• Terdapat dua bentuk tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri
(tanggung jawab terhadap suara hati pribadi) dan tanggungjawab moral yang
tertuju kepada semua pihak yang terkait (memperoleh ketenangan batin)

Etika Profesi
Kaidah Tata Laku 1.201
Dalam berkarya, arsitek wajib menampilkan
kepakaran dan kecakapannya secara taat asas.

Standar Etika 1.3
Standar Keunggulan
Arsitek selalu berupaya secara terus


menerus untuk meningkatkan mutu karyanya, antara lain melalui
pendidikan, penelitian, pengembangan, dan penerapan arsitektur.

Standar Etika 1.6
Arsitektur, Seni dan Industri Konstruksi
Arsitek bersikap


terbuka dan sadar untuk memadukan arsitektur dengan seni-seni terkait
dan selalu berusaha menumbuh-kembangkan ilmu dan pengetahuan
dalam memajukan proses dan produk industri konstruksi.

Kaidah Tata Laku 3.103
Arsitek harus selalu meningkatkan kecakapan dan


kepakarannya dengan mengikuti program pengembangan profesi lanjutan
yang diselenggarakan atau telah disetujui IAI.
2.PRINSIP KEJUJURAN
Bisnis dapat bertahan dan berhasil jika menerapkan prinsip kejujuran, karena :
• Kejujuran relevan dengan perjanjian dan kontrak. Pada waktu kontrak
dibuat masing-masing mempunyai sikap bahwa masing-masing orang jujur dan
akan memenuhi isi perjanjian kontrak tersebut. Kejujuran akan menentukan
kelangsungan relasi antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian.
• Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Kepercayaan konsumen adalah hal yang pokok, sekali
konsumen ditipu, maka mereka akan beralih keproduk lain.
• Kejujuran relevan dalam hubungan intern perusahaan. Hubungan pimpinan
dengan karyawan tidak dapat dilakukan dengan saling tipu-menipu.
Kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis.

Standar Etika 3.3
Kejujuran dan Kebenaran
Arsitek wajib berlaku jujur


dan menyampaikan kegiatan profesionalnya serta senantiasa
memperbaharui setiap informasi tentang penugasan yang sedang
dikerjakan kepada pengguna jasa.
Etika Profesi
Kaidah Tata Laku 1.403
Arsitek berkewajiban memberitahukan dan
memberikan saran–saran kepada Pengurus IAI Daerah/Cabang untuk
diteruskan kepada yang berwenang, apabila mengetahui ada rencana
perombakan, peremajaan, pembongkaran bangunan dan atau kawasan
yang perlu dilestarikan di daerahnya.

Kaidah Dasar 2
Kewajiban Terhadap Masyarakat
Para arsitek memiliki


kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat dan inti hukum–
hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan
kepentingan masyarakat umum.

Kaidah Tata Laku 2.102
Arsitek tidak akan menyampaikan maupun


mempromosikan dirinya atau jasa profesionalnya secara menyesatkan,
tidak benar, atau menipu. Arsitek tidak dibenarkan untuk memasang
iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau memuji diri sendiri,
apalagi yang bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari
kegiatan publikasi dengan imbal jasa, yang
mempromosikan/merekomendasikan bahan–bahan bangunan atau
perlengkapan/peralatan bangunan.

Kaidah Tata Laku 2.103
Arsitek tidak dibenarkan terlibat dalam


pekerjaan yang bersifat penipuan atau yang merugikan kepentingan
pihak lain.
3.PRINSIP KEADILAN
• Setiap orang, harus diperlakukan sesuai dengan haknya.

• Keadilan menuntut bahwa tidak ada orang yang dirugikan hak dan
kepentingannya.
• Standar Etika 1.5
Nilai Hak Asasi Manusia
Arsitek wajib menjunjung
tinggi hak–hak asasi manusia dalam setiap upaya menegakkan
profesinya.
• Kaidah Tata Laku 1.501
Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya,
arsitek bersikap tidak membeda-bedakan seseorang/golongan atas
dasar penilaian ras/suku, agama, kebangsaan, cacat, atau orientasi
gender.

Etika Profesi
4.PRINSIP SALING MENGUNTUNGKAN (Mutual benefit principle)
• Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sehingga menguntungkan
semua pihak

• Dalam persaingan bisnis yang kompetitif sebainya menghasilkan win-win


solution

Kaidah Dasar 3
Kewajiban Kepada Pengguna Jasa
Arsitek selalu


menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh kecakapan
dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional menjaga
kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.
Kaidah Tata Laku 3.104
Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan
kebebasan bersikap, arsitek mempunyai kewajiban membaktikan seluruh
kecakapan dan kepakarannya dengan penuh ketekunan dan kehati-
hatian, mengikuti “Baku Minimum Penyajian” (Minimum Standard of
Performance) yang direkomendasikan/dipujikan IAI, dan berdasarkan
ikatan hubungan kerja yang jelas meliputi antara lain:
- Lingkup Penugasan
- Pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak
dan kewajiban
- Batas-batas wewenang dan tanggung jawab, hak dan
kewajiban
- Perhitungan Imbalan Jasa
- Tata cara penyelesaian penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.105
Arsitek tidak dibenarkan untuk mengubah atau


mengganti lingkup ataupun target/program kerja suatu penugasan tanpa
persetujuan pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.106
Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun


bentuk imbalan lainnya hanya yang sesuai dengan kesepakatan yang
tertera dalam perjanjian hubungan kerja atau penugasan, dan tidak
dibenarkan menerima ataupun meminta kepada pihak lain dalam bentuk
apapun.
5.INTEGRITAS MORAL
• Prinsip ini berasal dari internal pelaku bisnis atau perusahaan agar tetap
menjaga nama baiknya (harus tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya)

Kaidah Tata Laku 2.101
Dalam menjalankan kegiatan profesinya,


arsitek mematuhi hukum serta tunduk pada kode etik dan kaidah tata
laku profesi, yang berlaku di Indonesia dan di negara tempat mereka
bekerja. Arsitek tidak dibenarkan bertindak ceroboh dan mencemarkan
integritas dan kepentingan profesi.

Kaidah Tata Laku 3.102
Arsitek hanya akan menerima penunjukan


akan suatu pekerjaan, jika ia mempunyai kualifikasi dan meyakini
memiliki cukup kecakapan serta kepakaran, sumber pendanaan dan
sumber daya ketrampilan teknis yang mendukung pelaksanaan
setiap bagian kewajiban dari penugasan.

Etika Profesi
Standar Etika 3.2
Kerahasiaan
Arsitek wajib mengemban kepercayaan
yang telah diberikan oleh pengguna jasa kepada dirinya.

Kaidah Tata Laku 3.201
Arsitek akan menjaga kerahasiaan,


kepentingan pengguna jasa, dan tidak dibenarkan memberitahukan
informasi rahasia, kecuali seijin pengguna jasa atau yang telah
memperoleh kewenangan hukum, misalnya didasarkan atas
keputusan pengadilan.
PRINSIP NO HARM
• Menurut adam smith, dari kelima prinsip diatas maka Prinsip Keadilan
Komutatif (no harm) merupakan prinsip yang paling penting.
• Dalam prinsip no harm sudah terkandung empat prinsip lainnya.
• Prinsip no harm merupakan perwujudan dari kaidah emas yang berbunyi
“Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan, dan jangan
lakukan pada orang lain apa yang anda sendiri tidak ingin dilakukan pada
anda”
• Prinsip ini tidak hanya menjadi himbauan moral melainkan juga diterapkan
dalam hukum tertulis sehingga menjadi pagangan yang kongkrit – lebih
pasti – karena terdapat sangsi dan hukuman yang tegas.
PENDEKATAN „STAKEHOLDER‟
• Pendekatan stakeholder merupakan pendekatan yang mencoba
mengintegrasikan kepentingan bisnis bagi orang yang berkepentingan dengan
tuntutan etika

• Dasar pemikiran adalah bahwa semua pihak yang mempunyai kepentingan


dalam kegiatan bisnis mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan, maka
hak dan kepentingan mereka harus diperhatikan dan dijamin.
• Muara dari pendekatan stakeholder ini sebenarnya adalah pada prinsip „no
harm‟

• memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholder secara baik.

Etika Profesi
• Pada umumnya ada dua kelompok stakeholder :
– Kelompok Primer, terdiri dari :
Pemilik modal, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur, dan
pesaing atau rekanan
– Kelompok Sekunder, terdiri dari :
Pemerintah, lokal maupun asing, kelompok sosial, media massa,
masyarakat setempat.

• Perusahaan yang ingin berhasil dan bertahan dalam bisnisnya harus dapat
memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholder secara baik.

• Pendekatan stakeholder, kelihatannya bukan pendekatan etis, tetapi


kenyataannya adalah pendekatan etis. Perhatian kepada semua pihak yang
terkena oleh tindakan kita adalah satu tuntutan etika yang paling dasar.

Etika Profesi
ETOS BISNIS
• Yang dimaksud dengan etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral
yang menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam sebuah perusahaan dari
satu generasi ke generasi yang lain.

• Intinya adalah pembudayaan atau pengahyatan akan nilai, norma atau prinsip
moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari perusahaan yang
sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lain.

• Wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu, pelayanan, disiplin,


kejujuran, tanggungjawab, perlakuan yang fair tanpa diskriminasi dsb.

Etika Profesi
LIMA PRINSIP PERILAKU ETIS
Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale mengungkapkan lima prinsip
perilaku etis untuk meningkatkan keuntungan, produktivitas dan keberhasilan
jangka panjang :

Lima Prinsip Kekuatan Etis Untuk Tiap-Tiap Orang


• Maksud :
– Saya melihat diri saya sebagai seorang yang kuat secara etis.
– Saya membiarkan hati nurani saya menjadi penuntun saya
– Tidak peduli apapun yang terjadi, saya selalu nyaman dengan diri saya
sendiri

Etika Profesi
• Kebanggan :
– Saya merasa percaya diri dengan diri saya sendiri
– Saya tidak memerlukan penerimaan dari orang lain agar saya merasa
bahwa saya penting
– Rasa harga diri yang seimbang menjaga agar keakuan dan hasrat saya
untuk diterima orang lain tidak mempengaruhi keputusan saya.

• Kesabaran :
– Saya percaya bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan berjalan dengan
baik
– Segala sesuatu tidak perlu terjadi saat ini juga, saya puas dengan keadaan
diri saya sekarang.

Etika Profesi
• Ketetapan Hati :
– Saya bertahan pada maksud-maksud saya.
– Sebagaimana yang dikatakan oleh Wiston Churchill, “Jangan!, Jangan!,
Jangan!, Jangan Pernah Menyerah! “

• Sudut Pandang :
– Saya memerlukan waktu teduh untuk memasuki hari yang baru dengan cara
merenung.
– Hal ini membantu saya agar tetap terpusat dan memungkinkan saya untuk
mendengarkan hati kecil saya dan melihat segala sesuatu lebih jernih.

Etika Profesi
Lima Prinsip Kekuatan Etis Organisasi
• Maksud :
– Misi organisasi kita berasal dari atasan/ pendahulu
– Organisasi kita dibimbing oleh nilai-nilai, harapan dan visi yang membantu
kita untuk menentukan apa yang dimaksud dengan perilaku yang dapat
diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima.

• Kebanggan :
– Kita merasa bangga dengan diri sendiri dan organisasi kita
– Kita tahu bahwa dalam keadaan ini, kita dapat menolak godaan-godaan
untuk berperilaku secara tidak etis

Etika Profesi
• Kesabaran :
– Kita percaya bahwa dengan berpegangan pada nilai-nilai etis kita, akan
membawa kita menuju keberhasilan dalam jangka panjang
– Ini melibatkan usaha mempertimbangkan keseimbangan antara perolehan
hasil dan perhatian bagaimana cara kita mencapai hasil-hasil ini.
• Ketetapan Hati :
– Kita mempunyai komitmen untuk hidup berdasarkan prinsip-prinsip etis,
kita terikat pada komitmen kita.
– Kita memastikan bahwa tindakan-tindakan kita konsisten dengan maksud
kita.
• Sudut Pandang :
– Para pimpinan dan karyawan kita memerlukan waktu untuk beristirahat
sejenak dan berpikir dalam-dalam, memeriksa dimana kita berada, menilai
kemana kita akan melangkah dan menentukan bagaimana cara kita
mencapainya.
Etika Profesi
I. PAHAM TRADISIONAL MENGENAI KEADILAN
1. KEADILAN LEGAL
• Keadilan yang bersifat vertikal.
• Keadilan legal menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat
dengan negara.
• Intinya, semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan sama oleh negara
dihadapan dan berdasarkan hukum yang berlaku.
• Dasar Moralnya :
Pertama, semua orang adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang
sama
Kedua, Tidak ada orang yang diperlakukan istimewa oleh Hukum dan negara
Ketiga, Negara dalam hal ini, tidak boleh mengeluarkan hukum yang secara
khusus untuk kepentingan suatu kelompok tertentu.
Keempat, Prinsip diatas, berarti bahwa semua warga tanpa perbedaan apapun harus
tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku karena hukum tersebut melindungi hak dan
kepentingan semua warga.
• Secara khusus dalam bisnis, negara diharapkan bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelaku bisnis Etika Profesi
2. KEADILAN KOMUTATIF
• Keadilan yang bersifat horisontal.
• Keadilan ini menuntut agar dalam interaksi antar warga yang satu dengan yang lainnya
tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
• Dasar Moralnya : keseimbangan dan kesetaraan antara semua pihak dalam interaksi
sosial apapun.
• Jika terjadi ketidak seimbangan, misalnya dalam bisnis, terjadi pelanggaran, maka
negara dituntut untuk turun tangan memulihkan keseimbangan, keadilan dengan
memberikan sangsi hukuman yang setimpal.
• Dalam bisnis, keadaan relasi dan traksaksi yang dianggap adil adalah yang pada
akhirnya melahirkan win-win solution.
3. KEADILAN DISTRIBUTIF
• Disebut Keadilan Ekonomi
• Distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara.
• Hal ini menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil pembangunan (apakah
yang menjadi dasar pembagian yang adil?)

Etika Profesi
• Distribusi ekonomi didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing orang dalam
mengejar tujuan bersama seluruh warga negara.
• Maka pada akhirnya imbalan ekonomi yang didapat setiap orang tidak sama, dan itupun
dibenarkan dan diterima sebagai hal yang adil dan etis.
• Hal ini terjadi dengan catatan bahwa dalam pemberian, penentuan tugas, wewenang
dan tanggung jawab masing-masing orang, diberikan atas dasar kriteria yang
obyektif tidak diskriminatif.
• Terdapat berbagai pelanggaran yang bersifat diskriminatif, misalnya penentuan tugas
dan wewenang lebih didasarkan pada faktor-faktor diskriminatif seperti etnis,
agama, jender, ikatan keluarga dan faktor irasional lainnya.

II. TEORI KEADILAN ADAM SMITH


Menurut Adam Smith, keadilan sesungguhnya hanyalah keadilan komutatif. Keadilan yang
mengungkapkan Kesetaraan, Keseimbangan dan Keharmonisan hubungan satu orang
dengan lainnya.

Etika Profesi
1. PRINSIP NO HARM
• Prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan
orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan
oleh siapapun.
• Prinsip ini adalah rumusan lain dari kaidah Emas.

2. PRINSIP NON-INTERVENTION
• Prinsip tidak ikut campur tangan.
• Setiap manusia mempunyai hak atas kebebasan yang diperolehnya, dan tak
seorangpun termasuk pemerintah boleh merampasnya tanpa alasan yang sah.

3. PRINSIP KEADILAN TUKAR


• Prinsip Keadilan Tukar atau Pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan
terungkap dalam mekanisme harga dalam pasar.
• Terdapat dua macam harga dalam pasar :
a. Harga Alamiah
harga yang mencerminkan biaya produksi berupa upah buruh, keuntungan
pemilik modal, dan sewa (tanah, gedung dsb) Etika Profesi
b. Harga Pasar/aktual
Harga yang aktual ditawarkan dan dibayar dalam transaksi dagang didalam
pasar.

• Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat alamiah, berarti barang tersebut dijual
atau dibeli pada tingkat harga yang adil. Produsen dan konsumen sama-sama untung
• Harga pasar diatas harga alamiah berarti konsumen dirugikan sedangkan prudusen
diuntungkan, demikian sebaliknya.

III. TEORI KEADILAN DISTRIBUSI JHON RAWLS


• Kebebasan merupakan salah satu hak asasi yang paling penting dari manusia, maka
Rawls menempatkannya sebagai prinsip pertama keadilan yang disebut “PRINSIP
KEBEBASAN BERSAMA”
• Prinsipnya berbunyi : “Setiap orang harus mempunyai hak yang sama atas sistem
kebebasan dasar yang sama yang paling luas sesuai dengan sistem kebebasan serupa
bagi semua”.

Etika Profesi
• Menurut rawls sistem sosial harus diatur sehingga pada akhirnya, berdasarkan peluang
dan kebebasan yang sama bagi semua, sistem sosial itu bekerja sedemikan rupa untuk
menguntungkan kelompok yang paling kurang beruntung.
• Rawls mengajukan prinsip yang disebut PRINSIP PERBEDAAN (DIFFERENCE
PRINCIPLE)
• Sasaran pokonya adalah perubahan struktur sosial sedemikian rupa agar lebih
menguntungkan kelompok yang kurang beruntung
• Atas perinsip ini, pemerintah diizinkan untuk mengambil langkah dan kebijaksanan
tertentu, untuk membantu kehidupan kelompok yang kurang beruntung.
• Prinsip ini mendapat kritikan karena :
a. Prinsip ini akan membenarkan ketidak adilan. Pemerintah dibenarkan melanggar
dan merampas hak pihak tertentu untuk diberikan pada pihak yang lain.
b. Lebih tidak adil lagi karena kekayaan kelompok tertentu diambil pemerintah untuk
diberikan kepada kelompok yang tidak beruntung karena kesalahannya sendiri
(malas, penggangguran dsb)

Etika Profesi
III. HAK PEKERJA
• Penghargaan dan jaminan terhadap hak pekerja merupakan salah satu penerapan dari
prinsip keadilan dalam bisnis
• Keadlian menuntut agar semua pekerja diperlakukan sesuai dengan haknya masing-
masing.
• Pengakuan, penghargaan dan jaminan atas hak pekerja sangat ikut menentukan baik
etisnya praktek bisnis.
• Macam-macam hak pekerja
a. Hak atas pekerjaan
b. Hak atas upah yang adil
c. Hak untuk berserikat dan berkumpul
d. Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan
e. Hak untuk diproses hukum secara sah
f. Hak untuk diperlakukan secara sama
g. Hak atas rahasia pribadi
h. Hak atas kebebasan suara hati

Etika Profesi
IV. WHISTLE BLOWING
• Adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa pekerja untuk
membocorkan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasan kepada pihak
lain.
• Whistle blowing tidak sama dengan membocorkan rahasia perusahaan
• Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang konfidensial dan memang harus
dirahasiakan dan pada umumnya tidak mempunyai efek yang merugikan apapun bagi
pihak manapun.
• Whistle blowing umumnya menyangkut kecurangan yang merugikan baik
perusahaan sendiri maupun pihak lain.
contoh : karyawan yang melaporkan tindakan bagian gudang yang menukar bahan
bangunan dengan kualitas yang lebih rendah
• Whistle blowing dibedakan menjadi dua macam :
1. Whistle blowing Internal
Terjadi ketika seorang atau sekelompok orang melaporkan kecurangan kepala
bagiannya kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi.
Motivasi utama dari whistle blowing tersebut adalah motivasi moral : demi
mencegah kerugian perusahaan Etika Profesi
2. Whistle blowing Eksternal
Menyangkut kasus dimana seseorang pekerja mengetahui kecurangan yang
dilakukan perusahaannya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena
kecurangan itu akan merugikan masyarakat
Motivasi utama dari whistle blowing tersebut adalah motivasi moral : mencegah
kerugian masyarakat atau konsumen karena semua konsumen adalah manusia
dengan dirinya.
• Pertanyaan untuk kedua macam Whistle blowing adalah apakah dengan demikian
karyawan dapat diartikan tidak loyal pada pimpinan atau perusahaannya?
• Loyalitas atau kesetiaan moral hanya dibenarkan kalau tertuju pada nilai moral tertentu.
• Loyalitas bukan ditujukan pada lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada moral
tertentu: keadilan, kebenaran, ketulusan, kejujuran, hak dan semacamnya.

Etika Profesi
Kaidah Tata Laku 2.105
Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya,
arsitek mengetahui bahwa keputusan yang diambil oleh pengguna jasa
melanggar atau bertentangan dengan hukum serta kaidah yang
berlaku, dan mengancam keselamatan masyarakat umum, maka arsitek
wajib:
• Mengingatkan dan menyarankan pengguna jasa agar
mempertimbangkan kembali keputusannya.
• Menolak pelaksanaan keputusan tersebut
•Melaporkan perkara ini kepada pihak berwewenang yang berfungsi
sebagai pengawas bangunan atau petugas lain yang terkait untuk
meninjau kembali, terkecuali arsitek penerima tugas dapat
memberikan jalan keluar pemecahan lain.
V. PELELANGAN
• Salah satu permasalahan dalam usaha jasa konstruksi adalah berkaitan
dengan proses pelelangan.
• Sudah menjadi rahasia umum, banyak praktek pelelangan yang diatur
• Hal lain adalah adanya surat sakti.

Kaidah Tata Laku 2.104
Arsitek tidak dibenarkan


menawarkan/menjanjikan dan atau memberikan uang atau
pemberian lain kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu yang
bertujuan memperoleh proyek yang diminati.
VI. KEGAGALAN KONSTRUKSI
• SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB ?
• Pada proyek pemerintah, pihak birokrasi selalu ikut serta didalam pengawasan produk
jasa konstruksi, mulai dari proses perencanaan sampai proses penyerahan produk jasa
konstruksi.
• Pasal 43 UU No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, menyatakan bahwa bila yang
melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi, yang melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, bila menyebabkan kegagalan bangunan dapat
dikenai sangsi pidana penjara atau denda uang.
• Jika hukumnya adil, maka para pejabat birokrasi yang ikut dalam pengawasan harulah
dikenai sangsi pidana atau denda.

VII. DILEMA MORAL


• Dilema moral terjadi bila dua atau lebih kewajiaban, hak, atau cita-cita moral berkonflik
dan tidak dapat dipenuhi.
• Pada saat kita dihadapkan pada pilihan yang sulit dan dilematis, maka akan
membingungkan bagi kita.
Etika Profesi
Peran pemerintah
• Dalam semangat pasar bebas, yang berdasarkan pada prinsip keadlian no harm dan
prinsip non intervention, pemerintah dibatasi perannya pada tingkat minimal
• Pemerintah dibatasi pada :
1. Melindungi masyarakat dari kekerasan dan invasi dari masyarakat lainnya.
2. Melindungi, sebisa mungkin, setiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau
penindasan dari anggota lainnya, atau tugas menjamin pelaksanaan keadlian
secara ketat.
3. Membangun dan mengelola pekerjaan-pekerjaan umum dan lembaga-lembaga
umum tertentu yang tidak dapat dikelola swasta, karena tidak menguntungkan
tetapi sangat berguna bagi masyarakat.

Etika Profesi
ETIKA BISNIS dalam bidang KONSTRUKSI DI INDONESIA
Apakah etika bisnis dapat diterapkan dalam bidang konstruksi di Indonesia ?
Apakah aspek aspek yang dituntut bertentangan dengan aspek budaya yang ada di
masyarakat ?
• Pada dasarnya etika mempertanyakan norma-norma kelakuan manusia pada umumnya,
sehingga seharusnya juga berlaku bagi semua umat manusia tanpa kecuali kelompok
manusia Indonesia
• Etika merupakan bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan, yang akan
menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat itu maka etika bisnis konstruksi
mencerminkan juga kekhususan budaya, peradaban, nilai-nilai, ciri keagamaan dan
pandangan masyarakatnya,

Etika Profesi
PERTUMBUHAN
EKONOMI YANG
PEMBANGUNAN
TINGGI
YANG
BERKESINAMBUNGAN
IDEAL - TIDAK TERJADI KERUSAKAN
SOSIAL
- TIDAK TERJADI KERUSAKAN
ALAM
KENDALA
Menurut Franz Magnis Suseno, kendala yang ada dalam pelaksanaan etos kerja yang
berlandaskan pada tuntutan etika bisnis dalam bidang konstruksi adalah
1. LINGKUNGAN BUDAYA
• Adanya anggapan bahwa mencari untung adalah tak pantas (saru), walaupun
sebenarnya bukan pencarian untung itu sendiri, melainkan caranya, bentuknya dan
konteksnya. Paham tradisional ini mempersulit penarikan garis jelas antara usaha
bisnis konstruksi yang wajar dan tidak wajar.

Etika Profesi
• Adanya Prinsip Kekeluargaan
Wawasan manusia modern harus mengatasi keterbatasan pada keluarga, kelompok,
bangsa atau agamanya sendiri. Manusia modern harus mampu menghormati hak-hak
serta memperhatikan kepentingan setiap orang sebagai manusia.
• Adanya tekanan berlebihan pada lingkungan sosial dan ketidakmampuan untuk
meminati struktur struktur obyektif material. Kepuasan bekerja berakar dalam
lingkungan sosial dan tidak ditentukan oleh kepuasan yang timbul bila seseorang dapat
menguasai tugas dalam dunia material. Orang dapat berbincang bincang berjam jam
lamanya, tetapi tidak dapat bekerja secara terkonsentrasi di meja tulis.

2. LINGKUNGAN SOSIAL POLITIK


• Suasana sosial dan politik sangat menetukan maju dan sehatnya usaha bisnis
konstruksi.
• Ketidak adilan sosial dan politik menyebabkan persaingan yang tidak sehat sehingga
akibatnya industri bisnis konstruksi akan berkembang tidak sehat
• Profesionalisme menuntut antar lain penciptaan daya saing yang bersumber dari
kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya dan bukan bersumber dari
Etika Profesi
suatu dukungan kekuasaan politik.
• Praktek bisnis konstruksi tidak etis karena peluang yang diciptakan oleh kondisi
lingkungan itu sendiri akan merupakan suatu ancaman yang serius terhadap
ketahanan bisnis konstruksi tersebut.
• Dunia bisnis konstruksi sangat memerlukan suatu aturan permainan yang jelas, termasuk
kepastian hukum. Segala aspek ketidak pastian merupakan resiko yang harus
diperhitungkan.
• Pada kenyataannya sebenarnya banyak pelaku bisnis konstruksi yang mendambakan
suatu suasana yang jelas, yang menuruti etika bisnis konstruksi yang sehat.

Etika Profesi
SITUASI BERBAGAI NEGARA
• SINGAPURA
Lingkungan hijua asri berdampingan sengan gedung, jalan, jembatan. Produk pebisnis
konstruksi tertata rapi.
Singapura dikenal sebagai “the most regulated country in world”. Kualitas lingkungan
binaan yang tercipta dan dibentuk oleh aturan aturan yang ketat.

• KANADA, AMERIKA, EROPA


Lingkungan terbentuk lebih karena kesadaran untuk berperilaku, penghargaan pada
sebuah karya, apalagi yang bersifat inovativ dihargai sangat tinggi.
Orang yang melanggar etika akan merasa malu dan sangat bersalah

• INDONESIA
Manakah yang harus dipilih ?
Menumbuhkan kesadaran atau memberlakukan regulasi yang ketat?
Ataukah menerapkan kombinasi keduanya?

Etika Profesi

Anda mungkin juga menyukai