STROKE HEMORAGIK
Oleh :
Anindia Dwi Jayanti 21360120
Dela Sartika Ananda 21360006
Fasial Maulana Arifis 21360044
Gentha Prama Zieri 21360144
Muslim Daud Tarmizi 21360174
Shelfi Aprilia Ningsih 21360105
Siti Aulia Nur Rahmah 21360212
Preceptor :
dr. Halomoan Simon Tambunan, M.Si.Med.,Sp.S
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan case report yang berjudul
“Stroke Hemorrhagic” yang disusun untuk melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik di
Departemen Ilmu Penyakit Syaraf pada RSUD Jendral Ahmad Yani Metro.
Penyelesaian case report ini banyak mendapat bantuan serta motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada dr. Halomoan Simon Tambunan, M.Si. Med., Sp.S selaku
pembimbing yang telah memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan referat ini. Dan juga kepada segenap staff ruang penyakit
syaraf RSUD Ahmad Yani yang senantiasa memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman berharga selama proses kepaniteraan klinik di RSUD Ahmad Yani Metro.
Penulis menyadari bahwa case report ini tentu tidak terlepas dari kekurangan
karena keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan dari penulis. Maka sangat
diperlukan masukan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
DAFAR GAMBAR............................................................................................ iv
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1......................................................................................................... 14
Gambar 2.2......................................................................................................... 15
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
1
2
A : digerakkan
A : keluarga
Resume :
Keluarga mengatakan tidak ada keluhan yang serupa dalam keluarga. Akan
tetapi, keluarga terdapat riwayat hipertensi. Riwayat keluarga dengan DM
disangkal.
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : IRT
Merokok : (-)
Resume :
Pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan riwayat
merokok disangkal.
Suhu : 36,7oC
SpO2 : 93%
Kesimpulan : Hipertensi Grade 1
2. Thorax
a. Pulmo
Inspeksi : Simetris, lesi (-), venektasi (-)
Palpasi : Gerakan dinding dada simetris
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
b. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis
sinistra
Perkusi : DBN
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II regular, gallop (-), murmur (-)
3. Abdomen
Inspeksi : Simetris, jejas/kemerahan (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), spleen tidak teraba, hepar tidak
5
P : teraba
Perkusi : Timpani (+)
4. Ekstremitas
Superior : jejas/kemerahan (-), edema (-/-), motorik (1/5),
CRT <2 detik
Inferior : jejas/kemerahan (-), edema (-/-), motorik (1/5),
CRT <2 detik
Kesimpulan : jika hasil sisiraj score < -1 terdapat stroke non hemoragik atau stroke iskemik.
Sedangkan pada nilai anatara -1 s/d +1 itu perlu dilakukan Scanning atau pemeriksaan
CT Scan
10
Laboratorium
11
1.6 Penatalaksanaan
Tx
Nonmedikamentosa :
Posisi 30º
Diet Rendah Garam
Konsul Rehabillitasi Medik
Medikamentosa :
Infus RL
Mx
Keadaan Umum
Kesadaran
TTV
Defisit neurologis
Ex
Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien, prognosis dan
terapi yang akan diberikan selama perawatan
12
1.8 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Otak adalah jaringan yang sangat kompleks yang memiliki miliaran neuron
yang berfungsi sebagai pusat kontrol tubuh manusia. Otak terletak dalam rongga
kepala yang dilindungi membran pelapis otak yang disebut meninges. Otak manusia
memiliki berat kurang lebih 1.300-1.400 (2% dari keseluruhan berat tubuh). Bagian
utama otak dibedakan menjadi 3 yaitu otak besar (telencephalon), otak kecil
dan aktivitas motorik sadar serta mengontrol aktivitas otot dan postur dan mampu
menghambat gerakan yang tidak disengaja saat istirahat (Chalik, 2016). Otak besar
terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri mengatur tubuh sebelah kanan dan belahan
15
otak kanan mengatur tubuh sebelah kiri. Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan -
kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat, mendengar, dan
bergerak. Otak besar terdiri atas dua badan sel syaraf dan lapisan dalam berwarna
putih berisi serabut-serabut syaraf. Kedua belahan otak besar (telencephalon) terdiri
dari empat lobus (gambar 2.2) yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu lobus
kepribadian serta gerakan sadar (volunteer) otot rangka, lobus parietal berperan dalam
memahami bahasa lisan dan tertulis serta pemrosesan dan integrasi informasi
somatosensori, lobus oksipital sebagai pusat penglihatan dan lobus temporal sebagai
Otak kecil juga terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang dihubungkan
oleh jembatan varol. Jembatan varol adalah serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsun tulang
Batang otak merupakan lokasi inti saraf kranial yang berfungsi menerima input
tulang belakang ke otak besar yang terdiri dari medulla oblongata, pons, dan otak
tengah, dengan formasi reticular tersebar di seluruh batang otak. Formasi reticular
mengontrol banyak aktivitas batang otak, termasuk kontrol motoric, persepsi nyeri,
2.2.1 Definisi
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak
secara akut dan dapat menimbulkan kematian (WHO), 2014). Stroke adalah gangguan
fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.Gangguan
fungsi saraf tersebut timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) dengan gejala dan tanda yang sesuai daerah fokal otak yang
terganggu. Oleh karena itu manifestasi klinis stroke dapat berupa hemiparesis,
17
hemiplegi, kebutaan mendadak pada satu mata, afasia atau gejala lain sesuai daerah otak
yang terganggu.
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% - 20% dari semua stroke, dapat
perdarahan akibat tumor otak, infark hemoragik, penyakit perdarahan sistemik termasuk
2.2.2 Epidemologi
dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian
disebabkan oleh stroke (American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015).
Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu pertiga meninggal
dan sisanya mengalami kecacatan permanen (Stroke forum, 2015). Stroke merupakan
stroke merupakan penyebab kematian nomor satu pada pasien yang dirawat di rumah
kecenderungan prevalensi stroke per 1000 orang mencapai 12,1 dan setiap 7 orang
Pada suatu survei di RS Vermont, stroke pada usia muda merupakan 8,5% dari
seluruh pasien rawat; stroke perdarahan intraserebral didapatkan pada 41% pasien,
hipertensi, dan tumor. Perdarahan subaraknoid didapatkan pada 17% pasien, dan
stroke iskemik terjadi pada 42% pasien. Angka kejadian stroke iskemik pada usia di
bawah 45 tahun hanya sekitar 5% dari seluruh kejadian dari stroke iskemik (Primara
2.2.3 Etiologi
subaraknoid yang biasanya berasal dari pecarnya aneurisma otak atau AVM
resiko dari penyakit ini. Perdarahan subaraknoid bisa berakibat pada koma atau
kematian.Pada aneurisma otak, dinding pembuluh darah melemah yang bisa terjadi
kongenital atau akibat cedera otak yang meregangkan dan merobek lapisan tengah
2.2.4 Klasifikasi
terkontrol di otak. Perdarahan tersebut dapat mengenai dan membunuh sel otak,
sekitar 20% stroke adalah stroke hemoragik. Jenis perdarahan (stroke hemoragik),
a. perdarahan intracranial
b. Perdarahan subarakhnoid
2.2.5 Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen.
Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus, maka
mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat
neuron. Area nekrotik kemudian disebur infark. Kekurangan oksigen pada awalnya
mungkin akibat iskemia mum (karena henti jantung atau hipotensi) atau hipoksia
karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus
dapat mengakibatkan akibat dari bekuan darah, udara, palque, ateroma fragmen
lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorrhagi maka faktor pencetus adalah hipertensi.
Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami iskemia dan infark
sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama
sehingga dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan
kematian pada area yang luas.Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena
Bila terjadi kerusakan pada otak kiri, maka akan terjadi gangguan dalam hal
Akibat penurunan CBF regional suatu daerah otak terisolasi dari jangkauan
aliran darah, yang mengangkut O2 dan glukose yang sangat diperlukan untuk
metabolisme oksidatif serebral. Daerah yang terisolasi itu tidak berfungsi lagi dan
(pada cabang arteri) dapat menimbulkan afasia berat bila yang terkena hemisfer
Lesi (infark, perdarahan, dan tumor) pada bagian posterior dari girus
temporalis superior (area wernicke) menyebabkan afasia reseptif, yaitu klien tidak
dapat memahami bahasa lisan dan tertulis, kelainan ini dicurigai bila klien tidak bisa
memahami setiap perintah dan pertanyaan yang diajukan. Lesi pada area fasikulus
afasia konduktif, yaitu klien tidak dapat mengulangi kalimat-kalimat dan sulit
menyebutkan nama-nama benda tetapi dapat mengikuti perintah. Lesi pada bagian
posterior girus frontalis inferoior (broca) disebut dengan afasia eksprektif yaitu klien
mampu mengerti terhadap apa yang dia dengar tetapi tidak dapat menjawab dengan
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena.
menempatkan posisi.
21
intelektual.
Ada dua jenis faktor risiko stroke berdasarkan kejadiannya yaitu factor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) dan factor risiko yang dapat
dimodifikasi (modifiable risk factors). Faktor risiko yang tidak dimodifikasi seperti
usia, ras, gender, genetik atau riwayat keluarga yang menderita stroke. Sedangkan
faktor risiko yang dapat dimodifikasi berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung,
a. Hipertensi
b. Merokok
Zat rokok yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan meningkatkan
prevalensi fibrilasi atrial pada lansia. Semakin tua usia maka semakin
23
d. Diabetes Melitus
resistensi glukosa, maka glukosa dalam darah akan meningkat. Hal ini
e. Obesitas
penggumpalan darah. Hal tersebut jika terjadi pada arteri coroner akan
f. Alkohol
g. Dislipidemia
darah terlalu rendah atau terlalu tinggi. Kadar HDL kolestetol rendah
sama bahanya dengan kadar LDL kolesterol terlalu tinggi yang dapat
terlalu rendah diiringi kadar LDL kolesterol yang tinggi dapat memicu
a. Usia
b. Jenis Kelamin
karena wanita hidup lebih lama daripada pria dan stroke lebih sering
terjadi pada usia yang lebih tua. Setiap tahun, sekitar 55.000 stroke
stroke lebih tinggi pada pria daripada wanita pada usia yang lebih
muda. Selain itu, wanita dua kali lebih mungkin meninggal karena
c. Riwayat Keluarga
letak sumbatan atau penyempitan pembuluh darah, letak perdarahan, serta luas
jaringan otak yang mengalami kerusakan (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008).
1) CT-Scan
6) Pemeriksaan EKG
7) Pemeriksaan darah
9) Angiografi serebral
berlawanan dari masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada
ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
ah berlawanan dari masa yang meluas (Doengoes, 2000) (Wijaya & Putri,
2013).
2.2.9 Penatalaksanaan
Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab stroke dan dapat berupa terapi farmasi,
radiologi intervensional, atau pun pembedahan. Upaya ini ditujukan untuk menurunkan
kecacatan dan kematian akibat stroke, dan upaya ini harus dilakukan pada fase akut,
yang biasa disebut “time is brain”. Serangan stroke akut merupakan keadaan darurat
yang harus segera ditangani. Terapi stroke harus dimulai sedini mungkin, agar tidak
terjadi kecacatan dan kematian. Strategi pengobatan tertuju pada tatalaksana modifikasi
29
faktor risiko melalui perubahan gaya hidup (diet, olahraga), berhenti merokok, operasi
atau antiplatelet.
a. Farmakologis
intraarterial.