Anda di halaman 1dari 5

Pengenalan Open Layer

1. OpenLayer Dasar
OpenLayer adalah sebuah library yang mendukung cara cepat untuk membuat aplikasi
pemetaan dan menampilkanmnya pada sebuah jendela web (browser). Library ini
membantu pengembang dalam mengintegrasikan data dari berbagai sumber melalui sebuah
API, dan menghasilkan aplikasi pemetaan yang yang responsif.
Modul ini memperkenalkan konsep dasar OpenLayer untuk membuat dan menampilkan
peta.
1.1. Membuat Sebuah Peta
Dalam OpenLayer, sebuah peta didefinisikan sebagai koleksi/kumpulan beberapa layer dan
berbagai kontrol yang berhubungan dengan interaksi pengguna dengan aplikasi. Sebuah
peta, terbagi dalam 3 komponen dasar, yakni: markup, style declarations, dan
initialization code.
1.1.1. Bekerja dengan OpenLayer
Perhatikan contoh kode di bawah ini:
<!DOCTYPE html> <html> <head> <title>My Map</title> <link rel="stylesheet"
href="openlayers/theme/default/style.css" type="text/css"> <style> #map-­‐id {
width: 512px; height: 256px; } </style> <script
src="openlayers/lib/OpenLayers.js"></script> </head> <body> <h1>My Map</h1>
<div id="map-­‐id"></div> <script> var map = new OpenLayers.Map("map-­‐id");
var imagery = new OpenLayers.Layer.WMS(
"Global Imagery", "http://maps.opengeo.org/geowebcache/service/wms",
{layers: "bluemarble"} ); map.addLayer(imagery);
map.zoomToMaxExtent(); </script> </body> </html>

1. Kopi kode html di atas, simpan dalam folder kerja, dan berinama “map.html”.
2. Buka file tersebut menggunakan web browser:
http://localhost:8080/[folder_kerja_anda]/map.html
Tampilan dalam jendela
web browser.

2.1. Bagian dari Peta


Seperti yang telah disajikan sebelumnya pada bagian 2.1.1, sebuah peta dihasilkan
melalui integrasi 3 komponen dasar, yakni: markup, style declarations, dan initialization
code. Selanjutnya, kita akan membahas lebih detil ketiga komponen tersebut.
2.1.1. Map Markup
Markup untuk peta pada contoh sebelumnya terdapat pada baris kode berikut:
<div id="map-­‐id"></div>

Elemen <div> pada kode di atas akan berperan sebagai kontainer atau tempat untuk
menampilkan peta. Pada contoh di atas, kita menggunakan elemen <div> , namun dapat
pula menggunakan elemen html lainnya.
Pada contoh di atas, kontainer tersebut diberikan sebuah atribut id, sebagai penanda dan
memudahkan dalam merujuknya.
2.1.2. Map Style
OpenLayer hadir dengan sebuah stylesheet baku yang berkaitan dengan bagaimana sebuah
map dan elemen di dalamnya harus disajikan/ditampilkan. Pada contoh kode sebelumnya,
secara explisit, stylesheet tersebut dipanggil dalam baris kode sebagai berikut:
<link rel="stylesheet" href="openlayers/theme/default/style.css" type="text/css">

Dalam stylesheet baku tersebut, belum ditetapkan ukuran dari peta yang harus dsajikan
dalam browser, karenanya kita harus menetapkan ukuran peta dengan membuat style baru
yang berisi definisi dari ukuran peta dan dituliskan di dalam elemen style, sebagai
berikut:
<link rel="stylesheet" href="openlayers/theme/default/style.css" type="text/css"> <style> #map-­‐id { width:
512px; height: 256px; } </style>

Berdasarkan kode style di atas, peta yang akan disajikan melalui kontainer yang diberi
atribut “map-­‐id”, memiliki ukuran lebar 512 piksel dan tinggi 256 piksel.
Deklarasi style ini, merupakan bagian dari elemen <head> dari sebuah
dokumen/halaman html. Dalam desain aplikasi web, umumnya style disimpan dalam
sebuah file “css” yang kemudian dipanggil secara eksplisit dalam halaman html.
2.1.3. Map Initialization
Langkah selanjutnya dalam membuat peta, adalah menyertakan beberapa baris kode
inisialisasi. Pada contoh di atas, kode-­‐kode tersebut diletakan di dalam elemen <script>.
<script> var map = new OpenLayers.Map("map-­‐id"); imagery = new OpenLayers.Layer.WMS(
"Global Imagery", http://maps.opengeo.org/geowebcache/service/wms", {layers: "bluemarble"}
); map.addLayer(imagery); map.zoomToMaxExtent(); </script>

Kode inisialisasi ini memerlukan library OpenLayer. Oleh karena itu, library OpenLayer
harus dipanggil terlebih dahulu dan diletakan dalam elemen <head>, sebagaimana dapat
dilihat dalam contoh sebelumnya, tertulis: <script
src="openlayers/lib/OpenLayers.js"></script>
Mari kita lihat lebih detil kode inisialisasi tersebut. Pada baris pertama tertulis,
var map = new OpenLayers.Map("map-­‐id");

Kode ini merupakan perintah untuk membuat sebuah objek peta baru dengan nama
variable “map” dan mengarahkan letak/tempat objek peta yang dihasilkan. Dalam contoh
ini, peta yang dihasikan akan dikembalikan/ditempatkan pada atribut dengan nama
“map-­‐id”.
Baris-­‐baris kode berikutnya berisi perintah-­‐perintah untuk menampilkan peta, sebagai
berikut:
var imagery = new OpenLayers.Layer.WMS( "Global Imagery",
"http://maps.opengeo.org/geowebcache/service/wms", {layers: "bluemarble"} );
map.addLayer(imagery);

Hal penting yang harus dipahami, bahwa tampilan peta akan merupakan koleksi atau
kumpulan dari beberapa layer. Untuk menampilkan peta, minimal satu layer harus
ditetapkan dalam kode di atas. Baris kode berikutnya adalah untuk mengatur nilai
pembesaran (zoom).
map.zoomToMaxExtent();

Perintah di atas mendefinisikan pembesaran pada nilai “maximum extent” dari peta, yang
secara default dalam koordinat geografis.

2.2. Sumber dan Referensi OpenLayer


OpenLayer kaya adalah library yang kaya akan fungsi-­‐fungsi untuk aplikasi pemetaan
berbasis web. Developer telah menyusun dan memberikan contoh-­‐contoh dari setiap
fungsi-­‐fungsi yang ada dalam OpenLayer, yang memungkinkan developer lainnya
melakukan eksplorasi jauh dan bahkan memulai membuatnya dari awal.
Beberapa sumber yang bermanfa’at untuk eksplorasi OpenLayer:
1. Contoh-­‐contoh penggunaan OpenLayer: http://openlayers.org/dev/examples/
2. Dokumentasi OpenLayer: http://docs.openlayers.org/
3. Dokumen Referensi API: http://dev.openlayers.org/apidocs/files/OpenLayers-­‐
js.html
4. Bergabung dalam komunitas OpenLayer:
4.1. Users list http://lists.osgeo.org/mailman/listinfo/openlayers-­‐users
4.2. Developers list http://lists.osgeo.org/mailman/listinfo/openlayers-­‐dev

Anda mungkin juga menyukai