Anda di halaman 1dari 6

Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan

Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

PENURUNAN LAJU KOROSI LOGAM ALUMINIUM


MENGGUNAKAN INHIBITOR ALAMI

DECREASING THE CORROSION RATE OF ALUMINUM


METALS USING NATURAL INHIBITORS
Ari Susandy Sanjaya, Mardiah*, Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
Jalan Sambaliung Kampus Gunung Kelua Samarinda, 75119
*Email: mardiah@ft.unmul.ac.id

Abstrak

Korosi merupakan penurunan kualitas logam yang dipengaruhi oleh lingkungan. Korosi tidak dapat
dihindari namun dapat dihambat dengan cara seperti penambahan zat inhibitor. Dalam penelitian ini
dilakukan studi laju korosi pada logam aluminium dengan cara menambahkan zat yang berfungsi sebagai
inhibitor alami yakni ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) ke dalam media korosif HCl
1 M dengan metode imersi. Studi laju korosi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inhibitor yang
digunakan untuk mengurangi laju korosi pada aluminium, mengetahui efisiensi inhibisi serta model
adsorpsi inhibitor. Berdasarkan hasil analisis dengan metode gravimetri diperoleh bahwa ekstrak daun
karamunting memiliki efek inhibisi dengan efisiensi tertinggi sebesar 91,74 % pada waktu 10 menit
perendaman dengan konsentrasi inhibitor 200 ppm dan dengan permodelan adsorbsi Langmuir
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,9775.

Kata kunci: inhibitor, alumunium, korosi

Abstract

Corrosion is a decrease in the quality of metals that is influenced by the environment. Corrosion is
unavoidable but can be inhibited by adding an inhibitor. In this study, a corrosion rate on aluminum
metal was carried out by adding substances that function as natural inhibitors. That is karamunting leaf
extract (Rhodomyrtus tomentosa) was added to the corrosive media of HCl 1 M by immersion method.
This corrosion rate study aims to know the effect of inhibitors used to reduce corrosion rates in
aluminum, determine the inhibition efficiency and inhibitor adsorption models. Based on the results of the
gravimetric analysis, it was found that karamunting leaf extract had the highest inhibitory effect with
efficiency of 91.74% at 10 minutes immersion with a 200 ppm inhibitor concentration. And the
correlation coefficient Langmuir Adsorption modelling was 0.9775.

Keywords: inhibitor, corrosion,aluminium


dalam kondisi asam (pH < 5) maka lapisan
1. PENDAHULUAN oksida tersebut akan melarut (Deng dan Li,
2012). Sehingga aluminium rentan terhadap
Logam aluminium merupakan bahan korosi.
material yang sering digunakan pada
aplikasi rekayasa, karena kombinasi yang Ada beberapa cara mencegah terjadinya
ringan, kekuatan mekanik yang baik serta korosi, seperti membuat paduan logam yang
konduktivitas termal dan listrik yang baik. berfungsi agar tidak terjadi korosi, melapisi
Aluminium memiliki ketahanan yang baik bagian logam agar tahan dari medium
terhadap lingkungannya karena permukaan korosif, atau dengan cara membuat zat yang
logam aluminium memiliki lapisan tipis dapat menghambat korosi yang berfungsi
oksida yang mencegah oksidasi lebih lanjut. sebagai inhibitor.
Namun, apabila logam aluminium terpapar
30

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018


Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan
Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

Samsul bahri (2007) melakukan


penelitian dengan menguji tentang
penghambatan korosi baja beton dengan
menggunakan larutan garam dan asam
dengan menggunakan campuran senyawa
butilamina dan oktilamina. Pada penelitian
ini digunakan sampel baja ST 37, asam
sulfat, NaCl, butil amina, oktil amina, asam
nitrat, dan akuades. Metode yang digunakan
adalah metode imersi. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa efisiensi inhibisi senyawa
butilamina dan oktilamina dalam larutan Gambar 1. Tanaman Karamunting
asam sulfat yaitu 38,04 % sedangkan dalam
larutan garam natrium khlorida yaitu 87,39 Tanin termasuk kedalam senyawa
%. organik yang kompleks yang terdapat pada
Gogot Haryono dkk (2010) melakukan berbagai macam tumbuhan. Tanin
penelitian tentang penambahan inhibitor merupakan senyawa yang kaya akan
alam dari ekstrak kopi, ekstrak tembakau, polifenol yang menghambat proses oksidasi
gambir dan getah dari pinus dapat digunakan (Fachry, 2012).
untuk mengurangi laju korosi besi dalam Tanin dapat mempunyai sifat asam
media air laut. dengan rentang suhu dari karena terdapat gugus fenol didalamnya.
29 oC sampai 37 oC. Tannin mempunyai rasa yang kalat. Selain
Deng dan Li (2012) menggunakan itu tannin juga berfungsi sebagai zat yang
ekstrak daun bunga melati (Jasminum digunakan untuk penghambat laju korosi.
nudiflorum Lindl) untuk menghambat laju Favre dan Landolt (1993) menyatakan
korosi aluminium dalam larutan HCl 1 M. bahwa senyawa tanin dapat digunakan
Efisiensi inhibisi meningkat seiring dengan untuk menghambat laju korosi baja dalam
meningkatnya konsentrasi inhibitor yakni larutan garam. Dengan memanfaatkan
sebesar 90% dengan waktu immersi 2 jam. kekayaan alam Indonesia, maka perlu
Sementara itu tanaman karamunting dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui
merupakan tumbuhan liar yang jarang daya inhibisi ekstrak daun karamunting
dimanfaatkan. Berdasarkan pemeriksaan terhadap laju korosi aluminium dalam
morfologi tumbuhan yang dilakukan oleh larutan asam
Sutomo dkk (2010), tumbuhan karamunting
atau dalam bahasa latin disebut 2. METODOLOGI PENELITIAN
Rhodomyrtus tomentosa merupakan
tumbuhan perdu berkayu dengan tinggi a. Medium Korosif
dapat mencapai 4 meter menyerupai semak. Medium korosif yang digunakan adalah
Karamunting memiliki bentuk daun oval, larutan HCl 1 M.
ujung dan pangkal meruncing, tepi daun
rata, permukaan atas daun mengkilap b. Ekstrak daun Karamunting
sedangkan permukaan bawah daun kasar Pada proses pembuatan Inhibitor,
karena memiliki rambut-rambut halus. Disiapkan daun karamunting yamg telah
Panjang daun 5 hingga 7 cm dan lebarnya dikeringkan dengan di angin-anginkan lalu
sekitar 2 hingga 3 cm. Bunga berwarna dikeringkan dengan menggunakan oven
merah muda keunguan. Buahnya dapat pada suhu 60 oC selama 2 hari lalu
dimakan bila matang berwarna ungu dan dihancurkan dengan menggunakan blender,
manis. Sistem perakaran tunggang dan lalu ditimbang daun karamunting sebanyak
kokoh di bawah tanah. 15 gram dengan menggunakan neraca
Hasil uji identifikasi kimia secara analitik, kemudian diekstrak dengan etanol
kualitatif daun karamunting menunjukkan 96% selama 72 jam. Kemudian dilanjutkan
adanya senyawa golongan aleuron, tanin, dengan destilasi pada suhu sekitar 70 °C
katekol, alkaloid dan saponin untuk memisahkan ekstrak dari pelarutnya
(Sutomo, dkk, 2010) kemudian ekstrak padat yang diperoleh
ditimbang dan dihomogenkan dengan etanol

31

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018


Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan
Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

96% sehingga didapatkan larutan inhibitor 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


50- 250 ppm.
3.1. Pengaruh waktu imersi terhadap
c. Preparasi Benda Uji massa aluminium
Benda uji yang digunakan berupa
Aluminium yang dipotong dengan ukuran Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat
panjang 5 cm, lebar 2 cm dan tebal 0.01 cm, massa aluminium yang terkorosi tanpa
Benda uji yang akan digunakan dibersihkan penambahan inhibitor, semakin lama
dari kotoran dan debu yang menempel. aluminium terpapar larutan HCl maka
setelah dibersihkan dari kotoran dan debu semakin banyak massa yang terkorosi. Data
yang menempel lalu ditimbang sebagai berat massa aluminium yang terkorosi dapat
awal. dimodelkan menggunakan persamaan
polinomial derajad tiga dengan koefisien
d. Pengujian Korosi korelasi sebesar 0,9963.
Benda uji berupa Aluminium yang
sudah dibersihkan dan ditimbang masing-
masing dicelupkan ke dalam larutan HCl 1
M tanpa inhibitor dan dengan inhibitor 50-
250 ppm. Kemudian dilakukan waktu
perendaman yang bervariasi yatu 5, 10, 15,
20 dan 25 menit. Setelah perendaman
dengan waktu yang telah ditetapkan,
spesimen dikeluarkan, dicuci dengan dialiri
aliran air dan aseton untuk menghilangkan
produk korosi, lalu dikeringkan dengan
menggunakan aliran udara panas. Setelah
selesai kemudian dilakukan penimbangan
Gambar 2. Grafik massa logam aluminium
hingga berat nya konstan
yang terkorosi selama waktu
yang ditetapkan dalam larutan
e. Besaran yang diukur
HCl
Adapun beberapa besaran yang diukur dan
analisa yang dilakukan pada penelitian ini
Adapun laju korosi tanpa inhibitor dapat
antara lain :
dilihat pada Tabel 1 dan laju korosi dengan
Laju korosi =
menggunakan inhibitor dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 1. Hasil uji imersi logam aluminium


(1)
dalam larutan HCL tanpa inhibitor
Daya Inhibisi (efisiensi)
massa laju
massa Massa
x 100% (2) waktu yang korosi
awal akhir
(menit) terkorosi (mg/cm2
Keterangan : (mg) (mg)
(mg) jam)
E = efisiensi dari penambahan zat inhibitor 5 599,1 598,1 1 0,5958
Ro=massa aluminium sesudah immersi 10 566,6 555,7 10,9 3,2473
dengan penambahan inhibitor (mg) 15 562,4 522,7 39,7 7,8848
Ri=massa aluminium sesudah Immersi tanpa
20 576,9 502,1 74,8 11,1420
ditambahkan inhibitor (mg)
Massa aluminium (mg) 25 592,5 416,6 175,9 20,9613
Luas Aluminium (cm2)
Waktu Perendaman (jam)

32

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018


Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan
Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

Tabel 2. Hasil uji imersi logam aluminium


dalam larutan HCL dengan inhibitor
200 ppm

laju
massa massa massa yang
waktu korosi
awal akhir terkorosi
(menit) (mg/cm
(mg) (mg) (mg) 2
jam)
5 584,8 584,7 0,1 0,0596
10 569,7 568,8 0,9 0,2681
15 587 572,2 14,8 2,9394
20 578,5 547,7 30,8 4,5879
25 585,7 520,9 64,8 7,7219
Gambar 3. Grafik massa logam aluminium
yang terkorosi terhadap
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat diperoleh konsentrasi inhibitor dalam
efisiensi berturut-turut sebesar 90 %, larutan HCl
91,74%, 62,72%, 58,82%, dan 63,16%.
Efisiensi tertinggi terdapat pada waktu
perendaman 10 menit dengan laju korosi Tabel 3. Hasil uji imersi logam aluminium
turun dari 3,2473 mg/cm2 (tanpa inhibitor dalam larutan HCL pada waktu perendaman
dengan waktu yang sama) menjadi 0,2681 25 menit
mg/cm2 jam. Pada Tabel 2 dapat dilihat
bahwa semakin lama waktu perendaman laju
semakin tinggi laju korosi aluminium dan Konsen massa massa massa yang
korosi
laju korosi cenderung menurun dengan trasi awal akhir terkorosi
(mg/cm
adanya penambahan inhibitor. Hal ini (ppm) (mg) (mg) (mg) 2
jam)
menunjukan bahwa ekstrak daun 0 592,5 416,6 175,9 20,9513
karamuntiing ( R. tomentosa) dapat 50 596,4 521,7 74,7 8,9017
menurunkan laju korosi aluminium dalam 100 585,6 548,7 36,9 4,3972
larutan HCl. Dengan membandingkan laju 150 562,9 504,8 58,1 6,9235
korosi antara logam aluminium yang diberi 200 585,7 520,9 64,8 7,7219
inhibitor lebih lambat laju korosi nya 250 584,7 532,1 52,6 6,2681
dibandingkan dengan tanpa inhibitor.

3.2. Pengaruh konsentrasi inhibitor Menurut Rahmawati (2013) Senyawa-


terhadap massa aluminium senyawa amina alifatik dan aromatic,tiourea
(senyawa S) dan aldehid (senyawa O)
Pengaruh konsentrasi inhibitor dapat dilihat memiliki pasangan elektron bebas yang
pada Gambar 3. semakin tinggi konsentrasi menyebabkan inhibitor cenderung
inhibitor maka massa aluminium yang bermuatan sehingga, inhibitor akan tertarik
terkorosi semakin menurun. Sehingga laju ke permukaan logam, mencegah pelarutan
korosi juga menurun sebagaimana tampak logam dan oksidasi lanjut. Menurut Abiola
pada Tabel 3. Laju korosi menurun dari dan Otaigbe (2009) penurunan laju korosi
20,9513 mg/cm2 jam menjadi 6,2681 seiring dengan peningkatan konsentrasi
mg/cm2 jam atau turun sebesar 70%. inhibitor disebabkan karena terjadinya
adsorbsi inhibitor pada permukaan
aluminium. Besarnya luas pelingkupan
permukaan aluminium atau surface
coverage (Θ) dapat ditentukan dari
persamaan:
Θ = I% /100 (3)
I adalah % efisiensi penggunaan inhibitor

33

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018


Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan
Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

Hasil pengeplotan luas pelingkupan 4. KESIMPULAN


permukaan aluminium terhadap
konsentrasi, menggunakan model Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
adsorpsi isotermal Langmuir dengan dapat disimpulkan bahwa pengaruh Inhibitor
persamaan : dari daun karamunting yang ditambahkan
pada medium korosif HCl dapat
C/ Θ = 1/k + C (4)
menurunkan laju korosi aluminium.
Dimana C merupakan konsentrasi
inhibitor, Θ luas pelingkupan permukaan
dan k adalah konstanta kesetimbangan 5. UCAPAN TERIMA KASIH
adsortif. Hasil pengeplotan adsorpsi
isotermal Langmuir didapatkan koefisien Terima kasih kepada Kementerian Riset
korelasi (R2) dan persamaan (y). Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah
mendanai penelitan ini.
Seperti yang ditampilkan pada Tabel 4
merupakan hasil uji imersi logam REFERENSI
aluminium dalam larutan HCl pada waktu
perendaman 25 menit dan Gambar 3 Abiola Olusegun K. Otaigbe J.O.E. 2009.
merupakan hasil permodelan adsorbsi The effects of Phyllanthus amarus
Langmuir diperoleh koefisien korelasi extract on corrosion and kinetics of
sebesar 0,9775. Sehingga proses adsorpsi corrosion process of aluminum in
inhibitor dari ekstrak daun karamunting alkaline solution. Corrosion Science.
(R.tomentosa) dapat dimodelkan dengan 51. 2790–2793
metode adsorbsi Langmuir
Deng Shuduan, Li Xianghong. 2012.
Tabel 4. Laju korosi, daya inhibisi atau Inhibition by Jasminum nudiflorum
efisiensi dan surface coverage Lindl. leaves extract of the corrosion of
(luas pelingkupan) aluminium in HCl solution. Corrosion
Science .64. 253–262.
Daya
Laju
Konsentrasi Inhibisi Favre M, Landolt D. 1993. The Influence of
korosi Surface
Inhibitor 2 atau C/Θ Gallic Acid On The Reduction of Rust
(mg/cm coverage on Painted Steel Surface, J. Corrosion
(ppm) Efisiensi
jam) (Θ) Science 34, 1483-1492.
(%)
50 8,9017 57,53 0,58 86,9071
100 4,3972 79,02 0,79 126,5468 Fachry, A Rasyid, RM. Arief Sastrawan, dan
Guntur Svingkoe. 2012.
150 6,9235 66,97 0,67 223,9813
Kondisi Optimal Proses Ekstraksi
200 7,7219 63,16 0,63 316,6517
Tanin dari Daun Jambu Biji
250 6,2681 70,10 0,70 356,6504 Menggunakan Pelarut Etanol.
Prosiding STNK TOPI (7): 69-73

Gogot Haryono, Bambang Sugiarto, Hanima


Farid dan Yudi Tanoto. 2010. Ekstrak
Bahan Alam sebagai Inhibitor Korosi.
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia Kejuangan: D09-1-D09-6.

Putri Ayu Linda, Yuliawati Kiki Mulkiya.


2015. Pengaruh Perbedaan Pelarut
Ekstraksi terhadap Kadar Senyawa
yang Berpotensi Memiliki Analgetik
Dari Ekstrak Daun dan Buah
Gambar 4. Grafik Model Adsorpsi Karamunting. (Rhodomyrtus tomentosa
Isotherm Langmuir (Aiton) Hassk). Universitas Islam
Bandung. Bandung
34

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018


Ari Susandy Sanjaya, Mardiah, Penurunan Laju Korosi Logam Aluminium Menggunakan
Herlina Lia Novianti, Opie Aulia Fadilah Inhibitor Alami

Rahmawati Fitria. 2013. ‘Elektrokimia


Transformasi Energi Kimia-Listrik’.
Edisi Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Sutomo., Arnida., F. Hernawati., dan M.


Yuwono. 2010. Kajian Farmakognostik
Simplisia Daun Karamunting
(Rhodomyrtus Tomentosa) Asal
Pelaihari Kalimantan Selatan. Sains
Dan Terapan Kimia 1: 38 – 50.

Samsul Bahri. 2007. Penghambatan Korosi


Baja Beton dalam Larutan Garam dan
Asam dengan Menggunakan Campuran
Senyawa Butilamina dan Oktilamina.
Jurnal Gradien Vol.3 No.1 : 231-236

35

Jurnal Chemurgy Vol. 02, No.1, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai