Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dapot Halomoan Aritonang

NIM : 210205284

Tugas : Rangkuman dari materi Hematologi

Kelas : RPL Sumber D3 Farmasi

HEMATOLOGI
Hematologi
Ematologi adalah istilah yang berakar dari bahasa Yunani, yaitu haima dan logos.
Haima artinya darah,
Logos adalah belajar atau pengetahuan.
Jadi, hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah beserta komponen beserta segala
permasalahannya.

CAIRAN TUBUH TERDIRI ATAS :

a. CAIRAN INTRASELULAR (DIDALAM SEL)

b. CAIRAN EKSTRASELULAR (DILUAR SEL)


1. Cairan interstitial
2. Cairan darah
3. Cairan gastrointestinal
4. Cairan peritonial
5. Cairan abdominal
6. Cairan thoracal
7. Cairan kardial
8. Caiaran serebrospinal
9. Caiaran intra okular
 FUNGSI BIOLOGIK DARAH

1. Respirasi selular Oksigen di dalam darah

2. Fungsi Nutrisi
Zat pakan yang diserap dalam saluran pencernaan dihantarkan darah ke sel-sel
tubuhSelanjutnya digunakan atau disimpan

3. Fungsi Ekresi
Sisa metabolisme atau zat-zat yang tidak dipakai , dibawa melalui darah ke organ Ekskresi
selanjutnya Dibuang atau dinetralkan

4. Fungsi Imunitas
Leukosit, antibodi Zat-zat protektif lainnya dihantarkan darah ke sel-sel yang membutuhkan

5. Fungsi Humoral
Hormon dari Kelenjar Endokrin dihantarkan darah ke sel-sel yang membutuhkan

6. Fungsi mengatur tekanan osmotik


Konsentrasi zat-zat Terlarut (terutama protein) didalam darah diatur darah agar tekanan
osmotik darah normal

7. Fungsi Keseimbangan Cairan Tubuh


Cairan darah mengalir terus menerus ke sel atau rongga jaringanselama perjalanannya cairan
darah akan ditahan/ditambah sesuai dengan keadaan tempat.

8.  Fungsi mengatur suhu tubuh


cairan darah mempunyai berat jenis panas tinggi sehingga berkemampuan menyimpan panas
banyak. Cairan darah bersirkulasi cepat sehingga panas dengan cepat disebarkan :
a. Keseluruh tubuh
b. Ke permukaan tubuh (proses penguapan)
c. Ke paru-paru (proses penguapan)

9. Fungsi mengatur keseimbangan elektrolit/asam basa darah


Konsentrasi H+ dan OH- cairan darah = konsentrasi cairan tubuh (relatif stabil)

10. Fungsi pengaturan tekanan darah Darah

11. Fungsi menghindarkan pendarahan Melalui proses pembekuan darah.

Komposisi Darah
1. Plasma Darah 55%
Plasma darah sendiri terdiri dari 92% air, sementara 8% lainnya terdiri dari
bahan-bahan penting seperti protein, glukosa, imunoglobulin, dan juga 
Persenyawaan-persenyawaan yang ada dalam darah :

1. Air
2. Plasma
3. Nutrien : protein, karbohidrat, lipid,vitamin, mineral
4. Hormon
5. Urea
6. Ion-ion

Fungsi Plasma Darah


Plasma darah memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, di antaranya adalah:
1. Mengangkut limbah
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
3. Membantu proses pembekuan darah
4. Menjaga suhu tubuh
5. Membantu melawan infeksi
6. Menjaga keseimbangan asam dan basa

PLASMA PROTEIN dalam darah


Plasma protein : ± 8% dari plasma darah
Plasma protein terdiri atas :
a. Albumin
b. Globulin
c. Fibrinogen
Fungsi :
a. Mengatur tekanan osmotic
b. pH darah
c. Proses imunologik
d. Proses pembekuan
2. Sel-sel Darah 45%
Terdiri dari :
1. Sel darah Merah ( Eritrosit)
Eritrosit adalah kepingan darah yang berbentuk bulat dengan sedikit ceruk di tengahnya,
agak mirip donat. Sel darah ini dibuat di sumsum tulang melalui proses yang disebut
erythropoiesis.
Eritrosit memiliki bentuk yang sangat elastis dan dapat berubah bentuk untuk
menyesuaikan diri ketika mengalir melewati kapiler darah yang kecil. Sifatnya ini membuat
eritrosit mampu menyebar dengan cepat dalam aliran darah untuk sampai ke berbagai organ di
tubuh.
Usia sel darah merah biasanya berkisar antara 120 hari (4 bulan). Setelahnya, sel yang sudah tua
dan rusak akan dipecah di organ limpa dan digantikan dengan yang baru.
Sel darah yang belum matang disebut dengan retikulosit. Jumlahnya, bisa mencapai 1-2% dari
eritrosit keseluruhan.

Hemoglobin dalam sel darah merah berperan mengikat oksigen, membentuk bulatan pada
kepingan darah, dan memberikan warna merah pada darah. Nantinya, eritrosit akan mengalir ke
seluruh tubuh untuk mengedarkan oksigen.
Fungsi lain sel darah merah adalah membantu proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
di paru-paru ketika bernapas.
Jumlah eritrosit normal adalah:

1. Pria: 4,7-6,1 juta per mikroliter darah


2. Wanita: 4,2-5,4 juta per mikroliter darah
3. Anak-anak: 4-5,5 juta per mikroliter darah

Sementara itu, jumlah normal komponen lain yang diperiksa dalam tes darah merah adalah:
1. Hemoglobin: Pada laki-laki sebesar 132-166 gram/L, sedangkan pada perempuan sebesar
116-150 gram/L
2. Hematokrit: Pada laki-laki sebesar 38,3-48,6 persen, sedangkan pada perempuan sebesar
35,5-44,9 persen
Jumlahnya yang tidak normal dapat menyebabkan gejala tertentu pada tubuh
1. Jika Anda memiliki eritrosit tinggi, Anda bisa mengalami gejala seperti:
a. Kelelahan
b. Sesak napas
c. Nyeri sendi
d. Kulit gatal, terutama setelah mandi
e. Mengalami gangguan tidur

2. Jika Anda memiliki jumlah eritrosit rendah, gejala bisa termasuk:


a. Kelelahan
b. Sesak napas
c. Pusing dan terasa lemah, terutama ketika mengubah posisi badan dan kepala dengan
cepat
d. Peningkatan denyut jantung
e. Sakit kepala
f. Kulit pucat

Eritrosit yang tinggi dapat menandai adanya penyakit atau gangguan kesehatan tertentu, meski
tidak selalu demikian. Kebiasaan gaya hidup tidak sehat juga dapat menyebabkan jumlah sel
darah merah jadi tinggi.
Kondisi medis yang dapat menyebabkan peningkatan sel darah ini meliputi:
 Gagal jantung
 Penyakit jantung kongenital
 Polisitemia vera (gangguan darah di mana sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak
sel darah merah)
 Tumor ginjal
 Penyakit paru-paru, seperti emfisema, PPOK, fibrosis paru (jaringan paru menjadi bekas
luka)
 Hipoksia (kadar oksigen darah rendah)
 Paparan karbon monoksida (biasanya karena merokok)
Faktor gaya hidup yang dapat menyebabkan jumlah sel darah merah yang tinggi termasuk:
 Anda merokok
 Tinggal di dataran yang tinggi seperti pegunungan
 Minum obat penambah energi atau obat hormon lainnya seperti steroid anabolik
(misalnya, testosteron sintetis) atau erythropoietin

Jumlah sel darah yang rendah biasanya disebabkan oleh:


 Anemia

 Kegagalan sumsum tulang


 Kekurangan erythropoietin, yang merupakan penyebab utama anemia pada pasien dengan
penyakit ginjal kronis
 Hemolisis, atau kerusakan sel darah merah yang disebabkan oleh transfusi dan cedera
pembuluh darah
 Perdarahan internal atau eksternal
 Leukemia
 Malnutrisi
 Multiple myeloma, kanker sel plasma di sumsum tulang
 Kurang nutrisi, termasuk kekurangan zat besi, tembaga, folat, dan vitamin B-6 dan B-12
 Sedang hamil
 Gangguan tiroid
Obat-obatan tertentu juga dapat menurunkan jumlah sel darah merah, terutama:
 Obat kemoterapi
 Obat kloramfenikol, yang mengobati infeksi bakteri
 Obat quinidine, yang dapat mengobati detak jantung yang tidak teratur
 Obat hydantoins, yang secara tradisional digunakan untuk mengobati epilepsi dan kejang
otot
cara meningkatkan eritrosit
Pola makan yang dapat meningkatkan eritrosit adalah:
 Makan makanan kaya zat besi (seperti daging, ikan, unggas), serta kacang kering, kacang
polong, dan sayuran hijau (seperti bayam) untuk diet Anda
 Makan makanan yang kaya akan tembaga d seperti kerang, unggas, dan kacang
 Makan makanan yang lebih banyak nengandung vitamin B-12 dengan makanan seperti
telur, daging, dan gandum. 
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan

2. LEUKOSIT
(SEL-SEL DARAH PUTIH =WHITE BLOOD CELLS)

BENTUKNYA LEBIH BERVARIASI (DIBANDING DENGAN ERITROSIT)

Lekosit jauh lebih sedikit jumlahnya daripada eritrosit (hanya ribuan) sedang eritrosit jutaan

MACAM LEUKOSIT

1. GRANULOSIT
a. NEUTHROPHILES
b. EOSINOPHILES
c. BASOPHILES

2. AGRANULAR
a. LYMPHOCYTES
b. MONOCYTES

Kadar Leukosit normal; adalah


 Anak bayi baru lahir: 13.000-38.000/mcL.
 Bayi dan anak-anak: 5.000-20.000/mcL.
 Orang dewasa: 4.500-11.000/mcL.
 Wanita hamil (trimester tiga): 5.800-13.200/mcL.
Apabila jumlah leukosit terlalu rendah, maka rentan kena penyakit. Namun, sel darah
putih terlalu tinggi juga bisa berbahaya. Hasil tes leukosit yang rendah, yaitu kurang dari 4.000-
4.500 per mikroliter darah dapat menandakan bahwa tubuh Anda mungkin tidak dapat melawan
infeksi seperti seharusnya. Kondisi ini disebut sebagai leukopenia.
Beberapa kondisi yang menyebabkan sel darah putih rendah, antara lain:
 infeksi parah,
 kerusakan atau gangguan sumsum tulang, termasuk anemia aplastik, dan
 penyakit autoimun seperti lupus.
Sementara itu, jika hasil tes leukosit tinggi, yaitu di atas 11.000/mcL menandakan adanya suatu
infeksi atau kondisi serius yang perlu dicari tahu lebih lanjut.
Kondisi yang dikenal dengan nama leukositosis bisa disebabkan oleh:
 infeksi,
 adanya kanker seperti leukemia, limfoma, dan mieloma. Kondisi tersebut terjadi ketika
banyak sel darah putih diproduksi,
 peradangan seperti penyakit radang usus dan gangguan autoimun,
 trauma tubuh atau mental, seperti adanya patah tulang dan stres,
 sedang hamil. kehamilan bisa membuat jumlah sel darah putih meningkat, dan
 asma dan alergi yang ditandai dengan meningkatnya sel darah putih eosinofil.

3. Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4μm
berbentuk cakram bikonveks yang terbentuk dalam sumsum tulang. Produksi trombosit berada
dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Trombosit dihasilkan dari
pecahan fragmen megakariosit dengan setiap megakariosit menghasilkan 3000- 4000 trombosit.
Setelah trombosit matur dan keluar dari sumsum tulang sekitar 70% dari keseluruhan trombosit
terdapat disirkulasi dan sisanya terdapat di limfa (Sheerwood, 2011).

Fungsi trombosit ada tiga yaitu

1. perlekatan (adhesi)
2. , penggumpalan (agregasi),
3. reaksi pelepasan.

fungsi trombosit adalah apabila tubuh mengalami luka, maka trombosit


akan berkumpul dan saling melekatkan diri dan menutup luka tersebut. Trombosit
juga akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka
sehingga ukuran luka menyempit. Dan karena mempunyai zat pembeku darah,
maka fungsi trombosit juga dapat menghentikan perdarahan.

Fungsi trombosit juga berhubungan dengan pertahanan, tetapi bukan


terhadap benda atau sel asing. Fungsi trombosit sangat penting dalam usaha
tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka. Trombosit ikut
serta dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak kehilangan banyak darah
dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing.

Struktur Trombosit

Trombosit mempunyai banyak ciri khas yang fungsional sebagai sebuah sel,
walaupun tidak mempunyai inti dan tidak dapat berproduksi. Di dalam sitoplasma
terdapat faktor-faktor aktif seperti;

1. Molekul aktif dan myosin, sama seperti yang terdapat dalam sel-sel otot,
juga protein kontraktil lainnya, yaitu trombostenin yang dapat menyebabkan
trombosit berkontraksi.

2. Sisa-sisa retikulum endoplasma dan apparatus golgi yang mensintesis


berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium.

3. Mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk adenosine trifosfat


(ATP) dan adenosine difosfat (ADP).
4. Sistem enzim yang mensintesis prostaglandin, yang merupakan hormon
setempat yang menyebabkan berbagai jenis reaksi pembuluh darah dan
reaksi jaringan setempat lainnya.

5. Suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin.

6. Faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan dan


pertumbuhan sel endotel pembuluh darah dan fibroblast, sehingga dapat
menimbulkan pertumbuhan seluler yang akhirnya memperbaiki dinding
pembuluh yang rusak.

Pembekuan Darah (Clotting)

1. Luka

2. Adanya gesekan permukaan luka yang kasar dengan darah maka enzim
tromboplastin segera bergabung dengan kalsium dan protrombin di plasma darah

3. Terbentuklah jalinan benang-benang (fibrin) yang dihasilkan membentuk


lapisan pelindung, yang akhirnya mengeras

4. Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati, menumpuk, sehingga membentuk


keropeng. Di bawah keropeng ini, atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang
terbentuk

Anda mungkin juga menyukai