0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas latar belakang masalah kebersihan dan infeksi kulit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sabun digunakan untuk mencegah infeksi kulit namun banyak sabun menggunakan bahan kimia sintetik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penelitian ini akan mengevaluasi potensi minyak kelapa, stevia, dan cengkeh sebagai bahan alami pembuatan sabun dan uji
Dokumen ini membahas latar belakang masalah kebersihan dan infeksi kulit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sabun digunakan untuk mencegah infeksi kulit namun banyak sabun menggunakan bahan kimia sintetik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penelitian ini akan mengevaluasi potensi minyak kelapa, stevia, dan cengkeh sebagai bahan alami pembuatan sabun dan uji
Dokumen ini membahas latar belakang masalah kebersihan dan infeksi kulit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Sabun digunakan untuk mencegah infeksi kulit namun banyak sabun menggunakan bahan kimia sintetik yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Penelitian ini akan mengevaluasi potensi minyak kelapa, stevia, dan cengkeh sebagai bahan alami pembuatan sabun dan uji
Kebersihan merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga dan memelihara kesehatan pribadi serta lingkungan. Infeksi kulit masih menjadi suatu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di Indonesia. Jalur utama penularan infeksi adalah melalui tangan yang terkontaminasi bakteri patogen. Penggunaan sabun merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari infeksi bakteri.Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dan asam lemak yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh. Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi akan menghasilkan produk sampingan berupa gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak menghasilkan gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, dan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali . (Widyasanti, dkk., 2017) Sabun terdiri dari dua jenis yaitu sabun padat dan sabun cair. Masyarakat lebih banyak menggunakan sabun cair karena lebih praktis dan efisien. Peredaran sabun dengan bahan alami di pasaran masih sangat sedikit, sebagian besar menggunakan senyawa kimia sintetik sebagai bahan utama pembuatan sabun. Senyawa tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit yang memiliki sensitivitas tinggi. Gangguan kesehatan dapat berupa alergi maupun iritasi, oleh sebab itu diperlukan alternatif bahan pembuatan sabun dari bahan alami.( Widyasanti, dkk., 2016) Minyak kelapa merupakan minyak yang mengandung asam palmitat (C16H32O2) yang cukup tinggi, yaitu sebesar 41,7%. Fungsi dari asam palmitat ini dalam pembuatan sabun adalah untuk kekerasan sabun dan menghasilkan busa yang stabil. Konsumen beranggapan bahwa sabun dengan busa yang melimpah mempunyai kemampuan membersihkan kotoran dengan baik. Minyak kelapa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Streptococcus mutans dengan mengevaluasi efeknya pada model biofilm yang terbentuk pada lempeng mikrotiter berlapis saliva. Juga telah dilaporkan bahwa ekstrak asam lemak yang diperoleh setelah hidrolisis lemak kelapa menunjukkan potensi antimikroba yang tinggi terhadap bakteri gram positif, B. cereus dan L. monocytogenes dan bakteri gram negatif,E. coli dan S. Enteritidis (Parfence, dkk., 2013). Tanaman lain yang mengandung senyawa antibakteri yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan sabun yaitu Stevia. Stevia adalah tanaman yang berasal dari Paraguay, saat ini budidaya stevia juga sedang dikembangkan di Indonesia. Tanaman stevia berefek sebagai antibakteri karena adanya senyawa bioaktif seperti stevioside, alkaloid, flavonoid, dan tannin (Wenda dkk., 2017). Selain itu Cengkeh (Syzygium aromaticum) yang merupakan tanaman asli Maluku merupakan tanaman herbal yang telah lama digunakan di negara-negara Timur Tengah dan Asia. Cengkeh digunakan sebagai obat tradisional dalam penyembuhan berbagai macam penyakit, dan juga penyedap masakan. Cengkeh memiliki beberapa manfaat sebagai analgesik, antiemetik, antijamur, antiseptik, antiinflamasi dan antibakteri. Kemampuan bunga cengkeh sebagai antibakteri karena cengkeh memiliki minyak atsiri yang mengandung eugenol. Mekanisme antibakteri pada bunga cengkeh yaitu menyebabkan perubahan pada komponen makromolekul dari bakteri seperti merusak membran sel, membran protein inaktif secara irreversible dan menyebabkan kerusakan asam nukleat (Azizah, dkk., 2017). Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang bersifat patogen. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, bahkan menyebabkan supurasi dan septikemia fatal. S. aureus sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma, dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler. Bakteri ini tersebar bebas di udara dan menempel pada kulit-kulit manusia (Parfence, dkk., 2013). Pembuatan sabun dengan menggunakan bahan alami minyak kelapa,steva dan cengkeh ini melalui tahapan ekstraksi, metodenya disebut dengan maserasi. Metode ini merupakan metode ekstraksi padat menjadi cair yang paling banyak digunakan yaitu dengan cara perendaman simplisia dengan pelarut yang tepat pada suhu ruang. Maserasi dapat menggunakan berbagai macam pelarut diantaranya adalah metanol dan etanol.Metanol merupakan pelarut organik yang bersifat polar, dan merupakan jenis alkohol dengan struktur paling sederhana. Etanol atau etil alkohol adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Sifatnya tidak beracun dan juga dapat menarik senyawa- senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan polar . Menurut penelitian Agusta (2016), penggunaan etanol 80% dinilai lebih efektif dalam melarutkan ekstrak yang digunakan. Larutan etanol 80% juga dapat memberikan kemampuan menghambat bakteri. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diadakan penelitian guna mendapatkan data dan bukti ilmiah tentang pemanfaatan minyak kelapa,stevia dan cengkeh yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian ini akan menggunakan pelarut polar yaitu etanol dan metanol untuk mengekstraksi senyawa antibakteri dari kulit pisang mas dan juga serai dengan menggunakan metode maserasi. .