Kode / Mata Kuliah : ADBI4211 / Manajemen Risiko dan Asuransi
Tugas.3
Kerjakan Tugas 3 berikut ini.
1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat
secara hukum dan menimbulkanhak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Coba Anda identifikasi dan jelaskan jenis-jenis kontrak asuransi Kontrak yaitu perjanjian yang mengikat secara hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Suatu kontrak atau perjanjian adalah suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kepada seorang lain atau ketika dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Kontrak dalam asuransi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Kontrak Bersyarat (Voidable Contract) Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena tindakan atau ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki hak untuk memutuskan kontrak dpat juga memilih agar kontrak ditegakkan. Sebagai contoh, penanggung jawab tidak lagi terikat memenuhi kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand), tertanggung dpat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung, sacara melawan hukum, menolak pembayaran klaim. 2) Kontarak yang Cacat Hukum (Void Contract) Kontrak cacat hukum, jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk menjadi kontrak yang berlaku. Contoh : kontral asuransi yang dibeli untuk maksud illegal seperti maksud memperoleh uang pertanggungan dengan membakar rumah yang dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu secara hukum seperti seseorang dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut kontrak tersebut dianggap tidak pernah afa (void ab initio). Dalam asuransi jiwa tidak menggunakan ikatan karena agen-agennya tidak memiliki kewenanagan mengikat perusahaannya. Perlindungan sementara diberikan dalam bentuk penerimaan bersyarat (conditional receipt) yaitutergantung pada dipenuhinya persyaratan atau bukti dpata diasuransikannya (insurability) calon tertanggung. Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul 7 Hal. 7.3-7.4
2. Identifikasi dan analisislah syarat-syarat kontrak asuransi
Suatu kontrak merupakan perjajian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak maka harus dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh hukum. Ketentuan- ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasla 1320 adalah : 1) Harus ada persetujuan dari pihak-pihak yang meningkatkan diri Kontrak dimulai bila seseorang mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatau yang berharga dengan orang lain. Itu berarti bahwa salah satu pihak menawarkan dan tawaran diterima baik oleh pihak lain. Penawaran tersebut harus cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaaan penawaran harus tanpa syarat, dan dikomunikasikan secara jelas. Dalam asuransi tawaran biasanya dilakuakn melalui permohonan pertanggungan oleh calon nasabah. Metode yang paling sederhana yang biasa dipergunakan dalam asuransi kerugian adlaha permohonan lisan akepada agen. Dalam asuransi jiwa atau kesehatan mesti dilakuakn dengan permohonan tertulis. Sebelum suatu kontrak efektif, penerimaan permihonan itu adalah penting. Dalam asuransi kerugian, agen biasanya mempunyai wewenang untuk mengikat atau menerima permohonan itu bahkan tanpa menerima pembayaran dari pemohon. Jika diperlukan perlindungan bisa dimulai segera,walau baru dengan permohonana lisan dan dengan persetujuan lisan oleh agen.dalam asuransi jiwa, metode dan waktu peneriman persetujuan berbeda dengan asuransi kerugian. 2) Tujuannya harus legal (lawful objective) Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau beretentangan dengan politik pemerintahmisalnya perjanjaian menjadi tidak sah jika yang diasuransikan adalan mobil curian. Contoh lainnya jika misalnya ornag mengasuransikan rumahnya dengan niata ia akan membakar rumah itu dengan senagaja dengan harapan akan mendapat santunan asuransi. 3) Kedua belah ihak harus kompeten (Capacity) Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakuakan kontrak. Misalnya anak di bawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak kompeten untuk melakuakan perjanjian yang mengikat. Perusahaan asuransi yang belum mempunyai azin usaha merupakan pihak yang tidak kompeten. 4) Harus ada imbalan yang dipertukarkan (compensation) Imbalan yang dipertukarkana oleh kedua belah pihak untuk persetujuan itu, misalnya, adanya haka tau kewajinban. Dalam kontrak asuransi, penanggung memberikan kompensasi berupa janji bersyarat (contigent promise) untuk membayar tertanggung. Artinya, penanggung sepakat emmebayar jika hanya peristiwa tertentu terjadi. Jika peristiwa tersebut tidak terjadi, penanggung tidak perlu melakuakn pembayaran. Sebagaiganti untuk janji penanggung, tertanggung memeberikan dua hal yaitu : uang dan janji untuk menepati ketentuan dalam kontrak asuransi. Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul 7 Hal 7.5-7.7
3. Identifikasi dan analisislah usaha-usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur
kepemilikan Dilihat dari sudut pandang kepeemilikannaya, semua perusahaan yang bergerak dalam sector asuransi dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang meliputi : 1) Badan Usaha Milik Negara Badan Usaha Milik Negara sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departeen Keuangan RI. Badan Usaha Milik Negara, secara hukuam berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan khusus. Badan Usaha Milik Negara mempuntai visi dan misi yang disejalankan dengan kepentingan Pemerintah dalam menjalankan kebijakannya, terutama yang terkait dengan Keuangan, perbankan, perekonomian, perindustrian, perdagangan, perhubungan, dan sebagainya. Adapaun perusahaan-perusahaan milik negara dimaksud meliputi : a) PT Asuransi Jiwasraya b) PT Asuransi Jasaa Indonesia c) PT Asuransi Kredit Indonesia d) PT Asuransi Ekspor Indonesia e) PT. Asurandi Umum Indonesia f) PT Asuransi Jasa Raharja g) PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri h) PT Jaminaan Sosial Tenaahga Kerja i) PT Asuransi Kesehatan 2) Badan Usaha Milik Swasta Pengertian swasta di sisni adalah swasta nasional. Demikian juga dengan bentuk badan hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam bentuk Koperasi. Perusahaan swasta nasioanala sepennuhnya tunduk kapada Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Apabila perseroan terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan public maka juga harus tunduk kepada Undang-Undang tetang Pasar Modal. Pada perusahaan swasta nasionak yang berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus tunduk kepada Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahaun 1992, yang pada tanggal 30 Iktober telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasu yang baru Nomor 17 Tahun 2012. 3) Badan Usaha Milik Patungan Sesudah orde baryu memegang Pemerintahan pada tahuan 1996, maka secara bengangsur masukalah para investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman Modal Asing. Bersamaan dengan itu mereka juga membawa mitra usahanya dan perusahan-perusahan yang terkait dengan perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah Perusahaan Asuransi. Namun, sesuai dengan ketentuan yang ada di Indonesia tidak dibenartkan adantya perusahaan asuransi yang pemiliknya adalah pemodal asing murni, maka jalan keluarnya mereka melakuakn usaha patungan (joint-ventures), dengan mitra asuransi nasioanal baik dengan badan usaha milik negara maupun dengan badan usaha mikik swasta nasional. Dewasa ini perusahan asuransi dengan bentuk usaha patungan telah melakuakn usha baik dalm usaha asuaransi keruagian maupun usaha asuransi jiwa. Sumber : BMP ADBI4211 Manajeemn Risiko dan Asuransi Modul Hal 8.44