Anda di halaman 1dari 3

Nama : Risa Liana Ifah

NIM 030952332

Kode / Mata Kuliah : ADBI4211 / Manajemen Risiko dan Asuransi

Tugas.3

Kerjakan Tugas 3 berikut ini.

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat


secara hukum dan menimbulkanhak serta kewajiban bagi
pihak-pihak yang bersangkutan. Coba Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis
kontrak asuransi Kontrak yaitu perjanjian yang mengikat secara hukum dan
menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Suatu kontrak
atau perjanjian adalah suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kepada seorang lain
atau ketika dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Kontrak dalam
asuransi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)
Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian
karena tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak
yang memiliki hak untuk memutuskan kontrak dpat juga memilih agar kontrak
ditegakkan. Sebagai contoh, penanggung jawab tidak lagi terikat memenuhi
kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand),
tertanggung dpat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung, sacara
melawan hukum, menolak pembayaran klaim.
2) Kontarak yang Cacat Hukum (Void Contract)
Kontrak cacat hukum, jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan
untuk menjadi kontrak yang berlaku. Contoh : kontral asuransi yang dibeli untuk
maksud illegal seperti maksud memperoleh uang pertanggungan dengan
membakar rumah yang dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu secara hukum
seperti seseorang dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal
tersebut kontrak tersebut dianggap tidak pernah afa (void ab initio).
Dalam asuransi jiwa tidak menggunakan ikatan karena agen-agennya tidak
memiliki kewenanagan mengikat perusahaannya. Perlindungan sementara
diberikan dalam bentuk penerimaan bersyarat (conditional receipt)
yaitutergantung pada dipenuhinya persyaratan atau bukti dpata diasuransikannya
(insurability) calon tertanggung.
Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul 7 Hal. 7.3-7.4

2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi


Suatu kontrak merupakan perjajian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak maka
harus dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh hukum. Ketentuan-
ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasla 1320 adalah :
1) Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang meningkatkan diri
Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan
sesuatau yang berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak
menawarkan dan tawaran diterima baik oleh pihak lain. Penawaran tersebut harus
cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaaan penawaran harus
tanpa syarat, dan dikomunikasikan secara jelas. Dalam asuransi tawaran biasanya
dilakuakn melalui permohonan pertanggungan oleh calon nasabah. Metode yang
paling sederhana yang biasa dipergunakan dalam asuransi kerugian adlaha
permohonan lisan akepada agen. Dalam asuransi jiwa atau kesehatan mesti
dilakuakn dengan permohonan tertulis. Sebelum suatu kontrak efektif, penerimaan
permihonan itu adalah penting. Dalam asuransi kerugian, agen biasanya
mempunyai wewenang untuk mengikat atau menerima permohonan itu bahkan
tanpa menerima pembayaran dari pemohon. Jika diperlukan perlindungan bisa
dimulai segera,walau baru dengan permohonana lisan dan dengan persetujuan
lisan oleh agen.dalam asuransi jiwa, metode dan waktu peneriman persetujuan
berbeda dengan asuransi kerugian.
2) Tujuannya harus legal (lawful objective)
Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau
beretentangan dengan politik pemerintahmisalnya perjanjaian menjadi tidak sah
jika yang diasuransikan adalan mobil curian. Contoh lainnya jika misalnya ornag
mengasuransikan rumahnya dengan niata ia akan membakar rumah itu dengan
senagaja dengan harapan akan mendapat santunan asuransi.
3) Kedua belah ihak harus kompeten (Capacity)
Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakuakan
kontrak. Misalnya anak di bawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau
pecandu tidak kompeten untuk melakuakan perjanjian yang mengikat. Perusahaan
asuransi yang belum mempunyai azin usaha merupakan pihak yang tidak
kompeten.
4) Harus ada imbalan yang dipertukarkan (compensation)
Imbalan yang dipertukarkana oleh kedua belah pihak untuk persetujuan itu,
misalnya, adanya haka tau kewajinban. Dalam kontrak asuransi, penanggung
memberikan kompensasi berupa janji bersyarat (contigent promise) untuk
membayar tertanggung. Artinya, penanggung sepakat emmebayar jika hanya
peristiwa tertentu terjadi. Jika peristiwa tersebut tidak terjadi, penanggung tidak
perlu melakuakn pembayaran. Sebagaiganti untuk janji penanggung, tertanggung
memeberikan dua hal yaitu : uang dan janji untuk menepati ketentuan dalam
kontrak asuransi.
Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul 7 Hal 7.5-7.7

3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur


kepemilikan
Dilihat dari sudut pandang kepeemilikannaya, semua perusahaan yang bergerak dalam
sector asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang meliputi :
1) Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah,
yang dalam hal ini Departeen Keuangan RI. Badan Usaha Milik Negara, secara
hukuam berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas, namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan khusus.
Badan Usaha Milik Negara mempuntai visi dan misi yang disejalankan dengan
kepentingan Pemerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait
dengan Keuangan, perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan,
perhubungan, dan sebagainya. Adapaun perusahaan-perusahaan milik negara
dimaksud meliputi :
a) PT Asuransi Jiwasraya
b) PT Asuransi Jasaa Indonesia
c) PT Asuransi Kredit Indonesia
d) PT Asuransi Ekspor Indonesia
e) PT. Asurandi Umum Indonesia
f) PT Asuransi Jasa Raharja
g) PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri
h) PT Jaminaan Sosial Tenaahga Kerja
i) PT Asuransi Kesehatan
2) Badan Usaha Milik Swasta
Pengertian swasta di sisni adalah swasta nasional. Demikian juga dengan bentuk
badan hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam bentuk
Koperasi. Perusahaan swasta nasioanala sepennuhnya tunduk kapada Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan
terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan public maka juga harus
tunduk kepada Undang-Undang tetang Pasar Modal.
Pada perusahaan swasta nasionak yang berbentuk koperasi, maka dengan
sendirinya harus tunduk kepada Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahaun
1992, yang pada tanggal 30 Iktober telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasu
yang baru Nomor 17 Tahun 2012.
3) Badan Usaha Milik Patungan
Sesudah orde baryu memegang Pemerintahan pada tahuan 1996, maka secara
bengangsur masukalah para investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman
Modal Asing. Bersamaan dengan itu mereka juga membawa mitra usahanya dan
perusahan-perusahan yang terkait dengan perusahaan yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah Perusahaan
Asuransi.
Namun, sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenartkan adantya
perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka jalan
keluarnya mereka melakuakn usaha patungan (joint-ventures), dengan mitra
asuransi nasioanal baik dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan
usaha mikik swasta nasional. Dewasa ini perusahan asuransi dengan bentuk usaha
patungan telah melakuakn usha baik dalm usaha asuaransi keruagian maupun
usaha asuransi jiwa.
Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul Hal 8.44

Anda mungkin juga menyukai