Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Advokasi Penambahan Teknologi RDV untuk Pengelolaan Sampah di Kota

Depok

Outline: masalah sampah kota depok, dampak sampah ke kesehatan, pentingnya pengelolaan
sampah (kayak sampah masih di timbun di TPA  makin menumpuk  perlu pengelolaan lebih
lanjut  sesuai dengan PP memanfaatkan teknologi  jelasin RDF dan manfaatnya

Ada rencana pemindahan TPA  hanya memindahkan masalah te tempat lain  metode yg
digunakan depok juga Cuma bank sampah tidak ada cara lain sehingga dibutuhkan RDF

Masalah Sampah di Kota Depok

Sampah masih menjadi permasalahan yang serius di Kota Depok, Jawa Barat. Berdasarkan data
dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) pada tahun 2019, jumlah volume sampah
yang dihasilkan di Kota Depok mencapai 1.300 ton per harinya. Bahkan jumlah tersebut semakin
bertambah seiring dengan terjadinnya pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat terjadi mengingat
aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan dirumah sehingga menyebabkan volume
sampah rumah tangga meningkat. Upaya pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas
kebersihan juga ikut mengalami hambatan selama pandemi Covid-19.

Depok hanya memiliki 1 TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yaitu TPA Cipayung yang hingga
saat ini masih diandalkan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Namun, kapasitas TPA
Cipayung juga telah mengalami overkapasitas untuk menampung sampah. Volume sampah yang
semakin meningkat disertai dengan TPA Cipayung yang sudah melebihi kapasitas menyebabkan
gunungan sampah semakin tinggi dan memicu timbulnya longsor. Pemerintah Kota Depok
kemudian membuat rencana pemindahan pembuangan sampah dari TPA Cipayung ke TPA Lulut
Nambo di Kabupaten Bogor. Namun pemindahan tersebut juga disinyalir hanya memindahkan
masalah dari satu tempat ke tempat lain. Penggunaan cara sistem open dumping yaitu cara
menumpuk sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa disertai dengan langkah
penguraian yang tepat masih dianggap sebagai cara yang salah dan dapat membahayakan
lingkungan.

Pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan timbulnya
masalah baru. Penumpukan sampah yang terjadi di TPA dapat mengakibatkan masalah
lingkungan seperti timbulnya bau tidak sedap, pencemaran tanah yang juga berdampak pada
pencemaran air tanah. Selain itu, cara penguraian sampah dengan membakar sampah juga akan
mengakibatkan pencemaran udara. Selain masalah lingkungan, masalah sampah yang semakin
berkembang juga akan berimbas pada masalah kesehatan. Timbulnya bau tidak sedap yang
disebabkan oleh gunungan sampah juga dapat mengundang berbagai serangga seperti nyamuk
dan lalat dapat menyebabkan penyakit DBD. Cara penguraian sampah menggunakan metode
pembakaran juga dapat menganggu kesehataan masyarakat seperti batuk, sesak nafas dan iritasi
mata. Pencemaran air yang terjadi di sekitar lokasi TPA juga dapat menyebabkan gangguan kulit
pada manusia. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengelolaan sampah yang efektif
dengan menggunakan cara-cara yang tepat.

Terbentuknya kebijakan baru mengenai pengadaan teknologi


Refuse Derived Fuel atau RDF guna mengurangi volume sampah
dengan memanfaatkannya secara maksimal (dihasilkan bahan
bakar dari sampah) di Kota Depok, Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai