Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Cara Pembuatan dan Contoh Produk

Sabun merupakan salah satu produk yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari
manusia untuk membersihkan badan dari debu dan kotoran yang menempel di kulit. Produk
sabun mandi telah berkembang menjadi kebutuhan primer di seluruh lapisan masyarakat. Sabun
dapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur. Dengan kata lain sabun dapat digunakan sebagai obat yaitu dengan
membersihkan tubuh sehingga kemungkinan terserang penyakit akan berkurang.

Berikut adalah contoh produk sabun dengan memanfaatkan bahan bunga sebagai
campuran pembuatan sabun:

2.3.1 Sabun Antibakteri Berbahan Ekstrak Bunga Kenanga dan VCO

Virgin Coconut Oil (VCO) dan ekstrak bunga kenanga dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti antibakteri sintetik dalam pembuatan sabun mandi padat transparan.
VCO dan asam laurat yang dikombinasikan dengan asam laktat mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. VCO juga dapat menghambat pertumbuhan
Clostridium difficile, bakteri penyebab penyakit diare (Shilling et al., 2013). Dusturia et
al. (2016) melaporkan bahwa perasan bunga kenanga bersifat antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus. Ekstrak n-butanol bunga kenanga mampu menghambat sangat
kuat beberapa bakteri patogen pada manusia. Minyak atsiri bunga kenanga digunakan
dalam aromaterapi dan diyakini efektif dalam mengobati depresi, tekanan darah tinggi,
dan kecemasan.

Sabun dibuat dengan menggunakan bahan-bahan kimia seperti: bungan kenanga.


asam stearat, NaOH, gliserin, sukrosa, Cocamid DEA, NaCl, akuades, alkohol, indikator
metil orange, indikator fenolftalein, etanol, KOH, dan HCl. Bahan lain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Virgin Coconut Oil (VCO), minyak zaitun, dan sabun
antibakteri yang ada di pasaran. Sedangkan perlatan yang diperlukan adalah: seperangkat
alat gelas, gunting, neraca analitik, satu set alat destilasi uap, termometer, klem dan statif,
cawan petri, laminar air flow, inkubator, cotton bud, mikroskop, autoklaf, mistar, ose,
aluminium foil, bunsen, kaki tiga, cetakan sabun, oven, desikator, ball filler, hotplate,
panci, buret, kertas saring, penangas air, dan serbet.
Cara Kerja yang dilakukan adalah sampel bunga kenanga dicuci bersih dan
dikeringkan. Sampel dipotong kecil-kecil, selanjutnya dikering-anginkan. Bunga kenanga
yang sudah kering kemudian digiling menjadi serbuk. Sebanyak 500 g serbuk bunga
kenanga dimaserasi dengan 2 liter etanol selama 2 hari, selanjutnya ekstrak dipekatkan,
Formula sabun yang digunakan menggunakan formula terbaik berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan. Proses pembuatan sabun diawali dengan mencampurkan fraksi
lemak, yaitu asam stearat dan minyak VCO dan minyak zaitun dengan alkali yaitu NaOH
30% pada suhu 35˚C. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan
lengket yang menunjukkan terbentuknya stok sabun. Kemudian ke dalam stok sabun
ditambahkan bahan tambahan lainnya seperti gliserin, sukrosa, cocamid-DEA, NaCl,
akuades dan minyak atsiri serai dapur. Adonan kemudian diaduk hingga homogen. Sabun
dituangkan ke dalam cetakan dan didiamkan selama ±24 jam pada suhu ruang. Setelah
sabun didiamkan selama 3-4 minggu (proses aging), selanjutnya dilakukan evaluasi
mutunya yang mengacu pada SNI-06-3532-1994 mengenai syarat mutu sabun mandi
padat yang meliputi kadar air, jumlah asam lemak tersabunkan, asam lemak bebas/alkali
bebas, lemak tak tersabunkan, dan minyak mineral.

2.3.2 Sabun Antibakteri Dari Ekstrak Daun Stevia dan Bunga Cengkeh

Tanaman stevia berefek sebagai antibakteri karena adanya senyawa bioaktif


seperti stevioside, alkaloid, flavonoid, dan tannin. Stevia mengandung antioksidan alami
yang penting untuk pencegahan kanker, selain itu stevia memiliki kalori yang rendah
dibandingkan dengan gula. Biasanya stevia digunakan sebagai pemanis pada makanan,
minuman dan juga obat-obatan (Harismah dkk., 2018).

Cengkeh memiliki beberapa manfaat sebagai analgesik, antiemetik, antijamur,


antiseptik, antiinflamasi dan antibakteri. Kemampuan bunga cengkeh sebagai antibakteri
karena cengkeh memiliki minyak atsiri yang mengandung eugenol. Mekanisme
antibakteri pada bunga cengkeh yaitu menyebabkan perubahan pada komponen
makromolekul dari bakteri seperti merusak membran sel, membran protein inaktif secara
irreversible dan menyebabkan kerusakan asam nukleat (Azizah, dkk., 2017).
Alat yang digunakan dalam pembuatan sabun ini terdiri dari ayakan, batang
pengaduk, blender, botol timbang, cawan petri, cawan porselin, cetakan sabun, desikator,
Erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, hot plate, incubator, kaca arloji, Magnetic stirrer,
mikropipet, neraca digital, oven, pH meter, pinset, pipet tetes, tabung reaksi Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu akuades, asam stearat, cocamide DEA, daun stevia,
etanol, gliserin, minyak kelapa, bunga cengkeh, NaCl, NaOH, dan sukrosa.

Prosedur pembuatan sabun ini diawali dengan pembuatan ekstrak daun stevia
yaitu ekstrak daun stevia dibuat dengan cara maserasi. Daun stevia dikeringkan dengan
bantuan sinar matahari agar kadar air nya berkurang, setelah itu dihaluskan dengan
blender hinggan berbentuk serbuk halus. Serbuk kemudian diayak dengan ayakan 40
mesh dan ditimbang hingga 250 gram dan dilarutkan dengan 1 L etanol 70% selama 5
hari. Hasil yang diperoleh disaring menggunakan kertas saring, setelah itu diupkan dari
sisa pelarutnya dengan alat rotary evaporator hingga didapat ekstrak pekat.

Masuk ke prosedur selanjutnya yaitu pembuatan sabun diawali dengan


mencampurkan fraksi lemak, yaitu asam stearat dan minyak VCO dengan alkali yaitu
NaOH 30%. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan menjadi keras dan lengket
yang menunjukkan terbentuknya stok sabun. Kemudian ke dalam stok sabun
ditambahkan bahan tambahan lainnya seperti gliserin, sukrosa, cocamid-DEA, NaCl,
akuades, ekstrak stevia dan ekstrak bunga cengkeh dengan variasi konsentrasi 0; 1; 2; dan
3 gram yang diaduk dengan kecepatan pengadukan 500 rpm selama 50 menit. Adonan
kemudian diaduk hingga homogen. Setelah proses pembuatan sabun selesai, sediaan
dituang pada wadah cetakan sabun yang telah dilapisi dengan plastik wrap dan didiamkan
selama 1 hari. Selanjutnya sabun yang sudah kering dipisahkan dari wadahnya, kemudian
masuk pada proses pengeringan didiamkan selama 2 minggu untuk hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, A. Suswati, I. & Agustin, SM., 2017. Efek Antimikroba Ekstrak Bunga Cengkeh
(Syzygium aromaticum) Terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Secara In Vitro. 13(1). 31-35.
Dusturia, N., Hikamah, S.R., Sudiarti, D. 2016. Efektivitas Antibakteri Bunga Kenanga
(Cananga odorata) dengan Metode Konvensional terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
aureus. Bioshell, 5(1): 324 – 332.
Harismah, K., Mirzaei, M. dan Fuadi, A. M. (2018). Stevia rebaudiana in Food and Beverage
Applications and Its Potential Antioxidant and Antidiabetic: Mini Review. Advanced
Science Letters, 24(12), 9133-9137.
I. M. Kusumawardani., M. Rifqi., L. Mastur., K. Harismah. 2021. PEMBUATAN SABUN
PADAT ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK DAUN STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni)
DAN BUNGA CENGKEH. ARTIKEL PEMAKALAH PARALEL. p-ISSN: 2527-533X.
Shilling, M., Matt, L., Rubin, E., Visitacion, M.P., Haller, N.A., Grey, S.F., Woolverton, C.J.
2013. Antimicrobial Effects of Virgin Coconut Oil and Its Medium-Chain Fatty Acids on
Clostridium difficile. J. Med. Food, 16 (12): 1079–1085.
W.S. Rita., I.W. Suirta., E. Sahara., I.A.R.A. Asih. 2019. Pemanfaatan VCO dan Ekstrak Bunga
Kenanga dalam Pembuatan Sabun Antibakteri Di Desa Ababi Kecamatan Abang
Karangasem. Buletin Udayana Mengabdi. VOL 18 NO 2.

Anda mungkin juga menyukai