Anda di halaman 1dari 9

Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat pengakuan utang yang dijaminpembayaran bunga

dan pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. SUN digunakan oleh pemerintah untuk
membiayai kebutuhan anggaran pemerintah seperti untuk menutup defisit Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara


Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2002 tentang Surat Utang Negara.
dalam upaya lebih memaknai pengertian Surat Utang Negara tersebut kita dapat
membahasnya dikaitkan dengan posisi Surat Utang Negara dalam APBN.
Tujuan Penerbitan Surat Utang Negara

• membiayai defisit APBN


• menutup kekurangan kas jangka pendek
• mengelola portofolio utang negara

Jenis Surat Utang Negara


• Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah SUN yang berjangka waktu

maksimal 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.

• Obligasi Negara
Obligasi Negara adalah SUN yang berjangka waktu
lebih dari 12 bulan dengan kupon atau
pembayaran bunga secara diskonto.
Sebagai Instrumen Fiskal Sebagai Instrumen Investasi

Sebagai Instrumen Pasar Keuangan


Penatausahaan Surat Utang Negara Prinsip dan Syarat Surat Hutang Negara

Pencatatan kepemilikan dilakukan secara Prinsip surat utang negara (SUN) ialah surat
elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam berharga yang merupakan surat
UndangUndang Nomor 24 tahun 2002 pengakuan utang tanpa syarat dari
tentang Surat Utang Negara, penerbit. dengan dasar hukum UU No.24
kegiatanpenatausahaan yang mencakup Tahun 2001 tentang surat utang negara
pencatatan kepemilikan, kliring dan (SUN)
setelmen, serta agen pembayar bunga dan
pokok SUN dilaksanakan oleh Bank
Indonesia
Penurunan target lelang karena realisasi
Kasus Surat Hutang Negara
penerimaan negara serta optimalisasi
belanja negara dan pembiayaan non
Hasil Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 12 Oktober
utang mulai membaik. Sehingga defisit
2021 tercatat penawaran yang dari investor mencapai Rp 50,14
anggaran diprediksi lebih rendah.
triliun dari 7 seri surat utang. Masing-masing serimendapatkan
tawaran sebesar Rp 6,24 triliun untuk seri SPN03220112 (new
"Penurunan target lelang tersebut dilakukan seiring dengan membaiknya realisasi

issuance), Rp 8,61 triliununtukseri SPN12221013 (new issuance),


penerimaan negara serta optimalisasi belanja negara dan pembiayaan non utang, sehingga

Rp 13,727 triliun untuk seri FR0090 (reopening), Rp 7,35 triliun


defisit anggaran diprediksi lebih rendah,

untuk seri FR0091 (reopening).


Namun dari penawaran yang didapat dari lelang SUN hari ini menunjukkan bid to caoer ratio

yang paling tinggi sepanjang tahun 2021. "Dengan incoming bids sebesar Rp 50,15 triliun, bid

Lalu Rp 2,61 triliun untuk seri FR0088 (reopening), Rp 10,09 to cover ratio pada lelang kali ini menjadi yang tertinggi pada tahun 2021 yaitu sebesar 6,27

triliun untuk seri FR0092 (reopening) dan Rp 1,5 triliun untuk seri kali,

FR0089 (reopening). Namun dari penawaran tersebut, total


nominal yang dimenangkan dari ketujuh seri yang ditawarkan
sebesar Rp 8 triliun.
Dalam catatan Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Deni Ridwan

menjelaskan target lelang SUN hari ini diturunkan menjadi Rp 8 triliun dari target SUN dua pekan lalu Rp 12 triliun.
Contoh kasus lainnya ialah Pertimbangan Pemeringkatan. Surat hutang diperingkat pada
level yang samadengan peringkat internasional jangka panjang Issuer Default Rating
(IDR) karenasurathutang ini mencerminkan kewajiban perusahaan yang bersifat
langsung, kewajiban tanpa syarat, bukan merupakan hutang subordinasi dan tanpa
jaminan dari perusahaan. Peringkat final dari surat hutang yang akan dikeluarkan ini
akan bergantung pada dokumen yang akan diterima dikemudian hari yang
menkonfirmasikan informasi yang telah diterima sebelumnya.

Peringkat IDR BRI merefleksikan pandangan Fitch atas tingginya probabilitas


dukungan dari pemerintah terhadap BRI bila diperlukan. Hal ini didasarkan pada
kepemilikan mayoritas negara dan tingginyaresiko sistemik dalam negeri sebagai
bank domestik terbesar kedua dengan fokus pembiayaan mikro nasional.
Faktor-faktor Kenaikan peringkat Negara (BBB-/Stable) mungkin dapat
mengakibatkan perubahan peringkat IDR BRI. Penurunan profile keuangan bank
secara standalone tidakakanmempengaruhi peringkat IDR BRI. Namun,
perubahan negative atas pandangan Fitch terhadap kemauan dan kemampuan
pemerintah Indonesia untuk mendukung BRI termasuk penurunan kepemilikan
yang material ataupenurunan peringkat negara dapat menyebabkan perubahan
negatif pada peringkat bank.

Anda mungkin juga menyukai