Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“DASAR – DASAR AKHLAK”

OLEH :

A1 AKUNTANSI

KELOMPOK 11 :

1. ARI SAPUTRA (222021025)


2. MUHAMMAD RIF’AT QINTARA (222021024)

GURU PEMBIMBING :

AHMAD MUSTAMI, S.Pd.i, M.Pd.I.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhlak bisa dibentuk melalui kebiasaan. Seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan
tunduk kepada-Nya merupakan ciri-ciri orang yang mempunyai akhlak. Oleh karena itu
seseorang yang sudah benar-benar memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
timbul dari hasil perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang
menyatu membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian.

Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam.


Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah
yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik, yakni pembuatan itu selalu diulang-
ulang dengan kecenderungan hati (sadar).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian akhlak?


2. Apa sumber-sumber akhlak?
3. Apa perbedaan akhlak, moral, dan etika?
4. Apa kedudukan akhlak dalam islam?
5. Apa hubungan aqidah, ibadah, dan akhlak?
6. Ruang lingkup pembahasan akhlak, yaitu :
A. Akhlak Mahmudah
B. Akhlak Mazmumah

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian, sumber akhlak
2. Mengetahui perbedaan akhlak, moral, dan etika
3. Mengetahui kedudukan, dan hubungan aqidah, ibadah, dan akhlak
4. Mengetahui ruang lingkup pembahasan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAK
Menurut bahasa (etimologi) kata akhlak ialah bentuk jamak dari kata khuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluk sama dengan kata
ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.

B. SUMBER - SUMBER AKHLAK


1. Al-Qur’an

Sumber utama akhlak adalah al-Qur'an. Tolak ukur baik buruknya akhlak adalah
al-Qur'an. Hal ini logis, karena kebenaran al-Qur'an bersifat objektif, konprehensif, dan
universal. Akhlak mengandung kebenaran objektif, komprehensif, dan universal tidak
mungkin didasarkan pada pemikiran manusia, karena pemikiran manusia itu kebenarannya
bersifat subjetif, sektoral dan temporal.

Sumber hukum dan peraturan yang mengatur tingkah laku dan akhlak manusia,
al-Qur'an menentukan sesuatu yang halal dan yang haram, apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Al-Qur'an menentukan bagaimana sepatutnya kelakukan
manusia. Al-Qur'an juga menentukan perkara yang baik dan yang tidak baik, karena itu
al-Qur'an menjadi sumber yang menentukan akhlak dan nilai-nilai kehidupan.

2. As-Sunnah

Sumber akhlak yang kedua adalah al-Sunnah al-maqbulah atau al-Sunnah al-
shahihah. Pernyataan ini didasarkan pada firman Allah SWT yang menegaskan pentingnya
seorang muslim mengikuti perintah dan larangan Rasulullah SAW dan menjadikan sumber
petunjuk dan tauladan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai ekpresi kecintaan kepada Allah
SWT. Dalam firman Allah ditegaskan, yang artinya “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 3 Ali-Imran;31)

Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh ‘Aisyah ra. Diriwayatkan
oleh Imam Muslim. Dari ‘Aisyah ra. Berkata: Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu adalah al-
Qur’an. (HR. Muslim). Hadits Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau,
merupakan sumber akhlak yang kedua setelah al-Qur’an. Segala ucapan dan perilaku beliau

senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah berfirman yang artinya “Dan Tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S 53 an-Najm: 3-4)

C. PERBEDAAN AKHLAK, MORAL, DAN ETIKA


Ada dua istilah yang butuh penjelasan ketika kita mem- bicarakan topik tentang
akhlak. Dua istilah adalah moral dan etika.

1. Perbedaan Akhlak dengan Moral

Istilah moral berasal dari bahasa Latin mores, yaitu bentuk plural dari mos, yang
berarti adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa'moral
adalah baik buruk dari perbuatan dan kelakuan' (Poerwardarmita, 1982: 654). Dalam
Ensiklopedi Pendidikan yang dikutip oleh Ainur Rohim Faqih, dkk. (1998;91), moral
dikatakan sebagai "nilai" dasar dalam masyarakat untuk menetukan baik-buruknya suatu
tindakan yang pada akhirnya menjadi adat istiadat masyarakat tersebut", Memperhatiakan
definisi di atas, dapat dikatakan bahwa baik buruknya suatu perbuatan, secara moral hanya
bersifat lokal.

2. Perbedaan Akhlak dan Etika

Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan, ia membicarakan
tentang kebiasaan (perbuatan), tetapi bukan menurut arti tata-adat, melainkan tata-adab, yaitu
berdasar pada inti sari atau sifat dasar manusia, baik dan buruk. Dengan demikian, etika
adalah teori tentang perbuatan manusia yang ditimbang menurut baik buruknya (Mudlofar
Achmad, 15), memperjelas pengertian etika dengan berpendapat bahwa etika adalah "ilmu
yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya di lakukan seseorang
kepada sesama, menyatakan tujuan perbuatan seseorang, dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan".

D. Kedududukan Akhlak dalam Islam


Akhlak menduduki peranan penting dalam kehidupan manusia, menjadi standar nilai
bagi suatu bangsa atau menjadi ukuran nilai pribadi seseorang. Oleh karena itu, untuk melihat
kualitas seseorang, dapat dinilai dari kualitas akhlaknya, baik akhlak pribadi, baik pula
masyarakat, bangsa dan negara.

Islam memandang akhlak itu sangat penting untuk mewujudkan kedaimaian dan
keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya Nabi Muhammad diutus untuk
memperbaiki akhlak manusia, sehingga tercipta ketentran. Sebagaimana hadits Nabi yang
artinya : Sesungguhnya aku di utus adalah untuk menyempurnakan akhlak. (HR. Bukhari).

E. Hubungan Aqidah, Ibadah, dengan Akhlak


Pada dasarnya antara aqidah, ibadah (syari'ah) dan akhlak itu, merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Aqidah itu sebagai dasar
keyakinan, menjadi pondasi dalam Islam. Sedangkan ibadah itu sebagai syari'at yang
ditegakkan, yang menjadi indikator dari iman seseorang. Kemudian akhlak merupakan sistem
nilai prilaku seseorang yang menyatakan dirinya beriman dan telah melaksanakan ibadah
(syari'ah), disinilah letak arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama.

Oleh karena itu ketiga elemen tersebut harus terintegrasi dalam diri setiap muslim,
dengan demikian , disebut muslim yang baik adalah mengamalkan ajaran Islam secara utuh,
tidak memilih dan memilah ajaran yang hanya menurut kesukaannya saja, sementara yang
lain ditinggalkan. Sesuai dengan firman Allah. (QS 2 al-Baqarah : 208) yang artinya "Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu
turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu".

F. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlak


Akhlak memiliki karakteristik yang universal. Artinya ruang lingkup akhlak dalam
pandangan Islam sama luasnya dengan ruang lingkup pola hidup dan tindakan manusia
dimana ia berada. Sesungguhnya pembahasan akhlak itu, mencangkup seluruh aspek
kehidupan, tidak ada yang terlepas dari kajian akhlak, namun demikian dalam kesempatan
ini, kami hanya akan membicarakan tentang akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah
terhadap Allah, rasulNya, pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan alam.

1). Akhlak Mahmudah


Akhlak mahmudah ialah semua sikap yang di perintahkan oleh alquran dan sunnah yang
meliputi:

A. Akhlak terhadap Allah

B. Akhlak terhadap Rasul

C. Akhlak Kepada Pribadi

D. Akhlak Kepada Keluarga

E. Akhlak kepada masyarakat

F. Akhlak Kepada Negara


2). Akhlak Muzmumah
Akhlak Mazmumah ialah semua sikap atau prilaku yang dilarang oleh Al Qur’an dan As
Sunnah, yang meliputi :

A. Akhlak Kepada Allah

B. Akhlak Kepada Rasul

C. Akhlak Pada Pribadi

D. Akhlak kepada keluarga

E. Akhlak Kepada Masyarakat

F. Akhlak Bernegara
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa yang mendorong seseorang melakukan
tindakan tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Akhlak bertujuan
membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia
senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan
sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Akhlak juga punya peranan
untuk menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi
kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau
pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh  akhlak agar manusia
terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

Anda mungkin juga menyukai