Anda di halaman 1dari 47

GAMBARAN PERILAKU PEGAWAI DAN UPAYA

PENGELOLA TERHADAP PENCEGAHAM PENYAKIT


COVID 19 di KANTOR WILAYAH PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI

Oleh :
Daffa Alhafizh Alen
2017730029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis 4
1.4.2 Manfaat Secara Praktisi 5
1.4.2.1 Manfaat Bagi Subjek5
1.4.2.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi 5
1.4.2.3 Manfaat Bagi Instansi 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP 6
2.1 Corona Virus Disease............................................................................6
2.1.1 Defenisi 6
2.1.2 Epidemiologi 7
2.1.3 Etiologi 8
2.1.4 Patogenesis 10
2.1.5 Gejala Klinis 11
2.1.6 Diagnosis 12
2.1.7 Peengobatan 12
2.1.8 Prognosis 13
2.2 Perilaku dalam membatasi penyebaran COVID-19.......................13
2.2.1 Definisi perilaku 13
2.2.2 Jenis-jenis perilaku 13
2.2.3 Bentuk perilaku 14
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi perilaku 14
2.3 Konsep pencegahan 14
2.3.1 Protokol pencegahan COVID-19 14
2.3.2 Peran pencegahan COVID-19 17
2.4 Kerangka Teori 21
2.5 Kerangka Konsep 22
BAB III: METODE PENELITIAN23
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23
3.2 Rancangan Penelitian 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian23
3.3.1 Populasi23
3.3.2 Sampel 23
3.4 Definisi Operasional 24
3.5 Teknik Pengumpulan Data 28
3.7 Teknik Analisis Data 28
3.6 Alur Penelitian 29
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 31
3.7.1 Analisis Univariat 31
3.8 Teknik Pengolahan Data 31
DAFTAR PUSTAKA 30
DAFTAR LAMPIRAN 34
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor kesehatan saat ini sedang berada dalam situasi transisi epidemiologi
(epidemiological transition) yang harus menanggung beban berlebihan (triple
burden). Meskipun banyak penyakit menular (infectious) yang sudah bisa
ditangani namun masih banyak penyakit lain yang belum dapat dituntaskan.
Pada awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan wabah Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) yang menginfeksi seluruh negara di dunia. World
Health Organization (WHO) semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia
masuk dalam darurat global terkait virus ini. Ini merupakan fenomena luar biasa
yang terjadi di bumi pada abad ke 21, sampai bulan September 2020 ini seluruh
dunia sudah lebih dari 28.000.000 (dua puluh delapan juta) kasus terinfeksi Virus
Corona.
Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit,
setidaknya terdapat dua jenis Virus Corona menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-Cov-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 belum
diketahui sampai saat ini (Kementrian Kesehatan RI, 2020).
Indonesia juga sedang menghadapi wabah COVID-19, laju kecepatan
penyebaran virus semakin hari semakin meningkat dan semakin cepat. Dari data
pada tanggal 7 september 2020 berdasarkan laporan COVID-19 di Indonesia
hampir mencapai 200.000 kasus (Update Covid-19 Senin 7 September: Kasus
Positif Bertambah 2.880, Total 196.989, 2020). Berdasarkan sumber dari
Kementerian Kesehatan pada tanggal 8 September 2020 dijelaskan bahwa tercatat
59 negara telah memblokir warga negara Indonesia masuk ke negara-negara
tersebut dikarenakan data kasus COVID-19 pada periode 2 Maret sampai 2 Juni
2020 (115 hari) baru mencapai 50.000. Dari tanggal 26 Juni sampai tanggal 27
Juli 2020 (32 hari) meningkat menjadi 100.000. Dari tanggal 28 juli sampai
tanggal 22 Agustus 2020 (26 hari) sudah mencapai 150.000, sedangkan dari
tanggal 23 Agustus sampai tanggal 8 September 2020 (17 hari) mencapai
200.000.(Update Covid-19 8 September: Jumlah Kasus Positif Tembus 200 Ribu,
2020) Apabila kita perhatikan maka peningkatan COVID-19 di Indonesia semakin
hari semakin cepat penularannya.
Penularan COVID-19 ini merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment), agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host). Ketiga faktor penting ini disebut
segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle) (Widoyono, 2011).
Menteri Kesehatan telah menerbitkan keputusan nomer
HK.01.07/MENKES /328/2020 tentang panduan pencegahan dan pengendalian
COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Besarnya jumlah populasi pekerja dan besarnya mobilitas, serta interaksi
penduduk umumnya menjadi salah satu sumber penyebaran dan penularan
COVID-19. Peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Bersekala Besar (PSBB) (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2020, 2020). Hanya saja dunia perkantoran tidak mungkin dilakukan
pembatasan terus menerus karena akan menganggu roda perekonomian, untuk itu
perlu dilakukan upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja seoptimal mungkin.
Dalam panduan pencegahan dan pengendalian COVID-19 dijelaskan bahwa di
tempat kerja perlu disediakan sarana dan prasarana antara lain handsanitizer,
tempat cuci tangan, sabun, poster, screening, masker dan lain-lain.
Berdasarkan laporan di media hari ini COVID-19 kementrian kesehatan
tanggal 11 september 2020, Kalimantan Selatan sudah lebih dari 9.000 kasus
terinfeksi COVID-19 (Update Covid-19 Kalsel 11 September: Pasien Sembuh
Tambah 101 Jadi 7.235 Orang, 2020), Salah satu perkantoran yang ada di
Kalimantan Selatan yaitu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Selatan yang bertugas memberikan pelayanan dibidang pertanahan
kepada masyarakat, sangat rentan terhadap terkenanya penularan COVID-19.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu: Bagaimana gambaran perilaku pegawai dan upaya pengelola
terhadap pencegahan penyakit covid 19 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana Gambaran Perilaku Pegawai dan Upaya
Pengelolaan dalam Pencegahan COVID-19 di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi usia pegawai di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
b. Mengidentifikasi jenis kelamin pegawai di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Mengidentifikasi tingkat pendidikan pegawai di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
d. Mengidentifikasi masa kerja pegawai di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
e. Mengidentifikasi penyakit penyerta pegawai di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
f. Mengidentifikasi ketersediaan penyemprotan disinfektan di
tempat yang sering dipegang maupun digunakan selama 4 jam
sekali di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Selatan.
g. Mengidentifikasi kertersediaan poster dan peraturan mengenai
wajib memakai masker, face shield serta penerapan social
distancing (di setiap lantai ataupun jarak meja dan kursi pegawai)
seputar protokol pencegahan COVID-19 selama berada di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan
Selatan.
h. Mengidentifikasi ketersediaan tempat cuci tangan, sabun, air
bersih serta pengecekan suhu di setiap ruangan yang sering
dikunjungi di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan.
i. Mengidentifikasi kebiasaan pegawai dalam hal menjaga jarak
dengan seluruh orang yang berada di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
j. Mengidentifikasi kebiasaan pegawai dalam hal pemakaian APD
(masker dan fece shield) selama berada di area Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
k. Mengidentifikasi kebiasaan pegawai dalam hal mencuci tangan
dan menggunakan handsanitizer setiap bersentuhan dengan orang
ataupun dengan benda mati selama di area Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
l. Mengidentifikasi kebiasaan pegawai dalam hal kebersihan diri
maupun lingkungan selama diluar tempat kerja maupun selama
berada di area Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
a. Untuk menambah pengetahuan mengenai ketersediaan sarana
dan prasarana pencegahan COVID-19 di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
b. Mengetahui lebih dalam tentang perilaku pegawai dalam
pencegahan COVID-19 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan wawasan
yang berguna.

1.4.2 Manfaat Secara Praktisi


1.4.2.1 Manfaat Bagi Subjek
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan
COVID-19.
2. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit
COVID-19 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan.
1.4.2.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1. Menjadikan Universitas Muhammadiyah Jakarta
sebagai universitas yang lebih baik dalam hal
penelitian.
2. Memperbanyak data-data informasi yang bermanfaat di
perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
1.4.2.3 Manfaat Bagi Instansi (Kantor Wilayah Badan
Pertahanan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan)
1. Diharapkan menjadi pengetahuan, wawasan, dan
informasi mengenai perilaku pegawai dan upaya
pengelola dalam pencegahan COVID-19.
2. Diharapkan dapat menjadi evaluasi serta perbaikan bagi
pegawai maupun instansi dalam upaya pengelolaan
pencegahan COVID-19.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pegawai dan
upaya pengelolaan dalam pencegahan COVID-19 di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan pada
Bulan Oktober 2020. Dengan instrumen penelitian berupa kuisioner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Corona Virus Disease
2.1.1 Definisi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2)(Kemenkes RI, 2020). Virus Corona merupakan virus
Ribonucleic Acid (RNA) yang beruntai tunggal dan tidak tersegmentasi.
Virus ini termasuk dalam ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Ini
dinamai sesuai dengan tonjolan berbentuk karangan bunga diselubung virus.
Virus Corona memiliki selubung yang membungkus genom RNA, dan
virion (seluruh virus) bulat atau oval dengan diameter 50 hingga 200
nm(Kemenkes RI, 2020; Mengenal Virus Corona (Covid-19) : Asal, Gejala
Dan Mengatasi Virus Corona, n.d.).

Gambar 2.1 struktur Virus Corona


(Mengenal Virus Corona (Covid-19) : Asal, Gejala Dan Mengatasi Virus
Corona, n.d.)
Virus Corona ini baru muncul pada manusia. Oleh karena itu secara
umum, masyarakat rentan terhadap virus tersebut karena tidak memikiki
kekebalan terhadapnya. COVID-19 dapat menginfeksi individu dengan
kekebalan normal. Jika anda terpapar sejumlah besar virus anda mungkin
jatuh sakit walaupun kekebalan tubuh anda normal. Hal ini akan lebih
berbahaya pada orang tua, wanita hamil, orang yang mempunyai penyakit
ginjal, diabetes, dan hipertensi. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
berlangsung antara 1 hingga 14 hari dan umumnya masa inkubasi rata rata 5
sampai 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang hingga 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan Pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian(Kementrian Kesehatan RI, 2020).
2.1.2 Epidemiologi
Pada akhir Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus Pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan provinsi

6 Universitas Muhammadiyah Jakarta


Hubei China sebagai jenis baru Virus Corona. COVID-19 merupakan
penyakit menular. Penyakit ini berasal dari hasil penyelidikan epidemiologi,
yang diduga berhubungan dengan pasar seafood di Wuhan. Pada awal
Januari 2020 pemerintah China akhirnya mengumumkan penyebab kasus
tersebut adalah Virus Corona yang diberi nama SARS-CoV-2. Virus ini
berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Walupun berasal dari family yang sama namun SARS-CoV-2 lebih menular
dibandingkan SARS-CoV dan MERS-CoV.
Penularan yang cepat membuat WHO menetapkan COVID-19
sebagai Kedaruratan Keseharan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD)/ Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
pada tanggal 30 Januari 2020, dan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2020
ditetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan
adanya kasus COVID-19. Selanjutnya diikuti Jepang dan Korea Selatan dan
berkembang ke negara-negara lain. Sampai tanggal 2 September 2020 total
kasus COVID-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 25,8 juta kasus, dari
jumlah tersebut sebanyak 18,1 juta telah sembuh dan sebanyak 860.243
meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 6.857.476
dengan rincian 6.796.364 pasien dengan kondisi ringan dan 61.112 dalam
kondisi serius(Update Virus Corona Di Dunia 2 September., 2020).
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2
Maret 2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang (Kemenkes RI,
2020). Sampai tanggal 12 September 2020 terkonfirmasi sebanyak 210.940
kasus, sebanyak 150.217 (71.2%) sembuh dan sebanyak 8.544 (4.1%)
meninggal dunia(Peta Sebaran, 2020).
Sebaran kasus COVID-19 ini di Indonesia dapat dilihat
perkembangannya sebagaimana gambar dibawah ini.

6 Universitas Muhammadiyah Jakarta


7

Gambar 2.2 perkembangan kasus per-hari(Peta Sebaran, 2020)


Berdasarkan data dari WHO, pada tanggal 9 September 2020
Kalimantan Selatan termasuk zona merah karena terdapat lebih dari 500
kasus COVID-19 (WHO, 2020).
2.1.3 Etiologi
COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family Virus Corona.
Virus Corona merupakan zoonotic, RNA virus, bersirkulasi di hewan,
sepereti unta, kucing, dan kelelawar. Hewan dengan Virus Corona
berkembang dan dapat menginfeksi manusia seperti kasus MERS dan SARS
yang terlihat pada kasus outbreak saat ini(Morfi et al., 2020). Epidemi dua
betacoronavirus SARS dan MERS sekitar 10.000, tingkat kematian 10%
untuk SARS dan 37% untuk MERS. Studi saat ini telah mengungkap bahwa
COVID-19 mungkin berasal dari hewan liar tetapi asal pastinya masih
belum jelas(WHO. Novel CoronaVirus, 2020).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam
genus betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa
pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik
menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan
coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002- 2004 silam, yaitu
Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of
Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-
CoV-2.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


8

Gambar 2.3 Gambaran mikroskopis SARS-CoV-2(Davies, 2020)


Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan
di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis
coronavirus lainnya. Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi
kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau
kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan
bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik
dan stainless steel, pada tembaga kurang dari 4 jam sedangkan pada kardus
kurang dari 24 jam. SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan
panas. Dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti
eter, etanol 75%, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat,
dan khloroform (kecuali khlorheksidin).
Perkembangan data selanjutnya menunjukan penularan antar
manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui droplet. Terbukti
kejadiannya pada saat penularan kepada petugas kesehatan yang merawat
pasien COVID-19. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter
>5-10 μm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak
dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan
(misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa
(mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang
yang terinfeksi. Kejadian ini juga terbukti pada penularan di luar negara
China seperti Jerman yang tertular dari warga negara China yang datang ke
kantor di negara Jerman. Hal ini terjadi pada saat indeks belum mengalami
gejala (asimtomatik) atau masih dalam masa inkubasi. Disamping itu

Universitas Muhammadiyah Jakarta


9

penularan juga bisa terjadi kepada orang yang tidak memiliki riwayat
perjalanan ke manapun (Davies, 2020).
Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat
dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan
suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi
manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus
koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan
resusitasi kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai transmisi melalui udara.
2.1.4 Patogenesis
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV2 atau 2019-CoV,
merupakan genus β Virus Corona. Virus ini ditularkan penderita melalui
droplet atau partikel aerosol yang masuk ke saluran napas melalui aktivitas
batuk. Ventilasi yang buruk mempercepat penularannya(Sukmana &
Yuniarti, 2020).
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya.
Virus tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah
menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk
virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.
Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu
tropisnya. Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel
host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2 dapat
ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus
halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel
epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel
otot polos. Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari
RNA genom virus. Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis
virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus.
Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus. Setelah terjadi transmisi,
virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran

Universitas Muhammadiyah Jakarta


10

napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas
dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal
setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar
3-7 hari(Yuliana, 2020).

Gambar 2.4
2.1.5 Gejala klinis
Virus corona bisa menimbulkan berbagai gejala pada penderitannya.
Hal ini tergantung pada kondisi virus dan imum dari masing-masing orang
tetapi gejala seperti :
a. Flu
b. Sakit kepala
c. Batuk
d. Sakit tenggorokan
e. Demam tinggi bila pasien mengidap pneumonia
f. Merasa tidak enak badan
g. Nyeri dada saat bernapas
Bahkan bisa lebih parah terhadap pasien yang mempunyai penyakit
bawaan seperti hipertensi, diabetes, jantung, paru-paru dan lainnya. Menurut
data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus
akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang
termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5%
kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


11

dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami


Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik,
gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga
berakibat kematian.
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis COVID-19 memerlukan prosedur keamanan yang ketat
akibat adanya kemampuan COVID-19 mengalami genetic shift (genetic
reassortment), hal ini memungkinkan penularannya cepat dan bersifat ganas
pada manusia(Wasito, 2020).
Seorang dokter mendiagnosis seseorang terinfeksi virus corona
diawali dengan anamnesis atau wawancara medis. Biasanya seorang dokter
akan menanyakan seputar gelaja atau keluhan yang dialami pasien dan
Riwayat perjalanan pasien serta kontak dengan penderita covid sebelumnya.
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien
yang terduga terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkan memeriksa
fisik dan adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR. Apabila seorang pasien
sudah parah maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi hepar dan
fungsi ginjal(Davies, 2020).
2.1.7 Pengobatan
Sampai saat ini belum ada obat anti virus atau pengobatan spesifik
unuk COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan
suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti
melalui uji klinis.Manusia penderita COVID-19 akibat infeksi SARS-CoV-2
dapat diobati dengan obat-obat suportif yang mampu menekan timbulnya
gejala-gejala klinis. Untuk kasus COVID-19 yang berat dapat dilakukan
pilihan obat-obat tambahan yang lain(Wasito, 2020), seperti :
a. Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit,
demam, dan batuk.
b. Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas
c. Perbanyak istirahat.
d. Perbanyak asupan cairan tubuh

Universitas Muhammadiyah Jakarta


12

e. Apabila ada kekhawatiran dengan gejala yang dialami, segeralah


hubungi penyedia layanan Kesehatan terdekat.
2.1.8 Prognosis
Sampai sekarang Prognosis COVID-19 belum diketahui secara jelas.
Tingkat kematian pasien COVID-19 dilaporan sampai mencapai 5-7 %.
Kelompok umur yang paling banyak pada umumnya yang berusia di atas 50
tahun dan memiliki fatalitas yang lebih tinggi. Pasien anak-anak dan usia
muda umumnya hanya mengalami infeksi ringan, tetapi tetap menjadi
vector untuk transmisi(Cascella, M., Rajnik, M., Cuomo, A., Dulebohn, S.
C., & Di Napoli, 2020).

2.2 Perilaku dalam membatasi penyebaran virus COVID-19


2.2.1 Definisi Perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan(Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), n.d.). Perilaku
merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia
dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Menurut Notoatmojo perilaku merupakan respon atau reaksi
seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya
Menurut Skinner seperti yang dikutip oleh Notoatmojo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini dibuat teori “S-O-R”
atau Stimulus – Organisme – Respon(Makplus, n.d.).
2.2.2 Jenis-Jenis Perilaku
Jenis-Jenis Perilaku individu yaitu:
a. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat
susunan saraf.
b. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif.
c. Perilaku tampak dan tidak tampak.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


13

d. Perilaku sederhana dan kompleks.


e. Perilaku kognitif, afektif, dan konatif.
2.2.3 Bentuk Perilaku
Menurut Notoatmodjo dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus,
maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2:
a. Bentuk pasif / Perilaku tertutup (convert behavior).
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
dalan perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap
yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (open behavior).
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
orang lain(Atmojo, 2003).
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut teori laurance green, dkk dalam bukunya Notoatmodjo
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku ini
sendiri ditentukan atas terbentuk oleh faktor yaitu: Faktor Predisposisi yang
mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nila-
nilai(Atmojo, 2003).

2.3 Konsep Pencegahan


2.3.1 Protokol Pencegahan COVID-19
2.3.1.1 Perilaku Pekerja
a. Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan
Komorbid: Aktifitas fisik/senam ringan, Istirahat
cukup, Suplemen vitamin, Tidak merokok dan
Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus,
hipertensi, kanker)(RI, 2020).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


14

b. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum berangkat


bekerja. Pekerja yang mengalami gejala seperti
demam/batuk/flu/sakit tenggorokan disarankan untuk
tidak bekerja dan memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan jika diperlukan.
c. Jaga kebersihan tangan dengan sering mencuci
tangan dengan air/handsinitizer.
d. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata,
hidung, mulut.
e. Selalu memerhatikan jaga jarak minimal 1meter saat
bekerja.
f. Menggunakan pakaian khusus kerja dan mengganti
pakaian saat selesai bekerja.
g. Gunakan masker saat berangkat dan pulang dari
tempat kerja.
h. Segera mandi dan ganti pakaian sebelum kontak
dengan keluarga. Bersihkan hp, kacamata, tas dan
barang lainnya dengan cairan disinfektan(Surat
Edaran Kemenkes 335, 2020).
2.3.1.2 Bagi Pengurus atau Pengelola
a. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara
berkala di area kerja dan area publik
(mendisinfeksi fasilitas umum yang sering disentuh
publik setiap 4 jam sekali)
b. Menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai
dan mudah diakses oleh pekerja
c. Pastikan pekerja melakukan perlindungan diri dari
penularan COVID-19 dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
d. Melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh
pekerja sebelum memulai bekerja dan seluruh
pengunjung di pintu masuk. Jika ditemukan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


15

pekerja dengan suhu >37,3 (lakukan 2 kali


pemeriksaan dengan jarak 5mnt). Tidak
diperkenankan masuk dan diminta untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan.
e. Mewajibkan pekerja dan pengunjung
menggunakan masker.
f. Memasang media informasi untuk mengingatkan
pekerja maupun pengunjung agar mengikuti
ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci
tangan pakai sabun dengan air
mengalir/handsinitizer serta kedisiplinan
menggunakan masker.
g. Melakukakn pembatasan jarak fisik minimal 1
meter: memberikan tanda khusus yang ditempat
padat pekerja seperti ruang ganti, lift dan area lain
sebagai pembatas jarak antar pekerja. Lalu
pengaturan jumlah pekerja yang masuk agar
memudahkan melakukan mejaga jarak, serta
pengaturan meja kerja maupun tempat duduk
dengan jarak minimal 1 meter.
h. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak
dengan pengunjung: menggunakan pembatas di
meja.
i. Mencegah kerumunan pengunjung: memberikan
tanda di lantai untuk patuh jarak fisik, melakukan
konsul secara daring, menetapkan jam layanan
sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat(Surat
Edaran Kemenkes 335, 2020).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


16

2.3.2 Peran Pencegahan COVID-19 terhadap penurunan angka


kejadian COVID-19
2.3.2.1 Mencuci tangan secara teratur
Dari peneletian yang dilakukan oleh Sarah Beale
mengatakan bahawa, Penting untuk digaris bawahi bahwa
frekuensi mencuci tangan hanya satu aspek dari kebersihan
tangan. Menjaga kebersihan tangan yang baik harus dilakukan
setiap saat terlepas dari apakah Anda menunjukkan gejala atau
tidak. Ini akan membantu melindungi diri sendiri dan mencegah
penyebaran virus tanpa disadari kepada orang lain di
sekitar(Peneliti Yakinkan Sering Cuci Tangan Tekan Risiko
Tertular Corona, 2020).
Penelitian yang diterbitkan dalam Welcome Open
Research mengacu pada data dari tiga musim dingin berturut-
turut (2006-2009) dari studi Flu Watch di Inggris. Untuk
penelitian ini dikatakan bahwa, 1.633 peserta menunjukkan
perkiraan dasar perilaku kebersihan tangan dan infeksi virus
corona yang diidentifikasi dari usap hidung. Hampir 80 persen
peserta berusia di atas 16 tahun. Pada awal setiap musim, peserta
diminta untuk memperkirakan berapa kali mereka mencuci
tangan pada hari sebelumnya. Frekuensi cuci tangan harian
kemudian dikategorikan rendah, nol hingga lima kali sehari,
sedang, enam hingga 10 kali sehari, atau tinggi, lebih dari 10
kali sehari(Peneliti Yakinkan Sering Cuci Tangan Tekan Risiko
Tertular Corona, 2020).
Dijelaskan oleh Ellen Fragaszy dari UCL IIK, Bahwa
Sesuatu yang sederhana seperti mencuci tangan secara teratur
dapat membantu menjaga tingkat infeksi tetap rendah dan
mengurangi penularan. Ini adalah bukti empiris pertama bahwa
mencuci tangan secara teratur dapat mengurangi risiko pribadi
tertular infeksi virus corona. Temuan ini mendukung pesan
kesehatan masyarakat yang jelas di sekitar efek perlindungan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


17

dari mencuci tangan dalam konteks pandemi COVID-19 saat


ini. Sehingga dengan kita mencegah COVID-19, dengan
berjalannya waktu akan terjadi penurunan kasus COVID-
19(Peneliti Yakinkan Sering Cuci Tangan Tekan Risiko Tertular
Corona, 2020).
2.3.2.2 Penggunaan APD (Masker dan Face Shield)
Berdasarkan hasil penelitian, masker memiliki 2 risiko
rancangan, 2 risiko persiapan, 3 risiko pemakaian, 2 risiko
penyimpanan, dan 1 risiko pembuangan. Risiko prioritas yang
perlu diperhatikan pada masker adalah pelepasan masker di
tempat umum, masker tidak dibersihkan dengan baik setelah
digunakan, dan pembuangan masker yang keliru. Produk face
shield memiliki 5 risiko rancangan, 3 risiko persiapan, 3 risiko
pemakaian, 3 risiko penyimpanan, dan 1 risiko pembuangan.
Risiko prioritas produk face shield adalah face shield tidak
dibersihkan dengan baik setelah digunakan, dimensi visor tidak
sempurna menutup wajah, dan face shield mengontaminasi
pengguna saat digunakan(Theopilus et al., 2020).
Analisis FMEA terhadap APD pencegah penularan
COVID-19 menghasilkan cukup banyak risiko yang berpotensi
membahayakan para pekerja informal dalam menghadapi
kehidupan normal yang baru, dimana setiap orang perlu
meningkatkan awareness terhadap potensi paparan virus.
Pemakaian APD masker dan face shield memang sudah biasa
dilakukan oleh pekerja pada sektor tertentu, seperti tenaga medis
atau pekerja di lab kimia, namun hal ini sangat baru bagi para
pekerja di sektor informal. Ketika berhadapan dengan sesuatu
yang baru, maka sangat penting bagi seseorang untuk
memahami potensi risiko yang ada agar terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan(CDC, n.d.-a, n.d.-b; Theopilus et al.,
2020).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


18

Berdasarkan pembahasan penelitian, kita mengetahui


bahwa penggunaan masker, face shield, dan sarung tangan
sangat penting dalam mencegah penularan COVID-19, maka
seluruh pekerja informal disarankan untuk
menggunakan(Theopilus et al., 2020).
2.3.2.3 Penyemprotan disinfektan
Di dalam ruangan, pemberian disinfektan pada
permukaan lingkungan secara rutin dengan cara penyemprotan
atau fogging (atau disebut juga fumigasi atau pengabutan) tidak
disarankan untuk COVID-19. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa penyemprotan sebagai strategi disinfeksi utama tidak
efektif membersihkan kontaminan-kontaminan di luar zona
semprot langsung. Selain itu, menyemprotkan disinfektan dapat
menimbulkan risiko bagi mata, saluran pernapasan, atau iritasi
kulit dan imbasnya pada kesehatan(K. & W., 2005; Lantagne et
al., 2018).
Penyemprotan atau fogging area luar ruangan seperti
jalan atau pasar juga tidak direkomendasikan untuk membunuh
virus COVID-19 atau patogen-patogen lain karena debu dan
serpihan menonaktifkan disinfektan sedangkan materi organik
dari tempat-tempat tersebut tidak mungkin dibersihkan semua.
Lebih lagi, menyemprot permukaan yang berpori seperti trotoar
dan jalur jalan kaki tanpa ubin semakin tidak efektif. Bahkan
jika tidak ada materi organik, penyemprotan bahan kimia
kemungkinan tidak cukup mencapai semua permukaan selama
durasi waktu kontak yang diperlukan untuk menonaktifkan
patogen. Selain itu, jalanan dan trotoar tidak dipandang
termasuk reservoir infeksi COVID-19. Penyemprotan
disinfektan di luar ruangan sekalipun juga dapat membahayakan
kesehatan manusia(Mehtar et al., 2016; Zock et al., 2007).
Menyemprot orang dengan disinfektan (seperti di
dalam bilik, kotak, atau terowongan) dalam keadaan apa pun

Universitas Muhammadiyah Jakarta


19

tidak direkomendasikan. Tindakan ini dapat merugikan secara


fisik dan psikologis dan tidak akan mengurangi kemampuan
orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui droplet
atau kontak. Selain itu, menyemprot orang dengan klorin dan
bahan kimia beracun lainnya dapat menyebabkan iritasi mata
dan kulit, bronkospasme akibat terhirupnya bahan kimia, dan
efek pada pencernaan seperti mual dan muntah(Rutala & Weber,
2013; Zock et al., 2007).
2.3.2.4 Penggunaan Handsinitizer
Berdasarkan hasil penelitian dapat disumpulkan bahwa
ada perbedaan jumlah angka kuman sebelum dan sesudah
menggunakan Hand Sanitizers. Hasil ini menunjukkan bahwa
perlakuan menggunakan Hand Sanitizers yang mengandung zat
anti kuman atau desinfektan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah angka kuman. Sehingga
handsinitizer dapat sebagai pengganti cuci tangan untuk
mencegah COVID-19(Suryani & Teranguli, 2019).
Pada perlakuan tanpa Hand Sanitizers, jumlah angka
kuman masih tinggi, sedangkan pada perlakuan Hand Sanitizers
jumlah angka kuman menjadi lebih rendah. Perlakuan cuci
tangan dengan Hand Sanitizers A dan B secara signifikan sama-
sama efektif membunuh kuman di tangan(Suryani & Teranguli,
2019).
Pada peneliti lain mengatakan bahwa kadar alkohol
yang efektif sebagai Hand Sanitizers berkisar antara 60%
sampai 95% sehingga kadar larutan Hand Sanitizers yang
mengandung kadar alkohol kurang dari 60% tidak dapat secara
efektif membunuh bakteri atau virus yang terdapat pada
tangan(Desiyanto & Djannah, 2013).

2.4 Kerangka Teori

Universitas Muhammadiyah Jakarta


20

(Predisposing Factor): Faktor Pemungkin Faktor Penguat


Pengetahuan (Enabling Factor): (Reinforcing Factor):
Sikap Fasilitas Peraturan
Masa Kerja Sarana Kerja Pengawasan
Faktor Presdiposisi Upaya Pengelola
(Predisposing Factor):
Pengetahuan
Sikap
Masa Kerja
Pendidikan

Perilaku

Kepatuhan

Patuh Tidak Patuh

Terhindar dari COVID- Tidak Aman


19

Terkena COVID-19

Pengendalian
Isolasi
Tracing
Pengendalian Teknis
Pengendalian Administrasi
Mengikuti Protokol

Faktor yang diteliti

2.5 Kerangka Konsep Gambar 2.5 Kerangka Teori

Universitas Muhammadiyah Jakarta


21

Upaya Pengelola

Pencegahan
Covid 19

Perilaku Pegawai

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan, Jl. D. I. Panjaitan No.20, Antasan
Besar, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin. Dilaksanakan pada
bulan Oktober 2020.

3.2 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain
deskriptif. Dimana seluruh pegawai di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan dijadikan sampel dalam penelitian
ini. Dengan cara menggunakan data primer yaitu kuisioner.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pegawai Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak
108 orang melalui kuisioner yang telah diberikan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari populasi. Teknik pengambilan sampel mengunakan total
sampling yaitu semua populasi yang ada dijadikan sebagai sampel.
Populasi yang ada adalah 108 orang.
Dalam penelitian ini terdapat kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu:
a. Kriteria Inklusi
a) Seluruh Pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan
b) Bersedia menjadi responden.

23 Universitas Muhammadiyah Jakarta


24

b. Kriteria Eksklusi
a) Pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Selatan yang tidak mempunyai internet.
b) Pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Selatan yang tidak mempunyai Hp ataupun
laptop.

3.4 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Cara dan Skala Hasil
Variabel
Operasional Alat Ukur Ukur Ukur
Perbedaan antara
perempuan dan Laki-laki
laki laki secara Perempuan
Jenis
biologis sejak Kuisioner Nominal (Pengertian
Kelamin
seorang lahir. Jenis Kelamin,
(Pengertian Jenis n.d.)
Kelamin, n.d.)
Satuan waktu
yang mengukur
18-30 Tahun
waktu keberadaan
Usia Kuisioner Ordinal 31-40 Tahun
suatu makhluk.
>40 Tahun 32,33
(Pengertian
Umur, n.d.)
Tingkat Tahapan Kuisioner Ordinal SMA/D1
Pendidikan pendidikan D3/D4/S1
berkelanjutan, S2/S3
yang ditetapkan (Pengumuman
berdasarkan Penerimaan
tingkat Diploma I
perkembangan Sekolah Tinggi
peserta didik, Pertanahan
tingkat kerumitan Nasional, n.d.;
bahan pengajaran Pengumuman
dan cara Penerimaan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


25

Definisi Cara dan Skala Hasil


Variabel
Operasional Alat Ukur Ukur Ukur
menyajikan
Diploma IV
bahan
Sekolah Tinggi
pengajaran.
Pertanahan
(Pengertian
Nasional, n.d.)
Pendidikan, n.d.)
Jangka waktu
orang sudah
1-3 tahun
bekerja (pada
3-6 tahun
Masa suatu kantor,
Kuisioner Ordinal >6 tahun.
Kerja badan, dan
(Handoko,
sebagainya).
2007)
(Pengertian
Masa Kerja, n.d.)
Penyakit yang
sudah mereka
miliki sebelum
terkena covid19.
Sehingga
penyakit tersebut
dapat
Ya
Penyakit memperparah
Kuisioner Nominal Tidak
penyerta gejala maupun
(Yanti, 2020)
kondisi
pasien(Riwayat
Penyakit
PenyertaTerbany
ak Pasien
Corona Di
Indonesia, n.d.)
Perilaku Tindakan yang Kuisioner Nominal Dengan
pegawai dalam pernah dilakukan melakukan
pencegahan reponden dalam pengisian
covid 19 mencegah kuesioner
penyakit covid-19 terhadap

Universitas Muhammadiyah Jakarta


26

Definisi Cara dan Skala Hasil


Variabel
Operasional Alat Ukur Ukur Ukur
berdasarkan surat pegawai di
protokol kantor wilayah
pencegahan di pertanahan
tempat kerja yang nasional
dikeluarkan oleh provinsi
kementerian kalimantan
kesehatan No 335 selatan tentang
tahun 2020 perilaku
seperti (mencuci pegawai dalam
tangan pakai pencegahan
sabun dan covid 19 dengan
handsinitizer >3x jawaban yang
sehari, selalu dikelompokkan
memakai APD menjadi:
(masker dan
faceshield selama 1.Perilaku
di lingkungan Kurang:
tempat kerja, apabila total
memeriksa suhu skor tingkat
badan sebelum perilaku
berangkat kerja, responden 0-22
membersihkan
peralatan kerja 2. Perilaku
dengan Cukup:
disinfektan setiap apabila total
habis digunakan, skor tingkat
Menjaga perilaku
kebersihan diri responden
dan lingkungan pegawai 18-23
baik di tempat
bekerja maupun 3.Perilaku Baik:
di luar kerja, apabila total
Rajin berolahraga skor tingkat
dan perilaku

Universitas Muhammadiyah Jakarta


27

Definisi Cara dan Skala Hasil


Variabel
Operasional Alat Ukur Ukur Ukur
mengkonsumsi
responden 24-
vitamin,
30
Menerapkan
social distancing
(Sri Hartanti,
selama bekerja)
2011)
(Surat Edaran
Kemenkes 335,
2020)
Upaya Tindakan yang Kusioner Nominal Dengan
Pengelola pernah dilakukan melakukan
pengelola atau pengisian
instansi tempat kuesioner
kerja dalam terhadap
mencegah pegawai di
penyakit covid-19 kantor wilayah
berdasarkan surat pertanahan
protokol nasional
pencegahan di provinsi
tempat kerja yang kalimantan
dikeluarkan oleh selatan tentang
kementerian upaya pengelola
kesehatan No 335 dalam
tahun 2020(Surat pencegahan
Edaran covid 19 dengan
Kemenkes 335, jawaban yang

2020) dikelompokkan
menjadi:

1.Upaya
pengelola
Kurang:
apabila total
skor kuisioner
tentang upaya

Universitas Muhammadiyah Jakarta


28

Definisi Cara dan Skala Hasil


Variabel
Operasional Alat Ukur Ukur Ukur
pengelola 0-8

2. Upaya
pengelola
Cukup apabila
total skor
kuisioner
tentang upaya
pengelola 9-12

3. Upaya
pengelola Baik
apabila total
skor kuisioner
tentang upaya
pengelola 13-15

(Sri Hartanti,
2011)

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah berupa data primer yang didapatkan
melalui kuisioner tentang gambaran perilaku pegawai dan upaya pengelola
dalam pencegahan covid-19 di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan.

3.6 Teknik Analisa Data


Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa terhadap semua variabel yang didapat
dari hasil penelitian. biasanya analasis univariat hanya menghasilkan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


29

distribusi dan persentase dari semua variabel. Analisis univariat dalam


penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variabel.
Setelah itu, memasuki tahap pengolahan data. Bertujuan untuk
memperoleh informasi dan hasil yang tepat dari data yang telah didapatkan
dan dikumpulkan. Langkah-langkah pengolahan data yaitu:
1. Editing Data
Data yang didapatkan harus disunting terlebih dahulu agar bisa
dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan indentitas dan hasil
wawancara pada kuisioner.
2. Coding Data
Coding data perlu dilakukan untuk mempermudah pengolahan
dan analisis data menggunakan komputer. Dengan cara mengubah
kalimat ataupun kata menjadi bentuk numerik.
3. Entry Data
Entry data adalah proses memasukkan data yang telah didapatkan
dan dikumpulkan ke dalam komputer, lalu akan diolah dan dianalisis.
4. Cleaning Data
Ini adalah tahap terakhir dimana semua data telah rapi disusun
dalam komputer, perlu dilakukan pengecekan ulang. Tujuannya untuk
mengetahui apakah terjadi kesalahan dalam pengolahan data.

3.7 Alur Penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Universitas Muhammadiyah Jakarta


30

bimbingan
penyusunan
proposal dengan
dosen
pembimbing

mengurus surat data yang data disajikan


izin penelitian didapat diolah dalam bentuk
ke bagian etik menggunakan tabel, jelas, dan
(mendapatkan analisis univariat rapih
izin melakukan
penelitian)
mengumpulkan
hasil laporan
mengajukan data dari
penelitian
proposal dan kuisioner
perizinan
instansi (Kantor
Wilayah Badan mendapatkan
Pertanahan izin melakukan
Kalimantan penelitian
Selatan)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


31

DAFTAR PUSTAKA

1. Atmojo, N. (2003). Pendidikan Perilaku Kesehatan Rineke Cipta.


2. Cascella, M., Rajnik, M., Cuomo, A., Dulebohn, S. C., & Di Napoli, R.
(2020). Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-19).
StatPearls Publishing. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32150360/
3. CDC. (n.d.-a). Eye Safety. Retrieved September 27, 2020, from
https://www.cdc.gov/niosh/topics/eye/eye-infectious.html
4. CDC. (n.d.-b). How to Protect Yourself & Others.
5. Davies, P. D. O. (2020). Jurnal Respirologi Indonesia. CPD Infection,
40(1), 9–12. http://www.jurnalrespirologi.org/index.php/jri
6. Desiyanto, F. A., & Djannah, S. N. (2013). Efektivitas Mencuci Tangan
Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer)
Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal
of Public Health), 7(2), 75–82. https://doi.org/10.12928/kesmas.v7i2.1041
7. Handoko, H. T. (2007). Manajemen Personalia dan SDM.
8. K., R., & W., M. (2005). Inter-hospital trials to determine minimal
cleaning performance according to the guideline by DGKH, DGSV and
AKI. Zentralsterilisation - Central Service, 13(2), 106–116.
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?
T=JS&PAGE=reference&D=emed7&NEWS=N&AN=2005202476
9. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (n.d.). Retrieved September 12,
2020, from https://kbbi.web.id/perilaku
10. Kemenkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), 2019.
https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/KMK No. HK.01.07-
MENKES-413-2020 ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-
19.pdf
11. Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan Pengendalian

Universitas Muhammadiyah Jakarta


32

Corona Virus Disease (COVID-19). In M. Aziza, Listiana; Aqmarina,


Adistikah; Ihsan (Ed.), Pedoman kesiapan menghadapi COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P). https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-
pencegahan-dan-pengendalian-coronavirus-disease-covid-19
12. Lantagne, D., Wolfe, M., Gallandat, K., & Opryszko, M. (2018).
Determining the efficacy, safety and suitability of disinfectants to prevent
emerging infectious disease transmission. Water (Switzerland), 10(10), 1–
8. https://doi.org/10.3390/w10101397
13. Makplus, O. (n.d.). Definisi dan Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-
menurut-ahli.html
14. Mehtar, S., Bulabula, A. N. H., Nyandemoh, H., & Jambawai, S. (2016).
Deliberate exposure of humans to chlorine-the aftermath of Ebola in West
Africa. Antimicrobial Resistance and Infection Control, 5(1), 1–8.
https://doi.org/10.1186/s13756-016-0144-1
15. Mengenal Virus Corona (Covid-19) : Asal, Gejala dan Mengatasi Virus
Corona. (n.d.). Retrieved September 12, 2020, from
https://idcloudhost.com/mengenal-virus-corona-asal-gejala-dan-
mengatasi-virus-corona/
16. Morfi, C. W., Junaidi, A., Elsesmita, Asrini, D. N., Pangest, F., Lestari, D.
M., Medison, I., Russilawati, Fauzar, Kurniati, R., & Yani, F. F. (2020).
Kajian Terkini CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19). Jurnal Ilmu
Kesehatan Indonesia, 1(1), 1–8. http://jikesi.fk.unand.ac.id
17. Peneliti Yakinkan Sering Cuci Tangan Tekan Risiko Tertular Corona.
(2020). https://gaya.tempo.co/read/1344803/peneliti-yakinkan-sering-cuci-
tangan-tekan-risiko-tertular-corona
18. Pengertian Jenis Kelamin. (n.d.).
http://kumpulanilmukesehatan.blogspot.com/ 2015/05/perbedaan-gender-
dan-jenis-kelamin.
19. Pengertian Masa Kerja. (n.d.).
20. Pengertian Pendidikan. (n.d.).

Universitas Muhammadiyah Jakarta


33

21. Pengertian Umur. (n.d.). https://id.m.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama


22. Pengumuman Penerimaan Diploma I Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional. (n.d.). https://stpn.ac.id
23. Pengumuman Penerimaan Diploma IV Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional. (n.d.). https://stpn.ac.id
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020. (2020).
25. Peta Sebaran. (2020). https://covid19.go.id/peta-sebaran
26. RI, K. K. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19). 5, 1–214. https://doi.org/10.33654/math.v4i0.299
27. Riwayat Penyakit PenyertaTerbanyak Pasien Corona di Indonesia. (n.d.).
https://dmii.or.id/riwayat-penyakit-penyerta-terbanyak-pasien-corona-di-
indonesia/
28. Rutala, W. A., & Weber, D. J. (2013). Disinfectants used for
environmental disinfection and new room decontamination technology.
American Journal of Infection Control, 41(5 SUPPL.), S36–S41.
https://doi.org/10.1016/j.ajic.2012.11.006
29. Sukmana, M., & Yuniarti, F. A. (2020). The Pathogenesis Characteristics
and Symptom of Covid-19 in the Context of Establishing a Nursing
Diagnosis. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 3(1), 21–28.
30. Surat Edaran Kemenkes 335. (2020). Nomor HK.02.01-
MENKES/335/2020 Tentang Protokol Pencegahan COVID-19 Tempat
Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan. 1–4.
31. Suryani, S., & Teranguli, S. (2019). Efektivitas Hand Sanitizer Dalam
Membunuh Kuman Di Tangan. 8(5), 55.
32. Theopilus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J. R. (2020).
Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan
COVID-19 untuk Pekerja Informal di Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem
Industri, 9(2), 115–134. https://doi.org/10.26593/jrsi.v9i2.4002.115-134
33. Update Covid-19 8 September: Jumlah Kasus Positif Tembus 200 Ribu.
(2020). https://nasional.tempo.co/read/1384028/update-covid-19-8-
september-jumlah-kasus-positif-tembus-200-ribu
34. Update Covid-19 Kalsel 11 September: Pasien Sembuh Tambah 101 Jadi

Universitas Muhammadiyah Jakarta


34

7.235 Orang. (2020). https://kalsel.inews.id/berita/update-covid-19-kalsel-


11-september-pasien-sembuh-tambah-101-jadi-7235-orang
35. Update Covid-19 Senin 7 September: Kasus Positif Bertambah 2.880,
Total 196.989. (2020). https://nasional.tempo.co/read/1383640/update-
covid-19-senin-7-september-kasus-positif-bertambah-2-880-total-196-
989/full&view=ok
36. Update Virus Corona di Dunia 2 September. (2020).
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/02/080500965/update-virus-
corona-di-dunia-2-september--25-8-juta-orang-terinfeksi-gedung?page=all
37. Wartona, T. (2005). Kebutuhan Dasar Manusia.
38. Wasito, H. R. dkk. (2020). Corona Virus (D. Christine (Ed.); 1st ed.). Lily
Publisher.
39. WHO. Novel CoronaVirus. (2020).
https://www.who.int/emergencies/diseases/en/
40. WHO. (2020). Coronavirus Disease Situation Report World Health
Organization. World Health Organization, 19(May), 1–17.
41. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis (R. Astikawati (Ed.); II). Erlangga.
42. Yanti, siti eka. (2020). Hubungan tingkat pengetahuan komplikasi
hipertensi dengan tindakan pencegahan komplikasi. 12(3), 439–448.
43. Yuliana. (2020). Corona Virus Disesases (COVID-19); Sebuah Tinjuan
Literatur. Wellness and Healthy Magazine, 2(February), 124–137.
https://doi.org/10.2307/j.ctvzxxb18.12
44. Zock, J. P., Plana, E., Jarvis, D., Antó, J. M., Kromhout, H., Kennedy, S.
M., Künzli, N., Villani, S., Olivieri, M., Torén, K., Radon, K., Sunyer, J.,
Dahlman-Hoglund, A., Norbäck, D., Kogevinas, M., Knox, J., Potts, J.,
Arinze, S., Burrows, M., … Seaton, D. (2007). The use of household
cleaning sprays and adult asthma: An international longitudinal study.
American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 176(8),
735–741. https://doi.org/10.1164/rccm.200612-1793OC

Universitas Muhammadiyah Jakarta


35

Lampiran 1
INFORMED CONSENT

Universitas Muhammadiyah Jakarta


36

Lampiran 2

KUISIONER PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU PEGAWAI DAN UPAYA PENGELOLA


DALAM PENCEGAHAN COVID-19 DI KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Pengantar: Dengan hormat, nama saya Daffa Alhafizh Alen, masiswa semester
akhir Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Gambaran Perilaku Pegawai
dan Upaya Pengelola Dalam Pencegahan COVID-19 di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan. Kami sangat mengharapkan
Bapak/Ibu/Saudara/I agar bersedia untuk mengisi daftar pertanyaan berikut ini
sesuai dengan pendapat masing-masing. Atas bantuannya saya ucapkan terimah
kasih.

1. Identitas Responden:
b. Nama Responden
c. Jenis Kelamin
 Laki-laki
 Perempuan
d. Usia
 18-30 tahun
 31-40 tahun
 >40 tahun
e. Pendidikan
 SMA/D1
 D3/D4/S1
 S2/S3

Universitas Muhammadiyah Jakarta


37

f. Masa bekerja di BPN


 1 – 3 tahun.
 3-6 tahun
 >6 tahun
g. Apakah anda mempunyai penyakit penyerta atau sedang mengidap penyakit
lain (diabetes mellitus, darah tinggi, jantung, kanker, ginjal, auto imun, dll?
 Ya
 Tidak
 Jika ya (tuliskan)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


38

Kuisioner Upaya Pengelola Pencegahan COVID-19

Petunjuk Pengisian:
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi
tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini dan pilih salah satu!

1. Apakah dikantor Anda dilakukan pembersihan ruangan dan penyemprotan


dengan disinfektan seluru gagang pintu, seluruh ruangan, seluruh meja,
tempat duduk, atau fasilitas lainnya yang sering dipegang ataupun digunakan
selama 4 jam sekali?
a. ya
b. Tidak
2. Apakah di kantor Anda disediakan tempat pencucian tangan dan sabun di
setiap ruangan yang ada?
c. ya
d. Tidak
3. Apakah di kantor Anda dilakukan pengecekan suhu badan di setiap pintu
masuk yang ada bagi setiap pengunjung ataupun pegawai sebelum masuk ke
wilayah kerja?
a. ya
b. Tidak
4. Apakah di kantor Anda ada diwajibkan memakai masker bagi pegawai
ataupun pengunjung (dipakai selama bekerja, tanpa dilepas satu menit pun
kecuali di toilet, makan, minum ataupun berwudhu)?
a. ya
b. Tidak
5. Apakah di kantor Anda ada dilakukan peraturan untuk tidak makan dan
minum Bersama dengan bekerja melainkan makan dan minup dengan seorang
diri saja?
a. ya
b.Tidak

Universitas Muhammadiyah Jakarta


39

6. Apakah di kantor Anda ada poster anjuran/himbauan tentang COVID-19?


a. ya
b. Tidak
7. Apakah di kantor Anda ada tersedia poster mengenai ketentuan pembatasan
jarak fisik, mencuci tangan pakai sabun dengan air/handsinitizer serta
kedisiplinan masker yang di letakkan di setiap ruangan yang sering
dikunjungi?
a. ya
b. Tidak
8. Apakah di kantor Anda terdapat tanda khusus seperti tanda “X” di lantai,
untuk pengaturan jarak 1 meter antar pekerja seperti di ruang ganti, lift,
musholla, kantin atau di tempat yang padat pegawai dan pengunjung?
a. ya
b. Tidak
9. Apakah di kantor Anda dilakukan pembatasan jumlah pegawai yang masuk
ke kantor, agar memudahkan untuk menjaga jarak?
a. ya
b. Tidak
10. Apakah di kantor Anda dilakukan pengaturan meja maupun tempat duduk
dengan jarak minimal 1 meter?
a. ya
b. Tidak
11. Apakah di kantor Anda diwajibkan memakai face shield?
a. ya
b. Tidak
12. Apakah pelayanan di kantor Anda memakai kaca tabir atau pembatas meja
untuk menghindari kontak langsung berkomunikasi dengan
orang/pengunjung?
a. ya
b. Tidak
13. Apakah di kantor Anda dilakukan penyemprotan disinfektan?
a. ya (setiap bulan)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


40

b. tidak (lebih dari satu bulan sekali)


14. Apakah di kantor Anda melakukan konsul terhadap pemohon ataupun
pengunjung yang dilakukan secara online?
a. ya
b. tidak
15. Apakah di kantor Anda menetapkan jam layanan sesuai kebijakan pemerintah
daerah setempat?
c. ya
d. tidak

Universitas Muhammadiyah Jakarta


41

Kuisioner perilaku pegawai terhadap pencegahan COVID-19

1. Apakah anda rutin berolahraga (seminggu 3-4 kali)?


a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak Pernah
2. Apakah anda rutin mengkonsumsi vitamin penambah imun (seminggu 7
kali)?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak Pernah
3. Jika anda mengalami keluhan demam/batuk/flu/sakit tenggorokan apakah
anda masih bekerja dan akan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak Pernah
4. Apakah anda rutin mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer setiap
bersentuhan dengan orang ataupun dengan benda mati?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah anda menyentuh area wajah (mata, hidung, mulut) setelah memegang
seperti pertanyaan di atas?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda selalu menjaga jarak minimal 1 meter di tempat bekerja dan
tempat umum?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah

Universitas Muhammadiyah Jakarta


42

7. Apakah anda saat bekerja membawa pakaian ganti untuk mengganti pakaian
saat selesai bekerja?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda setiap bekerja ataupun pulang dari kerja memakai masker?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda mandi dan mengganti pakain setelah bekerja atapun sebelum
bersentuhan maupun kontak dengan orang di rumah?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah anda melakukan pembersihan menggunakan disinfektan terhadap
semua barang yang dibawa pada saat anda bekerja?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah Anda selalu menggunakan skrining kesehatan maupun suhu sebelum
masuk kerja?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
12. Apakah Anda dalam melayani masyarakat yang mengurus sertifikat tanah
memakai kaca tabir?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah

Universitas Muhammadiyah Jakarta


43

13. Apakah Anda rajin memakai Face Sheild selama berada di tempat kerja?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
14. Apakah ruangan Anda di bersihkan setiap hari menggunakan disinfektan,
alcohol swab ataupun alat pel maupun sapu?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah
15. Apakah dalam bekerja dan berkomunikasi dengan teman selalu menjaga jarak
minimal 1 meter (social distancing)?
a. Selalu
b. Kadang
c. Tidak pernah

Universitas Muhammadiyah Jakarta


44

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai